Skripsi
Oleh :
1110111000005
JAKARTA
2015
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
kesempatan untuk mengecap nikmat sehat dan pikiran jernih, sehingga penulis
Parung” sebagai tugas akhir dari perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik. Shalawat serta salam kepada Nabi junjungan Muhammad SAW. Berkat
perjuangan dan bimbingan beliau lah umat manusia dapat hidup dalam keimanan
kelulusan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Penulis berharap skripsi ini
dapat menjadi awal prestasi yang baru untuk menghadapi masa depan yang cerah
dan gemilang. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini banyak bantuan dan
dukungan yang mengalir dari semua pihak yang ada. Oleh karena itu, penulis
1. Dekan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah
2. Bapak Prof. Dr. Zulkifly, MA. Selaku Ketua Jurusan yang selalu
ii
memberikan pengarahan yang sangat berharga selama penulisan
skripsi ini.
5. Ibu Roro Satiti Shakuntala, M.Si. dan Bapak Nur Hafid, MA Selaku
6. Segenap dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik nyang telah
7. Untuk kedua orang tua tercinta, mamah dan ayahanda yang selalu
telahmemberikan keceriaan.
iii
siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung yang telah membantu dalam proses
skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan
baik secara lisan maupun tulisan selama proses pembuatan skripsi ini
Wassalamualaikum. Wr. Wb
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………………………... i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………... v
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. vii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Pertanyaan Masalah ……………………………………….. 1
B. Pertanyaan Penelitian ..…………………………………….. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………. 6
D. Tinjauan Pustaka ………………………………………….. 6
E. Kerangka Teoritis …………………………………………. 12
1. Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) ………. 12
2. Sutherland’s (Theory of Differential Association) …... 13
3. Teori yang Mendukung Perilaku Menyimpang .……... 13
E.A.1 Definisi Operasional dan Indikator ……………….. 15
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ……………….. 15
1.1 Pertemanan …………………………………….. 15
1.2 Hubungan Antartetangga ……………………… 16
1.3 Keluarga ……………………………………….. 16
1.4 Media Massa …………………………………… 16
2. Perilaku Menyimpang ……………………………… 17
2.1 Tindakan yang nonconform …………………... 17
2.1 Tindakan antisosial atau asosial ………………. 17
2.3 Jenis perilaku menyimpang remaja yang didapat
dalam penelitian sebelumnya ……………….... 17
F. Hipotesis Penelitian ...…………………………………….. 20
G. Metodologi Penelitian …………………………………….. 20
H. Sistematika Penulisan …………………………………….. 26
BAB II GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
A. Profil SMA Negeri 1 Parung ……………………………… 28
v
B. Profil Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Parung ………………... 32
C. Proses Kegiatan Belajar Mengajar SMA Negeri 1 Parung .. 36
D. Potret Interaksi siswa-siswi di SMA Negeri 1 Parung ……. 38
BAB III TEMUAN DAN ANALISA DATA
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………... 61
B. Saran ………………………………………………………. 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
Tabel III.C.1 Total dari Perilaku Menyimpang dan Faktor-Faktor
viii
DAFTAR GAMBAR
Grafik III.B.3 Perilaku Menyimpang dilihat dari Jenis Kelamin Responden ... 45
Keluarga ……………………………………………………….. 47
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
A. PERNYATAAN MASALAH
keyakinan dan gaya yang melanggar norma-norma, aturan, etika dan harapan
adalah hal-hal yang dilakukan oleh pelajar sebagai individu dan tidak sesuai
yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat
sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan
mengalami masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak menuju masa
1
kegelisahan-kegelisahan internal, misalnya timbulnya rasa tertekan, dorongan
menonjol, adanya fantasi yang berlebihan, ikatan kelompok yang kuat, dan
anak sangat mempengaruhi perkembangan remaja dan pola asuh yang tidak
tersebut sudah tidak lengkap lagi yang disebabkan hal-hal seperti, salah satu
dari kedua orang tua atau kedua-duanya meninggal dunia, perceraian orang
tua, anak yang sering ditinggalkan kedua orang tuanya karena mencari nafkah,
dan salah satu kedua orang tua atau keduanya “tidak hadir” dalam tenggang
sekolah, faktor lingkungan masyarakat, televisi sebagai salah satu media yang
pertemanan baik di sekolah ataupun di luar sekolah menjadi salah satu faktor
yang kurang baik membuat perlaku seseorang mengikuti hal-hal yang tidak
2
Menurut KPAI, saat ini kasus bullying menduduki peringkat teratas
pengaduan masyarakat. Dari 2011 hingga agustus 2014, KPAI mencatat 369
pengaduan terkait masalah tersebut. Jumlah itu sekitar 25% dari total
pelajar. Bahkan bukan “hanya” antar pelajar SMU, tapi juga sudah melanda
Medan, tawuran ini sering terjadi. Data di Jakarta tahun 1992 tercatat 157
kasus perkelahian pelajar, tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan
meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230
kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya
dalam satu hari terdapat sampai tiga perkelahian di tiga tempat sekaligus
(kpai.go.id 14/05/14).
Terdapat juga pornografi dan pornoaksi yang tumbuh subur di negeri kita
anak muda di kota-kota besar Indonesia ‘belajar’ seks melalui film porno atau
DVD bajakan. Akibatnya, 39 persen responden ABG usia 15-19 tahun sudah
3
pernah berhubungan seksual, sisanya 61 persen berusia 20-25 tahun. Dan
terdapat juga data dari Komnas Anak, jumlah tawuran pelajar sudah
memperlihatkan kenaikan pada enam bulan pertama tahun 2012. Hingga bulan
Juni, sudah terjadi 139 tawuran kasus tawuran di wilayah Jakarta. Sebanyak
di empat kota menunjukan 3,6% remaja di kota Medan, 8,5% remaja di kota
Yogyakarta, 3,2% remaja di kota Surabaya, serta 31,1% di kota Kupang telah
Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan dengan jumlah responden 450 orang
dengan usia antara 15-24 tahun, penelitian ini menghasilkan bahwa sekitar
50% informasi tentang seks mereka dapat dari kawan, film porno sebanyak
35% dan untuk sekolah hanya 10%. Ironisnya hanya 5% dari responden
remaja ini memperoleh informasi tentang seks dari orang tuanya, dan
sebanyak 81% remaja tersebut mengaku lebih nyaman berbicara seks dengan
Siagian 2014).
anak-anak di bawah umur. Dalam enam bulan terakhir 10 mei 2014 kejahatan
4
sadis,. enam kejahatan yang dilakukan anak di bawah umur itu, empat kasus
kejahatan dan aksi kriminalitas yang dilakukan anak harus dilihat secara utuh,
baik sebagai korban atau pelaku. Anak sebagai pelaku krimininalitas lebih
anak. Anak melakukan dari apa yang mereka lihat, mereka rasakan, dan
setidaknya ada tiga hal yang perlu dilakukan para pihak, mulai dari negara,
(kpai.go.id 10/10/14).
B. PERTANYAAN PENELITIAN
Parung”
berperilaku menyimpang ?
5
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
2. Manfaat Praktis :
informasi dan untuk memahami indikator faktor-faktor apa saja yang ada
D. TINJAUAN PUSTAKA
bukan merupakan hal yang baru untuk diteliti, akan tetapi sudah banyak
Berikut beberapa penelitian yang berhubungan dengan yang akan peneliti teliti
yakni :
6
Pertama: Lisa kartika (2014) dengan jurnalnya yang berjudul “Perilaku
Menyimpang Remaja Ditinjau Dari Aspek Hukum”. Jurnal ini ingin meneliti
tentang hukum maka semakin rendah perilaku menyimpang yang terjadi, tetapi
disertai pemahaman atau situasi yang dihadapi. Teori Kurt Lewin ini
mengandung arti bahwa individu dalam bertingkah laku bersifat aktif, artinya
tentang hukum yang tinggi diikuti oleh perilaku menyimpang reamaja yang
7
0,553)2 ini menunjukan 30,57% pencegahan tindakan perilaku menyimpang
yang dipakai dalam penelitian ini adalah Teori Adaptasi Robert King Merton
timbul dari sebab-sebab individual (seperti "cacat" biologis) (Cullen & Agnew
terjadi akibat adanya disfungsi antara norma dengan tujuan kultural dengan
tersebut. Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu dengan pendekatan
kualitatif, data diperoleh dari wawancara dengan key informan yang terdiri dari
barang yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan sekolah, sering terlambat
8
masuk sekolah, merokok menggunakan baju sekolah, minum-minuman keras,
“Perilaku Mahasiswa Fisip Yang Melakukan Judi Bola Online. Teori yang
penguasaan atas suatu sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma
dengan empat informan. Jurnal ini menghasilkan temuan bahwa : Alasan yang
temuan lainnya yaitu : a). Proses pelaku judi bola online mengenal judi bola
online itu sendiri berawal dari sebuah lingkungan subkultur menyimpang. Para
pelaku tidak belajar secara otodidak tetapi mereka belajar kepada teman
mereka yang memahami bagaimana bermain judi bola online ini karena teman
mereka berasal dari sebuah subkultur menyimpang. b). Para pelaku judi bola
online ini dalam proses pembelajarannya tidaklah terlalu rumit. Pada dasarnya
para pemain judi bola online sama–sama menyukai olah raga sepak bola selain
itu mereka juga pernah melakukan judi bola secara offline. c). Selain itu judi
9
bola online ini membawa dampak negatif. Dampak negatif yang ditimbulkan
dari judi bola online ini yaitu kekalahan yang dialami pelaku perjudian
situasi tanpa norma dan arah yang tercipta akibat tidak selarasnya harapan
hati: seseorang menolak atau tidak mengakui lagi baik cara maupun tujuan
10
dan dalam rangka turut serta berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan atau kebijakan yang efektif terkait dengan korupsi sebagai salah
sempit dan berakibat pada pengambilan keputusan yang bersifat parsial yang
penelitian yang akan saya teliti yaitu : persamaan penelitian ini dari ketiga
yang dikemukakan oleh Kurt Lewin, Teori Adaptasi Robert King Merton
11
Learning Theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura, dan Theory of
E. KERANGKA TEORITIS
terjadi karena individu mempelajari dari orang lain. Terlihat dari teori
Bandura dan beberapa tokoh lainnya (Amir Ilyas 2014:38) dan terdapat juga
genarasi ke generasi. Tentu saja menurut teori ini bukan hanya kekerasan dan
agresi saja yang dapat dipelajari dalam situasi keluarga. Di luar keluarga hal
12
bahwa anak-anak yang bermain secara pasif sering menjadi korban anak-anak
membela diri, dan pada akhirnya mereka memulai perkelahian. Jadi anak-anak
hubungan peer group, dan organisasi keluarga. Hasil konflik normatif individu
Behavior atau perilaku bisa diartikan sebagai sebuah cara respon seseorang
untuk beraksi, bertindak, terhadap objek baik itu benda maupun manusia yang
memiliki sifat diferensial atau sifat yang berbeda. Perilaku harus dilihat dalam
konteks referensi sebuah fenomena dan hal ini dapat dilihat dari referensi
masyarakat atau benda yang bersifat baik dan buruk atau normal dan abnormal
keyakinan dan gaya yang melanggar norma-norma, aturan, etika dan harapan
13
masyarakat (John Scott 2011:81). Penyimpangan berkaitan erat dengan norma
yang berlaku di tempat dan waktu tertentu dan suatu perilaku yang dianggap
sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi (Kamanto 2004:176).
tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan
menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk
penyimpangan itu sendiri bukan hanya bisa dilakukan perorangan, akan tetapi
kontrol dimana teori kontrol ini merupakan hasil dari kekosongan kontrol atau
untuk tidak patuh pada hukum atau memiliki dorongan untuk melakukan
pelanggaran hukum. Oleh sebab itu, para ahli teori kontrol menilai perilaku
14
Seseorang berperilaku menyimpang jika menurut anggapan sebagian besar
berlaku. Segala sesuatu pasti akan melalui proses, begitu juga dengan
proses atau tahapan yang sangat lama. Seseorang tidak menjadi menyimpang
jelas pada tiap variabelnya. Variabel yang dimaksud yaitu faktor-faktor yang
terjadi. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi, terlihat pada
teori pembelajaran sosial (Social Learning) Albert Bandura dan dalam teori
erat terjadi, juga tempat dimana terdapat perbedaan standar normatif yang
kehidupan sosial (Reiss and Lee, 1988). Melemahnya ikatan keluarga dan
makin banyak ibu yang berkerja diluar rumah, membuat anak-anak lebih
1.4 Media Massa: Televisi dan film adalah media yang menyuguhkan
16
bisa membuat seseorang berperilaku menyimpang (Amir Ilyas 2014: 38-
39).
2.1 Tindakan yang nonconform: Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
2005:101).
17
F. HIPOTESIS PENELITIAN
menyimpang
perilaku menyimpang
perilaku menyimpang
menyimpang
menyimpang
menyimpang
perilaku menyimpang
G. METODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan pada data yang
20
dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh. Asumsi
hubungannya dapat diukur (Syamsir dan Jaenal 2006 :36). Dalam penelitian
ini ada dua variabel yang dimaksud yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
dan faktor media massa sebagai variabel bebas (X) dan perilaku menyimapang
2.1 Lokasi
Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Parung. Sekolah ini tepatnya berada di Jl.
21
2.2 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Parung
yaitu sebanyak 932 siswa dari kelas 1, 2 dan 3. Sebagaimana dengan data yang
telah diambil bahwa jumlah populasi terhitung mulai dari tahun ajaran 2012
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa populasi pada keseluruhan siswa
SMA Negeri 1 Parung sebanyak 932orang. Kelas 1 terdapat 329 siswa, kelas 2
2.3 Sampel
sampel kluster ini dipilih secara acak (Ulber 2009:26) (kelompok yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah kelas 1, 2 dan 3). Alasan penulis
dengan syarat apabila sudah diketahui secara pasti jumlah populasinya, yaitu
22
sebanyak 932 Siswa, dan peneliti menggunakan margin eror sebesar 5%.
n = N
1 + Ne2
= 932 = 932
1 + 2,34 3,34
adalah 280 siswa. Jumlah sempel yang diambil kemudian dibagi menjadi 3
Tabel I.G.2
Penarikan Sample
TOTAL 280
23
Setelah mendapatkan jumlah sampel tiap kelas yaitu kelas 1 berjumlah 99,
kelas 2 berjumlah 89 dan kelas 3 berjumlah 92 maka sampel ini ditarik dengan
cara undian dari data absensi yang telah diperoleh dengan cara menggunting
semua nama dari absensi yang telah di salin lalu dipisahkan berdasarkan
yang telah ditentukan. Peneliti mencoba mencari sampel antara laki-laki dan
perempuan dengan jumlah yang sama, maka dari itu dalam pengundian sampel
jika sampel yang keluar berjenis kelamin tertentu namun telah melebihi
setengah jumlah dari sampel tiap kelasnya maka undian di kocok kembali
yang didapat dari SMA Negeri 1 Parung, dimana data primer ini diperoleh
langsung dari objek yang akan diteliti (responden). Untuk pengumpulan data
responden, yaitu orang yang memberi jawaban (Suyanto dan Sutinah 2007:55-
56). Dalam kuesioner ini responden tinggal memilih jawaban yang sesuai
66-67).
4. Skala Pengukuran
Tabel I.G.3
Skala Pengukuran
Kategori Point
Ya 1
Tidak 0
bantuan dari aplikasi komputer SPSS, hal ini dilakukan guna ketepatan,
gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena (Bambang
dan Lina 2011: 42). Statistik deskriptif diantaranya frekuensi dan deskriptif
25
dengan penyajian berbentuk tabel atau diagram batang yang dimana berguna
untuk mengumpulkan data, oleh karena itu peneliti harus meguji validitas dan
Dalam hal menguji hasil temuan yang peneliti teliti signifikan atau tidak,
variabel dikotomi. Variabel dikotomi biasanya hanya terdiri atas dua nilai
yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian yang biasanya
diberi angka 0 atau 1. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu perilaku
H. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN :
penulisan.
26
BAB II GAMBARAN UMUM :
Bagian ini menguraikan secara singkat mengenai profil SMA Negeri 1 Parung.
Bagian ini berisi tentang analisis dan hasil temuan penelitian. Selain itu bab ini
Bagian ini memuat kesimpulan dan saran. Kesimpulan dari hasil keseluruhan
penelitian yang telah dilakukan, dan serta saran yang berguna untuk keperluan
penelitian selanjutnya.
27
BAB II
bangunan 6.500 m2. Awalnya SMAN 1 Parung merupakan filial (kelas Jauh)
Waru Jaya, Kec. Parung sejak tahun 1987. Sampai tahun 2013 telah
SMA Negeri 1 Parung telah dipimpin oleh Kepala Sekolah sebanyak 8 kali
yang terhitung mulai dari tahun 1985 sampai sekarang. Pada saat ini SMA
Lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP, lihat tabel dibawah ini :
28
Tabel II.A.1. Kegiatan Pembelajaran di SMA Negeri 1 Parung mengacu
pada Standar Kompetensi Lulusan
No Standar Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP
1 Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan
perkembangan remaja.
2 Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan
kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya.
3 Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas
perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya.
4 Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial.
5 Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan
sosial ekonomi dalam lingkup global.
6 Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara
logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
7 Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
dalam pengambilan keputusan.
8 Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri.
9 Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil
yang terbaik.
10 Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
kompleks.
11 Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial.
12 Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
13 Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
14 Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya.
15 Mengapresiasi karya seni dan budaya.
16 Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok.
17 Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta
kebersihan lingkungan.
18 Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.
19 Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat.
20 Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap
orang lain.
21 Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara
sistematis dan estetis.
22 Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan
berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
23 Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan
tinggi.
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung
29
2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Parung
pendidikan, SMA Negeri 1 Parung mempunya visi dan misi tersendiri yaitu :
30
3. Sarana dan Prasarana di sekolah
Sarana dan prasarana di sekolah SMA Negeri 1 Parung terdiri dari jenis-
jenis ruangan, seperti ruangan (jumlah ruangan, luas ruangan, dan kondisi dari
(RUANG) (M2) B RR RB
R. TEORI/Kelas 24 1728 21 3 -
PERPUSTAKAAN 1 135 1 -
Lab.KOMPUTER 1 120 1 - -
R. BAHASA 1 120 - 1 -
R PIMPINAN 1 3072 1
Ruang TU 1 72 1
Ruang OSIS 1 36 1
Ruang UKS 1 12 1
Ruang BP 1 72 1
6147
31
Terlihat dalam sarana dan prasarana ini, ruangan yang dimiliki oleh SMA
tersebut ada yang dalam kondisi bagus dan rusak ringan. Ini menjelaskan
bahw SMA Negeri 1 Parung sudah mempunyai sarana dan prasarana yang
menurut peneliti sudah memasuki standar yang sudah lengkap dan bagus.
Berikut adalah data-data siswa/i dilihat dari kelas pada tahun ajaran 2013
dan 2014 yang diperoleh dari Koordinator TU SMA Negeri 1 Parung, yang
didalamnya teridiri dari jumlah siswa yang dikategorikan dari kelas 1, 2, dan
3, dan dibagi menjadi 2 kelas yaitu IPS dan IPA, yang akan dibuat berbentuk
tabel.
Tabel II.B.1.
Jumlah Siswa/i SMA Negeri 1 Parung Angkatan 2013/2014
I. Kelas 1
Kelas Jumlah Jumlah
Laki-Laki Perempuan
X MIPA 1 19 24 43
X MIPA 2 16 27 43
X MIPA 3 16 27 43
X MIPA 4 18 24 42
X IPS 1 23 17 40
X IPS 2 21 19 40
X IPS 3 15 23 38
X IPS 4 18 21 39
Jumlah 146 183 329
32
II. Kelas 2
Kelas Jumlah Jumlah
Laki-Laki Perempuan
11 IPA 1 15 23 38
11 IPA 2 15 24 39
11 IPA 3 19 18 37
11 IPA 4 18 18 36
11 IPS 1 22 17 39
11 IPS 2 18 19 37
11 IPS 3 18 17 35
11 IPS 4 13 21 34
Jumlah 138 158 295
III. Kelas 3
Kelas Jumlah Jumlah
Laki-Laki Perempuan
12 IPA 1 12 26 38
12 IPA 2 15 28 43
12 IPA 3 8 30 38
12 IPA 4 8 31 39
12 IPS 1 19 23 42
12 IPS 2 19 18 37
12 IPS 3 16 22 38
12 IPS 4 17 16 33
Jumlah 114 194 308
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung
Tabel ini akan menjelaskan mengenai data seluruh siswa kelas 1, 2, dan 3
dari SMA Negeri 1 Parung yang dilihat menurut usia 14 tahun, 15 tahun, 16
tahun, 17 tahun, dan 18 tahun. Untuk lebih jelas lihat pada tabel dibawah ini:
33
Tabel II.B.2. Data Siswa/i Menurut Usia
USIA/JUMLAH
KELAS JUMLAH
14 15 16 17 18
X 22 243 63 1 329
XI 23 226 48 1 295
XII 30 240 34 308
Jumlah 22 271 316 288 35 932
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung
Dari bermacam-macam usia yang ada di SMA Negeri 1 Parung, usia yang
lebih didominasi dari sekolah ini adalah siswa-siswi yang berusia 16 tahun.
Tabel ini akan menjelaskan mengenai data seluruh siswa kelas 1, 2, dan 3
dari SMA Negeri 1 Parung yang dilihat dari aspek agama yang dimasukan
1 313 3 12 1 329
2 272 10 7 5 1 295
3 298 3 7 308
Jml 883 16 26 5 1 1 932
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kelas 1 murid yang beragama islam
Pada kelas 2 murid yang beragama islam berjumlah 272, katolik 10, protestan
7, hindu 5. Dan pada kelas 3 murid yang beragama islam berjumlah 298,
34
katolik 3, protestan 7. Disimpulkan bahwa di SMA Negeri 1 Parung
dan 3 SMA Negeri 1 Parung yang dilihat dari pekerjaan orang tuanya, yang
2 42 14 96 100 6 2 7 28 295
3 47 12 95 114 9 11 20 308
Dari tabel pekerjaan orang tua siswa diatas dapat dilihat bahwa pada
dagang dengan jumlah 5, buruh dengan jumlah 23. Jadi dapat disimpulkan
pada kelas 1 ini paling banyak orang tua siswa bekerja menjadi Karyawan.
jumlah 14, Kary.Swasta dengan jumlah 96, Wiraswasta dengan jumlah 100,
banyak orang tua siswa bekerja menjadi Wiraswasta dengan jumlah 100.
jumlah 12, Kary.Swasta dengan jumlah 95, Wiraswasta dengan jumlah 114,
Pensiunan dengan jumlah 9, dagang dengan jumlah 11, buruh dengan jumlah
20. Jadi dapat disimpulkan pada kelas 3 ini paling banyak orang tua siswa
baik. Guru-guru dalam proses mengajar mengikuti aturan yang sudah dibuat
oleh sekolah, dan dalam proses menjelaskan materi pembelajaran sangat baik.
1 2 3 kegiatan
1 Lomba pentas seni IPB-
V 2012 Nasional
nasional ipb Dramaga
2 IPB-
Lomba lkalida iv V 2012 kab/kota
Dramaga
3 Lomba pionering IPB-
V 2012 kab/kota
lokalida iv Dramaga
4 Lomba tari tradisional UI
V 2012 kab/kota
- ui depok DEPOK
5 Olympiade bahasa
V 2012 kab/kota
jerman
6 Liga pendidikan
V 2012 Cibinong kab/kota
indonesia (lpi)
7 Lomba cerdas
UI
cermat.arkieologi ui V 2012 kab/kota
DEPOK
depok
36
8 Olympiade sains mata
V 2012 Cibinong Propinsi
pelajaran biologi
9 Lomba ketangkasan
V 2012 Cibinong kab/kota
baris berbaris
10 Lomba ketangkasan
baris berbaris se V 2012 Cibinong kab/kota
kabupaten bogor
11 Lomba ppgd penegak-
V 2012 Cibinong kab/kota
pandega
12 Lomba survival
penegak-pandega V 2012 Cibinong kab/kota
kwarcab bogor
13 Lomba menara
pandang penegak-
V 2012 Cibinong kab/kota
pandega kwarcab
bogor
14 Lomba bivak penegak-
pandega kwarcab V 2012 Cibinong kab/kota
bogor
15 Lomba masak rimba
penegak-pandega V 2012 Cibinong kab/kota
kwarcab bogor
16 Lomba pbb penegak-
pandega kwarcab V 2012 Cibinong kab/kota
bogor
17 Lomba senam
pramuka penegak-
V 2012 Cibinong kab/kota
pandega kwarcab
bogor
18 Lomba blogger JAKART
V 2013 Nasional
nasional A
19 Olympiade sains V 2013 Cibinong Kabupaten
kebumian ONS tingkat
SMA
20 Kejuaraan bulu tangkis V 2013 SMA 2 Tangerang
beregu jabodetabek Tangsel Selatan
21 Kejuaraan Volley Ball V 2013 SMA 2 Tangerang
Putri tingkat SMA se Tangsel Selatan
Jabodetabek
22 Kejuaraan Volley Ball V 2013 SMA 2 Tangerang
Putra tingkat SMA se Tangsel Selatan
Jabodetabek
23 Kejuaran pencak silat V 2013 Gor Kabupaten
putra ( Dani setia putra Cimandal
) POPKAB a Ciluer
23 Kejuaraan pencak silat V 2013 Gor Kabupaten
putri ( Saraswati) Cimandal
POPKAB a Ciluer
25 Liga Pendidikan V 2013 Cibinong Kabupaten
Indonesia(Sepak Bola)
37
26 Kejuaraan Karate putri V 2013 Cibinong Kabupaten
POPKAB (Diffaf
Andriana)
27 Duta Muda Pertanian V 2013 IPB Kabupaten
(Prayoga Rahmat)
28 Perlombaan renang V 2013 Cibinong Kabupaten
gaya kupu-kupu 50
Meter POPKAB (
Alya Shafira )
29 Perlombaan renang V 2013 Cibinong Kabupaten
gaya dada 50 Meter
POPKAB ( Alya
Shafira )
Sumber: Data Profil SMA Negeri 1 Parung
teman disekolah sangat baik, terlihat bahwa terdapat siswa/i yang melakukan
diskusi tentang pelajaran dengan teman sekolah maupun guru-guru pada saat
kartu remi, melakukan bullying terhadap junior, terdapat juga beberapa kasus
tawuran yang dilakukan oleh siswa SMA Negeri 1 parung dengan sekolahan
lain diluar lingkungan sekolah, akan tetapi kasus ini diketahui oleh pihak
38
BAB III
Pada bab ini, peneliti akan menyajikan dengan jelas hasil uji validitas dan
yang digunakan memang telah mengukur apa yang ingin diukur, dan reabilitas
dilakukan pengukuran kembali pada orang yang sama diwaktu yang berbeda
atau pada orang yang berbeda diwaktu yang sama (Nisfiannoor 2009:211).
Peneliti telah melakukan try out angket terlebih dahulu kepada 20 orang
kelayakan angket. Setelah dilakukan try out, ada beberapa butir pertanyaan
yang tidak valid dan reliabel. Hasil try out yang dianggap layak akan
digunakan kembali dan yang tidak valid akan diperbaiki atau dihilangkan.
penelitian. Berikut adalah tabel hasil uji validitas yang digunakan pada angket
penelitian.
39
Tabel III.A.1.
40
Tabel di atas menjelaskan bahwa, Butir pertanyaan bisa dikatakan reliabel
apabila memiliki nilai > 0.2. Bisa dilihat pada kolom Corrected Item-Total
Correlation semua butir pertanyaan memiliki nilai > 0.2. Maka semua
2009:229).
item. Item pada variabel yang valid kemudian di uji kembali dengan uji
validitas. Tabel di atas adalah tabel hasil uji validitas yang telah di uji kembali.
B. Analisis Deskriptif
laki-laki dan 140 perempuan. Responden terbagi dalam tiga kelas yaitu kelas
kelas 1 (99 orang), kelas 2 (89 orang), dan kelas 3 (92 orang). Setiap kelas
untuk jumlah jenis kelamin, ada yang sama dan tidak. Terlihat bahwa kelas 1
perempuan 44 orang), dan kelas 3 memiliki jumlah yang sama (laki-laki dan
ini:
41
Tabel III.B.1. Jenis Kelamin dan Kelas Responden
Frequency Percent (%)
Variabel
Setelah mengetahui frequency dari jenis kelamin, kelas, dan jumlah jenis
jika dilihat berdasarkan umur, agama, pekerjaan ayah dan pekerjaan ibu.
42
Grafik III.B.1 Jenis Pekerjaan Ayah
Pada grafik III.B.1 untuk jenis pekerjaan, ayah siswa/i di SMA Negeri 1
persentase terbesar (77.1%) atau 216 orang dan dua terbanyak PNS (9.6%)
dengan responden 27 orang. Terdapat pekerjaan ayah lainnya yaitu buruh, tidak
bekerja, Polri, Guru, TNI, BUMN, Pengacara, Doker. Telihat jelas bahwa
wirausaha/wiraswasta.
Buruh 1 ,4
Wirausaha/Wiraswasta 22 7,9
Bidan 1 ,4
Guru 12 4,3
PNS 10 3,6
Frequency Percent
43
Pada grafik III.B.2, terlihat lebih banyak ibu yang tidak bekerja
dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Untuk ibu yang tidak bekerja memiliki
persentase sebesar 83,6% dengan jumlah 234 orang dan untuk ibu yang bekerja
wirausaha/wiraswasta dan buruh. Dalam hal ini, untuk pekerjaan ibu siswa/i
Selain pekerjaan orang tua, ada juga tingkat pendapatan orangtua, ini
pendapatan orangtua :
menjelaskan bahwa pendapatan orangtua siswa/i tidak terlalu tinggi, atau bisa
44
Setelah mengetahui masing-masing frequency dari profil responden,
siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung dilihat dari Jenis Kelamin, kelas, umur, dan
status sosial ekonomi keluarga. Tujuan dari mendeskripsikan ini adalah untuk
melihat semakin banyak atau semakin sedikit perilaku menyimpang itu terjadi.
45
Grafik III.B.4. Perilaku Menyimpang dilihat dari Kelas Responden
Tidak Ya
lebih banyak dilakukan oleh siswa-siswi kelas tiga dengan persentase (75%)
atau berjumlah 69 orang jika dibandingkan dengan kelas satu dan dua. Ini
terlihat jelas bahwa semakin tinggi level kelas seseorang, semakin tinggi dan
100%
80%
60%
40%
20%
0%
14 15 16 17 18
Ya 20,0 40,5 73,6 78,1 66,7
Tidak 80,0 59,5 26,4 21,9 33,3
pada grafik III.B.5 siswa-siswi SMA Negeri 1 Parung yang melakukan perilaku
46
menyimpang lebih banyak dilakukan pada usia 17 tahun dengan persentase
sebesar (78,1%) atau sejumlah 82 orang, dan diposisi ke dua yaitu usia 16
melakukan perilaku menyimpang itu ada walaupun tidak sebanyak usia 17 dan
16 tahun.
Negeri 1 Parung 42,5% atau berjumlah 119 orang dilakukan oleh siswa-siswi
pendapatan tinggi.
47
C. Analisis Deskriptif Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi dan Perilaku
Ya Ya Ya Ya Ya
keluarga (12.1%), ketiga faktor media massa (11.2%) dan faktor terkecil yang
untuk melihat berapa persentase siswa/i yang menyatakan “ya dan tidak” dari
48
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang
Ya Tidak
55% 45%
Massa) dan responden dengan persentase 45% atau 125 orang mengatakan
“Tidak” ada.
49
Tidak 217 77.5%
7 Hubungan dengan orangtua yang Ya 13 4.6%
jelek Tidak 263 95.4%
Faktor Media Massa
8 Melihat tayangan di televisi Ya 92 3.2%
Tidak 271 96.8%
9 Melihat di film Ya 14 5.0%
Tidak 266 95.0%
10 Melihat di internet Ya 23 8.2%
Tidak 253 91.8%
11 Melihat di majalah Ya 20 7.1%
Tidak 260 92.9%
12 Melihat di bioskop Ya 16 5.7%
Tidak 264 94.3%
faktor pertemanan dengan persentase (36.4%) atau berjumlah 204 orang. Ini
mempengaruhi, akan tetapi pengaruhnya tersebut tidak lebih tinggi dari faktor
pertemanan.
siswi SMA Negeri 1 parung lebih dipengaruhi oleh faktor pertemanan. Ini bisa
melakukan sesuatu hal kearah yang negatif dibandingkan positif. Oleh karena
itu, dalam hal memilih pertemanan siswa/i harus lebih berhati-hati, karena
50
salah memilih teman bisa memberikan dampak yang negatif pada hidup
seseorang.
dibawah ini :
Agama
Diri Sendiri
0 5 10 15 20
Diri Sendiri Agama
Percent 6,1 ,4
Frequency 17 1
perilaku menyimpang.
51
2. Potret Deskriptif Perilaku Menyimpang
Tidak
37%
Ya
63%
terlihat 63% atau 177 menyatakan “Ya” berperilaku menyimpang dan 37%
presentase dan berapa responden yang menyatakan “Ya” dan “Tidak” dari
52
Tabel III.C.3 terlihat diantara perilaku menyimpang (Membolos, Merokok,
nikah) yang paling banyak dilakukan oleh siswa-siswi SMA Negeri 1 parung
yaitu membolos dengan persentase sebesar (45.4%) atau 127 orang dan kedua
menyimpang lainnya. Ironisnya siswa/i SMA Negeri 1 Parung sudah ada yang
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Tidak Tidak Tidak Merusak Dosa
Ingin Patut Penting Diri
Mengecewa Dilakukan
kan
Orangtua
Percent 6,8 7,9 7,1 7,5 7,5
Frequency 19 22 20 21 21
53
Dari gambar diatas, (6.8%) tidak berperilaku menyimpang karena tidak
regresi logistik, ada tiga model pengujian yang harus diuji oleh peneliti yaitu
(Uji Overal Model fit, Uji Kebaikan Model (Goodness of Fit, Uji Parisal
Parung.
Diterima H1, H2, H3, dan H4 jika nilai sig < 0,05
54
Tabel III.D.1 Uji Signifikansi Model Keseluruhan
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 259.157 4 .000
Block 259.157 4 .000
Model 259.157 4 .000
found.
Nilai Nagelkerke R Square besarnya sama dengan 0,825. Hal ini berarti
55
variabel faktor keluarga (X3), variabel faktor media massa (X4) mampu
signifikansi model ini menggunakan uji statistika Wald. Dari uji statistika ini
Partial test
Dimana terima H1, H2, H3, H4, jika sig < 0,05.
Faktor Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8
Pertemanan (X1) .000* .000* .387- .000* .009- .114- .662- .194-
Hub. Antartetangga .484- .033- .519- .789- .177- .033- .938- .179-
(X2)
Keluarga (X3) .018- .127- .025- .878- .001* .085- .216- .006-
Media Massa (X4) .001* .059- .104- .000* .201- .697- .011- .258-
56
Keterangan :
Variabel Y1 : Membolos
Y2 : Merokok
Y5 : Tawuran
Y6 : Berjudi
Dari hasil pengujian tiga model tersebut, dapat disimpulkan bahwa dari
uji overal model fit keempat variabel X (Faktor Pertemanan, Faktor Hubungan
dengan nilai uji kebaikan model sebesar 82.5%. Akan tetapi dalam hasil uji
parsial, hipotesis H1, H2, H3, dan H4 masing-masing faktor ada yang signifikan
57
menyimpang karena ada yang dipengaruhi oleh faktor pertemanan, faktor
hubungan antartetangga, faktor keluarga dan faktor media massa dan ada juga
yang tidak di pengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Dan dari uji parsial ini dari
semua faktor hanya faktor hubungan antar tetangga saja yang sama sekali
Ketiga faktor tersebut yaitu (Faktor Pertemanan, Faktor Keluarga dan Faktor
Media Massa) karena nilai Sign <α=0,05, dan untuk faktor hubungan antar
tetangga tidak signifikan mempengaruhi karena nilai Sign > α=0,05. Jadi
mendukung dari hasil temuan penelitian. Teori yang digunakan oleh peneliti
58
menjelaskan bahwa perilaku menyimpang seseorang diakibatkan oleh
Pembelajar sosial ini bisa didapat oleh orang-orang sekitar mereka, seperti
menyimpang karena mereka cenderung bisa untuk tidak patuh pada hukum
menyimpang yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh semua faktor tersebut.
nikah). Perilaku menyimpang yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh faktor-
faktor tersebut, bisa saja dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya diluar faktor
yang diteliti.
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang menurut siswa-siswi SMA
faktor diri sendiri dan faktor agama. Menurut mereka orang berperilaku
59
mengecewakan orangtuanya, perbuatan tersebut tidak patut dilakukan oleh
60
BAB IV
A. Kesimpulan
Negeri 1 Parung
siswa/i kelas tiga sebesar (75%) dibandingkan dengan kelas satu dan dua.
Negeri 1 Parung
61
Siswa/i SMA Negeri 1 Parung yang berperilaku menyimpang
(12.1%), ketiga faktor media massa sebesar (11.2%) dan faktor hubungan
Parung.
media massa. Karena niIni berarti bahwa ada H1, H2, H3 dan H4 yang
62
B. Saran
pendidikan mereka.
sendiri, dapat memilih teman yang baik agar tidak terpengaruh perilaku
63
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, Faisal. 1997. Paradigma Kebudayan Islam: Studi Kritis dan Refleksi
Universitas Terbuka.
Rajawali.
Anak. Diakses:http://www.kpai.go.id/berita/kpai-anak-terlibat-
kriminalitas-karena-terinspirasi-lingkungan-tak-ramah-anak/Tanggal 16
januari 2015.
x
KPAI.Kasus Bullying dan Pendidikan Karakter.Diakses:
http://www.kpai.go.id/berita/kpai-kasus-bullying-dan-pendidikan-
www.kpai.go.id/artikel/tawuran-pelajar-memprihatinkan-dunia-
Narwako, J. dwi dan suyanto, bagong. 2005. Sosiologi Teks Pengantar dan
Persada.
xi
Sutinah. Dan Suyanto, Bagong. 2007. Metoden Penelitian Sosial (berbagai
Usman, Husaeni. Dan Purnomo Setiady Akbar, ed. 2009. Metode Penelitian
Diakses:
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2
&cad=rja&uact=8&ved=0CDAQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.une
sco.org%2Feducation%2Fmebam%2Fmodule_4.pdf&ei=RehUUmEOIG
HrAes1ICQCQ&usg=AFQjCNFWibLuZtl96rpinoFdh8RbUoiOkg&sig2
=uwCP1YSHOIeXRUgfmMJ9Q&bvm=bv.65058239,d.bmk Tanggal 21
April 2014.
unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/09/ejournal%20(09-09-13-07-49-
xii
Kriminalitas Remaja Di Sekitar Kita (11 November 2012). Diakses:
http://hizbut-tahrir.or.id/2012/11/05/kriminalitas-remaja-di-sekitar-
Bola Online.
Diakses:http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Rian%20Pambudi%20Wibowo.doc
http://jurnal.usu.ac.id/index.php/ws/article/download/2128/1158 Tanggal 11
juni 2014.
Diakses:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PERILAKU%20MENYIMPAN
G%20DALAM%20PERSPEKTIF%20SOSIOLOGIS%20suyato.pdf Tanggal 11
juni 2014.
xiii
KUESIONER
Petunjuk Umum :
a. Tulislah identitas diri anda secara lengkap pada lembar yang disediakan.
b. Tidak ada jawaban benar atau salah, jawaban yang paling tepat adalah yang paling sesuai
dengan keadaan diri anda.
c. Data yang anda diberikan sepenuhnya untuk kepentingan penelitian dan tidak akan
mempengaruhi nilai anda.
Petunjuk Khusus :
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kuesioner ini jawaban Saudara/i sangat
saya perlukan sebagai data penyusunan skripsi saya. Oleh karena itu mohon
kesediaanya untuk menjawab pertanyaan ini dengan hati-hati, jujur dan lengkap.
1. Nama : ………………………………….
2. Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Kelas : ………………………………….
4. Umur : ………………………………….
5. Agama : ………………………………….
6. Pekerjaan Ayah : ...………………………………..
7. Pendapatan Ayah : …...……………………………..
8. Pekerjaan Ibu : ………………………………….
9. Pendapatan Ibu : ...………………………………..
A. VARIABEL PERILAKU MENYIMPANG
1. Apakah anda melakukan salah satu dari tindakan-tindakan seperti
1. Ya 2. Tidak
Jika jawaban anda YA, lanjutkan dengan mengisi tabel dibawah dan jika
YA TIDAK
…………………………………………………………………………………..
.……………………………………………….. (Isi Sendiri)
B. VARIABEL FAKTOR-FAKTOR PERILAKU MENYIMPANG
1. Ya 2. Tidak
Jika jawaban anda YA, lanjutkan dengan mengisi tabel dibawah dan jika
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
Faktor Pertemanan
Faktor Keluarga
………………………………………………………………………………
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.641 8
Item-Total Statistics
Mempengaruhi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.751 12
Item-Total Statistics
Scale
Scale Mean Variance if Corrected Cronbach's
if Item Item Item-Total Alpha if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
FM1 .96 2.454 .463 .733
Missing Cases 0 .0
Classification Tablea,b
Observed Predicted
P.Menyimpang Percentage
Tidak Ya Correct
Ya 0 177 100.0
Chi-square df Sig.
Model Summary
b. Variabel Merokok
Perilaku menyimpang merokok, hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja yaitu
faktor pertemanan.
c. Variabel Membaca Buku-Buku cabul
Perilaku menyimpang tawuran ini dipengaruhi oleh satu faktor yaitu faktor
keluarga.
f. Variabel Berjudi