0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
122 tayangan3 halaman
PT. Beringin Bangun Utama dituduh melakukan tindak pidana korupsi dalam proyek pembangunan pengendali banjir di Bengkulu tahun 2014. Korporasi ini diduga menerima pembayaran penuh dari pemerintah meskipun pekerjaan belum selesai sesuai kontrak, menyebabkan kerugian negara sebesar Rp3,76 miliar. Direktur Utama Christopher O Dewabrata dipertanggungjawabkan atas perbuatan korporasi ini.
PT. Beringin Bangun Utama dituduh melakukan tindak pidana korupsi dalam proyek pembangunan pengendali banjir di Bengkulu tahun 2014. Korporasi ini diduga menerima pembayaran penuh dari pemerintah meskipun pekerjaan belum selesai sesuai kontrak, menyebabkan kerugian negara sebesar Rp3,76 miliar. Direktur Utama Christopher O Dewabrata dipertanggungjawabkan atas perbuatan korporasi ini.
PT. Beringin Bangun Utama dituduh melakukan tindak pidana korupsi dalam proyek pembangunan pengendali banjir di Bengkulu tahun 2014. Korporasi ini diduga menerima pembayaran penuh dari pemerintah meskipun pekerjaan belum selesai sesuai kontrak, menyebabkan kerugian negara sebesar Rp3,76 miliar. Direktur Utama Christopher O Dewabrata dipertanggungjawabkan atas perbuatan korporasi ini.
PT. BERINGIN BANGUN UTAMA yang berdiri berdasarkan Akte Pendirian
Perseroaan Terbatas dihadapan Buntario Tigris Darmawa NG, Notaris di Jakarta Nomor : 181 tanggal 15 April 2011, dengan Direktur Utamanya yaitu Christopher O Dewabrata. Pada Januari 2014, PT. Beringin Bangun Utama melalui pengurusnya Christopher O. Dewabrata selaku Direktur Utama, memasukan dokumen penawaran yang ditujukan kepada Pokja Pengadaan melalui Website www.pu.go.id melalui proses pelelangan. Pada tanggal 23 September 2011, PT. Beringin Bangun Utama, yang menggunakan alamat di Jl. Bendungan Hilir Jatiluhur No.70.C Gedung Centriflix Jakarta Pusat diumumkandan ditetapkan sebagai Pemenang pelelangan umum oleh Panitia Pengadaan dengan harga penawaran Rp.9.026.616.200,- (Sembilan milyar dua puluh enam juta enam ratus enam belas ribu dua ratus rupiah). Kemudian berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) Nomor : 11/SPPBJ/PPK-II/SNVT-PJSA/2014 tanggal 24 Maret 2014 yang ditandatangani Sofyan Uyub selaku Pejabat Pembuat Komite, menetapkan PT. Beringin Bangun Utama sebagai pelaksana Pekerjaan Pengendali Banjir Air Bengkulu Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014 dan diumumkan sebagai pemenang lelang berdasarkan Surat Pengumuman Panitia Pengadaan No. KU.03.01/PAN-PJSA/BWS.S.VII/269.g/ 2014 tanggal 10 Maret 2014. Setelah PT. Beringin Bangun Utama ditetapkan sebagai penyedia barang/jasa (kontraktor) dan PT. Delima Laksana Tata sebagai penyedia jasa konsultan (konsultan teknis pengawasan) untuk Pekerjaan Pengendali Banjir Air Bengkulu Kota Bengkulu Tahun Anggaran 2014, selanjutnya dilakukan penandatanganan Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Pekerjaan Pembangunan Pengendali Banjir Air Bengkulu Kota Bengkulu TA. 2014, Nomor : HK 02. 03/SPHS/PPKSP. II/SNVT-PJSA/20/2014 pada tanggal 01 April 2014 yang ditandatangani Sofyan Uyubselaku PPK (Pihak I) dan PT. Beringin Bangun Utama melalui pengurusnya Christopher O Dewabrata sebagai Direktur Utama selaku penyedia barang/ jasa atau selaku kontraktor pelaksana Pekerjaan Pembangunan Pengendali Banjir Air Bengkulu Kota Bengkulu TA. 2014 (Pihak II) dengan nilai kontrak Rp.9.026.616.200,- (Sembilan milyar dua puluh enam juta enam ratus enam belas ribu dua ratus rupiah ) dengan jangka waktu pelaksanaan selama 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender terhitung mulai tanggal 01 April 2014 sampai 01 Desember 2014. Setelah penandatangan kontrak proyek pun dimulai, namun seiring berjalannya pengerjaan proyek PT. Beringin Bangun Utama selaku kontraktor pada pekerjaan Pembangunan Pengendali Banjir Air Bengkulu Kota Bengkulu TA. 2014 yang tidak sesuai dengan kontrak, tetapi tetap menerima pembayaran dari Kementerian Pekerjaan Umum Dirjen SDA SNVT (Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu) selaku pengguna barang yang seolah-olah pekerjaan telah dilaksanakan mencapai 100%. Kemudian dilakukanlah pemeriksaan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), ditemukan dalam Laporan Hasil Audit dalam Rangka Perhitungan Kerugian Keuangan Negara pada pekerjaan kegiatan Pembangunan Pengendali Banjir Air Bengkulu Kota Bengkulu pada Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber daya Air SNVT PJSA Sumatera VII Provinsi Bengkulu Kegiatan Sungai dan Pantai II Tahun Anggaran 2014Nomor : SR- 2272/PW06/5/2015 tanggal 09 Nopember 2015 yang didasarkan pada Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan Ahli Teknis Sipil Nomor : 3092/UN30.13/DN/2015 tanggal 19 Juni 2015, dari Fakultas Teknik Universitas Bengkulu, Negara dirugikan sejumlah Rp.3.760.170.883,36 (Tiga millyar tujuh ratus enam puluh juta seratus tujuh puluh ribu delapan ratus delapan puluh tiga rupiah koma tiga puluh enam rupiah). 1. Siapa yang diakui sebagai subyek pelaku tindak pidana? 2. Siapa yang dipertanggungjawabkan dalam tindak pidana?
3. Kapan korporasi dinyatakan melakukan tindak pidana?
4. Atas perbuatan siapa? 5. Bagaimana pertanggungjawabannya?