Anda di halaman 1dari 37

BAB II KAJIAN

PUSTAKA

A. Diskripsi Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu usaha sadar guru/pengajar

untuk membantu siswa atau anak didiknya, agar mereka dapat belajar

sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dengan kata lain

pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi

sumber- sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa

(Arief Sadiman, 1984: 7). Menurut Hamzah & Nina (2011: 70),

definisi pembelajaran yaitu pengertian pembelajaran dalam konsep

teknologi pembelajaran, kata pembelajaran mengandung makna yang

lebih proaktif dalam melaksanakan kegiatan belajar, sebab di

dalamnya bukan hanya guru atau instruktur yang aktif, tetapi siswa

merupakan subjek yang aktif dalam belajar. Sedangkan menurut

Cecep Kustandi

& Bambang Sutjipto (2013: 5), pembelajaran adalah suatu kegiatan

yang bertujuan. Tujuan ini harus searah dengan tujuan belajar

siswa dan kurikulum. Tujuan belajar pada siswa ialah mencapai

perkembangan optimal, yang meliputi aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik. Dari bebrapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang bertujuan yang

dilakukan oleh guru secara sadar untuk membantu siswa dalam upaya

14
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif

dengan

15
memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Kegiatan tersebut bisa

disebut sebagai proses belajar (learning proses). Dalam interaksi

tersebut terjadi komunikasi, menyalurkan informasi.

b. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Nunuk Suryani & Leo Agung (2012: 43), yang

dimaksud media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan sebagai alat bantu dalam rangka mendukung usaha-usaha

pelaksanaan proses belajar-mengajar yang menjurus kepada

pencapaian tujuan pembelajaran.

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara

harfiah berarti tengah, perantara dan pengantar. Dalam Bahasa Arab

media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke

penerima pesan. Banyak batasasan yang diberikan orang tentang

media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association

of Education and Communication Technology/ AECT) di Amerika,

membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan

orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970) menyatakan

bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa

yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs

(1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film,

kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya (Arief Sadiman

dkk.,

2010: 6).
Menurut Rudi Susilana & Cepi Riyana (2008: 5), media

pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu

unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang

dibawanya (message/software). Dengan demikian media pembelajaran

memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang

terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar

yang dibawakan oleh media tersebut.

Dengan demikian media merupakan salah satu komponen

penting dalam pembelajaran karena media merupakan suatu alat

perantara pesan yang disampaikan oleh guru yang berupa pengetahuan

maupun informasi kepada siswanya dan siswa menjadi tahu serta

dapat belajar dari pesan yang disampaikan.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Dalam pembelajaran media memiliki fungsi yang sangat

penting. Rudi Susilana (2008: 8) mengungkapkan dalam kaitanya

dengan fungsi media pembelajaran dapat dijelaskan beberapa hal

sebagai berikut: Media pembelajaran merupakan bagian integral dari

keseluruhan proses pembelajaran, media pembelajaran dalam

penggunaanya harus relevan dengan kompetensi yang ingin

dicapai dan isi pembelajaran tersebut, media pembelajaran bukan

berfungsi sebagai hiburan, media pembelajaran berfungi untuk

meningkatkan proses belajar.


Selain berfungsi untuk meningkatkan proses belajar, menurut

Hamalik (1994) dalam Nunuk Suryani & Leo Agung (2012: 146),

fungsi media pembelajaran antara lain: (1) Alat bantu untuk

mewujudkan situasi belajar-mengajar yang efektif. (2) Bagian integral

dari keseluruhan situasi belajar-mengajar. (3) Meletakkan dasar-dasar

yang konkret dari konsep yang abstrak sehingga dapat

mengurangi pemahaman-pemahaman yang bersifat verbalisme. (5)

Membangkitkan motivasi belajar peserta didik. (6) Mempertinggi

mutu belajar- mengajar.

Sedangkan media memiliki peran dalam pembelajaran seperti

yang dijelaskan oleh Pujiriyanto (2012: 26), peran media dalam

pembelajaran yang berpusat pada guru media berfungsi untuk

mendukung keberadaan guru di dalam kelas. Media pembelajaran

dirancang untuk meningkatkan dan mengembangkan proses belajar

serta mendukung pembelajaran yang efektivitasnya tergantung guru.

Kemudian fungsi media dalam pembelajaran yang berpusat pada

siswa, yaitu media dapat memberikan kesempatan kepada guru untuk

menghabiskan lebih banyak waktu untuk mendiagnosis dan

memperbaiki masalah-masalah pembelajaran, berefleksi, berdialog

dengan siswa, dan memberikan pendampingan khusus secara

individual atau dengan kata lain media justru membantu guru menjadi

manager kreatif dalam memberikan pengalaman belajar bermakna

bukan sekedar penyampaian informasi.


Jadi dapat dipahami bahwa pembelajaran tidak akan berjalan

secara efektif jika tidak ada media pembelajaran, karena media

pembelajaran merupakan salah satu komponen dari belajar mengajar.

Permasalahan dalam menyampaikan materi pelajaran maupun

informasi dalam pembelajaran dapat dibantu dan diatasi dengan

menggunakan media tertentu sehingga akan membantu tercapainya

tujuan pembelajaran.

d. Manfaat Media Pembelajaran

Selain memiliki beberapa fungsi media pembelajaran juga

memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah manfaat dari media

pembelajaran dijelaskan oleh Arief Sadiman (2010: 17) antara lain

sebagai berikut: memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu

bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka),

mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

Etin Solihatin (2012: 186) menjelaskan manfaat media dalam

pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa

sehingga dalam kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.

Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang

lebih rinci. Kemp dan Dayton (1985), misalnya

mengidentifikasikan beberapa manfaat media dalam pembelajaran,

yaitu (1) menyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan (2)

proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik (3) proses

pembelajaran menjadi lebih interaktif (4) efisiensi dalam waktu dan

tenaga (5) meningkatkan hasil


belajar siswa (6) media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan

di mana saja dan kapan saja (7) media dapat menumbuhkan sikap

positif siswa terhadap materi dan proses belajar (8) merubah

peran guru ke arah yang lebih positif dan pro-aktif.

Sedangkan menurut Zainal Aqib (2013: 51), manfaat

media pembelajaran diantaranya adalah : (1) meyeragamkan

penyampaian materi, (2) pembelajaran lebih jelas dan menarik, (3)

proses pembelajaran lebih interaktif, (4) efisiensi waktu dan tenaga,

(5) meningkatkan kualiatas hasil belajar.

Pemanfaatan media pembelajaran yang paling utama adalah

membantu proses interaksi antara guru dan murid dalam proses

belajar sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif, efisien dan

menarik minat siswa untuk belajar. Pemanfaatan media pembelajaran

tersebut juga harus disesuaikan dengan komponen pendidikan

lainnya agar dapat saling mendukung.

e. Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan komponen penting dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Banyak media

pembelajaran yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Namun tidak semua media tersebut cocok untuk mengajarkan semua

materi pelajaran dan untuk semua siswa. Media tersebut harus dipilih

secara cermat agar dapat digunakan secara optimal dalam

kegiatan
pembelajaran (Abdul Gafur, 2012: 104). Maka dalam pemilihan

media pembelajaran harus memperhatikan beberapa kriteria.

Secara umum kriteria yang harus diperhatikan dalam

pemilihan media menurut Etin Solihatin (2012: 197) adalah,

tujuan, sasaran didik, karakteristik media yang bersangkutan, waktu,

biaya, ketersediaan, konteks penggunaan dan mutu teknis. Sedangkan

faktor- faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih media

adalah: objektivitas, program pengajaran, situasi dan kondisi, kualitas

teknik dan keefektivan.

Nunuk Suryani & Leo Agung (2012: 137) mengungkapkan ada

beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media

pembelajaran, yaitu (1) harus adanya kejelasan tentang maksud dan

tujuan pemilihan media pembelajaran, apakah pemilihan

media tersebut untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat

umum, ataukah sekedar hiburan saja waktu luang. (2)

Karakteristik media pembelajaran, bahwa setiap media pembelajaran

mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya,

cara pembuatannya maupun cara penggunaannya. (3) Alternatif

pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau

dikompetisikan.

Menurut Abdul Gafur (1986: 111), pada dasarnya pemilihan

media hendaknya didasarkan atas pertanyaan yang berhubungan

dengan tujuan instruksional, materi dan karakteristik media

tertentu
dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: langkah pertama

menentukan apakah penggunaan media untuk keperluan informasi

atau pengajaran. Jika untuk keperluan informasi maka penerima

informasi tidak ada kewajiban untuk dievaluasi kemampuan/

keterampilannya, sedangkan jika untuk pengajaran maka penerima

pengajaran harus menunjukkan kemampuannya sebagai bukti bahwa

mereka telah belajar. Langkah kedua jika media digunakan dalam

pengajaran yaitu menentukan transmisi pesan apakah sebagai alat

bantu pengajaran atau media pelajaran. Langkah ketiga menentukan

karakteristik pelajaran. Langkah keempat memilih dari beberapa

klasifikasi media. Dan langkah terakhir adalah analisis karakteristik

masing-masing media.

Jadi dari beberapa pendapat tentang kriteria pemilihan dan

pengembangan media pembelajaran dapat dirinci kriteria pokok

pemilihan media antara lain harus memperhatikan kebutuhan siswa,

tujuan instruksional, dan karakteristik dari media itu sendiri.

2. Media Pembelajaran Berbasis Web

a. Pembelajaran Online (E-learning)

Belajar online (juga dikenal dengan belajar elektronik

learning atau e-learning) merupakan hasil dari pengajaran yang

disampaikan secara elektronik dengan menggunakan media berbasis

komputer. Materinya sering kali diakses melalui sebuah jaringan,

termasuk situs web, internet, intranet, CD, dan DVD. E-learning tidak
hanya mengakses informasi (misalnya, meletakkan halaman web),

tetapi juga
membantu para pembelajar dengan hasil-hasil yang spesifik (misalnya

mencapai tujuan). Selain menyampaikan pengajaran, e-learning

bisa memantau kinerja pembelajar dan melaporkan kemajuan

pemelajar (Smaldino, S. dkk., 2011: 235).

Sejalan juga dengan pendapatnya Rusman (2012: 56) bahwa

E- learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan

perangkat elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya e-learning

menggunakan perangkat komputer atau perangkat elektronik lainnya.

Selain itu definisi menurut Rosenberg, e-learning merupakan

salah satu pemanfaatan teknologi internet dalam penyampaian

pembelajaran dalam jangkauan yang luas yang berlandaskan tiga

kriteria yaitu:

1. E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk

memperbarui, menyimpan, mendistribusikan, dan membagi

materi ajar atau informasi.

2. Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui

komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar.

3. Memfokuskan pasa pandangan yang paling luas

tentang pembelajaran dibalik paradigma pembelajaran

tradisional.

Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk

pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. E-

learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional yang

dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet. Oleh


karena itu, e-learning dapat digunakan dalam sistem pendidikan

jarak
jauh dan juga sistem pendidikan konvensional (Zainal Aqib, 2013:

59).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem atau konsep

pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses

belajar mengajar dapat disebut suatu e-learning. E-learning adalah

sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik dengan salah

satu media yang digunakan adalah jaringan komputer yang

memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web,

sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih

luas yaitu internet. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa

menjadi lebih interaktif dalam penelitian ini disebut pembelajaran

berbasis web.

b. Pembelajaran Berbasis Web

Dengan pertumbuhan internet yang pesat, web telah menjadi

suatu media belajar dan mengajar jarak jauh yang penuh daya,

interaktif, dinamik, ekonomis dan demokratis. Web menyediakan

suatu kesempatan mengembangkan pembelajaran dan pelatihan yang

sesuai tuntutan dan berorientasi pada yang belajar (learning centered).

Web juga merupakan representasi suatu paradigma baru mengenai

pembelajaran terutama bagaimana pembelajaran diorganisasikan dan

disajikan.

Rusman (2013: 335) menjelaskan pembelajaran berbasis web

atau yang popular dengan sebutan web-based education (WBE) atau


kadang disebut e-learning (electronic learning) dapat

didefinisikan
sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk

sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa

semua pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan teknologi

internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang

mengikutinya, maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran

berbasis web.

Pembelajaran berbasis web merupakan pengembangan dari

model e-learning seperti yang dijelaskan oleh Zainal Aqib (2013: 60)

bahwa pengembangan model e-learning perlu dirancang secara cermat

sesuatu tujuan yang diinginkan. Ada tiga kemungkinan dalam

pengembangan pembelajaran berbasis internet, antara lain:

1. Web course yaitu penggunaan internet untuk keperluan

pendidikan, dimana peserta didik dan pengajar sepenuhnya

terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka.

2. Web centric course yaitu penggunaan internet yang

memadukan antara belajar antara belajar jarak jauh dengan tatap

muka (konvensional).

3. Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk

menunjang kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas.

c. Web sebagai Media Pembelajaran

Web adalah kumpulan halaman-halaman situs yang

biasanya bertempat dalam suatu domain atau subdomain yang

tempatnya berada di dalam world wide web (www) di internet.

Masing-masing halaman
web biasa disebut juga dengan web page, sedangkan halaman

utama dari sebuah web biasa disebut homepage. Web page adalah

dokumen yang ditulis dengan format HTML (Hyper Text Markup

Language), yang hampir selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu

protokol yang menyampaikan informasi dari server web untuk

ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser (Wahyu

Gunawan, 2010: 2). Sebuah website dapat diakases melalui browser,

yaitu perangkat lunak untuk mengakses halamn-halaman web.

Software atau progam browser yang dapat digunakan untuk

mengakses halaman web tersebut adalah seperti internet explorer,

Mozilla firefox, opera, chrome dan lainya.

Untuk menggunakan web untuk belajar online, halaman web

harus dirancang dan ditulis, dan sebuah komputer induk atau

host harus diidentifikasi untuk menampung mereka. Universitas dan

perusahaan besar biasanya langsung terhubung ke internet dan

menjalankan piranti lunak (server) web hosting yang diperlukan

(Smaldino, S., dkk., 2012: 252).

Penggunaan web sebagai media pembelajaran adalah pada

prinsipnya web digunakan sebagai bahan ajar. Lu’mu Tasri

(2011) menjelaskan bahan ajar berbasis web adalah bahan ajar yang

disiapkan, dijalankan, dan dimanfaatkan dengan media web. Bahan

ajar sering juga disebut bahan ajar berbasis internet atau bahan ajar

on line. Terdapat tiga karakteristik utama yang merupakan potensi

besar bahan ajar berbasis web, yakni:


1. Menyajikan multimedia

2. Menyimpan, mengolah

3. Menyajikan infromasi dan hyperlink.

Karena sifatnya yang on line, maka bahan ajar berbasis web

mempunyai karakteristik khusus sesuai dengan karakteristik web itu

sendiri.

Web memiliki karakteristik tertentu yang memang harus

diperhatikan agar web tersebut pantas dan baik digunakan

sebagai media pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Herman

Dwi Surjono (2011: 7) web yang baik harus memenuhi beberapa

kriteria diantarnya. (1) Konsistensi layout, naviagasi, teks,

background. (2) indikator halaman. (3) teks harus ringkas/padat,

bullets, font jelas, warna kontras, garis bawah hanya untuk links.

(4) gambar harus relevan, caption dekat, resolusi dan ukuran

proposional. (5) audio, video dan animasi harus meaningful, relevant,

simple dan short segments.

Munir (2008: 213) juga menguraikan beberapa prinsip dalam

pembuatan media pembelajaran web yang baik antara lain

merumuskan tujuan pembelajaran, mengenalakan materi

pembelajaran, memberikan bantuan dan kemudahan bagi peserta didik

untuk mempelajari materi pembelajaran, materi pembelajaran yang

disampaikandengan sistematis dan mampu memberikan motivasi

belajar. Web yang baik itu harus mempunyai dua unsur yaitu

dinamis
dan interaktif. Berikut adalah penjelasan tentang pengertian web

yang dinamis dan interaktif.

1) Sebuah web dikatakan dinamis jika pengunjung merasa

nyaman, senang, dan tidak bosan untuk berulang kali

mengunjungi web tersebut. Hal tersebut disebabkan web tersebut

menyuguhkan tampilan yang bagus dan menarik.

2) Sebuah web dikatakan interaktif jika web tersebut mampu

menjadi jembatan komunikasi antara pengunjung dengan

pengunjung yang lain.

Selain beberapa pendapat di atas dalam pembuatan media

pembelajaran yang baik harus beberapa pemilihan hal seperti dibawah

ini,

1) Teks

Hampir semua orang biasa menggunakan komputer sudah

terbiasa dengan teks. Teks merupakan dasar dari pengolahan kata

dan informasi berbasis multimedia, yang perlu diperhatikan

dalam penggunaan teks adalah ukuran huruf, jenis huruf, huruf

besar, huruf kecil, pemberian warna, spasi, judul teks, outline,

heading, sequencinglist, number teks, panjang paragraf, panjang

kalimat, panjang kata dan mengklarifikasi teks.

2) Gambar

Menurut Ariesti Hadi Sutopo (2003: 9), gambar atau

grafik secara umum berarti still image seperti foto dan gambar.
Manusia sangat berorentasi pada visual dan gambar yang

merupakan saran yang sangat baik untuk menyajikan informasi.

Gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai dan

merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti. Kelebihan

dari penggunaan media gambar yaitu sifatnya konkret,

gambar dapat mengatasi batas ruang dan waktu, dapat mengatasi

ketebatasan pengamatan, dan dapat memperjelas suatu masalah

3) Animasi

Animasi adalah gerakan gambar atau video, seperti

gerakan orang yang sedang berjalan dan lain lain. Konsep dari

animasi adalah menggambarkan sulitnya menyajikan informasi

dengan satu gambar atau sekumpulan gambar, juga tidak dapat

menggunakan teks untuk menerangkan informasi (Ariesti

Hadi Sutopo, 2003: 12).

4) Warna

Warna miliki dampak yang besar pada interaksi manusia

dan komputer, jika tidak positif maka negatif. Menurut Murch,

peneliti unsur manusia yang terkenal, warna dapat menjadi alat

yang kuat untuk memperbaiki kedayagunaan dari sebuah

tampilan informasi dalam keragaman bidang yang luas

jika warna digunakan secara benar. Untuk memahami potensi

dari warna dalam interface, perlu diuji beberapa karakteristik.

Karakteristik
dasar yang utama adalah mencakup variasi dari model

warna, sistem visul manusia, prinsip psikologi warna dan efek

warna.

d. Software yang digunakan dalam pengembangan media web

CMS adalah software yang digunakan untuk membuat,

mengubah dan mempublikasikan konten ke dalam sebuah website.

Fasilitas yang umumnya terdapat dalam CMS sangat banyak, terutama

yang berkaitan dengan publikasi isi website, pengaturan halaman,

pengubahan isi, pencarian dan lain-lain.

Sebuah CMS, dapat berbentuk program yang sederhana, atau

dapat juga merupakan suatu program kompleks yang terdiri dari

berbagai modul-modul sesuai dengan fasilitas yang terdapat

didalamnya

Alasan menggunakan CMS, Karena para pengelola atau

pemilik website yang tidak mahir dalam menggunakan kode HTML

dapat melakukan pembuatan, pengubahan dan publikasi content

terhadap website-nya sendiri. CMS menyediakan framework

manajemen proses yang dibutuhkan dalam pengembangan website

yang menghendaki pengelolaan yang sering dalam frekuensi yang

tinggi. Selain itu keuntungan CMS adalah sebagai berikut:

1) Konsistensi design website dapat dijaga.

2) Tidak diperlukan keahlian khusus untuk pengelolaan website

3) Content yang dikehendaki dapat dipublikasikan tanpa

pengeditan oleh orang lain.


4) Menghemat biaya untuk mempekerjakan web specialist

5) Pemberitahuan otomatis kepada pemilik website jika ada content

yang sudah kadaluarsa

6) Memungkinkan kerjasama yang baik antar pengelola suatu website.

7) Mengurangi kompleksitas dalam pengelolaan informasi ke website.

CMS yang banyak dipakai saat ini adalah website CMS

(WCMS). WCMS adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk

membangun dan memelihara/updating web,yang dirancang sedemikan

rupa sehingga pemeliharaan dan proses pambuatan web lebih mudah,

efektif, dan efisien (Kholid Fathoni, 2013: 19-22). Dalam penelitian

pengembangan ini peneliti menggunakan database MySQL dalam

bentuk CMS Wordpress.

WordPress merupakan salah satu bentuk program website

dinamis yang merupakan CMS (content managemen system)

keuntungannya antara lain:

1) Mudah mengubah isi

2) Menambahkan halaman

3) memungkinkan interaksi timbal balik antara pemilik web dengan

pembaca

4) WordPress mempunyai halaman tetap (page, relatif tidak

sering/banyak diubah/ditambahi isi halaman tersebut) dan

halaman dinamis/sering ditambahi isi, mirip isi koran/buku

harian yang setiap hari/saat ditambah dg berita baru (page).


Gambar 1. Halaman Admin Wordpress

Menu admin wordpress

1) Dashboard: menampilkan informasi singkat pengelolaan

WordPress

2) Write:

a) Write post: untuk menuliskan posting/berita baru

b) Write Page: untuk menuliskan/menambahkan halaman baru

3) Manage:

a) Post: untuk meng-edit post

b) Page: untuk meng-edit page

c) Upload: berisi daftar file yg telah di-upload

d) Categories: untuk menambahkan dan

mengubah kategori/kelompok berita pada post

e) Files : mengubah file-file sistem wordpress

f) Import: memindahkan isi dari program web yang lain

g) Export: memindahkan isi web WP ke web dengan program lain


4) Comments (merupakan bentuk interaksi dari pembaca ke tulisan

kita di web, dengan ijin atau pembatasan tertentu pembaca web

dapat memberikan komentar terhadap tulisan kita, dan kitapun

dapat melakukan tanggapan, disinilah interaksi timbal balik

terjadi, tidak hanya searah)

a) Comments: menemukan, mengubah komentar yang mungkin

tidak sesuai dengan batasan yang kita berikan

b) Awating Moderation: jika komentar dibatasi dengan

persetujuan, maka diperlukan fasilitas ini untuk

menerima/publish atau tidak kometar dari pembaca.

5) Bloroll: managemen link, diperlukan untuk mengubah, menambah

link dari web kita ke web-web yang lain:

a) Manage Blogroll

b) Add Link

c) Import Links

6) Prsentation : Mengubah tampilan web

a) Themes: memilih tampilan yang sudah tersedia

b) Widgets: mengubah letak/posisi menu pada

web c) Theme Editor: mengubah file theme

7) Plugins: fasilitas tambahan yang dapat

ditambahkan/diinstall sebagai modul pelengkap web.

8) Users: untuk mengelola pengguna WordPress. Web dengan

WordPress memungkinakan digunakan bersama oleh beberapa


users yang masing-masing dapat diatur

kebolehannya mengelola/menulis.

9) Option: Berisi berbagai hal pengaturan web

a) General: berisi info umum tentang web, informasi

dan ketentuan dapat diubah sesuai kebutuhan dan aturan yang

ada

b) Writing: aturan dan tata cara penulisan.

c) Reading: pengaturan keterbacaan web.

(Kholid Fathoni, 2013: 34-44)

e. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran berbasis Web

Sebagaimana media pembelajaran pada umumnya,

pembelajaran berbasis web pun memiliki beberapa kelebihan seperti

yang di ungkapkan Rusman (2012: 271) diantarnya adalah

memungkinkan setiap orang di mana pun, kapan pun, untuk

mempelajari apapun, kemampuan untuk membuat tautan, sehingga

pembelajar dapat mengakes informasi dari berbagai sumber,

berpotensi sebagai sumber belajar bagi pembelajar yang tidak

mempunyai cukup waktu untuk belajar, dapat mendorong

pembelajar untuk lebih aktif dan mandiri di dalam belajar, Isi dan

materi dapat di update dengan mudah

Walaupun e-learning memiliki banyak manfaat, namun bukan

berarti elearning tanpa kekurangan, diantara beberapa kekurangan e-

learning menurrt Lu’mu Tasri (2011) adalah: (1) Kurangnya interaksi


antara guru/guru/dosen dan siswa/siswa/ mahasiswa atau bahkan

antar
siswa/siswa/mahasiswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa

memperlambat terbentuknya nilai dalam proses belajar dan mengajar.

(2) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal

ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun

computer). (3) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki

keterampilan bidang internet dan kurangnya penguasaan bahasa

komputer.

3. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

a. Pengertian PKn

Istilah PPKn (PKn) merupakan civic education atau citizenship

education (pendidikan kewarganegaraan) atau political education

(pendidikan politik) versi Indonesia. PPKn merupakan usaha

pembinaan peranan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan

politik, ekonomi, sosial-budaya, dan hankam sesuai dengan ketentuan

Pancasila dan UUD 1945 dan yang secara dominan mendasarkan

karakter ilmu politik dalam memprogram dan pengajarannya sehingga

diharapkan dapat terwujudnya warga negara yang dapat

diandalkan oleh bangsa dan negara (Cholisin, 2000: 1.10).

Merujuk pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 22 Tahun 2006, maka Pendidikan Kewarganegaraan

adalah:

...mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan


warga negara yang memahami dan melaksanakan hak-hak
dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara
Indonesia
yang cerdas, terampil dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
b. Visi, Misi dan Tujuan PKn

Menurut Sartono Kartodirdjo dalam Cholisin (2000),

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki visi sebagai nation and

character building. Yakni membangun karakter manusia Indonesia

yang Pancasilais, karena ideologi Pancasila merupakan identitas bagi

bangsa Indonesia. Selain berdimensi identitas, Pancasila juga

berdimensi humanitas (sila kedua dan keempat) dan universalitas.

PKn memiliki beberapa misi, yaitu yang pertama PKn sebagai

pendidikan politik, yang berarti program pendidikan ini memberikan

pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada siswa agar mereka

mampu hidup sebagai warga negara yang memiliki tingkat kemelekan

politik (political literacy) dan kesadaran berpolitik (political

awareness), serta kemampuan berpartisipasi politik (political

participation) yang tinggi. Kedua, PKn sebagai pendidikan nilai

(value education), yang berarti melalui PKn diharapkan tertanam dan

tertransformasikan nilai, moral, dan norma yang dianggap baik oleh

bangsa dan negara kepada diri siswa, sehingga mendukung bagi upaya

nation and character building. Yang ketiga, PKn sebagai pendidikan

nasionalisme, yang berarti melalui PKn diharapkan dapat

ditumbuhkan dan ditingkatkan rasa kebangsaan atau nasionalisme

siswa, sehingga mereka lebih mencintai, merasa bangsa, dan rela

berkorban untuk bangsa dan negaranya. Keempat, PKn sebagai

pendidikan hukum,
yang berarti bahwa program pendidikan ini diarahkan untuk membina

siswa sebagai warga negara yang memiliki kesadaran hukum

yang tinggi, yang menyadari akan hak dan kewajibannya, dan yang

memiliki kepatuhan terhadap hukum yang tinggi. Kelima, PKn

sebagai pendidikan multikulural (multicultural education), yang

berarti PKn diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan sikap

toleran siswa dan mahasiswa untuk hidup dalam masyarakatnya yang

multikutural. Dan yang keenam PKn sebagai pendidikan resolusi

konflik (conflict resolution education), yang berarti PKn

membina siswa dan mahasiswa untuk mampu menyelesaikan

konflik secara konstruktif (Bunyamin Maftuh, 2008: 137).

Selain itu PKn memiliki tujuan. Adapun tujuan dari

pendidikan kewarganegaraan menurut Lampiran Permendiknas No. 22

tahun 2006 agar para peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut:

1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif


dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter
masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya.
4) Berinteraksi secara langsung dengan bangsa-bangsa lain
dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Uraian tersebut menggambarkan bahwa PKn sebagai mata

pelajaran yang kompleks, karena tidak hanya menyangkut aspek ilmu


pengetahuan (kognitif) tetapi juga sikap (afektif) dan

prilaku
(psikomotor). Ini menunjukkan PKn tidak hanya bertujuan untuk

membentuk peserta didik yang cerdas secara intelektual, tetapi juga

cerdas secara mental, spiritual dan sosial, bahkan yang paling penting

untuk dibina dan dikembangkan adalah pembentukan kecerdasan

spiritual-emosional dan sosial peserta didik. Inilah yang sangat

diharapkan akan lahir warga negara yang baik cerdas dan terampil.

c. Ruang Lingkup PKn

Untuk mencapai tujuan tersebut menurut Cholisin (2005),

cakupan materi PKn persekolahan dapat dikembangkan meliputi: (1)

Manusia sebagai Zoonpoliticon, (2) Nilai, norma dan moral, (3)

Norma-norma dalam masyarakat, (4) Bangsa dan Negara, (5)

Konstitusi, (6) Lembaga – lembaga politik, (7) Kewarganegaraan, (8)

Sistem politik demokrasi, (9) Negara hukum dan penegakkannya, (10)

HAM, (11) Peranan Indonesia dalam Hubungan Internasional dan,

(12) Identitas Nasional.

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

juga tertuang dalam lampiran Permendiknas Nomor 22 tahun

2006 yaitu meliputi aspek Persatuan dan Kesatuan bangsa, norma

hukum dan peraturan, hak asasi manusia, kebutuhan warga negara,

konstitusi negara, kekuasaan dan politik, Pancasila serta Globalisasi.

Pengembangan materi PPKn persekolahan di atas dalam

perspektif mengembangkan peran warga negara (aktif, pasif,

negatif dan positif) secara proporsional atau budaya politik

kewarganegaraan
(budaya politik campuran dari partisipan, kaula dan awak/parochial).

Juga PKn sebagai pendidikan politik formal membawa konsekuensi

materinya tidak hanya berkaitan secara eksplisit dengan nilai-nilai

politik tetapi juga terstruktur secara ilmiah dan sistematis ke dalam

pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), ketrampilan

kewarganegaraan (civic skills yang meliputi intellectual skills dan

participation skills), dan karakter kewarganegaraan (civic

dispositions) (Cholisin, 2005).

B. Penelitian yang Relevan

1. Imam Mu’adin (2009) tentang pengembangan media

pembelajaran berbasis komputer untuk mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan SMP. Penelitian tersebut menghasilkan Produk

berupa kepingan CD , program software pembelajaran dengan

menggunakan macromedia flash professional 8 atau flash mx 2004.

Tujuan penelitian: menghasilkan media pembelajaran berbasis

komputer mata pelajaran PKn untuk siswa SMP sebagai sumber belajar

alternative dan media pembelajaran 2. Mengetahui kelayakan produk

media pembelajaran PKn berbasis Komputer. Penelitian merupakan

penelitian dan pengembangan dengan metode model pengembangan

model dick dan carey.

Persamaan dengan penelitian ini adalah peneliti sama

mengembangkan media pembelajaran untuk mata pelajaran PKn.

Perbedaannya adalah penelitian ini melakukan penelitian


pengembangan media berbasis web, sedangkan penelitian Imam

mengembangkan media
pembelajaran berbasis komputer. Selain itu perbedaan penelitian

ini adalah model pengembangan yang digunakan berbeda.

2. Pengembangan pembelajaran PKn berbasis media blog untuk SMA

oleh Zunalia Danung Pratiwi (2013). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa: (1) media blog yang dikembangkan layak digunakan dalam

pembelajaran PKn berdasarkan validitas ahli materi PKn, ahli media

dan penilaian peserta didik, kelayakannya mencapai rerata skor 3,99

(termasuk dalam kategori baik) dari skala 5. (2) media blog yang

dikembangkan efektif dalam meningkatkan hasil belajar PKn

berdasarkan hasil tes belajar. Pada uji coba kelompok kecil nilai rata-

rata pretest adalah 47,7 dan post- test 86,3 (sudah melebihi KKM),

sehingga peningkatan hasil belajar mencapai 45,07%. Pada uji coba

lapangan nilai rata-rata pre-test adalah

52,6 dan post-test 89,3 (sudah melebihi KKM), sehingga peningkatan

hasil belajar mencapai 41,09%.

Persamaan dengan penelitian di atas adalah dalam

pengembangan media pembelajaran menggunakan model yang sama

yaitu ADDIE. Kemudian sama-sama menggunakan jaringan internet

saat pengoperasian media (e-learning). Perbedaannya adalah produk

pengembangan berupa web dan subjek ujicoba dan hasil penelitian.

3. Penelitian Sutirman dengan judul “Pengembangan

Multimedia Pembelajaran Berbasis Web Mata Kuliah Managemen

Kearsipan. Tesis Yogyakarta: program pascasarjana uny 2009. Dengan


tujuan penelitian mengasilkan produk multimedia pembelajaran

berbasis web yang dapat


meningkatkan daya tarik, partisipasi dan kemandirian belajar

mahasiswa. Mengetahui kelayakan multimedia pembelajaran berbasis

web dan untuk mengetahui evektifitas multimedia pembelajaran

berbasis web mata kuliah Kearsipan dalam pencapaisan hasil belajar

mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan kualitas multimedia

pembelajaran berbasis web mata kuliah managemen kearsipan adalah

sangat baik. Dan mahasiswa memperoleh nilai rata-rata lebih tinggi.

Dengan demikian, multimedia berbasis web yang dikembangkan ini

mampu meningkatkan daya tarik, partisipasi, dan kemandirian belajar,

serta efektif untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

4. Nor Endrartif Noery (2007), meneliti tentang pengembangan

web pembelajaran matakuliah perkembangan peserta didik. Hasil dari

penelitian menujukkan bahwa pada umumnya seluruh aspek dianggap

baik oleh mahasiswa. Aspek instruksional memiliki rerata (75%),

aspek isi (74%), aspek tampilan (69%) dan aspek pemrograman (70%).

Seluruh rerata pada aspek-aspek tersebut tergolong pada kriteria baik.

Kriteria ini menunjukan bahwa web pembelajaran matakuliah

perkembangan peserta didik sudah layak untuk disosialisasaikan.

C. Kerangka Berfikir

Salah satu ciri kegiatan pembelajaran yang baik adalah penyampaian

materi pembelajaran dengan berbagai metode dan media pembelajaran yang

dapat menarik minat dan perhatian peserta didik untuk belajar. Selain itu

juga dapat menunjang pembelajaran yang berpusat pada siswa. Jika peserta

didik
sudah tertarik dalam mengikuti pelajaran maka tujuan pembelajaran dapat

diwujudkan. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen dari

pembelajaran sehingga berkaitan erat dengan prestasi dan cara belajar

peserta didik. Media yang dimaksud adalah media yang benar-benar

membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran, dan juga

media yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi di era

globalisasi ini, yaitu pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau

disebut dengan e- learning yang berbasis web.

Pembelajaran PKn menggunakan internet memerlukan komponen-

komponen komputer yang digunakan untuk menyusun media pembelajaran

sesuai dengan materi pokok yang diajarkan sekolah. Sebelum dapat

dipergunakan, pengembangan media pembelajaran berbasis website harus

melalui beberapa tahapan diantaranya yaitu tahap perencanaan, tahap

pengorganisasian, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian kualitas media

pembelajaran yang telah disusun. Pengembangan ini harus memperhatikan

beberapa kriteria kualitas media sebagai dasar penentuan karakteristik media

tersebut. Kriteria kualitas media pembelajaran meliputi: tampilan visual

media tersebut, isi materi, bahasa yang digunakan dan interkativitas terhadap

pengunanya. Media pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi media

pembelajaran mandiri yang menarik dan meningkatkan motivasi serta

memudahkan peserta didik dalam memahami pesan yang disampaikan dalam

pembelajaran.
D. Pertanyaan Penelitian dan Pengembangan

Bedasarkan rumusan msalah dan kerangka pikir yang telah

dikemukakan tersebut, maka pertanyaan penelitian dan pengembangan yang

diajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tahapan pemanfaatan internet dalam pengembangan

media pembelajaran berbasis internet web untuk mata pelajaran PKn di

SMA N

1 Banguntapan?

2. Bagaimana kelayakan/kualitas media pembelajaran berbasis

web berdasarkan validasi oleh ahli materi dilihat dari aspek kualitas

materi dan pembelajaran?

3. Bagimana kelayakan/kualitas media pembelajaran berbasis

web berdasarkan validasi oleh ahli media dilihat dari segi isi,

tampilan, bahasa dan interaktivitas?

4. Bagaimanakah kelayakan/kualitas media pembelajaran berbasis


web

menurut penilaian guru PKn?

5. Bagaimanakah kelayakan/kualitas media pembelajaran berbasis


web

menurut tanggapan siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Banguntapan?

6. Bagimana keefektifan media pembelajaran berbasis web

dalam meningkatkan hasil belajar PKn siswa Kelas XI di SMA

N 1

Banguntapan?

Anda mungkin juga menyukai