Anda di halaman 1dari 94

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MENYIMPANG

PADA SISWA-SISWI SMA NEGERI 1 PARUNG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Dewi Palupi Harjatiningsih

1110111000005

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015
ABSTRAK

Skripsi ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku


menyimpang pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
menyimpang dan seberapa besar faktor-faktor tersebut menyebabkan siswa/i
berperilaku menyimpang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung angakatan
2013/2014. Sampel dalam penelitian ini adalah 280 siswa/i. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket.

Temuan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara deskriptif


faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang meliputi: faktor
pertemanan (36.4%), faktor hubungan antartetangga (2.7%), faktor keluarga
(12.1%) dan faktor media massa (11.2%), dan untuk siswa/i yang melakukan
perilaku menyimpang (63.3%). Sementara analisis regresi logistik menunjukkan:
hasil uji model keseluruhan terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor
dengan perilaku menyimpang karena nilai sig (p) <0,05, uji kebaikan model
mampu menjelaskan pengaruhnya dalam perilaku menyimpang sebesar 82,5%,
dan uji parsial menunjukan bahwa hanya ada tiga faktor yang berkontribusi
mempengaruhi perilaku menyimpang, ketiga faktor tersebut yaitu (Faktor
Pertemanan, Faktor Keluarga dan Faktor Media Massa) karena nilai sig (p) <0,05
dan untuk faktor hubungan antartetangga tidak signifikan mempengaruhi karena
nilai sig (p) >0,05, berarti H1, H3,dan H4 diterima, dan H2 ditolak. Ini menjelaskan
bahwa terdapat pengaruh antara faktor pertemanan, keluarga dan media massa
terhadap perilaku menyimpang, dan tidak terdapat pengaruh antara faktor
hubungan antartetangga dengan perilaku menyimpang.

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan penulis

kesempatan untuk mengecap nikmat sehat dan pikiran jernih, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Perilaku Menyimpang pada Siswa-Siswi SMA Negeri 1

Parung” sebagai tugas akhir dari perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik. Shalawat serta salam kepada Nabi junjungan Muhammad SAW. Berkat

perjuangan dan bimbingan beliau lah umat manusia dapat hidup dalam keimanan

kepada Allah, dan jauh dari kesesatan.

Penulis sangat bahagia telah menyelesaikan skripsi yang menjadi syarat

kelulusan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Penulis berharap skripsi ini

dapat menjadi awal prestasi yang baru untuk menghadapi masa depan yang cerah

dan gemilang. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini banyak bantuan dan

dukungan yang mengalir dari semua pihak yang ada. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terimaksih sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy, MA.

2. Bapak Prof. Dr. Zulkifly, MA. Selaku Ketua Jurusan yang selalu

memberikan keramahan bagi mahasiswa dan mahasiswinya.

3. Bapak Husnul Khitam, M.Si. Selaku Sekertaris Program Studi

Sosiologi dan selaku dosen pembimbing yang tidak pernah lelah

memberikan saran juga waktunya untuk penulis dan juga telah

ii
memberikan pengarahan yang sangat berharga selama penulisan

skripsi ini.

4. Ibu Dra. Ida Rosyidah. Selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang

telah memberikan pengarahannya selama penulis berada di Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

5. Ibu Roro Satiti Shakuntala, M.Si. dan Bapak Nur Hafid, MA Selaku

dosen penguji yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan

pengarahan pada penulis.

6. Segenap dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik nyang telah

memberikan ilmu pengetahuannya kepada mahasiswa.

7. Untuk kedua orang tua tercinta, mamah dan ayahanda yang selalu

memberikan do’a, support dan menyemangati penulis ini dari awal

sampai sekarang. Terimakasih atas kesabaran dan pengertian kalian

selama ini. Tanpa kalian, penulis bukanapa-apa di dunia ini.

8. Untuk kakak Zenorita Dwi Anjani dan Wahyu Herbowo Trikaloka,

yang telah memberikan motivasi selama penulisan skrispi.

9. Spesial untuk Ridho Saputra, terimakasih untuk semangatnya, doa’a,

selalu menemani saat bimbingan dan memberikan keceriaan.

10. Untuk sahabat-sahabatku Maya Tamia, Arif Hanifan, Soraya

terimakasih untuk semangatnya, dukungannya, do’a dan mereka yang

telahmemberikan keceriaan.

11. Teman-teman sesama mahasiswa Jurusan Sosiologi (angkatan 2010),

terimakasih untuk dukungan kalian. Terimakasih juga untuk para

iii
siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung yang telah membantu dalam proses

skripsi ini.

12. Terimakasih untuk guru-guru SMA Negeri 1 parung, yang telah

membantu dalam proses skripsi ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan

yang pernah dilakukan. Penulis menyadari banyaknya kekurangan dan kekeliruan

baik secara lisan maupun tulisan selama proses pembuatan skripsi ini

berlangsung. Semoga karya ini bermanfaat untuk pihak-pihak yang bersangkutan

dan menjadi semangat untuk penelitian selanjutnya.

Wassalamualaikum. Wr. Wb

Jakarta, 16 Februari 2015

Dewi Palupi Harjatiningsih

iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………………………... i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………... v
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Pertanyaan Masalah ……………………………………….. 1
B. Pertanyaan Penelitian ..…………………………………….. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………. 6
D. Tinjauan Pustaka ………………………………………….. 6
E. Kerangka Teoritis …………………………………………. 12
1. Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) ………. 12
2. Sutherland’s (Theory of Differential Association) …... 13
3. Teori yang Mendukung Perilaku Menyimpang .……... 13
E.A.1 Definisi Operasional dan Indikator ……………….. 15
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ……………….. 15
1.1 Pertemanan …………………………………….. 15
1.2 Hubungan Antartetangga ……………………… 16
1.3 Keluarga ……………………………………….. 16
1.4 Media Massa …………………………………… 16
2. Perilaku Menyimpang ……………………………… 17
2.1 Tindakan yang nonconform …………………... 17
2.1 Tindakan antisosial atau asosial ………………. 17
2.3 Jenis perilaku menyimpang remaja yang didapat
dalam penelitian sebelumnya ……………….... 17
F. Hipotesis Penelitian ...…………………………………….. 20
G. Metodologi Penelitian …………………………………….. 20
H. Sistematika Penulisan …………………………………….. 26
BAB II GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
A. Profil SMA Negeri 1 Parung ……………………………… 28

v
B. Profil Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Parung ………………... 32
C. Proses Kegiatan Belajar Mengajar SMA Negeri 1 Parung .. 36
D. Potret Interaksi siswa-siswi di SMA Negeri 1 Parung ……. 38
BAB III TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Uji Validitas dan Reliabilitas ……………...……………… 39


B. Analisis Deskriptif…………………………………………. 41
C. Analisis Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
dan Perilaku Menyimpang di SMA Negeri 1 Parung ..…… 48
D. Uji Faktor-Faktor terhadap PerilakuMenyimpang
Pada Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Parung ………………… 54

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………... 61
B. Saran ………………………………………………………. 63

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… x

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel I.E.I Operasionalisasi Konsep ……………………………………….. 18

Tabel I.G.1 Populasi Siswa/i SMA Negeri 1 Parung ……………………….. 22

Tabel I.G.2 Penarikan Sample ………………………………………………. 23

Tabel I.G.3 Skala Pengukuran ………………………………………………. 25

Tabel II.A.1 Kegiatan Pembelajaran di SMA Negeri 1 Parung

mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan ………………….. 29

Tabel II.A.2 Visi dan Misi SMA Negeri 1 Parung …………………………... 30

Tabel II.A.3 Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Parung ………………….. 31

Tabel II.B.1 Jumlah Siswa/i SMA Negeri 1 Parung Angkatan 2013/2014 …. 32

Tabel II.B.2 Data Siswa/i Menurut Usia …………………………………….. 34

Tabel II.B.3 Data Siswa/i Menurut Agama ………………………………….. 34

Tabel II.B.4 Distribusi Pekerjaan Orangtua Siswa/i ………………………… 35

Tabel II.B.5 Prestasi Siswa/I SMA Negeri 1 Parung ……………………….. 36

Tabel III.A.1 Hasil Uji Validitas ……………………………………………... 40

Tabel III.B.1 Jenis Kelamin dan Kelas Siswa/i ……………………………… 42

Tabel III.B.2 Umur dan Agama Siswa/i ……………………………………… 42

Tabel III.B.3 Tingkat Pendapatan Orangtua …………………………………. 44

vii
Tabel III.C.1 Total dari Perilaku Menyimpang dan Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi ……………………………………………. 48

Tabel III.C.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ……………………………. 49

Tabel III.C.3 Perilaku Menyimpang ………………………………………….. 52

Tabel III.D.1 Uji Signifikansi Model Keseluruhan …………………………… 55

Tabel III.D.2 Uji Kebaikan Model ……………………………………………. 55

Tabel III.D.3 Uji Signifikansi Variabel ……………………………………….. 56

viii
DAFTAR GAMBAR

Grafik III.B.I Jenis Pekerjaan Ayah ………………………………….............. 43

Grafik III.B.2 Jenis Pekerjaan Ibu …………………………………………….. 43

Grafik III.B.3 Perilaku Menyimpang dilihat dari Jenis Kelamin Responden ... 45

Grafik III.B.4 Perilaku Menyimpang dilihat dari Kelas Responden …………. 46

Grafik III.B.5 Perilaku Menyimpang dilihat dari Usia Responden ….............. 46

Grafik III.B.6 Perilaku Menyimpang dilihat dari Status Sosial Ekonomi

Keluarga ……………………………………………………….. 47

Grafik III.C.1 Persentase Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ………............. 49

Grafik III.C.2 Faktor-Faktor Lainnya ………………………………………… 51

Grafik III.C.3 Persentase Perilaku Menyimpang …………………………….. 52

Grafik III.C.4 Alasan Tidak Melakukan Perilaku Menyimpang …………….. 53

ix
BAB 1

PENDAHULUAN

A. PERNYATAAN MASALAH

Skripsi ini meneliti tentang “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku menyimpang pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung”. Penelitian ini

ingin mengidentifikasi dan mengklasifikasi bentuk-bentuk perilaku

menyimpang siswa/i, dan menggali faktor-faktor penyebabnya.

Penyimpangan mengacu pada perilaku, cara-cara bertindak, sikap,

keyakinan dan gaya yang melanggar norma-norma, aturan, etika dan harapan

masyarakat (John Scott 2011:81). Paul B. Horton dan Chester L. Hunt

mengemukakan bahwa tidak ada satupun penyimpangan yang berdiri sendiri

(Jokie 2010:1.4). Pada dasarnya perilaku menyimpang atau kenakalan pelajar

adalah hal-hal yang dilakukan oleh pelajar sebagai individu dan tidak sesuai

dengan norma-norma hidup yang berlaku di dalam masyarakatnya. Pelajar

yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat

mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat,

sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan

dianggap terjadi hal yang menyimpang atau “kenakalan” (Kartono 1988:93).

Berdasarkan perspektif psikologi, perkembangan masa remaja merupakan

masa yang kritis. Dikemukakan demikian karena pada masa remaja

mengalami masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak menuju masa

kedewasaan yang sering ditandai dengan adanya krisis kepribadian.

Perubahan-perubahan fisik dan psikis yang sangat cepat menyebabkan

1
kegelisahan-kegelisahan internal, misalnya timbulnya rasa tertekan, dorongan

untuk mendapatkan kebebasan, goncangan emosional, rasa ingin tahu yang

menonjol, adanya fantasi yang berlebihan, ikatan kelompok yang kuat, dan

krisis identitas (Kartono 1998).

Jonaidi (2014) dalam penelitiannya menyatakan, terdapat banyak faktor

yang menjadi penyebab perilaku menyimpang remaja, proses pengasuhan

anak sangat mempengaruhi perkembangan remaja dan pola asuh yang tidak

sesuai dengan perkembangan zaman yang terus berubah akan menyebabkan

remaja tersebut melakukan hal-hal yang menyimpang. Selain itu, keluarga

juga dapat menjadi sebab timbulnya perilaku menyimpang seperti keluarga

(broken home), keluarga broken home pada prinsipnya struktur keluarga

tersebut sudah tidak lengkap lagi yang disebabkan hal-hal seperti, salah satu

dari kedua orang tua atau kedua-duanya meninggal dunia, perceraian orang

tua, anak yang sering ditinggalkan kedua orang tuanya karena mencari nafkah,

dan salah satu kedua orang tua atau keduanya “tidak hadir” dalam tenggang

waktu yang cukup lama. Terdapat juga faktor-faktor penyebab perilaku

menyimpang remaja yakni, faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan

sekolah, faktor lingkungan masyarakat, televisi sebagai salah satu media yang

dapat menyebabkan perilaku menyimpang, dan lingkungan pergaulan atau

pertemanan baik di sekolah ataupun di luar sekolah menjadi salah satu faktor

penunjang terjadinya perilaku menyimpang remaja. Kondisi teman sebaya

yang kurang baik membuat perlaku seseorang mengikuti hal-hal yang tidak

baik atau berperilaku menyimpang pula.

2
Menurut KPAI, saat ini kasus bullying menduduki peringkat teratas

pengaduan masyarakat. Dari 2011 hingga agustus 2014, KPAI mencatat 369

pengaduan terkait masalah tersebut. Jumlah itu sekitar 25% dari total

pengaduan di bidang pendidikan sebanyak 1.480 kasus. Bullying yang disebut

KPAI sebagai bentuk kekerasan di sekolah, mengalahkan tawuran pelajar,

diskriminasi pendidikan, ataupun aduan pungutan liar (kpai.go.id 16/10/14).

Perkelahian, atau yang sering disebut tawuran, sering terjadi di antara

pelajar. Bahkan bukan “hanya” antar pelajar SMU, tapi juga sudah melanda

sampai ke kampus-kampus. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan

Medan, tawuran ini sering terjadi. Data di Jakarta tahun 1992 tercatat 157

kasus perkelahian pelajar, tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan

menewaskan 10 pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban

meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230

kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya

korban meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke tahun

jumlah perkelahian dan korban cenderung meningkat. Bahkan sering tercatat

dalam satu hari terdapat sampai tiga perkelahian di tiga tempat sekaligus

(kpai.go.id 14/05/14).

Terdapat juga pornografi dan pornoaksi yang tumbuh subur di negeri kita

memancing remaja untuk memanjakan syahwatnya, baik di lapak kaki lima

maupun dunia maya. Sexual Behavior Survey 2011, menunjukkan 64 persen

anak muda di kota-kota besar Indonesia ‘belajar’ seks melalui film porno atau

DVD bajakan. Akibatnya, 39 persen responden ABG usia 15-19 tahun sudah

3
pernah berhubungan seksual, sisanya 61 persen berusia 20-25 tahun. Dan

terdapat juga data dari Komnas Anak, jumlah tawuran pelajar sudah

memperlihatkan kenaikan pada enam bulan pertama tahun 2012. Hingga bulan

Juni, sudah terjadi 139 tawuran kasus tawuran di wilayah Jakarta. Sebanyak

12 kasus menyebabkan kematian. Pada 2011, ada 339 kasus tawuran

menyebabkan 82 anak meninggal dunia (hizbut-tahrir.or.id 11/11,12).

Selain itu, pendataan penelitian Sahabat Remaja tentang perilaku seksual

di empat kota menunjukan 3,6% remaja di kota Medan, 8,5% remaja di kota

Yogyakarta, 3,2% remaja di kota Surabaya, serta 31,1% di kota Kupang telah

melakukan hubungan seksual secara bebas. Penelitian yang dilakukan oleh

Synovate Research tentang perilaku seksual remaja di empat kota, yaitu:

Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan dengan jumlah responden 450 orang

dengan usia antara 15-24 tahun, penelitian ini menghasilkan bahwa sekitar

50% informasi tentang seks mereka dapat dari kawan, film porno sebanyak

35% dan untuk sekolah hanya 10%. Ironisnya hanya 5% dari responden

remaja ini memperoleh informasi tentang seks dari orang tuanya, dan

sebanyak 81% remaja tersebut mengaku lebih nyaman berbicara seks dengan

teman-temannya dibandingkan berbicara kepada orang tuanya. (Julianti

Siagian 2014).

Indonesia Police Watch (IPW) merilis sejumlah kejahatan yang dilakukan

anak-anak di bawah umur. Dalam enam bulan terakhir 10 mei 2014 kejahatan

yang dilakukan anak-anak di bawah umur di Jabodetabek tampak makin

4
sadis,. enam kejahatan yang dilakukan anak di bawah umur itu, empat kasus

adalah pembunuhan sadis dan dua perampokan (kpai.go.id 10/10/14).

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan, banyaknya

kejahatan dan aksi kriminalitas yang dilakukan anak harus dilihat secara utuh,

baik sebagai korban atau pelaku. Anak sebagai pelaku krimininalitas lebih

banyak dipengaruhi faktor lingkungan yang tidak bersahabat, pengaruh media

atau perlakuan teman sekelilingnya. Faktor lingkungan tersebut lambat laut

akan menginspirasi anak untuk meniru. Tayangan televisi yang berisi

pornografi, lalu games bernuasa kekerasan ikut berpengaruh pada perilaku

anak. Anak melakukan dari apa yang mereka lihat, mereka rasakan, dan

setidaknya ada tiga hal yang perlu dilakukan para pihak, mulai dari negara,

sekolah dan orang tua, untuk mengurangi terjadinya kriminalitas anak

(kpai.go.id 10/10/14).

B. PERTANYAAN PENELITIAN

Adapun pertanyaan mengenai penelitian “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Perilaku Menyimpang Pada Siswa-Siswi SMA Negeri 1

Parung”

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku menyimpang ?

2. Seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut menyebabkan siswa-siswi

berperilaku menyimpang ?

5
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari temuan mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang, seberapa besar

pengaruh faktor-faktor tersebut menyebabkan siswa-siswi berperilaku

menyimpang dan temuan ini dapat bermanfaat untuk pembaca :

1. Manfaat Akademis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi

sumbangan literatur untuk peneliti selanjutnya dan bermanfaat bagi kajian

ilmu sosiologi kriminalitas.

2. Manfaat Praktis :

a. Semoga dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi dan untuk memahami indikator faktor-faktor apa saja yang ada

dan mengetahui seberapa pengaruh indikator-indikator tersebut terhadap

perilaku menyimpang pada anak remaja, khususnya terhadap siswa-siswi

di SMA Negeri 1 Parung.

b. Untuk para orangtua lebih mengontrol anak remaja mereka dalam

melakukan sesuatu dan memberikan arahan terkait perilaku menyimpang

yang akan sangat merugikan bila dilakukan dikalangan mereka.

D. TINJAUAN PUSTAKA

Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang ini

bukan merupakan hal yang baru untuk diteliti, akan tetapi sudah banyak

penelitian-penelitian yang berhubungan dengan perilaku menyimpang tersebut.

Berikut beberapa penelitian yang berhubungan dengan yang akan peneliti teliti

yakni :

6
Pertama: Lisa kartika (2014) dengan jurnalnya yang berjudul “Perilaku

Menyimpang Remaja Ditinjau Dari Aspek Hukum”. Jurnal ini ingin meneliti

“Adakah hubungan antara pemahaman tentang hukum dengan perilaku

menyimpang pada remaja di Desa Karang Baru RT 03/03 Cikarang Utara

Kabupaten Bekasi”. Jurnal ini mengemukakan semakin tinggi pemahaman

tentang hukum maka semakin rendah perilaku menyimpang yang terjadi, tetapi

sebaliknya semakin rendah pemahaman tentang hukum makan semakin tinggi

perilaku menyimpang yang terjadi. Jurnal ini menggunakan teori lapangan (

Field theory) yang dikemukakan oleh Kurt Lewin. Dalam teorinya ia

mengemukakan bahwa individu dalam bertingkah laku bersifat aktif dan

disertai pemahaman atau situasi yang dihadapi. Teori Kurt Lewin ini

mengandung arti bahwa individu dalam bertingkah laku bersifat aktif, artinya

dengan keaktifannya ia dapat melakukan apa yang diinginkan, dan dalam

melakukan keaktifannya disertai dengan pemahaman atas situasi atau masalah

yang dihadapi tersebut (E.Koeswara 1995:137). Penelitian ini menggunakan

metode studi korelasioanal yang merupakan bagian dari penelitian kuantitatif.

Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara

dua atau beberapa variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman

tentang hukum yang tinggi diikuti oleh perilaku menyimpang reamaja yang

rendah sedangkan pemahaman hukum yang rendah diikuti oleh perilaku

menyimpang yang tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

negatif antara pemahaman tentang hukum dengan perilaku menyimpang

masyarakat. Dengan hasil koefisien determinasi menghasilkan rxy2 sebesar (-

7
0,553)2 ini menunjukan 30,57% pencegahan tindakan perilaku menyimpang

dapat dicegah dengan pemahaman hukum.

Kedua: Jonaidi (2014) dengan jurnalnya yang berjudul “Analisis

Sosiologis Terhadap Perilaku Menyimpang Siswa pada SMA Pembangunan

Kabupaten Malinau”. Jurnal ini ingin meneliti “Bagaimana bentuk-bentuk

perilaku menyimpang siswa dan apa saja faktor-faktor penyebabnya”. Teori

yang dipakai dalam penelitian ini adalah Teori Adaptasi Robert King Merton

(teori ketegangan) yang menjelaskan akar penyimpangan sosial. Tidak seperti

kebanyakan teori yang mengemukakan bahwa kejahatan dan penyimpangan

timbul dari sebab-sebab individual (seperti "cacat" biologis) (Cullen & Agnew

1980:171). Kelompok-kelompok tertentu berpartisipasi dalam perilaku

kriminal karena mereka menanggapi secara normal keadaan sosial dimana

mereka menemukan diri mereka" (Tierney 1980:95). Merton juga

mengungkapkan bahwa di dalam stuktur sosial terdapat penyimpangan yang

terjadi akibat adanya disfungsi antara norma dengan tujuan kultural dengan

kemampuan anggota kelompok untuk bertindak menurut norma dan tujuan

tersebut. Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu dengan pendekatan

kualitatif, data diperoleh dari wawancara dengan key informan yang terdiri dari

siswa yang berperilaku menyimpang, teman siswa yang berperilaku menyimpang

dan pengelola sekolah/guru. Jurnal ini menghasilkan temuan bahwa bentuk-

bentuk perilaku yang sering terjadi pada SMA Pembangunan Kabupaten

Malinau yaitu berkelahi, berpakaian tidak rapi, membolos sekolah membawa

barang yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan sekolah, sering terlambat

8
masuk sekolah, merokok menggunakan baju sekolah, minum-minuman keras,

mengkonsumsi obat-obatan dan menghisap lem. Adapun faktor yang

mempengaruhi siswa melakukan perilaku menyimpang yaitu faktor

lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan sebaya.

Ketiga: Rian Pambudi Wibowo (2014) dengan jurnalnya yang berjudul

“Perilaku Mahasiswa Fisip Yang Melakukan Judi Bola Online. Teori yang

digunakan dalam peneliti ini (Teori Penyimpangan) dari Edwin H.

Sutherland. Penyimpangan adalah konsekuensi dari kemahiran dan

penguasaan atas suatu sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma

yang menyimpang, terutama dari subkultur atau di antara teman-teman sebaya

yang menyimpang. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah

pendekatam kualitatif dimana peneliti menggunakan teknik wawancara

dengan empat informan. Jurnal ini menghasilkan temuan bahwa : Alasan yang

melatarbelakangi pemain judi bola online adalah alasan ekonomi, mereka

menginginkan keuntungan berlipat dari judi online tersebut. Terdapat juga

temuan lainnya yaitu : a). Proses pelaku judi bola online mengenal judi bola

online itu sendiri berawal dari sebuah lingkungan subkultur menyimpang. Para

pelaku tidak belajar secara otodidak tetapi mereka belajar kepada teman

mereka yang memahami bagaimana bermain judi bola online ini karena teman

mereka berasal dari sebuah subkultur menyimpang. b). Para pelaku judi bola

online ini dalam proses pembelajarannya tidaklah terlalu rumit. Pada dasarnya

para pemain judi bola online sama–sama menyukai olah raga sepak bola selain

itu mereka juga pernah melakukan judi bola secara offline. c). Selain itu judi

9
bola online ini membawa dampak negatif. Dampak negatif yang ditimbulkan

dari judi bola online ini yaitu kekalahan yang dialami pelaku perjudian

membawa kerugian materiil yang cukup besar.

Keempat: Suyanto (2014) dalam artikelnya yang berjudul “Perilaku

Menyimpang Dalam Prespektif Sosiologis”. Artikel ini mencoba melihat

fenomena perilaku menyimpang dalam prespektif sosiologis dan fenomena

perilaku menyimpang ini dikaitkan juga dengan korupsi. Berkaitan dengan

perilaku menyimpang, Durkheim dengan konsepnya tentang anomie, suatu

situasi tanpa norma dan arah yang tercipta akibat tidak selarasnya harapan

kultur dengan kenyataan sosial dan Merton mencoba menghubungkan anomie

dengan penyimpangan sosial. Merton menyebutkan ada empat perilaku

menyimpang, yaitu inovasi: seseorang menerima tujuan yang sesuai dengan

nilai-nilai budaya yang diidamkan masyarakat, tetapi menolak norma-norma

dan kaidah yang berlaku. ritualism: seseorang menerima cara-cara yang

diperkenankan secara kultural tetapi menolak atau mengganti tujuan sehingga

berbeda dengan harapan semula dari masyarakat atau kelompok, peneduhan

hati: seseorang menolak atau tidak mengakui lagi baik cara maupun tujuan

yang diperkenankan secara budaya tanpa menggantinya dengan yang baru,

dan pemberontakan: seseorang menolak baik cara maupun tujuan yang

diperkenankan secara budaya dengan menggantikannya dengan yang baru.

Artikel ini juga menjelaskan para sosiolog cenderung menekankan pada

penggunaan salah satu perspektif dan cenderung mengabaikan perspektif

lainnya. Dalam rangka untuk pemahaman yang memadai atau komprehensif

10
dan dalam rangka turut serta berpartisipasi dalam proses pengambilan

keputusan atau kebijakan yang efektif terkait dengan korupsi sebagai salah

satu bentuk perilaku menyimpang, para pakar maupun masyarakat awam

hendaknya berpandangan komprehensif. Penekanan pada salah satu teori dan

cenderung mengabaikan teori yang lain akan membuat kita berpandangan

sempit dan berakibat pada pengambilan keputusan yang bersifat parsial yang

efektivitasnya diragukan. Teori-teori sosiologi, baik klasik maupun

kontemporer telah berusaha memaparkan dengan cukup memadai, meskipun

tidak mungkin bersifat tuntas, mengingat begitu kompleksnya hakikat perilaku

menyimpang, termasuk korupsi ini.

Adapun persamaan dan perbedaan penelitian sebelumnya dengan

penelitian yang akan saya teliti yaitu : persamaan penelitian ini dari ketiga

penelitian sebelumnya sama-sama membahas mengenai perilaku menyimpang.

dan perbedaannya terletak pada upaya peneliti untuk mengeksplorasi lebih

detail mengenai perilaku menyimpang. Upaya itu teletak pada pendekatan

yang digunakan oleh peneliti, penelitian sebelumnya kebanyakan

menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif. Selain itu, penelitian ini lebih memfokuskan perilaku

menyimpang dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal teori,

masing-masing penelitian diatas menggunakan teori lapangan (Field Theory)

yang dikemukakan oleh Kurt Lewin, Teori Adaptasi Robert King Merton

(Teori Ketegangan), dan Teori Penyimpangan dari (Edwin H. Sutherland).

Sedangkan penelitian ini menggunakan teori Pembelajaran Sosial (Social

11
Learning Theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura, dan Theory of

Differential Associationdan dari Sutherland’s.

E. KERANGKA TEORITIS

Dalam analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang,

terdapat beberapa faktor yang mendukungnya. Perilaku menyimpang itu

terjadi karena individu mempelajari dari orang lain. Terlihat dari teori

pembelajaran sosial (Social Learning Theory ) yang ditokohi oleh Albert

Bandura dan beberapa tokoh lainnya (Amir Ilyas 2014:38) dan terdapat juga

teori dari Sutherland (Theory of Differential Association) yang didalamnya

mengkaji masalah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang.

1. Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory)

Tokoh utama teori ini Albert Bandura berpendapat bahwa individu-

individu mempelajari kekerasan dan agresi melalui behavioral modeling.

Anak belajar bagaimana bertingkah-laku secara ditransmisikan melalui

contoh-contoh, yang terutama datang dari keluarga, sub-budaya, dan media

massa. Melalui observational learning (belajar melalui pengamatan) satu

lingkaran kekerasan mungkin telah dialirkan secara terus-menerus melalui

genarasi ke generasi. Tentu saja menurut teori ini bukan hanya kekerasan dan

agresi saja yang dapat dipelajari dalam situasi keluarga. Di luar keluarga hal

serupa dapat dipelajari dari genk-genk. Observational learning juga dapat

terjadi di depan televisi dan bioskop. Patterson dan kawan-kawanya menguji

bagaimana agresi dipelajari melalui pengalaman langsung. Mereka melihat

12
bahwa anak-anak yang bermain secara pasif sering menjadi korban anak-anak

lainnya, namun kadang-kadang anak tersebut berhasil mengatasi serangan itu

dengan agresi balasan. Dengan berlalunya waktu anak-anak ini belajar

membela diri, dan pada akhirnya mereka memulai perkelahian. Jadi anak-anak

sebagaimana orang dewasa dapat belajar agresif, bahkan melakukan

kekerasan, melalui trial dan error (Amir Ilyas 2014:38).

2. Sutherland’s Theory of Differential Association

Sutherland berpendapat bahwa perilaku kelompok menyimpang akibat

konflik normatif. Konflik antara norma-norma mempengaruhi penyimpangan

melalui organisasi sosial diferensial, ditentukan oleh struktur lingkungan,

hubungan peer group, dan organisasi keluarga. Hasil konflik normatif individu

dalam perilaku kriminal melalui asosiasi diferensial yang menyimpang belajar

definisi pidana perilaku dari asosiasi pribadi (Marshall 2011:102)

3. Teori yang Mendukung Perilaku Menyimpang

Behavior atau perilaku bisa diartikan sebagai sebuah cara respon seseorang

untuk beraksi, bertindak, terhadap objek baik itu benda maupun manusia yang

memiliki sifat diferensial atau sifat yang berbeda. Perilaku harus dilihat dalam

konteks referensi sebuah fenomena dan hal ini dapat dilihat dari referensi

masyarakat atau benda yang bersifat baik dan buruk atau normal dan abnormal

menurut masyarakat (Winsom 2000:9).

Penyimpangan mengacu pada perilaku, cara-cara bertindak, sikap,

keyakinan dan gaya yang melanggar norma-norma, aturan, etika dan harapan
13
masyarakat (John Scott 2011:81). Penyimpangan berkaitan erat dengan norma

yang berlaku di tempat dan waktu tertentu dan suatu perilaku yang dianggap

tidak sesuai dengan kesepakatan prilaku yang ada dimasyarakat. Vander

Zender dalam buku pengantar sosiologi menyatakan bahwa, perilaku

menyimpang merupakan perilaku yang oleh sebagian besar orang anggap

sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi (Kamanto 2004:176).

Robert M.Z Lawang menjelaskan perilaku menyimpang adalah semua

tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan

menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk

memperbaiki perilaku menyimpang (Jokie 2010:6.2).

Secara singkat perilaku menyimpang dapat diartikan sebagai suatu

perilaku individu yang melakukan pelanggaran norma, etika ataupun

melanggar sesuatu yang tidak sesuai didalam masyarakat tertentu dan

penyimpangan itu sendiri bukan hanya bisa dilakukan perorangan, akan tetapi

bisa dilakukan dalam berkelompok.

Adapun teori penyimpangan yang berprespektif sosiologis adalah teori

kontrol dimana teori kontrol ini merupakan hasil dari kekosongan kontrol atau

pengendalian sosial. Teori ini berpandangan bahwa setiap manusia cenderung

untuk tidak patuh pada hukum atau memiliki dorongan untuk melakukan

pelanggaran hukum. Oleh sebab itu, para ahli teori kontrol menilai perilaku

menyimpang adalah konsekuensi logis dari kegagalan seseorang untuk

mentaati hukum (Elly M. Setiadi, 2011:234).

14
Seseorang berperilaku menyimpang jika menurut anggapan sebagian besar

masyarakat (minimal suatu kelompok atau komunitas tertentu) perilaku atau

tindakannya di luar kebiasaan, adat istiadat, aturan atau nilai-nilai yang

berlaku. Segala sesuatu pasti akan melalui proses, begitu juga dengan

penyimpangan. Untuk menjadi menyimpang, seseorang akan melewati suatu

proses atau tahapan yang sangat lama. Seseorang tidak menjadi menyimpang

dengan hanya melakukan perbuatan menyimpang. Secara sosiologis

penyimpangan terjadi karena seseorang memainkan peranan sosial yang

menunjukan perilaku menyimpang (Lisa 2014).

E.A.1 Definisi Operasional dan Indikator

Dalam definisi operasional dan indikator ini bertujuan untuk

mendefinisikan variabel penulisan, yang mengandung indikator-indikator yang

jelas pada tiap variabelnya. Variabel yang dimaksud yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi dan perilaku menyimpang.

1. Faktor-Faktor Perilaku Menyimpang (Variabel X)

Terdapat beberapa faktor yang menggambarkan perilaku menyimpang

terjadi. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi, terlihat pada

teori pembelajaran sosial (Social Learning) Albert Bandura dan dalam teori

Sutherland’s. Kedua teori tersebut menyebutkan beberapa faktor yaitu

keluarga, sub-budaya, media massa dan kelompok bermain (peer group).

1.1 Pertemanan: Sifat-sifat penyimpangan terutama diadaptasi melalui

pertemanan dan melalui partisipasi kelompok kecil atau kelompok intim,

seperti geng atau keluarga. Hubungan pertemanan dapat terjadi di tempat-


15
tempat dimana kehidupan sosial berlangsung misalnya sekolah, tempat

kerja, dan fasilitas rekreasi (Jokie 2010:4.20).

1.2 Hubungan Antartetangga: Lingkungan bertetangga atau komunikasi lokal

adalah tempat dimana hubungan sosial antar pribadi dilakukan. Disinilah

pengalaman individu dialami dan tempat dimana hubungan sosial yang

erat terjadi, juga tempat dimana terdapat perbedaan standar normatif yang

dapat menjadi sumber penyimpangan (Jokie 2010:4.21).

1.3 Keluarga: Sebagai institusi yang memberikan sumbangan besar bagi

perubahan sosial yang menghasilkan banyak perubahan penting dalam

kehidupan sosial (Reiss and Lee, 1988). Melemahnya ikatan keluarga dan

makin banyak ibu yang berkerja diluar rumah, membuat anak-anak lebih

sedikit berhubungan dengan anggota keluarga. Kurangnya pengawasan

orangtua, penolakan orangtua, dan hubungan orangtua yang jelek adalah

penyebab utama perilaku delikuen anak (Loeber and stouthamer – loeber,

1986). Dan anak-anak keluarga broken home dan perceraian munculnya

perilaku menyimpang (Jokie 2010:4.22-4.23).

1.4 Media Massa: Televisi dan film adalah media yang menyuguhkan

kebudayaan yang menonjolkan kekayaan, materialisme, dan contoh

perilaku terhadap anak dengan model-model perilaku yang kondusif bagi

penyimpangan. Hubungan televisi dan film dengan kejahatan khusunya

pengaruh langsung terhadap penonton adalah menguatkan penyimpang

yang sudah ada (Jokie 2010:4.23). Menurut Bandura menonton di bioskop

16
bisa membuat seseorang berperilaku menyimpang (Amir Ilyas 2014: 38-

39).

2. Perilaku Menyimpang (Variabel Y)

Terdapat beberapa perilaku menyimpang yang akan dijadikan indikator

dan diuji dalam variabel ini, yakni :

2.1 Tindakan yang nonconform: Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai

atau norma-norma yang ada, seperti (membolos, merokok, membuang

sampah bukan pada tempatnya) (Narwoko dan bagong 2005:101).

2.2 Tindakan antisosial atau asosial: Tindakan yang melawan kebiasaan

masyarakat atau kepentingan umum, seperti (menarik diri dari pergaulan,

tidak mau berteman, minum-minuman keras, dll) (Narwoko dan bagong

2005:101).

2.3 Jenis perilaku menyimpang remaja yang didapat dalam penelitian

sebelumnya adalah: Berjudi, memakai obat-obat terlarang, melakukan

hubungan seks diluar nikah, tawuran, menonton video porno, dan

membaca buku-buku cabul (Julianti Siagian 2014).

Berikut tabel untuk menunjukan variabel, dimensi, indikator, skala

pengukuran dan pertanyaan penelitian:

17
F. HIPOTESIS PENELITIAN

Dalam Penelitian ini terdapat empat hipotesis yang akan diuji :

1. H1 : Terdapat pengaruh antara faktor pertemanan dengan perilaku

menyimpang

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara faktor pertemanan dengan

perilaku menyimpang

2. H2 : Terdapat pengaruh antara faktor hubungan antartetangga dengan

perilaku menyimpang

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara faktor hubungan antartetangga

dengan perilaku menyimpang

3. H3 : Terdapat pengaruh antara faktor keluarga dengan perilaku

menyimpang

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara faktor keluarga dengan perilaku

menyimpang

4. H4 : Terdapat pengaruh antara faktor media massa dengan perilaku

menyimpang

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara faktor media massa dengan

perilaku menyimpang

G. METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pendekatan penelitian yang

digunakan adalah kuantitatif. Husen Umar (2010) mengasumsikan kuantitatif

yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan pada data yang

20
dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh. Asumsi

dari penelitian kuantitatif adalah bahwa fakta-fakta dan objek penelitian

memiliki realitas, dan variabel-variabel dapat didentifikasikan dan hubungan-

hubungannya dapat diukur (Syamsir dan Jaenal 2006 :36). Dalam penelitian

ini ada dua variabel yang dimaksud yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi

terdiri dari faktor pertemanan, faktor hubungan antartetangga, faktor keluarga

dan faktor media massa sebagai variabel bebas (X) dan perilaku menyimapang

sebagai variabel terikat (Y).

2. Lokasi, Populasi dan Sampel

2.1 Lokasi

Lokasi untuk melakukan penelitian tersebut dilaksanakan di Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Parung. Sekolah ini tepatnya berada di Jl.

Waru Jaya No.17 Kecamatan.Parung Kabupaten.Bogor Propinsi.Jawa Barat

Telp. (0251-612272). Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

(purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa SMA Negeri 1 Parung terletak

disuatu daerah yang memungkinkan untuk menjadi tempat untuk diteliti.

Alasan peneliti mengambil populasi di SMA Negeri 1 Parung dikarenakan

peliti mendapatkan sumber dari beberapa informan yang bersekolah di SMA

Negeri 1 Parung (tidak bisa disebutkan namanya), bahwa terdapat banyak

siswa-siswi yang melakukan perilaku menyimpang yang berkaitan dengan

penelitian ini. Oleh karena itu peneliti memilih sekolah tersebut.

21
2.2 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Parung

yaitu sebanyak 932 siswa dari kelas 1, 2 dan 3. Sebagaimana dengan data yang

telah diambil bahwa jumlah populasi terhitung mulai dari tahun ajaran 2012

sampai dengan tahun 2014.

Tabel I.G.1 Populasi Siswa/i SMA Negeri 1 Parung

No. Kelas Populasi


1. 1 329
2. 2 295
3. 3 308
Total 932

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa populasi pada keseluruhan siswa

SMA Negeri 1 Parung sebanyak 932orang. Kelas 1 terdapat 329 siswa, kelas 2

terdapat 295 siswa dan kelas 3 terdapat 308 siswa.

2.3 Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel kluster. Sampel

kluster mengutamakan seluruh kelompok dari pada individu, dan pemilihan

sampel kluster ini dipilih secara acak (Ulber 2009:26) (kelompok yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah kelas 1, 2 dan 3). Alasan penulis

menggunakan teknik sampel kluster karena populasi SMA Negeri 1 Parung

terbagi dalam beberapa kelas. Kemudian untuk menentukan jumlah sampel

yang diteliti, penulis menggunakan rumus slovin. Rumus slovin digunakan

dengan syarat apabila sudah diketahui secara pasti jumlah populasinya, yaitu

22
sebanyak 932 Siswa, dan peneliti menggunakan margin eror sebesar 5%.

Rumus slovin sebagai berikut: (Bambang dan Lina 2011:137).

n = N

1 + Ne2

= 932 = 932

1 + 935 (0.05)2 1 + 932 (0.0025)

= 932 = 932 = 279,94

1 + 2,34 3,34

n = 279,94 jika dibulatkan maka sampel menjadi 280 responden.

Berdasarkan hasil penghitungan tersebut, sampel yang dapat diambil

adalah 280 siswa. Jumlah sempel yang diambil kemudian dibagi menjadi 3

kelas yaitu 1, 2, dan 3 agar penentuan sampel masing-masing kelas memiliki

propusisi yang sama (Prasetyo, 2012:13).

Tabel I.G.2
Penarikan Sample

No Kelas Populasi Di Bulatkan


X Total Sampel
Total populasi

1 1 392 : 932 x 280 = 98,84 99

2 2 295 : 932 x 280 = 88,62 89

3 3 308 : 932 x 280 = 92,53 92

TOTAL 280

23
Setelah mendapatkan jumlah sampel tiap kelas yaitu kelas 1 berjumlah 99,

kelas 2 berjumlah 89 dan kelas 3 berjumlah 92 maka sampel ini ditarik dengan

cara undian dari data absensi yang telah diperoleh dengan cara menggunting

semua nama dari absensi yang telah di salin lalu dipisahkan berdasarkan

pembagian kelas 1, 2, dan 3, kemudian diambil satu persatu sesuai proporsi

yang telah ditentukan. Peneliti mencoba mencari sampel antara laki-laki dan

perempuan dengan jumlah yang sama, maka dari itu dalam pengundian sampel

jika sampel yang keluar berjenis kelamin tertentu namun telah melebihi

setengah jumlah dari sampel tiap kelasnya maka undian di kocok kembali

untuk mencari sampel jenis kelamin yang berbeda.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan data primer

yang didapat dari SMA Negeri 1 Parung, dimana data primer ini diperoleh

langsung dari objek yang akan diteliti (responden). Untuk pengumpulan data

terutama data primer ini menggunakan instrumen penelitian, yaitu dengan

kuesioner. Dimana kuesioner ini biasanya berisi tentang pertanyaan-

pertanyaan yang berstruktur. Kuesioner tersebut dimaksudkan sebagai suatu

daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari para

responden, yaitu orang yang memberi jawaban (Suyanto dan Sutinah 2007:55-

56). Dalam kuesioner ini responden tinggal memilih jawaban yang sesuai

dengan aspirasi, presepsi, sikap, keadaan, atau pendapat pribadinya (Suyanto

dan Sutinah 2007:60). Tujuan pembuatan kuesioner untuk memperoleh

informasi yang relevan dengan tujuan survei dan memperoleh informasi


24
dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin (Syamsir dan Jaenal 2006 :

66-67).

4. Skala Pengukuran

Penelitian ini terdiri dari Independet Variable (IV) yaitu faktor-faktor

yang mempengaruhi dan Dependent Variable (DV) yaitu perilaku

menyimpang. Penelitian ini menggunakan skala nominal untuk kedua

variable. Masing-masing dari jawaban tersebut memiliki nilai yaitu (1) Ya

dan (0) Tidak.

Tabel I.G.3

Skala Pengukuran

Kategori Point

Ya 1

Tidak 0

5. Pengolahan dan Analisis Data

Dalam pengelolahan data, karena penelitian ini menggunakan kuesioner

untuk keperluan analisis secara kuantitatif, maka peneliti menggunakan

bantuan dari aplikasi komputer SPSS, hal ini dilakukan guna ketepatan,

kecepatan proses perhitungan dan kepercayaan hasil pengujian.

Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, untuk memberikan

gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena (Bambang

dan Lina 2011: 42). Statistik deskriptif diantaranya frekuensi dan deskriptif

25
dengan penyajian berbentuk tabel atau diagram batang yang dimana berguna

mengumpulkan dan menyajikan data dan mendeskripsikannya (Nisfiannor

2009:50). Selanjutnya, dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket

untuk mengumpulkan data, oleh karena itu peneliti harus meguji validitas dan

reliabilitas agar angket atau kuesioner tersebut dapat terpecaya. Validitas

berkaitan dengan ketepatan penggunakan indikator untuk menjelaskan arti

konsep yang sedang diteliti dan reliabilitas berkaitan dengan keterandalan

dalam konsistensi suatu indikator (Bambang dan Lina 2011: 98)

Dalam hal menguji hasil temuan yang peneliti teliti signifikan atau tidak,

peneliti menggunakan regresi logistik. Regresi ini merupakan bagian dari

analisis regresi yang digunakan ketika variabel dependen (respon) merupakan

variabel dikotomi. Variabel dikotomi biasanya hanya terdiri atas dua nilai

yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian yang biasanya

diberi angka 0 atau 1. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu perilaku

menyimpang (sebagai variabel Y). Regresi logistik merupakan regresi non

linear dimana model ditentukan kurva (dalam skripisi Tulus, 2001:46).

H. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN :

Bagian ini menguraikan secara singkat mengenai pernyataan masalah,

pertanyaan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka

teoritis, definisi operasional, hipotesis, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

26
BAB II GAMBARAN UMUM :

Bagian ini menguraikan secara singkat mengenai profil SMA Negeri 1 Parung.

Yang berisikan segala sesuatu tentang SMA Negeri 1 Parung.

BAB III ANALISIS DAN TEMUAN :

Bagian ini berisi tentang analisis dan hasil temuan penelitian. Selain itu bab ini

juga berisi grafik-grafik hasil dari pengolahan data.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN :

Bagian ini memuat kesimpulan dan saran. Kesimpulan dari hasil keseluruhan

penelitian yang telah dilakukan, dan serta saran yang berguna untuk keperluan

penelitian selanjutnya.

27
BAB II

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

A. PROFIL SMA NEGERI 1 PARUNG

1. Latar Belakang SMA Negeri 1 Parung

SMA Negeri 1 Parung didirikan pada tanggal 01 Juli 1985 berdasarkan

SK Mendikbud No 0601/O/1985, dengan luas tanah 9.180 m2 dan luas

bangunan 6.500 m2. Awalnya SMAN 1 Parung merupakan filial (kelas Jauh)

SMA Negeri 1 Cibinong. Menempati gedung sendiri di Jl Waru Jaya, Desa

Waru Jaya, Kec. Parung sejak tahun 1987. Sampai tahun 2013 telah

meluluskan sebanyak 26 angkatan.

SMA Negeri 1 Parung telah dipimpin oleh Kepala Sekolah sebanyak 8 kali

yang terhitung mulai dari tahun 1985 sampai sekarang. Pada saat ini SMA

Negeri 1 Parung dipimpin oleh kepala sekolah Drs. H. Ali Rochman,

M.BA,MM. SMA Negeri 1 Parung mempunyai Tujuan Satuan Pendidikan

Menengah (Standar Kompetensi Lulusan) Untuk mencapai standar mutu

pendidikan yang dapat dipertanggung jawabkan secara nasional, kegiatan

pembelajaran di SMA Negeri 1 Parung mengacu pada Standar Kompetensi

Lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP, lihat tabel dibawah ini :

28
Tabel II.A.1. Kegiatan Pembelajaran di SMA Negeri 1 Parung mengacu
pada Standar Kompetensi Lulusan
No Standar Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP
1 Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan
perkembangan remaja.
2 Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan
kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya.
3 Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas
perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya.
4 Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.
5 Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan
sosial ekonomi dalam lingkup global.
6 Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara
logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
7 Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
dalam pengambilan keputusan.
8 Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri.
9 Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil
yang terbaik.
10 Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
kompleks.
11 Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial.
12 Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
13 Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
14 Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.
15 Mengapresiasi karya seni dan budaya.
16 Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.
17 Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta
kebersihan lingkungan.
18 Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.
19 Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat.
20 Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap
orang lain.
21 Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara
sistematis dan estetis.
22 Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan
berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
23 Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan
tinggi.
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung

29
2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Parung

Selain SMA Negeri 1 Parung mempunyai Tujuan Satuan Pendidikan

Menengah (Standar Kompetensi Lulusan) Untuk mencapai standar mutu

pendidikan, SMA Negeri 1 Parung mempunya visi dan misi tersendiri yaitu :

Tabel II.A.2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Parung


Visi Misi
Berprestasi dalam peningkatan Menumbuhkan penghayatan dan
nilai rata-rata Ujian Nasional. pengamalan terhadap ajaran agama
yang dianut.
Berprestasi dalam Lomba Membantu pembentukan peserta
Olympiade Mata Pelajaran. didik yang berakhlak mulia.
Berprestasi dalam Lomba Siswa Melaksanakan pembelajaran efektif,
Berprestasi. inovatif, konsisten dan bermutu.
Berprestasi dalam Lomba Meningkatkan mutu pendidikan yang
Berpidato Bahasa Inggris. memiliki daya saing di tingkat
nasional, regional, dan internasional.
Berprestasi dalam Lomba Olah Membantu dan mengembangkan
Raga dan Seni. potensi peserta didik secara utuh
sebagai masyarakat belajar sepanjang
hayat.
Berprestasi dalam Lomba Memfasilitasi pembentukan pribadi
Keagamaan. peserta didik yang memiliki budaya
hidup sehat.
Membantu pembentukan peserta
didik yang berdisiplin, mandiri dan
bertanggungjawab terhadap
lingkungan sekitarnya.
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung

30
3. Sarana dan Prasarana di sekolah

Sarana dan prasarana di sekolah SMA Negeri 1 Parung terdiri dari jenis-

jenis ruangan, seperti ruangan (jumlah ruangan, luas ruangan, dan kondisi dari

ruangan tersebut. Untuk lebih jelasnya lihatlah tabel dibawah ini:

Tabel II.A.3. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Parung


KONDISI RUANG *)
RUANG LUAS
JENIS RUANG (JML RUANG) KET

(RUANG) (M2) B RR RB

R. TEORI/Kelas 24 1728 21 3 -

LABORATORIUM IPA 2 660 1 1 -

PERPUSTAKAAN 1 135 1 -

Lab.KOMPUTER 1 120 1 - -

R. BAHASA 1 120 - 1 -

R PIMPINAN 1 3072 1

Ruang Guru 1 120 1

Ruang TU 1 72 1

Ruang OSIS 1 36 1

Ruang UKS 1 12 1

Ruang BP 1 72 1

Ruang Serba Guna 1

6147

Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung

31
Terlihat dalam sarana dan prasarana ini, ruangan yang dimiliki oleh SMA

Negeri 1 Parung berjumlah 36 ruangan. Dengan masing-maisng ruangan

tersebut ada yang dalam kondisi bagus dan rusak ringan. Ini menjelaskan

bahw SMA Negeri 1 Parung sudah mempunyai sarana dan prasarana yang

menurut peneliti sudah memasuki standar yang sudah lengkap dan bagus.

Sarana dan prasarana ini sangat membantu dalam proses belajar-mengajar

siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung agar berjalan dengan lancar.

B. Profil Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Parung

1. Data kelas siswa tahun 2013/2014

Berikut adalah data-data siswa/i dilihat dari kelas pada tahun ajaran 2013

dan 2014 yang diperoleh dari Koordinator TU SMA Negeri 1 Parung, yang

didalamnya teridiri dari jumlah siswa yang dikategorikan dari kelas 1, 2, dan

3, dan dibagi menjadi 2 kelas yaitu IPS dan IPA, yang akan dibuat berbentuk

tabel.

Tabel II.B.1.
Jumlah Siswa/i SMA Negeri 1 Parung Angkatan 2013/2014
I. Kelas 1
Kelas Jumlah Jumlah
Laki-Laki Perempuan
X MIPA 1 19 24 43
X MIPA 2 16 27 43
X MIPA 3 16 27 43
X MIPA 4 18 24 42
X IPS 1 23 17 40
X IPS 2 21 19 40
X IPS 3 15 23 38
X IPS 4 18 21 39
Jumlah 146 183 329

32
II. Kelas 2
Kelas Jumlah Jumlah
Laki-Laki Perempuan
11 IPA 1 15 23 38
11 IPA 2 15 24 39
11 IPA 3 19 18 37
11 IPA 4 18 18 36
11 IPS 1 22 17 39
11 IPS 2 18 19 37
11 IPS 3 18 17 35
11 IPS 4 13 21 34
Jumlah 138 158 295
III. Kelas 3
Kelas Jumlah Jumlah
Laki-Laki Perempuan
12 IPA 1 12 26 38
12 IPA 2 15 28 43
12 IPA 3 8 30 38
12 IPA 4 8 31 39
12 IPS 1 19 23 42
12 IPS 2 19 18 37
12 IPS 3 16 22 38
12 IPS 4 17 16 33
Jumlah 114 194 308
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung

Terlihat dari ketiga tabel tersebut, keseluruhan jumlah siswa-siswi yang

bersekolah disanah cukup besar berjumlah 932 orang. Tetapi siswa-siswi

yang diambil dalam penelitian ini hanya berjumlah 280 orang.

2. Data Siswa/i Menurut Usia

Tabel ini akan menjelaskan mengenai data seluruh siswa kelas 1, 2, dan 3

dari SMA Negeri 1 Parung yang dilihat menurut usia 14 tahun, 15 tahun, 16

tahun, 17 tahun, dan 18 tahun. Untuk lebih jelas lihat pada tabel dibawah ini:

33
Tabel II.B.2. Data Siswa/i Menurut Usia
USIA/JUMLAH
KELAS JUMLAH
14 15 16 17 18
X 22 243 63 1 329
XI 23 226 48 1 295
XII 30 240 34 308
Jumlah 22 271 316 288 35 932
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung

Dari bermacam-macam usia yang ada di SMA Negeri 1 Parung, usia yang

lebih didominasi dari sekolah ini adalah siswa-siswi yang berusia 16 tahun.

3. Data Siswa/i Menurut Agama

Tabel ini akan menjelaskan mengenai data seluruh siswa kelas 1, 2, dan 3

dari SMA Negeri 1 Parung yang dilihat dari aspek agama yang dimasukan

dalam beberapa kategori yaitu: islam, katolik, protestan, hindu, budha,

khonguchu, yang akan dibuat berbentuk tabel.

Tabel II.B.3. Data Siswa/i Menurut Agama


Agama/jumlah
Kelas
Islam Katolik Protestan Hindu Budha Khonghucu Jml

1 313 3 12 1 329
2 272 10 7 5 1 295
3 298 3 7 308
Jml 883 16 26 5 1 1 932
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kelas 1 murid yang beragama islam

berjumlah 313, katolik berjumlah 3, protestan berjumlah 12, khonghucu 1.

Pada kelas 2 murid yang beragama islam berjumlah 272, katolik 10, protestan

7, hindu 5. Dan pada kelas 3 murid yang beragama islam berjumlah 298,

34
katolik 3, protestan 7. Disimpulkan bahwa di SMA Negeri 1 Parung

didominasi oleh siswa-siswi yang beragama islam.

4. Distribusi Pekerjaan Orangtua Siswa/i

Tabel berikut akan menjelaskan mengenai kondisi siswa dari kelas 1, 2,

dan 3 SMA Negeri 1 Parung yang dilihat dari pekerjaan orang tuanya, yang

terdiri dari PNS, TNI/POLRI, Karyawan.Swasta, Pensiunan, Petani, Dagang,

dan Buruh. Berikut tabelnya :

Tabel II.B.4. Distribusi Pekerjaan Orangtua Siswa/i

TNI/ Kary. Pen Dagang Buruh


Kelas PNS Wiraswasta Petani Jml
POLRI Swasta siun

1 52 20 116 108 4 1 5 23 329

2 42 14 96 100 6 2 7 28 295

3 47 12 95 114 9 11 20 308

Jml 141 46 307 322 19 3 23 71 932

Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung

Dari tabel pekerjaan orang tua siswa diatas dapat dilihat bahwa pada

kelas 1 dari kategori-kategori pekerjaan PNS mendapatkan jumlah sebesar 52,

TNI/POLRI dengan jumlah 20, Kary.Swasta dengan jumlah 116, Wiraswasta

dengan jumlah 108, Pensiunan dengan jumlah 4, Petani dengan jumlah 1,

dagang dengan jumlah 5, buruh dengan jumlah 23. Jadi dapat disimpulkan

pada kelas 1 ini paling banyak orang tua siswa bekerja menjadi Karyawan.

Swasta dengan jumlah 116.

Pada kelas 2, PNS mendapatkan jumlah sebesar 42, TNI/POLRI dengan

jumlah 14, Kary.Swasta dengan jumlah 96, Wiraswasta dengan jumlah 100,

Pensiunan dengan jumlah 6, Petani dengan jumlah 2, dagang dengan jumlah


35
7, buruh dengan jumlah 28. Jadi dapat disimpulkan pada kelas 2 ini paling

banyak orang tua siswa bekerja menjadi Wiraswasta dengan jumlah 100.

Pada kelas 3, PNS mendapatkan jumlah sebesar 47, TNI/POLRI dengan

jumlah 12, Kary.Swasta dengan jumlah 95, Wiraswasta dengan jumlah 114,

Pensiunan dengan jumlah 9, dagang dengan jumlah 11, buruh dengan jumlah

20. Jadi dapat disimpulkan pada kelas 3 ini paling banyak orang tua siswa

bekerja menjadi Wiraswasta dengan jumlah 114.

C. Proses Kegiatan Belajar Mengajar SMA Negeri 1 Parung

Dalam proses belajar-mengajar SMA Negeri 1 parung ini sudah sangat

baik. Guru-guru dalam proses mengajar mengikuti aturan yang sudah dibuat

oleh sekolah, dan dalam proses menjelaskan materi pembelajaran sangat baik.

Terlihat bahwa hasil proses kegiatan belajar mengajar tersebut banyak

prestasi-prestasi yang didapat oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung dalam

bidang ilmu pengatuhan maupun dalam bidang olahraga.

Tabel II.C.1. Prestasi Siswa/I SMA Negeri 1 Parung


No Nama Kejuaraan Peringkat Tahun Tempat Tingkat

1 2 3 kegiatan
1 Lomba pentas seni IPB-
V 2012 Nasional
nasional ipb Dramaga
2 IPB-
Lomba lkalida iv V 2012 kab/kota
Dramaga
3 Lomba pionering IPB-
V 2012 kab/kota
lokalida iv Dramaga
4 Lomba tari tradisional UI
V 2012 kab/kota
- ui depok DEPOK
5 Olympiade bahasa
V 2012 kab/kota
jerman
6 Liga pendidikan
V 2012 Cibinong kab/kota
indonesia (lpi)
7 Lomba cerdas
UI
cermat.arkieologi ui V 2012 kab/kota
DEPOK
depok

36
8 Olympiade sains mata
V 2012 Cibinong Propinsi
pelajaran biologi
9 Lomba ketangkasan
V 2012 Cibinong kab/kota
baris berbaris
10 Lomba ketangkasan
baris berbaris se V 2012 Cibinong kab/kota
kabupaten bogor
11 Lomba ppgd penegak-
V 2012 Cibinong kab/kota
pandega
12 Lomba survival
penegak-pandega V 2012 Cibinong kab/kota
kwarcab bogor
13 Lomba menara
pandang penegak-
V 2012 Cibinong kab/kota
pandega kwarcab
bogor
14 Lomba bivak penegak-
pandega kwarcab V 2012 Cibinong kab/kota
bogor
15 Lomba masak rimba
penegak-pandega V 2012 Cibinong kab/kota
kwarcab bogor
16 Lomba pbb penegak-
pandega kwarcab V 2012 Cibinong kab/kota
bogor
17 Lomba senam
pramuka penegak-
V 2012 Cibinong kab/kota
pandega kwarcab
bogor
18 Lomba blogger JAKART
V 2013 Nasional
nasional A
19 Olympiade sains V 2013 Cibinong Kabupaten
kebumian ONS tingkat
SMA
20 Kejuaraan bulu tangkis V 2013 SMA 2 Tangerang
beregu jabodetabek Tangsel Selatan
21 Kejuaraan Volley Ball V 2013 SMA 2 Tangerang
Putri tingkat SMA se Tangsel Selatan
Jabodetabek
22 Kejuaraan Volley Ball V 2013 SMA 2 Tangerang
Putra tingkat SMA se Tangsel Selatan
Jabodetabek
23 Kejuaran pencak silat V 2013 Gor Kabupaten
putra ( Dani setia putra Cimandal
) POPKAB a Ciluer
23 Kejuaraan pencak silat V 2013 Gor Kabupaten
putri ( Saraswati) Cimandal
POPKAB a Ciluer
25 Liga Pendidikan V 2013 Cibinong Kabupaten
Indonesia(Sepak Bola)

37
26 Kejuaraan Karate putri V 2013 Cibinong Kabupaten
POPKAB (Diffaf
Andriana)
27 Duta Muda Pertanian V 2013 IPB Kabupaten
(Prayoga Rahmat)
28 Perlombaan renang V 2013 Cibinong Kabupaten
gaya kupu-kupu 50
Meter POPKAB (
Alya Shafira )
29 Perlombaan renang V 2013 Cibinong Kabupaten
gaya dada 50 Meter
POPKAB ( Alya
Shafira )
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung

D. Potret Interaksi siswa-siswi di SMA Negeri 1 Parung

Diketahui bahwa interaksi siswa-siswi terhadap guru-guru maupun teman-

teman disekolah sangat baik, terlihat bahwa terdapat siswa/i yang melakukan

diskusi tentang pelajaran dengan teman sekolah maupun guru-guru pada saat

jam istirahat sedang berlangsung. Adapula pola interaksi yang berbeda,

dimana terdapat beberapa siswa/i yang berinteraksi hanya dengan teman

sekumpulannya (geng) saja dan berkumpul ditempat tongkrongan (warung)

dan adapula siswa/i yang berkelompok tetapi berkumpul dimasjid.

Selain itu terdapat perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa-siswi

didalam lingkungan sekolah ataupun dilakukan diluar lingkungan sekolah.

Terdapat beberapa kasus di sekolah SMA Negeri 1 Parung yakni: Terdapat

siswa/i yang sedang merokok dilingkungan sekolah, Berjudi menggunakan

kartu remi, melakukan bullying terhadap junior, terdapat juga beberapa kasus

tawuran yang dilakukan oleh siswa SMA Negeri 1 parung dengan sekolahan

lain diluar lingkungan sekolah, akan tetapi kasus ini diketahui oleh pihak

sekolah dan kasus ini ditangani oleh pihak sekolah.

38
BAB III

TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pada bab ini, peneliti akan menyajikan dengan jelas hasil uji validitas dan

reliabilitas dari variabel (Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi) dan variabel

(Perilaku Menyimpang). Validitas ialah berbicara mengenai suatu alat ukur

yang digunakan memang telah mengukur apa yang ingin diukur, dan reabilitas

adalah sejauhmana hasil pengukuran yang dilakukan tetap konsisten apabila

dilakukan pengukuran kembali pada orang yang sama diwaktu yang berbeda

atau pada orang yang berbeda diwaktu yang sama (Nisfiannoor 2009:211).

Peneliti telah melakukan try out angket terlebih dahulu kepada 20 orang

siswa-siswi sebelum memberikan angket yang sesungguhnya untuk menguji

kelayakan angket. Setelah dilakukan try out, ada beberapa butir pertanyaan

yang tidak valid dan reliabel. Hasil try out yang dianggap layak akan

digunakan kembali dan yang tidak valid akan diperbaiki atau dihilangkan.

Tahap selanjutnya adalah penyebaran angket untuk pengambilan data

penelitian. Berikut adalah tabel hasil uji validitas yang digunakan pada angket

penelitian.

39
Tabel III.A.1.

Hasil Uji Validitas

Variabel Item Corrected Ket. Ket


Alpha
Item Total
Corelation cronbach’s

Faktor-Faktor Yang FM1 .463 Valid


Mempengaruhi
FM2 .472 Valid

FM3 .426 Valid

FM4 .314 Valid

FM5 .328 Valid

FM7 .262 Valid

FM8 .478 Valid


.751 Reliabel
FM9 .381 Valid

FM10 .539 Valid

FM11 .490 Valid

FM12 .340 Valid

FM13 .510 Valid

Perilaku PM1 .202 Valid


Menyimpang
PM3 .537 Valid

PM4 .320 Valid .641 Reliabel

PM5 .406 Valid

PM6 .464 Valid

PM7 .293 Valid

PM9 .397 Valid

PM10 .388 Valid

40
Tabel di atas menjelaskan bahwa, Butir pertanyaan bisa dikatakan reliabel

apabila memiliki nilai > 0.2. Bisa dilihat pada kolom Corrected Item-Total

Correlation semua butir pertanyaan memiliki nilai > 0.2. Maka semua

pertanyaan telah memenuhi standar kelayakan dan valid (Nisfiannoor

2009:229).

Pada variabel “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi” sebelumnya

berjumlah 13 item, hasil validitas berjumlah 12 item. Kemudian pada variabel

“Perilaku Menyimpang” yang berjumlah 10 item, hasil validitas berjumlah 8

item. Item pada variabel yang valid kemudian di uji kembali dengan uji

validitas. Tabel di atas adalah tabel hasil uji validitas yang telah di uji kembali.

B. Analisis Deskriptif

Penelitian ini, masing-masing responden memiliki jumlah yang sama 140

laki-laki dan 140 perempuan. Responden terbagi dalam tiga kelas yaitu kelas

1, kelas 2 dan kelas 3. Masing-masing kelas memiliki jumlah yang berbeda,

kelas 1 (99 orang), kelas 2 (89 orang), dan kelas 3 (92 orang). Setiap kelas

untuk jumlah jenis kelamin, ada yang sama dan tidak. Terlihat bahwa kelas 1

(laki-laki 49 orang dan perempuan 50 orang), kelas 2 (laki-laki 45 orang dan

perempuan 44 orang), dan kelas 3 memiliki jumlah yang sama (laki-laki dan

perempuan berjumlah 46 orang). Secara detail ditampilkan pada tabel dibawah

ini:

41
Tabel III.B.1. Jenis Kelamin dan Kelas Responden
Frequency Percent (%)
Variabel

Jenis Kelamin Laki – Laki 140 50%


Perempuan 140 50%
Kelas 1 99 35.4%
2 89 31.8%
3 92 32.9%
Kelas 1 Laki-Laki 49 49.5%
Perempuan 50 50.5%
2 Laki-Laki 45 50.6%
Perempuan 44 49.4%
3 Laki-Laki 46 50%
Perempuan 46 50%

Setelah mengetahui frequency dari jenis kelamin, kelas, dan jumlah jenis

kelamin dari masing-masing kelas, peneliti akan mendeskripsikan responden

jika dilihat berdasarkan umur, agama, pekerjaan ayah dan pekerjaan ibu.

Tabel III.B.2. Umur dan Agama Responden

Variabel Frequency Percent (%)

Umur 14 Tahun 10 3.6%


15 Tahun 84 30.0%
16 Tahun 72 25.7%
17 Tahun 105 37.5%
18 Tahun 9 3.2%
Agama Islam 256 91.4%
Khatolik 10 3.6%
Protestan 11 3.9%
Hindu 1 0.4%
Budha 1 0.4%
Khongucu 1 0.4%

42
Grafik III.B.1 Jenis Pekerjaan Ayah

Tidak Bekerja 9 3,2


Buruh 12 4,3
Wirausaha/Wiraswasta 216 77,1
Dokter 1 ,4
Pengacara 1 ,4
BUMN 1 ,4
Guru 5 1,8
PNS 27 9,6
TNI/ Angkatan Darat atau Laut 3 1,1
Polri 5 1,8
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Frequency Percent

Pada grafik III.B.1 untuk jenis pekerjaan, ayah siswa/i di SMA Negeri 1

Parung lebih banyak yang bekerja sebagai wirausaha/wiraswasta dengan

persentase terbesar (77.1%) atau 216 orang dan dua terbanyak PNS (9.6%)

dengan responden 27 orang. Terdapat pekerjaan ayah lainnya yaitu buruh, tidak

bekerja, Polri, Guru, TNI, BUMN, Pengacara, Doker. Telihat jelas bahwa

untuk pekerjaan ayah siswa/i lebih di dominasi dalam kategori pekerjaan

wirausaha/wiraswasta.

Grafik III.B.2 Jenis Pekerjaan ibu

Buruh 1 ,4

Tidak Bekerja 234 83,6

Wirausaha/Wiraswasta 22 7,9

Bidan 1 ,4

Guru 12 4,3

PNS 10 3,6

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Frequency Percent

43
Pada grafik III.B.2, terlihat lebih banyak ibu yang tidak bekerja

dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Untuk ibu yang tidak bekerja memiliki

persentase sebesar 83,6% dengan jumlah 234 orang dan untuk ibu yang bekerja

jenis perkerjaan yang mereka lakukan yaitu sebagai PNS, guru,

wirausaha/wiraswasta dan buruh. Dalam hal ini, untuk pekerjaan ibu siswa/i

lebih di dominasi dalam kategori ibu yang tidak bekerja.

Selain pekerjaan orang tua, ada juga tingkat pendapatan orangtua, ini

digunakan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi keluarga. Berikut tabel

pendapatan orangtua :

Tabel III.B.3. Tingkat Pendapatan Orangtua

Pendapatan Frequency Percent (%)

< Rp. 1.000.000 25 8.2%

Rp. 1.000.0001 – Rp. 4.000.000 198 70.7%

> Rp. 4.000.001 59 21.1%

Total 280 100

Dari tabel diatas, pendapatan orangtua yang dikatagorikan < Rp 1.000.000

memiliki persentase sebesar (8,2%), katagori Rp 1.000.0001 – Rp 4.000.000

sebesar (70,7%), dan katagori pendapatan > Rp 4.000.001 memiliki persentase

sebesar (21,15%). Rata-rata pendapatan orangtua siswa-siswi di SMA Negeri 1

Parung memiliki pendapatan sebesar Rp 1.000.000 s/d Rp 4.000.000, ini

menjelaskan bahwa pendapatan orangtua siswa/i tidak terlalu tinggi, atau bisa

dikatakan masuk kelas menengah.

44
Setelah mengetahui masing-masing frequency dari profil responden,

peneliti akan mendeskripsikan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh

siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung dilihat dari Jenis Kelamin, kelas, umur, dan

status sosial ekonomi keluarga. Tujuan dari mendeskripsikan ini adalah untuk

melihat semakin banyak atau semakin sedikit perilaku menyimpang itu terjadi.

Grafik III.B.3 Perilaku Menyimpang dilihat dari Jenis Kelamin


Responden

Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa/i SMA negeri 1 Parung,

lebih banyak dilakukan oleh perempuan dibandingkan laki-laki. Terlihat pada

grafik diatas jumlah perempuan yang menyatakan “Ya” berperilaku

menyimpang berjumlah 90 orang atau sebesar 32,1% dan “Tidak” 50 orang

atau 17,9%. Selain itu lak-laki yang menyatakan Ya berperilaku menyimpang

87 orang atau 31,1% dan tidak 18,9%.

45
Grafik III.B.4. Perilaku Menyimpang dilihat dari Kelas Responden

Tidak Ya

Kelas 3 25,0 75,0

Kelas 2 31,5 68,5

Kelas 1 52,5 47,5

Menggambarkan bahwa, perilaku menyimpang di SMA Negeri 1 Parung

lebih banyak dilakukan oleh siswa-siswi kelas tiga dengan persentase (75%)

atau berjumlah 69 orang jika dibandingkan dengan kelas satu dan dua. Ini

terlihat jelas bahwa semakin tinggi level kelas seseorang, semakin tinggi dan

banyak siswa-siswi yang berperilaku menyimpang. Selain kelas, perilaku

menyimpang juga bisa dilihat dari usia seseorang.

Grafik III.B.5. Perilaku Menyimpang dilihat dari Usia Responden

100%

80%

60%

40%

20%

0%
14 15 16 17 18
Ya 20,0 40,5 73,6 78,1 66,7
Tidak 80,0 59,5 26,4 21,9 33,3

Selain level kelas bisa mempengaruhi seseorang berperilaku menyimpang,

usia juga bisa mempengaruhi seseorang berperilaku menyimpang. Terlihat

pada grafik III.B.5 siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung yang melakukan perilaku

46
menyimpang lebih banyak dilakukan pada usia 17 tahun dengan persentase

sebesar (78,1%) atau sejumlah 82 orang, dan diposisi ke dua yaitu usia 16

tahun (73.6%). Sedangkan usia 14 tahun,15 tahun, dan 18 tahun yang

melakukan perilaku menyimpang itu ada walaupun tidak sebanyak usia 17 dan

16 tahun.

Grafik III.B.6 Perilaku Menyimpang dilihat dari Status Sosial


Ekonomi Keluarga

Pada grafik III.B.6, terlihat bahwa perilaku menyimpang siswa/i SMA

Negeri 1 Parung 42,5% atau berjumlah 119 orang dilakukan oleh siswa-siswi

yang pendapatan orangtuanya sedang atau dikatakan masuk kelas menengah

dibandingkan dengan siswa-siswi yang tergolong dari pendapatan rendah atau

pendapatan tinggi.

47
C. Analisis Deskriptif Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi dan Perilaku

Menyimpang di SMA Negeri 1 Parung.

Bagian ini, peneliti akan menjelaskan keseluruhan total persentase yang

menyatakan “YA” dari perilaku menyimpang dan faktor-faktor yang

mempengaruhi (Pertemanan, Hubungan antartetangga, Keluarga, Media

Massa) dalam bentuk tabel. Lihatlah tabel dibawah ini:

Tabel III.C.1 Total dari Perilaku Menyimpang dan Faktor -


Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Faktor Faktor Faktor Faktor

Menyimpang Pertemanan Hub. Antartetangga Keluarga Media Massa

Ya Ya Ya Ya Ya

63.3% 36.4% 2.7% 12.1% 11.2%

Terdapat 63% atau 177 siswa-siswi yang menyatakan “Ya” berperilaku

menyimpang. Perilaku menyimpang ini paling tinggi dipengaruhi oleh faktor

pertemanan dengan persentase sebesar (36,4%), dua tertinggi yaitu faktor

keluarga (12.1%), ketiga faktor media massa (11.2%) dan faktor terkecil yang

mempengaruhi perilaku menyimpang adalah faktor hubungan antartetangga

dengan persentase (2.7%).

Selain itu, peneliti akan menguraikan lebih jelas mengenai indikator-

indikator yang mencakup semua faktor dan perilaku menyimpang. Tujuannya

untuk melihat berapa persentase siswa/i yang menyatakan “ya dan tidak” dari

masing-masing indikator faktor-faktor dan perilaku menyimpang.

48
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang

Grafik III.C.1. Persentase Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Ya Tidak
55% 45%

Responden dengan persentase (55%) atau berjumlah 155 orang

mengatakan “Ya” faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang ada

diantara faktor (Pertemanan, Hubungan Antartetangga, Keluarga, Media

Massa) dan responden dengan persentase 45% atau 125 orang mengatakan

“Tidak” ada.

Tabel III.C.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi


No Frequency Percent (%)
Faktor Pertemanan
1 Teman sekolah Ya 132 47.1%
Tidak 148 52.9%
2 Teman sekumpulan (Geng) Ya 72 25.7%
Tidak 208 74.3%
Faktor Hubungan Antartetangga
3 Remaja-remaja di lingkungan Ya 12 4.3%
tempat tinggal Tidak 268 95.7%
4 Teman sepermainan dilingkungan Ya 16 5.3%
tempat tinggal Tidak 264 94.7%
Faktor Keluarga
5 Broken home Ya 11 3.9%
Tidak 269 96.1%
6 Kurangnya pengawasan orangtua Ya 63 22.5%

49
Tidak 217 77.5%
7 Hubungan dengan orangtua yang Ya 13 4.6%
jelek Tidak 263 95.4%
Faktor Media Massa
8 Melihat tayangan di televisi Ya 92 3.2%
Tidak 271 96.8%
9 Melihat di film Ya 14 5.0%
Tidak 266 95.0%
10 Melihat di internet Ya 23 8.2%
Tidak 253 91.8%
11 Melihat di majalah Ya 20 7.1%
Tidak 260 92.9%
12 Melihat di bioskop Ya 16 5.7%
Tidak 264 94.3%

Tabel III.C.2, siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung menyatakan yang lebih

tinggi mempengaruhi seseorang berperilaku menyimpang diantara faktor

(pertemanan, hubungan antartetangga, keluarga dan media massa) adalah

faktor pertemanan dengan persentase (36.4%) atau berjumlah 204 orang. Ini

memberikan penjelasan bahwa semua faktor-faktor tersebut masing-masing

mempengaruhi, akan tetapi pengaruhnya tersebut tidak lebih tinggi dari faktor

pertemanan.

Terlihat jelas bahwa perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa-

siswi SMA Negeri 1 parung lebih dipengaruhi oleh faktor pertemanan. Ini bisa

saja terjadi, karena dalam menjalani pertemanan siswa/i lebih sering

melakukan sesuatu hal kearah yang negatif dibandingkan positif. Oleh karena

itu, dalam hal memilih pertemanan siswa/i harus lebih berhati-hati, karena

50
salah memilih teman bisa memberikan dampak yang negatif pada hidup

seseorang.

Selain faktor-faktor diatas, terdapat beberapa faktor lainnya yang

mempengaruhi perilaku menyimpang. Faktor-Faktor lainnya ini dinyatakan

oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung yang beranggapan faktor-faktor

lainnya tersebut mempengaruhi perilaku menyimpang. lihatlah gambar

dibawah ini :

Grafik III.C.2 Faktor Lainnya

Agama

Diri Sendiri

0 5 10 15 20
Diri Sendiri Agama
Percent 6,1 ,4
Frequency 17 1

Terlihat bahwa (6,1%) atau 17 responden menyatakan faktor “diri

sendiri” yang mempengaruhi terjadinya perilaku menyimpang. Kedua dengan

jumlah 1 reponden (0,4%) menyatakan faktor “agama” mempengaruhi

perilaku menyimpang.

51
2. Potret Deskriptif Perilaku Menyimpang

Grafik III.C.3 Persentase Perilaku Menyimpang

Tidak
37%
Ya
63%

Perilaku menyimpang yang terjadi di SMA Negeri 1 Parung cukup tinggi,

terlihat 63% atau 177 menyatakan “Ya” berperilaku menyimpang dan 37%

atau 103 siswa-siswi menyatakan "Tidak" berperilaku menyimpang. Peneliti

juga membuat tabel untuk menguraikan dengan jelas mengenai berapa

presentase dan berapa responden yang menyatakan “Ya” dan “Tidak” dari

keseluruhan indikator-indikator perilaku menyimpang :

Tabel III.C.3 Perilaku Menyimpang


No Frequency Percent (%)

1 Membolos Ya 127 45.4%


Tidak 157 54.6%
2 Merokok Ya 79 28.2%
Tidak 201 71.8%
3 Membaca Buku-buku Cabul Ya 10 3.6%
Tidak 270 96.4%
4 Menonton Video Porno Ya 54 19.3%
Tidak 226 80.7%
5 Tawuran Ya 23 8.2%
Tidak 257 91.8%
6 Berjudi Ya 28 10.0%
Tidak 252 90.0%
7 Mengkonsumsi Minum-Minuman Ya 14 5.0%
Keras Tidak 266 95.0%
8 Melakukan Hubungan Seks diluar Ya 5 1.8%
Nikah Tidak 275 98.2%

52
Tabel III.C.3 terlihat diantara perilaku menyimpang (Membolos, Merokok,

Membaca buku-buku cabul, Menonton video porno, Tawuran, Berjudi,

Mengkonsumsi minum-minuman keras, dan Melakukan hubungan seks diluar

nikah) yang paling banyak dilakukan oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 parung

yaitu membolos dengan persentase sebesar (45.4%) atau 127 orang dan kedua

terbanyak yaitu merokok dengan persentase (28.2%) atau 79 orang. Perilaku

menyimpang inilah yang paling banyak dilakukan diantara perilaku

menyimpang lainnya. Ironisnya siswa/i SMA Negeri 1 Parung sudah ada yang

melakukan hubungan seks diluar nikah sebesar (1,8%) atau 5 orang.

Selain siswa-siswi yang berperilaku menyimpang, terdapat juga siswa-siswi

yang tidak berperilaku menyimpang. Siswa/i yang tidak berperilaku

menyimpang memberikan alasan mengapa mereka tidak berperilaku

menyimpang. Berikut alasan-alasannya :

Grafik III.C.4. Alasan Tidak Melakukan Perilaku Menyimpang

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Tidak Tidak Tidak Merusak Dosa
Ingin Patut Penting Diri
Mengecewa Dilakukan
kan
Orangtua
Percent 6,8 7,9 7,1 7,5 7,5
Frequency 19 22 20 21 21

53
Dari gambar diatas, (6.8%) tidak berperilaku menyimpang karena tidak

ingin mengecewakan orangtuanya, (7.9%) perbuatan tersebut tidak patut

dilakukan oleh seorang pelajar, (7.1%) tidak penting untuk berperilaku

menyimpang, (7,5%) berperilaku menyimpang hanya akan merusak diri

mereka sendiri, dan (7,5%) berperilaku menyimpang adalah perbuatan dosa.

D. Uji Faktor-Faktor Terhadap Perilaku Menyimpang Pada Siswa-Siswi

SMA Negeri 1 Parung

Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik berganda. Dalam

regresi logistik, ada tiga model pengujian yang harus diuji oleh peneliti yaitu

(Uji Overal Model fit, Uji Kebaikan Model (Goodness of Fit, Uji Parisal

(Significant Test). Berikut hasil pengujian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku menyimpang pada siswa-siswi SMA Negeri 1

Parung.

1. Uji Overal Model fit

Yaitu menyajikan uji serentak semua kofisien variabel di regresi

model logistik. Nilai Chi Square pada tabel tersebut merupakan

perbedaann -2LL model dengan hanya konstanta dan model yang

diestimasi (Agus, 2010:145).

Diterima H1, H2, H3, dan H4 jika nilai sig < 0,05

54
Tabel III.D.1 Uji Signifikansi Model Keseluruhan

Chi-square df Sig.
Step 1 Step 259.157 4 .000
Block 259.157 4 .000
Model 259.157 4 .000

Tabel diatas menjelaskan bahwa, nilai Chi-Square adalah sebesar

259,157 dengan df sebesar 4, dan nilai signifikansi sebesar 0,000.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel X mempengaruhi variabel Y,

atau terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang.

2. Uji Kebaikan Model (Goodness of Fit)

Yaitu untuk mengetahui kebaikan model sebagaimana uji goodness of fit

model regresi linear berganda dengan menggunakan ukuran koefisien

determinasi. Koefisien determinasi (R2) di dalam regresi logistik mengukur

proporsi varian di dalam variabel independen yang dijelaskan oleh variabel

independen (Agus, 2010:140).

Tabel III.D.2 Uji Kebaikan Model


Step Cox & Snell R Nagelkerke R

-2 Log likelihood Square Square

1 109.214a .604 .825

a. Estimation terminated at iteration number 20 because

maximum iterations has been reached. Final solution cannot be

found.

Nilai Nagelkerke R Square besarnya sama dengan 0,825. Hal ini berarti

variabel faktor pertemanan (X1), variabel faktor hubungan antartetangga (X2),

55
variabel faktor keluarga (X3), variabel faktor media massa (X4) mampu

menjelaskan pengaruh dalam perilaku menyimpang sebesar 82,5%.

3. Uji Parsial (Significant Test)

Yaitu melakukan uji signifikansi variabel secara individual. Uji

signifikansi model ini menggunakan uji statistika Wald. Dari uji statistika ini

dapat diketahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel

dependen di dalam regresi logistik (Agus, 2010:147).

Dalam hal ini peneliti menguji 8 (delapan indikator) perilaku menyimpang

dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berikut hasil uji parsial :

Partial test

H1, H2, H3, H4 : β = 0 (variabel X signifikan mempengaruhi variabel Y).

H0 : β ≠ 0 (variabel X tidak signifikan mempengaruhi variabel Y).

Dimana terima H1, H2, H3, H4, jika sig < 0,05.

Tabel III.D.3 Uji Signifikansi Variabel

Faktor Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8

Pertemanan (X1) .000* .000* .387- .000* .009- .114- .662- .194-

Hub. Antartetangga .484- .033- .519- .789- .177- .033- .938- .179-

(X2)

Keluarga (X3) .018- .127- .025- .878- .001* .085- .216- .006-

Media Massa (X4) .001* .059- .104- .000* .201- .697- .011- .258-

56
Keterangan :

Variabel Y1 : Membolos

Y2 : Merokok

Y3 : Membaca Buku-Buku Cabul

Y4 : Menonton Video Porno

Y5 : Tawuran

Y6 : Berjudi

Y7 : Mengkonsumsi Minum-minuman Keras

Y8 : Melakukan Hubungan Seks diluar Nikah

Tanda * : Untuk menjelaskan variabel faktor yang signifikan

mempengaruhi variabel perilaku menyimpang karena nilai

Sign < 0.05.

- : Untuk menjelaskan variabel faktor yang tidak signifikan

mempengaruhi variabel perilaku menyimpang karena nilai

Sign > 0.05

Dari hasil pengujian tiga model tersebut, dapat disimpulkan bahwa dari

uji overal model fit keempat variabel X (Faktor Pertemanan, Faktor Hubungan

Antartetangga, Faktor Keluarga dan Faktor Media Massa) signifikan

mempengaruhi perilaku menyimpang siswa-siswi di SMA Negeri 1 Parung

dengan nilai uji kebaikan model sebesar 82.5%. Akan tetapi dalam hasil uji

parsial, hipotesis H1, H2, H3, dan H4 masing-masing faktor ada yang signifikan

dan tidak signifikan mempengaruhi indikator-indikator dari perilaku

menyimpang. Ini berarti, siswa-siswi di SMA Negeri 1 Parung berperilaku

57
menyimpang karena ada yang dipengaruhi oleh faktor pertemanan, faktor

hubungan antartetangga, faktor keluarga dan faktor media massa dan ada juga

yang tidak di pengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Dan dari uji parsial ini dari

semua faktor hanya faktor hubungan antar tetangga saja yang sama sekali

tidak mempengaruhi dari semua perilaku menyimpang.

Ini menunjukkan bahwa hanya ada tiga faktor yang berkontribusi

mempengaruhi siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung berperilaku menyimpang.

Ketiga faktor tersebut yaitu (Faktor Pertemanan, Faktor Keluarga dan Faktor

Media Massa) karena nilai Sign <α=0,05, dan untuk faktor hubungan antar

tetangga tidak signifikan mempengaruhi karena nilai Sign > α=0,05. Jadi

hipotesis H1 (Faktor Pertemanan), H3 (Faktor Keluarga), dan H4 (Faktor Media

Massa) diterima, dan H2 (Faktor Hubungan Antartetangga) ditolak.

Dari hasil wawancara terhadap beberapa informan (I, R, S dan D)

menyatakan bahwa faktor hubungan antartetangga tidak mempengaruhi

perilaku menyimpang dikarenakan, sesudah pulang sekolah mereka lebih

mengabiskan waktu didalam rumah, memainkan gadget, menonton film

dilaptop maupun di televisi dibandingkan harus keluar rumah bersosialisasi

dengan orang-orang dilingkungan rumah mereka ataupun bermain dengan

teman-teman dilingkungan rumah mereka.

Disini terlihat bahwa, teori yang digunakan oleh peneliti sangat

mendukung dari hasil temuan penelitian. Teori yang digunakan oleh peneliti

adalah teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory ), teori (Sutherland’s

Theory of Differential Association) dan teori kontrol yang didalamnya

58
menjelaskan bahwa perilaku menyimpang seseorang diakibatkan oleh

pembelajaran sosial. Dimana individu berperilaku menyimpang dikarenakan

belajar dari orang-orang terdekat mereka atau dimana mereka tinggal.

Pembelajar sosial ini bisa didapat oleh orang-orang sekitar mereka, seperti

pertemanan, lingkungan tempat mereka tinggal, keluarga ataupun media

massa. Dan siswa-siswi berperilaku menyimpang karena diakibatkan oleh

kekosongan kontrol atau pengendalian sosial, serta siswa-siswi berperilaku

menyimpang karena mereka cenderung bisa untuk tidak patuh pada hukum

atau memiliki dorongan untuk melakukan pelanggaran hukum.

Dari hasil temuan penelitian ini, terdapat pula beberapa perilaku

menyimpang yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh semua faktor tersebut.

Perilaku menyimpang itu adalah (membaca buku-buku cabul, berjudi,

mengkonsumsi minum-minuman keras dan melakukan hubungan seks diluar

nikah). Perilaku menyimpang yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh faktor-

faktor tersebut, bisa saja dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya diluar faktor

yang diteliti.

Selain itu, ada beberapa faktor lain yang menurut siswa-siswi SMA

Negeri 1 Parung mempengaruhi seseorang berperilaku menyimpang yaitu:

faktor diri sendiri dan faktor agama. Menurut mereka orang berperilaku

menyimpang karena keinginan mereka sendiri dan tidak dipengaruhi oleh

orang lain. Mereka juga menyatakan bahwa agamapun bisa mengakibatkan

seseorang berperilaku menyimpang. Terdapat juga beberapa alasan mengapa

siswa-siswi tidak berperilaku menyimpang, yakni: karena tidak ingin

59
mengecewakan orangtuanya, perbuatan tersebut tidak patut dilakukan oleh

seorang pelajar, tidak penting untuk berperilaku menyimpang, berperilaku

menyimpang hanya akan merusak diri mereka sendiri, dan berperilaku

menyimpang adalah perbuatan dosa.

60
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Studi mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

menyimpang, menghasilkan beberapa kesimpulan dibawah ini dan selain itu

juga dipaparkan berbagai saran untuk pengembangan studi selanjutnya:

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang sudah dipaparkan pada BAB sebelumnya, maka

kesimpulan yang dapat diambil dari hasil Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Perilaku Menyimpang pada Siswa-Siswi SMA Negeri 1

Parung adalah sebagai berikut:

1. Gambaran perilaku menyimpang dilihat dari profil siswa-siswi SMA

Negeri 1 Parung

Perilaku menyimpang yang dilakukan siswa/i SMA Negeri 1 Parung

banyak dilakukan oleh berjenis kelamin perempuan dengan persentase

sebesar (32,1%) dan penyimpangan ini lebih banyak dilakukan oleh

siswa/i kelas tiga sebesar (75%) dibandingkan dengan kelas satu dan dua.

Selain kelas terlihat bahwa perilaku menyimpang banyak dilakukan oleh

siswa/i berusia 17 tahun dengan persentase (78.1%), dan penyimpangan

ini (42,5%) didominasi oleh siswa/i yang pendapatan orangtuanya sedang

atau tergolong dari kelas menengah.

2. Gambaran faktor-faktor dan perilaku menyimpang pada siswa-siswi SMA

Negeri 1 Parung

61
Siswa/i SMA Negeri 1 Parung yang berperilaku menyimpang

berjumlah 177 orang atau sebesar (63.3%). Penyimpangan ini paling

dipengaruhi oleh faktor pertemanan (36.4%), kedua faktor keluarga

(12.1%), ketiga faktor media massa sebesar (11.2%) dan faktor hubungan

antartetangga sebesar (2.7%).

3. Bedasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti dengan

menggunakan uji regresi logistik, hasilnya yaitu :

a) Uji model keseluruhan, terdapat pengaruh yang signifikan antara

faktor-faktor (pertemanan, hubungan antartetangga, keluarga dan

media massa) terhadap perilaku menyimpang di SMA Negeri 1

Parung.

b) Uji Kebaikan Model (Goodness of Fit), terlihat bahwa variabel faktor

pertemanan, variabel faktor hubungan antartetangga, variabel faktor

keluarga, variabel faktor media massa mampu menjelaskan

pengaruhnya dalam perilaku menyimpang sebesar 82,5%.

c) Uji Parsial (Significant Test), perilaku menyimpang yang dilakukan

siswa/i SMA Negeri 1 Parung, dari keempat faktor (pertemanan.

hubungan antartetangga, keluarga dan media massa) hanya tiga yang

mempengaruhi yaitu: faktor pertemanan, faktor keluarga dan faktor

media massa. Karena niIni berarti bahwa ada H1, H2, H3 dan H4 yang

diterima dan ada H1, H2, H3, dan H4 yang ditolak.

62
B. Saran

Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyampaikan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Penelitian ini bisa dikembangkan lagi dengan menganalisis faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang pada sekolah

lainnya, dan bisa memperluas aspek faktor-faktor lainnya diluar faktor

yang sudah diteliti.

2. Untuk Agen sosial yang berperan penting terhadap perilaku anak,

harus lebih memperhatikan perilaku anak. Terutama saat semakin

beranjaknya usia mereka, dan saat semakin meningkatnya tingkat

pendidikan mereka.

3. Bagi para siswa-siswi, harus lebih meningkatkan pengetahuan tentang

perilaku menyimpang, dampak perilaku menyimpang untuk dirinya

sendiri, dapat memilih teman yang baik agar tidak terpengaruh perilaku

menyimpan dan serta harus lebih memahami begitu banyak faktor

yang dapat mempengaruhi seseorang bereperilaku menyimpang.

63
DAFTAR PUSTAKA

Clinard, B. Marshall and Robert F. Meire. 2011. Sociology Of Deviant

Behavior. Canada by Nelson Education, Ltd.

Guritno, Tulus. 2001. Pengaruh Status Sosial Ekonomi terhadap Partisipasi

Politik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik : Universitas Indonesia.

Ilyas, Amir. Pengantar Kriminologi. Pustaka Refleksi Books.

Ismail, Faisal. 1997. Paradigma Kebudayan Islam: Studi Kritis dan Refleksi

Historis. Yogyakarta: Titian Ilahi Press.

Jokie dan Siahaan. 2010. Sosiologi Perilaku Menyimpang. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Kartini, Kartono. 1986. Psikologi Sosial 2 (Kenakalan Pelajar). Jakarta,

Rajawali.

Kartono, Kartini. 1998. Patologi sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

KPAI.Anak Terlibat Kriminalitas karena Terinspirasi Lingkungan tak Ramah

Anak. Diakses:http://www.kpai.go.id/berita/kpai-anak-terlibat-

kriminalitas-karena-terinspirasi-lingkungan-tak-ramah-anak/Tanggal 16

januari 2015.

x
KPAI.Kasus Bullying dan Pendidikan Karakter.Diakses:

http://www.kpai.go.id/berita/kpai-kasus-bullying-dan-pendidikan-

karakter/Tanggal 16 januari 2015.

KPAI. Tawuran Pelajar Memprihatinkan Dunia Pendidikan. Diakses:

www.kpai.go.id/artikel/tawuran-pelajar-memprihatinkan-dunia-

pendidikan/ Tanggal 16 januari 2015.

Nisfiannor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu

Sosial.Jakarta: Salemba Humanika.

Narwako, J. dwi dan suyanto, bagong. 2005. Sosiologi Teks Pengantar dan

Terapan. Jakarta: Prenada Media Group.

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2011. Metode Penelitian

Kuantitatif. “ Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Razak, Yusron. 2008. Sosiologi sebuah pengantar (Tinjauan Pemikiran

Sosiologi Prespektif Islam). Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama.

Salam, syamsir.dan ilham, aripin.2006. Metodelogi Penelitian Sosial. Jakarta:

Lembaga Penelitan UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press.

Scott, John. 2011. Sosiologi (The Key Concepts). Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Setiadi, Elly M. Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Kencana, 2011.

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama

Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi

xi
Sutinah. Dan Suyanto, Bagong. 2007. Metoden Penelitian Sosial (berbagai

alternatif pendekatan). JakartaPrenada Media Group.

Usman, Husaeni. Dan Purnomo Setiady Akbar, ed. 2009. Metode Penelitian

Sosial 2nd. Jakarta: Bumi Aksara.

Gordon, Winsom. 2000. Behaviour Modification. Regional Training

Seminar on Guidance and Counselling Module 4..France : UNESCO.

Diakses:

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2

&cad=rja&uact=8&ved=0CDAQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.une

sco.org%2Feducation%2Fmebam%2Fmodule_4.pdf&ei=RehUUmEOIG

HrAes1ICQCQ&usg=AFQjCNFWibLuZtl96rpinoFdh8RbUoiOkg&sig2

=uwCP1YSHOIeXRUgfmMJ9Q&bvm=bv.65058239,d.bmk Tanggal 21

April 2014.

Jonaidi.Analisis Sosiologis Terhadap Perilaku Menyimpang Siswa pada SMA

Pembangunan Kabupaten Malinau.Diakses: http://ejournal.sos.fisip-

unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/09/ejournal%20(09-09-13-07-49-

38).pdf Tanggal 11 juni 2014.

Kartika. Lisa. Perilaku Menyimpang Remaja Ditinjau Dari Aspek

Pemahaman Tentang Hukum. Diakses:http://skripsippknunj.com/wp-

content/uploads/2013/02/JURNAL-LISA-PDF.pdf Tanggal 11 juni 2014.

xii
Kriminalitas Remaja Di Sekitar Kita (11 November 2012). Diakses:

http://hizbut-tahrir.or.id/2012/11/05/kriminalitas-remaja-di-sekitar-

kita/Tanggal 16 Januari 2015

Rian Pambudi Wibowo. Perilaku Mahasiswa Fisip Yang Melakukan Judi

Bola Online.

Diakses:http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Rian%20Pambudi%20Wibowo.doc

Tanggal 11 juni 2014.

Siagian, Julianti. Tinjauan Tentang Perilaku Menyimpang Remaja di

Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Baru Kota Medan.Diakses:

http://jurnal.usu.ac.id/index.php/ws/article/download/2128/1158 Tanggal 11

juni 2014.

Suyato. Perilaku Menyimpang Dalam Perspektif Sosiologis.

Diakses:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PERILAKU%20MENYIMPAN

G%20DALAM%20PERSPEKTIF%20SOSIOLOGIS%20suyato.pdf Tanggal 11

juni 2014.

Widarjono, Agus. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Sekolah Tinggi

Ilmu Manajemen YKPN: 2010.

xiii
KUESIONER

Petunjuk Umum :

a. Tulislah identitas diri anda secara lengkap pada lembar yang disediakan.
b. Tidak ada jawaban benar atau salah, jawaban yang paling tepat adalah yang paling sesuai
dengan keadaan diri anda.
c. Data yang anda diberikan sepenuhnya untuk kepentingan penelitian dan tidak akan
mempengaruhi nilai anda.
Petunjuk Khusus :

a. Sebelum mengerjakan butir-butir pertanyaan, terlebih dahulu bacalah petunjuk dan


pertanyaan dengan jelas.
b. Kerjakan butir angket di bawah ini sesuai dengan keadaan diri anda, dengan menceklis
( √ ) jawaban/nomor pada jawaban yang telah di sediakan.
c. Jika anda kurang mengerti terhadap pertanyaan tersebut, bisa hubungin langsung nomor
saya (Dewi : 085691387392)

Kuesioner ini digunakan dalam rangka penulisan Skripsi di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kuesioner ini jawaban Saudara/i sangat

saya perlukan sebagai data penyusunan skripsi saya. Oleh karena itu mohon

kesediaanya untuk menjawab pertanyaan ini dengan hati-hati, jujur dan lengkap.

DATA RESPONDEN Kode sampel:

1. Nama : ………………………………….
2. Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Kelas : ………………………………….
4. Umur : ………………………………….
5. Agama : ………………………………….
6. Pekerjaan Ayah : ...………………………………..
7. Pendapatan Ayah : …...……………………………..
8. Pekerjaan Ibu : ………………………………….
9. Pendapatan Ibu : ...………………………………..
A. VARIABEL PERILAKU MENYIMPANG
1. Apakah anda melakukan salah satu dari tindakan-tindakan seperti

(Membolos, Merokok, Membaca buku-buku cabul, Menonton video

porno, Tawuran, Berjudi, Mengkonsumsi minum-minuman keras, dan

Melakukan hubungan seks diluar nikah) ?

1. Ya 2. Tidak

Jika jawaban anda YA, lanjutkan dengan mengisi tabel dibawah dan jika

TIDAK isi pertanyaan dibawah tabel .

NO. PERTANYAAN JAWABAN

YA TIDAK

1. Apakah anda membolos ?

2. Apakah anda merokok ?

3. Apakah anda membaca buku-buku cabul ?

4. Apakah anda menonton video porno?

5. Apakah anda tawuran?

6. Apakah anda berjudi ?

7. Apakah anda mengkonsumsi minum-minuman


keras ?

8. Apakah anda melakukan hubungan seks diluar


nikah ?

Jika TIDAK pernah melakukan tindakan-tindakan diatas berikan alasannya ?

…………………………………………………………………………………..
.……………………………………………….. (Isi Sendiri)
B. VARIABEL FAKTOR-FAKTOR PERILAKU MENYIMPANG

1. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan dipengaruhi oleh salah

satu atau lebih dari faktor-faktor seperti (Pertemanan, Hubungan

antartetangga, Keluarga, dan Media Massa) ?

1. Ya 2. Tidak

Jika jawaban anda YA, lanjutkan dengan mengisi tabel dibawah dan jika

TIDAK isi pertanyaan dibawah tabel .

NO PERTANYAAN JAWABAN

YA TIDAK

Faktor Pertemanan

1. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan karena


belajar dari teman sekolah ?

2. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan karena


belajar dari teman sekumpulan (Geng) ?

Faktor Hubungan Antartetangga

3. Apakah remaja-remaja di lingkungan tempat anda


tinggal yang mempengaruhi perilaku menyimpang ?

4. Apakah teman sepermainan dilingkungan tempat anda


tinggal yang mempengaruhi perilaku menyimpang ?

Faktor Keluarga

5. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan akibat


dari keluarga yang broken home ?

6. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan akibat


dari kurangnya pengawasan orangtua ?

7. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan akibat


dari hubungan dengan orangtua yang jelek ?
Faktor Media Massa

8. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan karena


melihat tayangan di televisi?

9. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan karena


melihat di film ?

10. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan karena


melihat di internet ?

11. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan karena


melihat di majalah ?

12. Apakah perilaku menyimpang yang anda lakukan karena


melihat di bioskop?

Jika dari faktor-faktor diatas tidak ada yang mempengaruhi perilaku

menyimpang, menurut anda faktor apa yang mempengaruhi ? berikan

jawaban dan alasannya ?

………………………………………………………………………………

……………………………………………. (Isi Sendiri)


Uji Validitas dan Realibilitas

1. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Perilaku Menyimpang

a. Hasil Uji Realibilitas

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.641 8

b. Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean Scale Corrected Item- Cronbach's

if Item Variance if Total Alpha if Item

Deleted Item Deleted Correlation Deleted

PM1 .76 1.495 .202 .679

PM3 .93 1.246 .537 .539

PM4 1.18 1.796 .320 .621

PM5 1.02 1.448 .406 .588

PM6 1.13 1.592 .464 .582

PM7 1.11 1.671 .293 .620

PM9 1.16 1.715 .397 .604

PM10 1.20 1.850 .338 .627


2. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi

a. Hasil Uji Realibilitas

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.751 12

b. Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale
Scale Mean Variance if Corrected Cronbach's
if Item Item Item-Total Alpha if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
FM1 .96 2.454 .463 .733

FM2 1.17 2.575 .471 .725

FM3 1.39 3.084 .426 .733

FM4 1.37 3.117 .314 .742

FM5 1.39 3.164 .328 .741

FM7 1.21 2.882 .262 .759

FM8 1.39 3.033 .478 .728

FM9 1.40 3.158 .381 .738

FM10 1.38 2.975 .539 .722

FM11 1.35 2.895 .490 .722

FM12 1.36 3.056 .340 .739

FM13 1.37 2.966 .510 .723


Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 280 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 280 100.0


Unselected Cases 0 .0
Total 280 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of


cases.

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

P.Menyimpang Percentage
Tidak Ya Correct

Step 0 P.Menyimpang Tidak 0 103 .0

Ya 0 177 100.0

Overall Percentage 63.2

a. Constant is included in the model.


b. The cut value is .500

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 259.157 4 .000

Block 259.157 4 .000


Model 259.157 4 .000

Model Summary

Step Cox & Snell R Nagelkerke R


-2 Log likelihood Square Square

1 109.214a .604 .825

a. Estimation terminated at iteration number 20 because


maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.
a. Variabel Membolos:

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a F. Pertemanan (X1) 1.703 .225 57.307 1 .000 5.491

F. Hub. Antartetangga (X2) -.314 .449 .489 1 .484 .730

F. Keluarga (X3) .655 .276 5.637 1 .018 1.924

F. Media Massa (X4) -.772 .237 10.653 1 .001 .462

Constant -1.381 .205 45.395 1 .000 .251

a. Variable(s) entered on step 1: TotalX1, TotalX2, TotalX3, TotalX4.

Perilaku menyimpang membolos hanya di pengaruhi oleh faktor pertemanan

dan media massa.

b. Variabel Merokok

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a F. Pertemanan (X1) 1.657 .226 53.776 1 .000 5.246

F. Hub. Antartetangga (X2) 1.032 .484 4.559 1 .033 2.808

F. Keluarga (X3) -.516 .338 2.332 1 .127 .597

F. Media Massa (X4) .434 .230 3.561 1 .059 1.543

Constant -2.552 .287 78.923 1 .000 .078

a. Variable(s) entered on step 1: TotalX1, TotalX2, TotalX3, TotalX4.

Perilaku menyimpang merokok, hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja yaitu

faktor pertemanan.
c. Variabel Membaca Buku-Buku cabul

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a F. Pertemanan (X1) .472 .547 .747 1 .387 1.604

F. Hub. Antartetangga (X2) .440 .683 .415 1 .519 1.553

F. Keluarga (X3) 1.067 .477 5.006 1 .025 2.907

F. Media Massa (X4) .487 .300 2.637 1 .104 1.628

Constant -4.968 .798 38.724 1 .000 .007

a. Variable(s) entered on step 1: TotalX1, TotalX2, TotalX3, TotalX4.

Perilaku menyimpang membaca buku-buku cabul dapat dilihat dari keempat

faktor tersebut sama sekali tidak ada yang mempengaruhi.

d. Variabel Menonton Video Porno

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a F. Pertemanan (X1) .877 .228 14.731 1 .000 2.403

F. Hub. Antartetangga (X2) -.139 .519 .072 1 .789 .870

F. Keluarga (X3) .052 .338 .023 1 .878 1.053

F. Media Masaa (X4) 1.102 .277 15.792 1 .000 3.010

Constant -2.709 .310 76.375 1 .000 .067

a. Variable(s) entered on step 1: TotalX1, TotalX2, TotalX3, TotalX4.

Perilaku menyimpang menonton video porno di pengaruhi oleh faktor

pertemanan dan media massa.


e. Variabel Tawuran

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a F. Pertemanan (X1) .993 .380 6.827 1 .009 2.698

F. Hub. Antartetangga (X2) .727 .538 1.825 1 .177 2.068

F. Keluarga (X3) 1.292 .380 11.575 1 .001 3.639

F. Media Massa (X4) .316 .247 1.632 1 .201 1.372

Constant -4.592 .637 52.030 1 .000 .010

a. Variable(s) entered on step 1: TotalX1, TotalX2, TotalX3, TotalX4.

Perilaku menyimpang tawuran ini dipengaruhi oleh satu faktor yaitu faktor

keluarga.

f. Variabel Berjudi

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a F. Pertemanan (X1) .442 .280 2.497 1 .114 1.555

F. Hub. Antartetangga (X2) .925 .434 4.538 1 .033 2.521

F. Keluarga (X3) .576 .334 2.968 1 .085 1.779

F. Media Massa (X4) .095 .245 .152 1 .697 1.100

Constant -3.069 .361 72.283 1 .000 .046

a. Variable(s) entered on step 1: TotalX1, TotalX2, TotalX3, TotalX4.

Perilaku menyimpang berjudi, dilihat dari keempat faktor tersebut sama

sekali tidak ada yang mempengaruhi.


g. Variabel Mengkonsumsi Minum-minuman Keras

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a F. Pertemanan (X1) .180 .411 .191 1 .662 1.197

F. Hub. Antartetangga (X2) .049 .640 .006 1 .938 1.051

F. Keluarga (X3) .528 .427 1.533 1 .216 1.696

F. Media Massa (X4) .620 .245 6.403 1 .011 1.858

Constant -3.781 .498 57.729 1 .000 .023

a. Variable(s) entered on step 1: TotalX1, TotalX2, TotalX3, TotalX4.

Perilaku menyimpang mengkonsumsi minum-minuman keras, dari keempat

faktor tersebut sama sekali tidak ada yang mempengaruhi.

h. Variabel Melakukan hubungan Seks diluar Nikah

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a F. Pertemanan (X1) 1.288 .992 1.685 1 .194 3.625

F. Hub. Antartetangga (X2) 1.402 1.043 1.808 1 .179 4.063

F. Keluarga (X3) 2.242 .810 7.661 1 .006 9.408

F. Media Massa (X4) -.820 .725 1.279 1 .258 .440

Constant -7.630 2.100 13.207 1 .000 .000

a. Variable(s) entered on step 1: TotalX1, TotalX2, TotalX3, TotalX4.

Perilaku menyimpang melakukan hubungan seks diluar nikah, dari keempat

faktor sama sekali tidak mempengaruhi perilaku menyimpang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai