Nabung Saham
Sektor Semen
SMGR di akhir tahun 2016 dihargai pada level Rp 8.700 per lembar saham
atau turun 7,9% dari level Rp 9.450 di tahun 2010.
Jika tren pertumbuhan ini masih dapat berlanjut (rata-rata 8,9%), maka
pendapatan SMGR diperkirakan dapat mencapai Rp 86,2 triliun pada 2030. Jika
Walaupun begitu, pada 2016 INTP masih sanggup mencetak laba bersih
Rp 3,87 triliun walaupun angka ini turun -11,16% jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya di Rp 4,36 triliun. Perusahaan mencatatkan penurunan
penjualan sebesar 13,69% dari Rp 17,80 triliun di 2015 menjadi Rp 15,36 triliun.
Jika tren pertumbuhan ini masih dapat berlanjut (rata-rata 5,47%), maka
pendapatan INTP diperkirakan dapat mencapai Rp 32,4 triliun pada 2030. Jika
margin dapat dijaga stabil di level 5%, maka laba bersih diproyeksikan mencapai
Rp 7,7 triliun atau setara dengan Rp 2.082/lembar (asumsi jumlah saham tetap).
Sektor Infrastruktur
Waskita Karya (Persero) Tbk berdiri pada 1 Januari 1961 dan bergerak di
bidang jasa konstruksi. WSKT pertama kali melantai di bursa pada 19
Desember 2012 dengan harga perdana di Rp 380. Jumlah saham WSKT
yang tercatat dibursa 13.573.709.450 lembar saham, dengan pemerintah
sebagai pemegang saham terbesar dengan 66,04%. Kapitalisasi per 31
Desember 2016 sebesar Rp34,6triliun.
WSKT banyak mendapatkan proyek pengadaan jalan tol dari
pemerintah, hal ini juga yang mendorong pertumbuhan kontrak yang
didapat oleh perusahaan. Kinerja Waskita terbilang bagus, dan selama 5
tahun terakhir laba bersih perusahaan tumbuh konsisten. Tahun 2016,
perusahaan meraih laba bersih Rp 1,71 triliun atau naik 63,52% yoy.
Pertumbuhan laba bersih ini sejalan dengan pertumbuhan pendapatan
67,95% dari Rp 14,16 triliun di 2015 jadi Rp 23,79 triliun pada 2016.
Selama 6 tahun terakhir, perusahaan berhasil mencatatkan
pertumbuhan laba bersih secara konsisten setiap tahunnya dengan rata-
rata pertumbuhan pendapatan dan laba bersih di level 18,44% dan
38,87%.
Jika tren pertumbuhan ini masih dapat berlanjut (rata-rata 18,44%),
maka pendapatan WSKT diperkirakan dapat mencapai Rp 254,4 triliun
pada 2030. Jika margin dapat dijaga stabil di level 38,87%, maka laba
bersih diproyeksikan mencapai Rp 170 triliun atau setara dengan Rp
12.524/lembar (asumsi jumlah saham tetap).