Pengenalan Alat Bekerja Secara Aseptik S
Pengenalan Alat Bekerja Secara Aseptik S
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Sterilisasi adalah kondisi tidak ada lah proses untuk mematikan atau
merusak semua mikroba hidup termasuk virus dan endospora. Kegiatan
mensterilkan alat harus dilakukan dengan benar sehingga hasil yang
diperoleh dapat maksimal. Pengertian dari teknik aseptis yaitu suatu sistem
cara bekerja yang menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan
mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur
mikroorganisme yang diinginkan.
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk
keselamatan kerja saat melakukan penelitian maupun praktikum di
laboratorium. Alat-alat laboratorium dapat rusak atau bahkan berbahaya
apabila penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Adanya pengenalan
alat-alat praktikum ini, diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dalam
pelaksanaan praktikum.
Sterilisasi ada tiga macam yaitu Sterilisasi secara mekanik dengan
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil, sterilisasi secara
fisik dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran, sterilisasi secara
kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alcohol.
Praktikum pengenalan alat ini diharapkan dapat melatih mahasiswa untuk
memiliki keterampilan dasar bekerja di laboratorium mikrobiologi.
2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk :
a. Mengenal jenis-jenis peralatan yang digunakan pada laboratorium
mikrobiologi dan cara penggunaanya.
b. Memiliki keterampilan dasar bekerja secara aseptik.
c. Mengetahui cara-cara sterilisasi alat-alat laboratorium.
d. Mengetahui cara pembuatan media dan fungsi masing-masing media.
1
2
padat maupun cair. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat
diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak
(deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk embuat media
miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas
permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak
terlalu lebarr dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut
tabungkarena memperbesar resko kontaminasi. Tutup tabung reaksi dapat
berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau alumunium foil. Tutup
tabung yang paling baik dan aman digunakan adalah tutup plastik
plypropylene berulir karena akan mencegah timbulnya aerosol
(Dwidjosaputro 2004).
Oven berfungsi sebagai alat sterilisasi dengan prinsip panas kering.
Umumnya alat-alat yang di sterilisasi dengan oven adalah alat gelas
seperti cawan atau pipet ukur. Selain oven alat sterilisasi lainnya adalah
autoklaf. Autoklaf adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi autoklaf
termasuk dalam tekniksterilisasi secara fisika dengan prinsip arus uap dan
tekanan, karena uap mempunyai data tembus yang lebih besar dan
mengakibatkan pengumpulan pada protoplasma sel-sel yang
disterilisasikan. Autoklaf yang ada di laboratorium terbagi menjadi dua
yaitu yang digunakan untuk sterilisasi alat dan medium yang akan
dipakai, serta yang digunakan untuk destruksi atau sterilisasi kotor
(Ratu 2005).
2. Kerja Secara Aseptik
Salah satu teknik dasar dalam analisa mikrobiologi adalah teknik
transfer aseptis (suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau
mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis
agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur). Tehnik
aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja (praktek) yang menjaga
sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah
kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan.Teknik ini
sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur mikrobial yang harus
diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis mikrobiologi.
4
Pengambilan sampel harus dilakukan secara statistik agar tidak bias, jadi
secara acak (random sampling). Selain itu, digunakan teknik aseptis
selama pengambilan sampel agar tidak terjadi pencemaran. Alat-alat yang
digunakan harus steril. Bahan makanan cair diambil dengan pipet steril,
makanan padat menggunakan pisau, garpu, sendok atau penjepit yang
steril (John 1990).
Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik di dalam
memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat
lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke
dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini sangat esensial dan kunci
keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang
hendak melakukan analisis mikrobiologi. Teknik aseptis sangat penting
dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan
keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas
dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di alam sekitar
kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba
biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut,
saluran pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu
mikroorganisme sehingga diperlukan teknik yang dapat meminimalisirnya
seperti pengisolasian (Rachmawati 2008)
Aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme
dari kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik
aseptis digunakan sepanjang kegiatan berlangsung baik alat, bahan,
lingkungan sekitar maupun praktikannya, untuk alat dan bahan praktikum
dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik aseptic ini sangat
diperlukan dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut
merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari oleh ahli
mikrobiologi (Oram 2001).
Ada beberapa aturan umum yang harus diperhatikan dalam tehnik
aseptis, yaitu:
5
a. Meja kerja sebaiknya jauh dari sesuatu yang dapat menciptakan aliran
udara, misalnya tidak ada jendela yang terbuka, tidak dekat dengan
pintu yang selalu dibuka-tutup dan jauh dari lalu-lintas orang.
b. Pastikan meja kerja bersih dari kotoran dan benda-benda yang tidak
akan digunakan. Kotoran seringkali sulit dibersihkan pada sudut-sudut
ruang.
c. Usap meja kerja dengan antiseptik atau senyawa pembersih lain
sebelum digunakan. Di sebagian besar laboratorium umumnya
menggunakan etanol 70% untuk membersihkannya. Sediakan etanol
pada posisi selalu dekat dengan meja. Jika telah selesai bekerja,
sebaiknya meja kerja dikosongkan dari peralatan dan bersihkan lagi.
d. Semua peralatan yang digunakan harus steril. Sebaiknya semua
peralatan yang telah disterilisasi diberi label. Jika menemukan alat yang
sepertinya telah disterilisai tapi masih ragu terhadap sterilitasnya maka
sebaiknya jangan digunakan. Bungkus peralatan baik alat steril sekali
pakai atau bukan.
e. Atur peralatan di meja kerja sedemikian rupa sehingga meminimalisir
pergerakan tangan. Alat-alat yang biasanya digunakan dengan tangan
kanan (jarum inokulum, filler, pipet dll.) letakkan disebelah kanan
begitu juga sebaliknya (rak tabung, cawan petri, erlenmeyer dll.)
terkecuali untuk tangan kidal. Di bagian tengah meja kerja disediakan
ruang lapang untuk bekerja.
f. Membakar mulut atau bagian tepi dari suatu alat dapat membunuh
mikroorganisme yang menempel.
g. Telah siap dengan segala peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Semua
bahan dan alat untuk prosedur tertentu telah dipersiapkan di meja kerja.
Jangan sampai meninggalkan meja kerja untuk mengambil sesuatu yang
terlupa atau tertinggal. Perhitungkan semua yang diperlukan beserta
cadangannya.
h. Pakai sarung tangan lateks dan ganti secara berkala. Sarung tangan
membantu melindungi dari tumpahan biakan atau bahan kimia
6
1000C, agar tersebut masih tetap baik kalau didinginkan sampai 450C.
Agar hanya dipengaruhi oleh sejumlah kecil bakteri (Schlegel 1994).
C. Alat, Bahan, Cara Kerja
1. Alat
a. Pengenalan Alat
1) Mikroskop 11) Oven
2) Petridish 12) Dryglaski
3) Otoklaf 13) Bunsen
4) Hemasitometer 14) Pemanas
5) Colony counter 15) Shaker/pengocok
6) Erlenmeyer 16) Tabung reaksi
7) Gelas ukur 17) Toples
8) Beker gelas 18) Cawan porselen
9) Jarum inokulasi 19) Pipet
10) Jarum Ose 20) Pipet drop
b. Bekerja secara Akseptif
1) Tabung reaksi 5) Masker
2) Petrisish 6) Botol semprot
3) Lampu Bunsen 7) Jarum Ose
4) Sarung Tangan
c. Pembuatan Media
1) Oktoklaf
2) Pemanas
3) Erlenmeyer
4) Tabung reaksi
5) Petridish
6) Pipet
7) Gelas ukur
8) kapas
2. Bahan
a. Bekerja Secara Aseptik
1) Alkohol 70 %
2) Kapas penyumbat
3) Koloni bakteri dalam media
b. Sterilisasi Alat dan Medium
1) Aquadest untuk mencuci alat
2) Kertas pembungkus
3) Karet
4) Plastik pembungkus
c. Pembuatan Media
1) PDA
a) Kentang 200 gr
b)Dekstrosa 10
c) Agar-agar 20 g
d)Aquadest 1 liter
2) NA
a) Ekstrak daging 3 gr
b) Peptone 5 gr
c) Agar-agar 20 gr
d) Aquadest 1 liter
e) NaCl 5 gr
3. Cara Kerja
a. Pengenalan Alat
1) Mengamati dan memahami alat-alat yang digunakan dalam
praktikum
2) Menggambar alat-alat tersebut
3) Menyebutkan fungsi dari masing-masing alat tersebut
b. Bekerja Secara Aseptik
1) Mencuci tangan dan membersihkan meja dengan alkohol 70 %
2) Memakai sarung tangan dan masker
3) Memfiksasi ujung jarum ose pada api bunsen
4) Membuka tutup penyumbat tabung reaksi dengan tangan kanan,
dan tabung reaksi berada pada tangan kiri
5) Memfiksasi tabung reaksi pada lampu bunsen sesaat
6) Mengambil inokulum bakteri dengan jarum ose dalam keadaan
dekat dengan api bunsen
7) Memfiksasi kembali tabung reaksi kemudian menutupnya dengan
penyumbat
8) Memindahkan segera inokulum dari tabung reaksi ke dalam
petridish yang telah berisi media agar, dengan cara mengoleskan
zig-zag secara tipis dalam keadaan dekat dengan api bunsen
c. Sterilisasi Alat dan Medium
1) Mencuci bersih semua alat yang akan di sterilkan
2) Membungkus petridish, tabung reaksi, pipet dan pipet drop dengan
kertas
3) Memasukkan alat-alat yang telah dibungkus ke dalam otoklaf
4) Mengatur suhu, tekanan, dan waktu pada otoklaf
5) Mengambil alt dari otoklaf, diusahakan alat tetap steril dengan
tidak membuka kertas pembungkus
d. Pembuatan Media
1) PDA
a) Mengupas kentang, mencucinya, dan memotong kecil-kecil
kemudian merebus selama 1 jam (dengan menjaga volume tetap
pada 1000ml)
b) Menyaring sehingga memperoleh filtrate
c) Memasukkan dekstrosa ke dalam filtrate dan diaduk sampai
homogeny
d) Memasukkan dalam erlenmeyer kemudian menyumbatnya
dengan kapas
e) Melakukan sterilisasi dengan otoklaf
f) Menuangkan ke dalam petridish sesuai kebutuhan
2) NA
a) Menimbang ekstrak daging 3 gr, peptone 5 gr, dan agar-agar 20
gr
b) Melarutkan ke dalam 1000 ml aquadest hingga homogen
c) Memanaskan selama 20-30 menit kemudian didinginkan
d) Menetralkan pH dengan penambahan NaOH/HCl
e) Mengganti aquadest yang hilang selama pemanasan hingga
volume 1000 ml dan atur pH tetap netral
f) Menyaring larutan kemudian memasukkannya ke dalam
erlenmeyer steril dan menyumbat dengan kapas
g) Melakukan sterilisasi dengan otoklaf selama 20 menit
h) Menuangkan ke dalam petridish sesuai kebutuhan
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
a. Pengenalan Alat
Tabel 1.1 Pengenalan Alat-alat Laboratorium
No Gambar Fungsi Alat Keterangan
Bagian
2 Untuk Oven
mensterilkan alat mempunyai
dan skala suhu
mengeringkan antara 30oC
bahan sampai sampai
kering konstan 200oC dan
skala udara
segar antara
Oven 1 sampai 6.
3 Untuk Inkubator
menyimpan memiliki suhu
bakteri atau fungi yang lebih stabil
yang dibiakan jika
biasanya dibandingkan
digunakan pada dengan oven
perlakuan dengan
suhu
Inkubator
4 Untuk Autoklaf
mensterilkan alat bersuhu 120oC
dengan uap air dengan tekanan
panas bertekanan 1 atm dengan
Autoklaf
waktu 1-2 jam.
Bagian-bagian
autoklaf :
1. Tombol
pengatur
waktu
mundur
(timer)
2. Katup
pengeluaran
uap
3. Pengukur
tekanan
4. Kelep
pengaman
5. Tombol on-
of
6. Termometer
7. Lempeng
sumber
panas
8. Aquades
9. Sekrup
pengaman
10. Batas
penambaha
n air
5 Untuk meletakan Kaca preparat
objek pengamatan dan degglas
Untuk menutup
degglas preparat
Jarun inokulum
Dryglaski
Petridish
9 Untuk mengukur Gelas/tabung
cairan reaksi
Gelas/tabung reaksi
Bea
k er
glass
11 Untuk Erlenmeyer
memenaskan
cairan atau
larutan
Erlenmeyer
Lampu bunsen
13 Untuk Sprayer
menyemprot
cairan
Sprayer
15 Untuk Hemasitometer
menghitung
koloni
Hemasitometer
Mikroskop elektron
binokuler
18 Untuk mengambil Mikropipet
cairan yang
berukuran < 1 ml
Mikropipet
Pipet ukur
Pipet tetes
Tabung reaksi