Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stres bagi banyak orang menjadi musuh utama dalam menjalani kehidupan. Stres
adalah rangsangan dalam bentuk apapun dan adri manapun yang dapat mempengaruhi
proses pikir dan tindakan seseorang. Stres dengan frekuensi dan jumlah yang tinggi
akan menimbulkan ketidakseimbangan baik fisik maupun psikis pada kebutuhan
berdasarkan jenis stresnya.
Selain itu kita juga dapat mengartikan stres sebagai apa saja yang menstimulasi
dan meningkatkan tingkat kewaspadaan anda. Terlalu banyak stres sangat
memepengaruhi kinerja.
Stres menurut ilmu psikologi dibutuhkan oleh tubuh untuk mempertahankan diri
dan menjadikan kewaspadaan pada diri seseorang. Stres ketika kita menghadapi ujian,
tindakan yang dilakukan adalah berusaha belajar keras untuk meraih nilai yang bagus.
Stress karena ada perampingan jumlah karyawan, sesegera mungkin mencari
lowongan pekerjaan untuk menyelesaikan masalah. Selain contoh stres di atas ada
banyak macam stres dan penyelesaiannyadisesuaikan dengan jenis stresnya.

B. Tujuan
1. Memberikan penjelasan mengenai pengertian manajemen stres
2. Memberikan penjelasan mengenai tanda dan gejala stres
3. Memberikan penjelasan mengenai cara menghindari stres
4. Memberikan penjelasan manajemen stres untuk perawat
5. Memberikan penjelasan manajemen stres untuk pasien

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Stres


Melihat begitu mengerikannya akibat dari stres maka kita perlu melakukan
“manajemen” stres. Istilah manajemen dalam ilmu ekonomi dapat diartikan sebagai
melakukan suatu tidakan melalui tahapan: planing, organizing, actuating dan
controling (POAC). Dikaitkan dengan stres, maka kita perlu melakukan POAC ini
dengan cermat dalam kehidupan kita mulai dari pola makan, pola tidur, pola
kegiatan/aktivitas, pola pikir dan sebagainya. Pada intinya dalam menjalankan
aktivitas dalam kehidupan, kita harus dapat ”memanage” sebala sesuatunya dengan
baik.
Menurut Wikipedia manajemen stres adalah kemampuan penggunaan sumber
daya (manusia) secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan
emosional yang muncuol karena (tanggapan) respon. Tujuan dari manajemen stres itu
sendiri adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu itu agar menjadi lebih baik.
Manajemen stres adalah kemampuan untuk mengendalikan diri ketika situasi,
orang-orang, dan kejadian-kejadian yang ada memberi tuntutan yang berlebihan.
Tidak ada seorangpun yang bisa menghindarkan diri dari stres. Namun, stres bisa
dikelola sehingga mendatangkan nilai positif bagi seseorang. Stres tidak boleh
dihilangkan sama sekali karena dia membantu kelangsungan hidup dan membantu
dinamuka hidup (Mudjaddid, Diffty: 2015)
Sesuai dengan pendapat (Hawari, D 2001) manajemen atau pelaksanaan stres,
cemas dan depresi pada tahap pencegahan dan terapi memerlukan suatu metode
pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencakup fisik (somatik),
psikologik/psikiatrik, psikososial yang muncul dengan cara hidup yang teratur, serasi,
selaras, dan seimbang antara dirinya dengan Tuhan (vertikal) sedangkan secara
horizontal antara dirinya dengan sesama orang lain dan lingkungan alam sekitarnya.

B. Mengenali Tanda dan Gejala Stres


Secara umum stres yang kita hadapi dalam kehidupan ada segi positif (stres baik)
dan segi negatifnya (stres buruk). Seringkali stres dianggap seuatu yang buruk dan
seringkali dianggap sesuatu yang buruk dan tak seorangpun mengharap

3
kedatangannya, namun sebenarnya stres bisa memberi manfaat dan bisa diajak
bersahabat dengan kita. Stres yang baik dapat membuat anda belajar lebih giat dan
melalukan sesuatu dengan baik, bahkan kita semua membutuhkan sedikit stres untuk
mengefetifkan fungsi tubuh dan mengoptimalkan potensi diri. Tentu saja jika
dibarengi dengan optimisme, dan kesungguhan upaya mnegatasi penyebab stres.
Sedangkan stres yang buruk yang terlalu benyak dialami seseorang hingga
membawa efek negatif. Berkurangnya kemampuan memimpin diri dan mengontrol
emosi. Seseorang yang mengalami stres buruk akan mengalami masalah psikologis
seperti perasaan tertekan dan ansietas (kecemasan) yang dapat berdampak pada
kondisi kesehatan fisiknya. Antara lain stres pada penderita jantung maupun darah
tinggi yang bisa berakibat fatal bagi si penderita bahkan membawa resiko kematian.
Tanda dan Gejala Stres
Berdasarkan pertanyaan yang digunakan untuk mengenali tanda dan gejala stres:
1. Adakah bagian dari otot anda yang merasa tegang?
2. Apakah anda merasa berdebar-debar?
3. Apakah tangan anda merasa dingin dan berkeringat?
4. Apakah anda dapat berkonsentrasi secara normal?

Secara umum gejala stres dapat dikenali sebagai berikut:


1. Gejala fisik
a. Sering merasa sakit kepala
b. Pusing
c. Gangguan telinga (telinga berdenging)
d. Gemetaran
e. Perasaan jantung atau dada terbakar
f. Diare atau susah buang air besar
g. Gejala emosi dan mental
h. Gangguan tidur
i. Ansietas (merasa ketakutan)
j. Depresi, tidak punya keinginan atau semangat hidup
k. Menangis dengan tiba-tiba
l. Tidak dapat mengambil keputusan
m. Tidak dapat berpikir memecahkan masalah
n. Tidak dapat mengambil keputusan

4
C. Menghindari Stres
Melalui berbagai penelitian medis dan non medis, pengamatan dan pengalaman
hal-hal yang dilakukan untuk menghindari stres adalah:
1. Jaga selalu kondisi tubuh yang diperkuat dengan mengkonsumsi makanan dan
minuman sehat (4 sehat 5 sempurna) secara disiplin (konstan makanan dan
minuman sama). Tambahkan dengan asupan multivitamin dan mineral yang
cukup.
2. Tidur dan istirahat yang cukup. Tidur merupakan salah satu terapi yang cukup
untuk mengurangi kemarahan dan kesedihan karena tidur memberikan
kesempatan otak untuk rilex.
3. Olahraga teratur. Gerak tubuh akan merangsang keluarnya zat “endorphine” yaitu
zat yang dapat membuat tubuh merasa nyaman selain zat tersebut juga dapat
dikenal sebagai anti rasa sakit pada tubuh. Itulah sebabnya yang berolah raga
teratur umumnya tampak lebih fit dan bahagia.
4. Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan tidak baik bagi kesehatan dan
pertahanan serta kekebalan tubuh (Hawari. D, 2001)
5. Tidak meminum-minuman keras (alkohol). Dampak dari minuman keras dapat
mengakibatkan ganggguan mental dan perilaku, dan juga penyakit liver yang
berlanjut pada kematian.
6. Mengontrol berat badan ideal. Orang yang obesitas dan sebaliknya akan
menurunkan daya tahan dan kekebalan tubuh.
7. Selalu berpikir positif karena tindakan atau perasaan negatif pasti berasal dari
pikiran negatif. Sebaliknya tindakan positif pasti berasal dari pikiran yang positif.
8. Melakukan hobby (hal-hal yang menyenangkan dan positif menurut kita) karena
hobby dapat membuat kita rilex dan melupakan “sejenak” rutinitas atau masalah
yang ada misalnya olah raga, mendegarkan musik, masak, jahit, memodifikasi
mobil, motor, sepeda dan sejenisnya.
9. Sosial ekonomi. Mengatur pemasukan dan pengeluaran belanja, pengguanan uang
sebaliknya bersifat produsktif dan pengeluaran yang konsumtif sifatnya perlu
dikendalikan dan dibatasi.
10. Jangan terpaku pada “rutinitas”, berani merubah, tidak malu dan ragu. Hal
sederhana yang dapat dilakukan adalah mulai dari menata ulang meja kerja, ruang
tidur, rumah, menempuh route yang berbeda kekantor, sekali waktu siang atau
malam di mall sekaligus cuci mata, creambath di salon, pijat reflexi, berendam di

5
air hangat yang merupakan sesuatu cara untuk memperlancar aliran darah dan
meredakan ketegangan.
11. Murah senyum, tertawa lepas, bersenandung atau bernyanyi, dan bersosialisasi
dengan teman atau lingkungan (perlu teman curhat, tidak memendam masalah
sendiri). Kegiatan semacam ini dapat merangsang endorphine dan serotonin dalam
tubuh sehingga orang tenang.
12. Kasih sayang. Merupakan kebutuhan mspikologis sehingga masing-masing orang
merasa aman dan terlindungi untuk ketahanan dan kekebalan keluarga sehingga
tercipta hubungan yang harmonis.
13. Yang terakhir tetapi merupakan hhal terpenting adalah beribadah dan berdoa
kepada yang maha kuasa tidak pada masa sulit saja, berbuat baik kepada semua
orang, bersyukur terhadap semua hasil usaha kita, baik yang berhasil maupun
yang tidak berhasil, mensyukuri rezeki.

D. Manajemen stres untuk Perawat


Selain belajar untuk menghindari penyebab stres, anda dapat menerimanya secara
realistis. Mencoba berteman dan mengelola stres dan benar membantu anda untuk
hidup lebih baik secara fisik dan emosional serta memberi kebahagian lahir dan batin.
Beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk mengatasi stres adalah tindakan positif
untuk menurunkan tingkat stres yaitu:
1. Relaksasi
Relaksasi atau berlatih untuk mengatur cara pernapasan yang dilakukan. Dengan
kegiatan untuk melemaskan otot syaraf seperti meditasi, yoga, latihan pelemasan,
pijat sambil mendengarkan iringan musik lembut dan tenang atau alunan ayat suci.
2. Berolahraga
Berolahraga secara teratur membantu anda menurunakan stres dan meningkatkan
kepercayaan diri, selain dari yang terpenting dapat meningkatkan kekebalan tubuh
dan mencegah penyakit. Penambahan energi untuk beraktivitas, peningkatan
kualitas tidur, daya konsentrasi, rasa bahagia dan keyakinan diri serta penurunan
resiko serangan jantung adalah manfaat penting olahraga. Olahraga ringan seperti
berjalan-jalan santai sambil menghirup udara segar selama 20-30 menit setiap hari
akan efektif untuk mengurangi stres.

6
3. Cerdas mengatur ambang keinginan dan rencana
Tak pernah ada larangan untuk mengininkan sesuatu. Cita-cita dan harapan
bahkan dapat emnjadi daya hidup yang menganggumkan. Namun perlu diketahui
seringkali stres muncul akibat ketidakmampuan menerima kenyataan yang
berbeda dengan keinginan atau harapan.
4. Menjadi pribadi aserif
Sungkan dan perasaan hati yang tidak enak untuk menolak atau mengatakan tidak
kerap terjadi pada seseorang. Belajar menjadi orang yang asertif, yang mampu
mengatakan no dan bukan yes, ketika iya memang ingin mnegatakan no memang
sulit, kita seringkali tidak dapat menolak permintaan dan akhirnya menerima dan
kemudian merasa terperangkap dengan permintaan tersebut. Hal tersebut
membuat kita merasa marah dan tidak berdaya, lalu berujung pada timbulnya
stres. Karena itu, belajar untuk menolak permintaan (jika kita memang tidak
sanggup memenuhinya), menjadi sangat penting jika anda peduli pada kesehatan
lahir batin anda.
5. Manajemen waktu
Waktu yang selalu merasa tsempit, juga bisa menyebabkan stres. Oleh karena itu
manajemen waktu menjadi penting. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk
mengelola waktu dengan baik:
1. Tentukan hasil akhir dan jadikan skala prioritas anda
2. Buat daftar pekerjaan dan prioritaskan tugas dan pekerjaan yang utama
terlebih dahulu
3. Buat perencanaan sebelum melakukan pekerjaan tersebut. Satu pekerjaan yang
dikerjakan selama satu jam yang telah direncanakan akan lebih efektif dari
pada anda
4. Kerjakan satu satu tugas dimana sesuai dengan waktu dimana anda merasa
produktif.
5. Belajarlah untuk mendelegasikan beberapa tugas anda.
6. Buat jadwal waktu untuk beristirahat dan bersantai.

Ada enam perilaku yang dikategorikan sebagai “perampas waktu” karena perilaku
tersebut menurut Widyastuti, P (2003) tidak dapat meningkatkan keefektifan
penggunaan waktu, melainkan hanya akan membuang waktu anda yang berharga
yaitu:

7
a. Kepribadian tipe A
Memperlihatkan perilaku yang tergesa-gesa dalam memenuhi batas waktu
yang ditetapkan, tidak mempunyai perencanaan, keterampilan organisasi
yang buruk, dan berupaya mencapai sesuatu sekaligus, hanya melakukan
sedikit di dalam proses.
b. Workahiloc (gila kerja)
Suatu perilaku seseorang yang menghabiskan waktu secara berlebihan di
tempat kerja, tetapi belum tentu produktif, biasanya sebagai kompensasi
harga diri yang rendah. Pada kebanyakan kasus, workoholic juga
membawa pekerjaan merek ke rumah.
c. Time Juggler (penyulap waktu)
Cenderung berlebihan dalam berjanji untuk suatu pertemuan, berjanji akan
datang kebeberapa tempat dalam satu waktu .
d. Procrastinator (orang yang suka menuda-nunda)
Penundaan merupakan suatu taktik pengalih untuk menghindari tanggung
jawab. Ada empat faktor yang berkaitan dengan penundaan: kemalasan,
apatis, takut gagal, dan kebutuhan untuk segera merasa puas. Walau punya
banyak waktu yang cukup untuk melakukan pekerjaan, orang dengan sikap
ini pada akhirnya akan melakukan pekerjaan dengan tergesa-gesa. Pada
kebanyakan kasus, pekerjaan kantor lebih diprioritaskan daripada
pekerjaan dirumah sehingga keluarga menjadi korban.
e. Perfeksionis
Seseorang yang menunjukkan perilaku obsesif, bahkan kompulsif
(pemaksa) dengan berupaya menyelesaikan semua tugas dan tanggung
jawab secara sempurna. Dia cenderung terjebak dalam hal yang kecil,
akibat berusaha menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya.
f. Terjebak perilaku gaya hidup
Orang yang terjebak dalam perilaku gaya hidup adalah orang yang sulit,
jika mungkin, waktu akan mengatakan “tidak”. Perilaku ini menyebabkan
mereka tidak mempunyai waktu untuk diri mereka sendiri. Perasaan
dimanfaatkan sering menyertai perilaku ini.
7. Positive Thinking
Yakinkan diri untuk tetap berpikir positif, selalu mengambil hikmah dari
setiap kejadian merupakan salah satu caranya. Karena yang seseorang pikirkan

8
akan berhubungan langsung pada perasaan atau suasana hatinya dan pada
gilirannya juga mempengaruhi kinerja dan produktifitasnya.

E. Manajmen Stres untuk Pasien


Beberapa alterntif pemecahan masalah yang digunakan untuk menerapkan sistem
manajemen dalam suatu stres kehidupan yaitu:
1. Terapi Psikofarmaka
Menurut Hawari, D (2001) mengatakan bahwa, terapi psikofarmaka adalah
pengobatan untuk stres, cemas, atau depresi dengan memakai obat-obatan
(farmaka) yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal
penghantar syaraf) di susunan syaraf pusat otak (lymbic system). Sebagaimana
diketahui sistem limbik tersebut merupakan sebagai bagian dari otak yang
berfungsi mengatur alam pikiran, alam perasaan dan perilaku atau dengan kata
lain mengatur fungsi psikis seseorang.
2. Terapi Somatik
Dalam pengalaman praktek sehari-hari sering dijumpai gejala atau keluhan fisik
(somatik) sebagai gejala ikutan atau akibat dari stres, kecemasan, dan depresi
yang berkepanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik itu dapat
diberikan obat-obatan yang ditunjukkan pada organ tubuh yang bersangkutan.
3. Psikoterapi
Pada pasien yang mengalami stres, kecemasan dan atau depresi selain diberikan
terapi psikofarmaka (anti cemas dan anti depresi) dan terapi somatik, juga
adiberikan terapi kejiwaan (psikologik) yang dinamakan psikoterapi. Psikoterapi
ini banyak macam ragamnya tergantung dari kebutuhan baik individual maupun
keluarga, misalnya:
a. Psikoterapi supportif
Terapi ini memberikan motivasi, semangat, dan dorongan agar pasien yang
bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan serta percaya diri
(self confidence) bahwa dia mampu mengatasi stres psikososial yang sedang
dihadapinya.
b. Psikoterapi re-edukatif
Terapi ini memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai bahwa
ketidkamampuan mengatasi stres, kecemasan, dan depresinya itu dikarenakan
faktor psiko-edukatif masa lalu dikala yang bersangkutan dalam periode anak

9
dan remaja. Dari terapi ini diharapkan yang bersangkutan mampu mengatasi
stressor psikososial yang sedang dihadapinya.
c. Psikoterapi re-konstruktif
Terapi ini dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah
mengalami goncangan akibat stresor psikososial yang tidak mampu diatasi
oleh pasien yang bersangkutan.
d. Terapi ini gunakan untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemmapuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat. Selain
itu yang bersangkutan mampu membedakan nilai-nilai moral etika mana yang
baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, mana yang haram dan halal.
e. Psikoterapi psiko-dinamik
Terapi ini dimanfaatkan untuk menganalisa proses dinamika kejiwaan yang
dapat menjelaskan mengapa seseorang itu tidak mampu emnghadapi stresor
psikososial sehingga dia jatuh sakit (stres, cemas, dan depresi). Dengan
mengetahui dinamika psikologis itu diharapkan yang bersangkutan dapat dapat
mencari jalan keluarnya.
f. Psikoterapi Perilaku
Dengan terapi ini diharapkan agar dapat memulihkan gangguan perilaku yang
maladaptif (ketidakmampuan beradaptasi) akibat stres psikososial yang
dihadapinya. Dengan terapi ini diharapkan pasien yang bersangkutan dapat
ebradaptasi dengan kondisi yang baru sehingga bisa berfungsi kembali secara
wajar dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, di sekolah atau kampus, di
tempat kerja dan di lingkungan sosial.
g. Psikoterapi Keluarga
Seseorang dapat jatuh dalam keadaan stres, kecemasan atau depresi yang
disebabkan oleh stresor psikososial faktor keluarga. Dengan terapi ini
digunakan untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar tidak lagi
menjadi faktor penyebab dan faktor dapat dijadikan sebagai faktor pendukung
bagi pemulihan pasien yang ebrsangkutan. Pada terapi ini tidak hanya
ditunjukkan pada pasien yang bersangkutan saja, tetapi juga terhadap anggota
keluarga lainnya.
4. Terapi Psikoreligius
Dari berbagai penelitian yang dilakukan ternyata tingkat keimanan seseorang erat
hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan tubuh dalam menghadapi

10
berbagai problem kehidupan yang merupakan stres psikososial. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO, 1984) dalam (Hawari. D, 2001) telah menetapkan unsur
spirituak (agama) sebagai salah satu dari 4 unsur kesehatan. Keempat unsur
kesehatan tersebut adalah fisik, sehat psikis, sehat sosial, dan sehat spiritual.
Pendekatan baru ini telah diadopsi oleh psikiater Amerika Serikat (the American
Psychiatric Assosiation/APA, 1992) yang dikenal dengan pendekatan “bio-
psycho-sosio-spiritual”.
5. Terapi Psikososial
Digunakan untuk memulihkan kemampuan adptasi agar yang bersangkutan dapat
kembali berfungsi secara wajar dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, di
sekolah atau kampus, maupun di lingkungan pergaulan sosialnya.
Tekhnik terapi psikososial dilakukan dengan cara analisa SWOT, yaitu:
a. Strength
Upaya mnecari aspek-aspek yang positif pada diri seseorang yang merupakan
kekuatan yang perlu dikembangkan untuk mengatasi stresor psikososial yang
diharapi.
b. Weaknes
Upaya mengetahui faktor-faktor yang merupakan kelemahan dan kekurangan
pada diri seseorang. Hal tersebut dapat dikompensasikan agar tidak
menghambat penyelesaiannya dalam menghadapi stresor psikososial.
c. Opportunity
Usaha melihat ke depan akan adanya kesempatan yang jauh lebih baik untuk
dijadikan sebagai penentu keberhasilan penanggulangan stresor psikososial
pada seseorang. Dan diharapkan keberhasilan tersebut lebih baik dari
sebelumnya.
d. Threat
Upaya untuk mengetahui dan menyadari adanya ancaman sebagai faktor
penganggu bagi penangggulangan stresor bahkan dapat membahayakan atau
mengaggalkan penyelesaian stres psikososial. Oleh karena itu seseorang harus
mempertimbnagkan faktor ini.
6. Konseling
Semua proses terapi tersebut di atas dilakukan melalui konseling. Konseling
dilakukan oleh orang yang ahli dalam bidangnya memberikan konsultasi yaitu

11
dokter atau psikiater. Istilah konselor dilakukan untuk orang yang memberikan
konseling, sedangkan klien dianggap sebagai pihak yang diberi konseling.

Tekhnik Manajemen Stres, ada beberapa tekhnik manajemen stres yang sudah
diterapkan dan dibuktikan keberhasilannya menurunkan stres, yaitu:
1. Hypnoterapy
Metode hypnoterpy yang paling mudah diterapkan adalah self-hypnosis,
metode ini memungkinkan seseorang mealakukan hipnosis pada diri sendiri,
motode ini dinamakan Autohipnosis diterjemahkan sebagai swa-upaya-terarah
yaitu keadaan hipniosis yang dibnagkitkan tanpa bantuan orang lain. dalam
pengertian ilmiah dapat diartikan sebagai upaya sistimatis dan terprogram
yang dilakukan sendiri dengan memasukkan program-program positif sebagai
usaha untuk lebih meningkatkan faktor positif diri sendiri.
Langkah self-hypnosis menurut Linda-Ann Stewart, salah seorang
hypnoterapist penulis buku self healing, cara-cara self-hypnosis adalah sebagai
berikut:
a. Posisikan tubuh senyaman mungkin
b. Pejamkan mata. Tarik napas dalam-dalam dari hidung dan hembuskan
melalui mulut, ulangi hingga 3 kali.
c. Fokuskanlah perhatian pada organ tubuh anda. Bisa dimulai dari yang
plaing atas (kepala) atau sebaliknya dari bawah (ujung kaki), perhatikanlah
setiap bagian tubuh untuk relaks.
d. Kemudian bayangkan bahwa sekeliling anda sangat nyaman dan aman.
e. Lakukanlah perhitungan mundur dari 10 hingga 1, bayangkan diri anda
sedang menuruni tangga, atau eskalator. Dan setiap perhitungan mundur
membuat anda berada semakin rendah.
f. Atur waktu biologis anda, pastikan berapa lama anda akan melakukan
relaksasi
g. Kemudian bayangkan anda berada ditempat yang aman, dan damai.
Cobalah menikmatinya
h. Kemudian bayangkan tujuan anda beberapa kali. Visualiasasikan
keinginan anda, atau ucapkan hal yang menjadi tujuan anda. Gunakan
seluruh panca indera untuk menghayati tujuan itu, dan lakukan penguatan
yang positif.

12
i. Secara otomatis setelah waktu biologis yang anda atur habis, anda akan
terjaga, dan lakukan perhitungan mundur dari 7 hingga 1; dan lakukan
sugesti pada diri sendiri bahwa setelah selesai melakukan self-hypnosis,
anda akan menjadi lebih segar, peka, damai dan merasa sangat bahagia.

Beberapa manfaat self-hypnosis setelah mencapai ketenangan adalah


dampak lanjutan menerapkan self-hypnosis:
a. Meningkatkan potensi dan rasa percaya diri
b. Memperbaiki kualitas tidur (jika sesesorang memiliki gangguan tidur)
c. Mengendalikan emosi, sehingga meminimalkan stres
d. Menetralisir kebiasaan buruk yang dipicu stres berkepanjangan.
2. Meditasi
Ide meditasi adalah memfokuskan pikiran anda pada suatu pikiran yang
membuat santai untuk suatu periode tertentu. Meditasi mengistirahatkan
pikiran dengan mengalihkan pikiran dari masalah yang membuat stres.
Memberikan tubuh anda waktu untuk beristirahat dan membuang racun yang
muncul karena stres dan kegiatan mental atau fisik lainnya.
Meditasi berguna ketika:
a. Anda mengalami stres dalam jangka waktu panjang
b. Anda mengalami stres dalam jangka waktu pendek yang menyebabkan
terlepasnya adrenalis dalam aliran darah
c. Anda sedang khawatir akan suatu masalah
d. Anda sedang aktif secara fisik
Rileks dengan meditasi mempunyai efek sebagai berikut:
a. Memperlambat pernapasan
b. Mengurangi tekanan darah
c. Menolong otot bersantai
d. Memberi tubuh waktu untuk membuang asam laktat dan produk buangan
lainnya
e. Mengurangi kecemasan
f. Menghilangkan pikiran yang menyebabkan stres
g. Membantu berpikir jernih
h. Membantu fokus dan konsentrasi.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adalah kemampuan penggunaan sumber daya (manusia) secara efektif
untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang
muncuol karena (tanggapan) respon. Tujuan dari manajemen stres itu sendiri
adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu itu agar menjadi lebih baik.
Beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk mengatasi stres adalah tindakan
positif untuk menurunkan tingkat stres yaitu: relaksasi, berolahraga, Cerdas
mengatur ambang keinginan dan rencana, manajemen waktu, dan positive
thinking. Manajemen stres untuk pasien: terapi psikofarmaka, terapi somatik,
psikoterapi, psikoterapi re-konstruktif, psikoterapi psiko-dinamik, psikoterapi
perilaku, psikoterapi keluarga, psikoterapi religius, psikoterapi psikososial,
dan konseling.

B. Saran
Sebagai seorang tenaga medis tentunya kita sendiri tahu dampak baik dan
buruknya dari perilaku stres, dimana dampak negatif dari stres bahkan lebih
besar dan sangat merugikan. Sebagai seorang para medis (perawat) yang
berkecimpung dalam kegiatan-kegiatan yang padat sebaiknya kita bisa
memanajemen waktu kita untuk bekerja dan beristirahat sehingga keduanya
seimbang, tugas kita tidak berhenti sampai disitu kita juga mempunyai
kewajiban untuk membantu pasien dalam memanajemen stresnya .Sebagai
seorang perawat selain kita harus mempunyai keterampilan komunikasi dan
skill yang baik kita bisa juga harus bisa menjadi pendengar yang baik bagi
pasien agar fungsi konseling dapat diterapkan karena melalui fungsi
konseling stres yang dialami pasien dapat berkurang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agon, dr. Cerita Inspirasi, dan Motivasi. Dalam www.manajemen.stress.com


Ayuningtyas, Dumilah. Manajemen Stres: Berteman dan Memanfaatkan
‘Ketegangan’. Dalam www.eurekaindonesia.org
Hawari, Dadang. Manajeman Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI, 2001
Nacional Safety Council. Manajemen Stress. Alih bahasa Widyastuti, Palupi.
Jakarta: EGC

15

Anda mungkin juga menyukai