Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan pesatnya laju perkembangan perusahan/industri/proyek


diindonesia maka peranan pengendalian resiko kecelakaan kerja dirasakan
menjadi semakin penting. Namun pada kenyataannya penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara umum masih
sering terabaikan. Hal ini ditunjukan dengan masih tingginya angka kecelakaan
kerja yang terjadi. Di Indonesia, setiap tujuh detik terjadi satu kasus kecelakaan
kerja (“K3 Masih Dianggap Remeh” Warta Ekonomi, 2 Juni 2006).

Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai berikut:


1. Kelelahan (fatigue)
Kondisi kerja dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working
condition)
Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai
penyebab awalnya (pre-cause) adalah kurangnya training
2. Karakteristik pekerjaan itu sendiri.
Di dunia industri, penggunaan tenaga kerja mencapai
puncaknya dan terkonsentrasi di tempat atau lokasi proyek yang relatif
sempit. Ditambah sifat pekerjaan yang mudah menjadi penyebab
kecelakaan (elevasi, temperatur, arus listrik, mengangkut benda-benda
berat dan lain-lain), sudah sewajarnya bila pengelola proyek atau
industri mencantumkan masalah keselamatan kerja pada prioritas
pertama. Dengan menyadari pentingnya aspek keselamatan dan
kesehatan kerja dalam penyelenggaraan proyek, terutama pada
implementasi fisik, maka perusahan/industri/proyek umumnya
memiliki organisasi atau bidang dengan tugas khusus menangani
masalah keselamatan kerja. Lingkup kerjanya mulai dari menyusun
program, membuat prosedur dan mengawasi, serta membuat laporan
penerapan di lapangan. Penyusunan program, membuat prosedur,

1
pencatatan dan mengawasi serta membuat laporan penerapan di
lapangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja bagi para pekerja
kesemuanya merupakan kegiatan dari manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja.

Beberapa komitmen global baik yang berskala bilateral maupun


multilateral telah mengikat bangsa Indonesia untuk memenuhi standar.
Standart acuan terhadap berbagai hal terhadap industri seperti kualitas,
manajemen kualitas, manajemen lingkungan, serta keselamatan dan kesehatan
kerja.
Untuk menjawab tantangan tersebut Pemerintah yang diwakili oleh
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah menetapkan sebuah
peraturan perundangan mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) yang tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Nomuor : PER.05/MEN/1996.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Sistem Manajemen Kesehatan dan


Keselamatan Kerja (SMK3) ?
b. Apa saja dasar penerapan SMK3 ?
c. Apa saja tujuan penerapan SMK3 ?
d. Apa saja pedoman pelaksanaan dan penerapan SMK3 ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari SMK3


2. Untuk mengetahui dasar penerapan dari SMK3
3. Untuk mengetahui tujuan penerapan dari SMK3
4. Untuk mengetahui pedoman pelaksanaan dan penerapan SMK3

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian SMK3

Manajemen dapat didefinisikan sebagai “kemampuan atau keterampilan


untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui
kegiatankegiatan orang lain. Manajemen merupakan suatu proses pencapaian
tujuan secara efisien dan efektif, melalui pengarahan, penggerakan dan
pengendalian kegiatan‐kegiatan yang dilakukan oleh orang‐orang yang
tergabung dalam suatu bentuk kerja sama.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)adalah
bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif.
(Permen PU, 2008).
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara
normatif sebagaimana terdapat pada PER.05/MEN/1996 pasal 1, adalah
bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sesuai dengan Bab III pasal 3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.
05/MEN/1996, penerapan SMK3 diwajibkan kepada perusahaan dengan
tingkat penerapan sebagai berikut :
1. Perusahaan kecil atau perusahaan dengan tingkat resiko rendah harus
menerapkan sebanyak 64 elemen.

3
2. Perusahaan sedang atau perusahaan dengan tingkat resiko menengah harus
menerapkan sebanyak 122 elemen.
3. Perusahaan besar atau perusahaan dengan tingkat resiko tinggi harus
menerapkan sebanyak 166 elemen.
Sedangkan menurut OHSAS 18001, SMK3 (OH&S Management System)
adalah bagian dari sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan K3 dan mengelola
resiko K3 dalam organisasi. Dari dua definisi tentang SMK3 di atas dapat
disimpulkan bahwa SMK3 adalah sistem manajemen yang terintergrasi untuk
menjalankan dan mengembangkan kebijakan K3 yang telah ditetapkan
perusahaan serta menanggulangi resiko bahaya yang mungkin terjadi di
perusahaan.

2.2 Dasar Penerapan SMK3

Permennaker No. 05/1996 Peraturan Pemerintah No. 50/2012


Ditetapkan melalui ketentuan-ketentuan Dilakukan berdasarkan KEBIJAKAN
sebagai pedoman dalam penerapan NASIONAL tentang SMK3 sebagai pedoman
SMK3. perusahaan dalam menerapkan SMK

2.3 Dasar Hukum Sistem Manajemen K3

Dasar hukum SMK3 sudah ada sejak tahun 1970 terlihat dalam
Peraturan Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja yang menjelaskan bahwa bahwa setiap tenaga kerja berhak
mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 : Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
UU No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai
ketenagakerjaan a. Pasal 3 Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan
penghasilan yang layak bagi kemanusiaan b. Pasal 9 Tiap tenaga kerja berhak

4
mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan
moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral
agama c. Pasal 10 Pemerintah membina norma perlindunggan tenaga kerja
yang meliputi: a. Norma keselamatan kerja b. Norma kesehatan kerja
c. Norma kerja d. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi
dalam hal kecelakaan kerja.
Pasal 86 UU No.13/2003 Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas : a. Keselamatan dan kesehatan kerja; b. Moral
dan kesusilaan; dan c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia d. Serta nilai-nilai agama
Pasal 87 UU No.13/2003 Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.
Setelah itu, maka dikeluarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor:
PER. 05/MEN/1996 tentang SMK3 dan dalam rangka mewujudkan tertib
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi demi tercapainya keamanan K3, maka
ditetapkan Peraturan Menteri tentang Pedoman SMK3 kontruksi bidang Pekerjaan
Umum Nomor: 09/PRT/2008 yang tercantum dalam ayat (a), (b) dan (c) sebagai
berikut:

1. Ayat (a) menyatakan bahwa dalam rangka mewujudkan tertib


penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi wajib memenuhi syarat-syarat keamanan, keselamatan dan
kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi.

2. Ayat (b) menyatakan bahwa agar penyelenggaraan keamanan,


keselamatan dan, kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi
bidang Pekerjaan Umum dapat terselenggara secara optimal, maka
diperlukan suatu pedoman pembinaan dan pengendalian sistem
keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi
bidang Pekerjaan Umum.

5
3. Ayat (c) menyatakan bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Menteri
tentang Pedoman Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi bidang Pekerjaan Umum

2.4 Tujuan Penerapan SMK3

Menurut PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja, tujuan dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.
Usaha keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mempunyai tujuan
umum dan tujuan khusus.

2.4.1 Tujuan umum :


a. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar
selalu terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat
diwujudkan peningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
b. Perlindungan terhadap setiap orang lainnya yang berada ditempat
kerja agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
c. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat
dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.

2.4.2 Tujuan Khusus :


a. Mencegah dan/ atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan
dan penyakit akibat kerja.
b. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan
bahan hasil produksi.

6
c. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat
dan penyesuaian antara pekerja dengan manusia atau manusia dengan
pekerjaan.

2.5 Pedoman Pelaksanaan dan Penerapan SMK3

Pedoman penerapan SMK3


1. Komitmen dan kebijakan
a. Kepemimpinan dan komitmen
- Organisasi K3
- Menyediakan anggaran, SDM dan sarana
- Penetapan tanggung jawab, wewenang dan kewajiban
- Perencanaan K3
- melakukan penilaian
b. Tinjauan awal K3
- Identifikasi kondisi dan sumber bahaya
- pengetahuan dan peraturan perundangan K3
- membandingkan penerapan
- meninjau sebab akibat
- efisiensi dan efektifitas sistem
2. Perencanaan
a. Manajemen Resiko
b. Peraturan perundangan
c. Tujuan dan sasaran :
1) dapat diukur
2) indikator pengukuran
3) sasaran pencapaian
4) jangka waktu pencapaian
d. Indikator Kinerja
e. Perencanaan awal dan perencanaan kegiatan yang sedang berlangsung

7
3. Penerapan
a. Jaminan kemampuan
– SDM, sarana dan dana
– integrasi – tanggung jawab dan tanggung gugat
– konsultansi, motivasi dan kesadaran
– pelatihan dan kompetensi kerja

b. Kegiatan pendukung
– komunikasi
– pelaporan
– pendokumentasian
- pengendalian dokumen
– pencatatan dan manajemen informasi

c. Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko


– manajemen resiko
– perencanaan (design) dan rekayasa
– pengendalian administratif
– tinjauan kontrak
– pembelian
– prosedur menghadapi keadaan darurat atau bencana
– prosedur menghadapi insiden
– prosedur rencana pemulihan keadaan darurat

4. Pengukuran dan evalusi

- Inspeksi dan evalusi


- Audit sistem manajemen kesehatan dan keselamtan kerja
- Tindakan perbaikan dan pencegahan
- Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem manajemen adalah suatu set elemen yang saling terkait,
digunakan untuk menetapkan kebijakan dan objektif dan untuk mencapai
objektif tersebut. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3)adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
selamat, aman, efisien dan produktif. (Permen PU, 2008).
Permennaker No. 05/1996 Ditetapkan melalui ketentuan-ketentuan
sebagai pedoman dalam penerapan SMK3.
Pedoman Pelaksanaan dan Penerapan SMK3 Komitmen dan
kebijakan, Perencanaan, Penerapan ,Pengukuran dan evalusi

Anda mungkin juga menyukai