Anda di halaman 1dari 125

PROPOSAL DESIMINASI AKHIR

PROGRAM PRAKTIK PROFESI NERS (P3N)


KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DI RW 04
KELURAHAN KLAMPIS NGASEM KECAMATAN SUKOLILO
KOTA SURABAYA
PERIODE I 4 MARET - 20 APRIL 2019

Disusun sebagai Salah Satu Syarat dalam Mencapai Kompetensi Program


Ners pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya

Disusun oleh:
Kelompok 5 Gelombang I (RW 04)

Mar’atul Hasanah, S.Kep 131813143085


Nevia Ratri Indriani. Kep 131813143030
Nur Hidayanti S. Kep 131813143025
Nurin Syarafina Islami, S. Kep 131813143021
Putri Mei Sundari, S. Kep 131813143040
Putri Nandani Alifah, S. Kep 131813143067
Sacharisa Agape Sudiani, S. Kep 131813143068
Sucowati Dwi Jatis, S. Kep 131813143020
Yenis Anggi Prastiwi., S. Kep 131813143100
Dwida Rizki Pradiptasiwi, S. Kep 131813143008
Thliah Jihan Nabilah, S. Kep 131813143074

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Ini Telah Disetujui dan Disajikan di Lingkungan


RW 04 Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya

Tanggal, 16 April 2019

Pembimbing I : Dr. Retno Indarwati, S.Kep Ns., M. Kep ( )


NIP. 19780316200812200

Pembimbing II : Sylvia DwiWahyuni, S.Kep.Ns.,M.Kep ( )


NIP. 198610262015042003

Kepala Puskesmas Klampis Ngasem Kepala Kelurahan Klampis Ngasem

dr. Bambang Sulistyo, M.M. Lailatus Sa’adah.L.SH

NIP. 196111041990111002 NIP. 197106071994032007

Mengetahui,

PJMA Keperawatan Kesehatan Komunitas

Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan UNAIR

Dr. Makhfudli, S.Kep. Ns., M.Ked. Trop.

NIP. 197902122014091003
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan Laporan Praktika Keperawatan Kesehatan Komunitas
dan Keluarga di Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya,
Periode I 4 Maret-20 April 2019. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat
dalam menyusun asuhan keperawatan komunitas di masyarakat dalam mencapai
kompetensi Program Ners pada Program Studi Pendidikan Ners Universitas
Airlangga Surabaya.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons) selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan.
2. Ibu Elida Ulfiana, S.Kep.Ns.,M.Kep., selaku Ketua Departemen Keperawatan
Komunitas dan Jiwa yang telah memberikan dorongan kepada kami dalam
menjalankan program praktik profesi ini.
3. Bapak Dr. Makhfudli, S.Kep.Ns.,M.Ked.Trop. selaku PJMA Mata Kuliah
Keperawatan Kesehatan Komunitas atas semua masukan, nasehat, saran,
bimbingan, dan kritik dalam menjalankan program praktik keperawatan
komunitas.
4. Ibu Dr. Retno Indarwati, S.Kep Ns., M. Kep selaku dosen pembimbing atas
semua masukan, nasehat, saran, bimbingan, dan kritik dalam menjalankan
program praktik keperawatan komunitas.
5. Ibu Sylvia DwiWahyuni, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing atas
semua masukan, nasehat, saran, bimbingan, dan kritik dalam menjalankan
program praktik keperawatan komunitas.
6. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang telah menberikan kesempatan
kepada kami untuk menjalankan Program Pendidikan Profesi Keperawatan
Kesehatan Komunitas di Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo.
7. dr. Bambang Sulistyo, M.M. selaku Kepala Puskesmas Klampis Ngasem
yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan kepada kami dalam
melaksanakan Praktik Profesi Keperawatan Kesehatan Komunitas Kelurahan
Medokan Semampir Kecamatan Sukolilo.
8. Ibu Kanti Budiarti, S.Sos.,M.Si, selaku Camat Sukolilo, yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menjalankan program Praktik
Profesi Keperawatan Kesehatan Komunitas Kelurahan Medokan Semampir
Kecamatan Sukolilo.
9. Ibu Lailatus Sa’adah.L.SH selaku Lurah Klampis Ngasem yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menjalankan program Praktik
Profesi Keperawatan Kesehatan Komunitas Kelurahan Klampis Ngasem
Kecamatan Sukolilo.
10. Ibu Mus Adah., S.Kep., Ns, selaku pembimbing dari Puskesmas Klampis
Ngasem yang telah memberikan bimbingan, masukan, nasehat, saran, dan
kritik dalam menjalankan program praktik keperawatan komunitas.
11. Ir. Hj. Mustiyani selaku Ketua RW 04 Kelurahan Klampis Ngasem dan
seluruh ketua RT beserta perangkatnya yang telah memberikan dukungan dan
bantuan secara moril serta materiil sehingga kegiatan dapat berjalan dengan
lancar.
12. Seluruh Kader kesehatan dan warga RT 01, RT 02, RT 03, RT 04, dan RT 05
RW 01 Kelurahan Klampis Ngasem yang telah menerima kehadiran
mahasiswa praktik dan kerjasama yang baik selama praktik profesi
berlangsung.
13. Teman-teman Fakultas Keperawatan Program A14, terutama teman-teman
yang praktik di Wilayah Kelurahan Klampis Ngasem atas dukungan,
semangat, dan kerjasama dalam menyelesaikan laporan akhir ini.
14. Semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan laporan akhir ini.
Penulis berharap laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan bagi dunia keperawatan pada khususnya. Demi kesempurnaan
laporan ini, dengan senang hati kami akan menerima segala kritik dan saran yang
membangun.
Surabaya, 16 April 2019

Penulis

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ganchart Kegiatan


Lampiran 2 Struktur Organisasi Mahasiswa
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan sebagai pelayanan asuhan professional bersifat humanistik,
menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan objektif klien, mengacu pada standar
professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntutan
utama (Nursalam, 2002). Pelayanan komprehensif merupakan pelayanan klien
secara total dan pelayanan kesehatan holistic berkembang bagi konsep holisme.
kesehatan holistic melibatkan individu secara total, keseluruhan status
kehidupannya dan kualitas hidupnya dalam berespon terhadap perubahan yang
terjadi pada diri dan lingkungannya (Kozier & Erb, 2009).

Keperawatan kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah pelayanan


keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan
masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat
dengan penekanan pada kelompok berisiko tinggi. Upaya pencapaian derajat
kesehatan optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan
pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of
prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang di
butuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Depkes, 2006). Keperawatan
komunitas merupakan suatu sistem dari praktek keperawatan dan praktik
kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara
kesehatan penduduk. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya
kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan
dan keterampilan di berbagai bidang.

Sifat pendidikan keperawatan menekankan pada pemahaman tentang


profesi keperawatan. Dalam hal menghasilkan perawat yang memenuhi
karakteristik esensial profesi maka proses pendidikan keprofesian perawat “Ners”
dirancang dengan mempertimbangakan 5 aspek yaitu : (1) penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan, (2) kemampuan menyelesaikan masalah
secara ilmiah, (3) sikap dan tingkah laku professional, (4) belajar aktif dan
mandiri, dan (5) pendidikan berada di masyarakat. Berdasarakan aspek tersebut,
mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga Surabaya Angkatan A14 menerapkan praktik keperawatan komunitas
tersebut di lingkungan RW IV Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo
pada tanggal 14 Maret – 20 April 2019 agar tujuan pembangunan kesehatan yang
ada di wilayah tersebut dapat tercapai.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan terhadap komunitas
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan di wilayah RW IV
Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Surabaya.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian situasi di wilayah RW IV
Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Surabaya.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi rnasalah kesehatan yang timbul pada
klien lanjut usia yang tinggal di wilayah RW IV Kelurahan Klampis
Ngasem Kecamatan Sukolilo Surabaya, baik yang bersifat aktual,
potensial dan resiko.
3. Mahasiswa dapat menetapkan rencana tindakan keperawatan untuk
mengatasi rnasalah yang terjadi pada lanjut usia yang tinggal di wilayah
RW IV Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Surabaya.
4. Mahasiswa dapat mengimplementasikan tindakan keperawatan sesuai
rencana yang dibuat.
5. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah
dilakukan.
1.3 Manfaat
Manfaat kegiatan praktik keperawatan komunitas antara lain:
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan konsep asuhan keperawatan
komunitas wilayah RW IV Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan
Sukolilo Surabaya.
2. Bagi masyarakat di wilayah RW IV Kelurahan Klampis Ngasem
Kecamatan Sukolilo Surabaya
1) Masyarakat mendapat pelayanan keperawatan sesuai kebutuhannya
2) Masyarakat rnendapatkan penjelasan tentang kesehatannya.
3) Masyarakat mengetahui masalah kesehatan yang dideritanya.
3. Bagi institusi penyelenggara pendidikan
Tercapainya tujuan pembelajaran asuhan keperawatan komunitas
pada masyarakat wilayah RW IV Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan
Sukolilo Surabaya, sekaligus sebagai sarana evaluasi terhadap proses
pembelajaran mahasiswa berkaitan dengan praktik profesi keperawatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 AGREGAT KIA

1. Kesehatan Anak
Fase perkembangan manusia dalam rentang usia 0-5 tahun merupakan fase yang
sangat penting dalam proses perkembangan. Usia 0-5 tahun dianggap sebagai
periode usia emas, golden age dimana pada masa ini seluruh aspek perkembangan
berkembang dengan pesat dan menjadi dasar menuju fase perkembangan
selanjutnya.
a. FASE PRA-NATAL
Fase pranatal adalah fase perkembangan pertama dalam rentang kehidupan
manusia dan merupakan fase yang paling singkat dai seluruh fase perkembangan.
Namun dalam banyak hal fase ini penting atau bahkan yang terpenting dari semua
fase. Fase ini dimulai pada saat pembuahan dan berakhir pada kelahiran kurang
lebih berlangsung selama 266 hari sampah 280 hari (38-40 minggu)
(Santrock,2011). Ciri-ciri perkembangan pada masa pranatal:
1) Pada periode ini ditentukan sifat-sifat bawaan dan jenis kelamin,
tunggal/kembar
2) Kondisi ibu sangat menentukan pola pertumbuhan pranatal
3) Secara proporsional perkembangan lebih besar dibanding periode-
periode lainnya.
4) Terdapat banyak bahaya fisik dan psikologis
5) Orang-orang yang berperan dapat membentuk sikap kepada si janin.
b. FASE BAYI
Fase bayi terjadi selama dua tahun pertama dalam kehidupan manusia. Fase
ini merupakan fase dasar pembentukan pola perilaku,sikap dan emosi. Awal
kehidupan yang sehat sangatlah penting untuk bayi karena akan mempengaruhi
perkembangannya di fase fase berikutnya.
Fase bayi sering dianggap fase bayi baru lahir, tetapi label fase bayi akan
digunakan untuk membedakannya dengan periode pascanatal yang ditandai
dengan keadaan yang sangat tidak berdaya yaitu selama dua minggu setelah
kelahiran. Ciri-ciri yang penting dari masa bayi baru lahir ini ialah:
1) Masa perkembangan yang tersingkat dari seluruh masa perkembangan.
2) Merupakan masa penyesuaian diri untuk kelangsungan
hidup/perkembangan bayi.
3) Periode ini ditandai dengan terhentinya perkembangan.
4) Apabila bayi melewati masa ini merupakan awal perkembangan lebih
lanjut.
Masa bayi baru lahir dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Periode Fortunate (mulai saat kelahiram sampai antara 15-30 menit
sesudah lahir).
2) Periode Neonate (dari pemotongan tali pusar sampai sekitar akhir minggu
ke-2).
Selama beberapa bulan masa bayi , keadaan tidak berdaya itu secara
berangsur angsur agak menurun . setiap hari, setiap minggu dan bulannya bayi
semakin mandiri, sehingga saat masa bayi berakhir pada ulang tahun kedua , ia
menjadi seorang manusia yang berbeda dengan awal masa bayi.
Sesudah dilahirkan, individu berinteraksi dengan lingkungannya baik
lingkungan fisik, klimatologis maupun social. Diantara factor factor yang
mempengaruhi perkembangan individu adalah : keturunan, gizi, pemberian ASI,
aktivitas fisik, system kelenjar hormone pertumbuhan, penyakit, musim dan iklim,
suku bangsa, kondisi social ekonomi, kondisi psiko social, kecenderungan
sekulear.
Bayi mengalami beberapa perkembangan dan pertumbuhan dalam
hidupnya, yaitu :
1) Perkembangan Fisik
Pertumbuhan yang pesat selama rentang kehidupan terjadi pada
masa bayi dan pada periode pubertas, dalam tahun kedua tingkat
pertumbuhan cepat menurun. Selama tahun pertama, peningkatan berat
tubuh lebih besar daripada peningkatan tinggi, selama tahun kedua terjadi
hal yang sebaliknya.
Meskipun pola umum dari pertumbuhan dan perkembangan sama
bagi semua bayi, tetapi tetap ada perbedaan dalam tinggi, berat,
kemampuan sensorik dan bidang perkembangan fisik lain. Beberapa bayi
memulai kehidupan dengan badan yang lebih kecil dan perkembangan
yang kurang normal. Mungkin ini disebabkan karena belum cukup umur
atau kondisi fisik yang buruk akibat ibu kekurangan gizi, mengalami
tekanan atau kondisi kurang baik lainnya selama periode prenatal.
Akibatnya, bayi itu cenderung tertinggal dari teman – teman sebayanya
dalam tahun – tahun awal periode bayi.
Selama periode bayi, perbedaan – perbedaan tidak saja terus
berlangsung tetapi semakin mencolok. Perbedaan dalam berat lebih besar
daripada perbedaan dalam tinggi. Ini disebabkan karena perbedaan berat
sebagian bergantung pada bentuk tubuh dan sebagian lagi bergantung pada
kebiasaan dan jenis makanan.
Pada waktu lahir seorang bayi belum menunjukan koordinasi gerak
pada dada atau lengan. Pada bulan kedua sudah tampak kemampuan untuk
mengangkat dada dalam posisi tengkurap. Juga tampak kemampuan untuk
mencoba meraih benda-benda yang tampak olehnya walaupun belum
mengena dengan tepat karena koordinasi antara penglihatan dan gerak
memegang belum sempurna. Dalam bulan ketiga dan keempat tampak
kemajuan-kemajuan dalam kontrol gerak. Pada bulan kelima, bayi mulai
dapat duduk walaupun masih harus dibantu, dan dalam bulan keenam bayi
sudah dapat duduk sendiri. Pada bulan ketujuh, mereka mulai merangkak,
dan pada bulan kedelapan mereka mulai berdiri. Kira-kira pada bulan
kesebelas, mereka sudah dapat berjalan. Bahkan pada bulan
keduapuluhempat mereka sudah dapat naik sepeda roda tiga (White, 1988,
dalam Hadis, 1994).
2. Perkembangan kognitif
Menurut Piaget, perkembangan kognitif bayi berada pada periode
sensorimotor sampai lebih kurang usia 2 tahun. Pada masa ini, proses
berpikir ditandai dengan perubahan-perubahan skema yang masih
bersifat terbatas dan kaku. Sama halnya dengan refleks, pemikiran anak
seusia ini masih searah dan hanya mengulang.
Peran indera sensornya sangat menentukan ia dalam membantunya
berperilaku, misalnya dengan cara meraba, mencium, memasukkan ke
mulut benda-benda yang ada di sekitarnya. Selain itu juga motor atau
gerak anak juga sangat mendukung perkembangan kognitif bayi.
Semakin banyak bayi bergerak, maka akan semakin besar kesempatan
bayi untuk berinteraksi dengan benda-benda atau orang-orang yang
baru dilihatnya sehingga menambah jumlah skema-skema yang ada di
kepalanya.
Di samping itu, perkembangan otak bayi mengalami tumbuh dan
kembang secara pesat. Selagi bayi menangis, tersenyum atau
mengerutkan dahinya, menggoyang-goyangkan benda yang
digenggamnya, berbicara dan berjalan, maka di dalam otaknya terjadi
pula perubahan-perubahan penting. Bermula sebagai makhluk bersel
satu, pada saat lahir seorang bayi sudah mempunyai otak dan sistem
syaraf yang terdiri dari kira-kira 100 trilyun sel syaraf yang dinamakan
Neuron, yang akan dipergunakan sepanjang hidupnya. Namun,
hubungan-hubungan antar sel-sel syaraf itu belum berkembang dan
belum tertata dengan baik dalam diri seorang bayi. Dalam rentang
waktu antara saat lahir sampai usia 2 tahun, maka serabut-serabut
penghubung antara neuron itu (dinamakan dendrit) tumbuh secara
pesat, begitu pula halnya dengan perkembangan neurotransmitter yaitu
substansi kimia yang sangat kecil yang berfungsi menyalurkan
rangsangan atau informasi dari satu neuron ke neuron lain (Santrock,
2011).
3. Perkembangan Sosioemosional
Pada waktu lahir, emosi tampak dalam bentuk sederhana, hampir
tidak terbedakan sama sekali. Dengan bertambahnya usia, berbagai
reaksi emosional menjadi lebih terbedakan dan reaksi emosional dapat
ditimbulkan oleh berbagai macam reaksi.
Terdapat sejumlah pola emosional tertentu yang umum pada
bayi. Tetapi, karena emosi bayi sangat rentan terhadap pembiasaan,
terdapat beberapa perbedaan pada pola ini dan juga pada rangsangan
yang menimbulkannya. Reaksi emosional bayi berbeda terhadap
beberapa rangsangan tertentu yang berlainan, bergantung sebagian
besar pada pengalaman lalunya.
Perbedaan-perbedaan dalam reaksi emosi mulai tampak dalam
periode bayi dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, terutama kondisi-
kondisi fisik dan mental dari bayi pada saat munculnya rangsangan dan
berhasil tidaknya reaksi yang pernah diberikan sebelumnya dalam
memenuhi kebutuhan. Contohnya, bayi yang baru lahir sama sekali
belum mengenal emosi senang, sedih, dan sebagiannya. Senyum yang
ditampilkan bayi 0 sampai 3 bulan, biasanya senyum yang belum ada
maknanya. Baru setelah 4 bulan ke Atas, bayi dapat merespon atas
kejadian yang ada di sekitarnya. Apabila bayi diajak bermain, bicara,
atau diperhatikan orang lain, maka bayi sudah bisa menampilkan
ekspresi senang dan tertawa. Sebalikya, apabila bayi tersebut tidak
diperhatikan, maka dia akan menunjukan ekspresi marah dan tidak
senang.
Hal yang perlu diperhatikan bahwa bayi yang mengalami
banyak emosi senang meletakkan dasar-dasar untuk penyesuaian
pribadi dan penyesuaian sosial yang baik dan untuk pola-pola perilaku
yang akan menimbulkan kebahagiaan.
Pengalaman sosial memainkan peranan penting dalam
menentukan hubungan sosial di masa depan dan pola perilaku terhadap
orang-orang lain. Oleh karena kehidupan bayi berpusat di rumah, maka
dirumahlah diletakkan dasar perilaku dan sikap sosial kelak.
Penelitian tentang penyesuaian sosial anak-anak yang lebih
besar dan bahkan para remaja menunjukan pentingannya peletakkan
dasar-dasar sosial pada masa bayi. Hal ini berdasarkan dua alasan.
Pertama, jenis perilaku yang diperhatikan dalam situasi sosial
mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosialnya. Kedua, mengapa
dasar-dasar sosial yang dini itu penting adalah bahwa sekali terbentuk
dasar-dasar itu cenderung menetap kalau anak menjadi lebih besar
(Santrock, 2011). Oleh karena itu, orang-orang yang berada di sekitar
bayi sebaiknya menunjukan wajah ceria, perilaku yang positif, dan rajin
berbicara serta mengajak bayi bicara. Kondisi demikian akan membuat
bayi merasa senang, terbiasa untuk berinteraksi dengan orang lain,
bahkan dapat menstimulus bayi berbicara.
Perilaku sosial dini mengikuti pola yang cukup dapat
diramalkan meskipun dapat terjadi perbedaan-perbedaan karena
keadaan kesehatan atau keadaan emosi atau kondisi lingkungan. Pada
saat dilahirkan bayi tidak memilih dalam arti tidak mempedulikan siapa
yang mengurus kebutuhan fisiknya.
A. Fase Anak Usia Dini
Anak-anak usia dini merupakan anak dalam masa kemasan (Golden Age)
dimana pada masa ini adalah masa penting bagi perkembangan anak sebagai
individu di kemudian hari. Masa vital: pada masa ini individu menggunakan
fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk
masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu, Freud menyebutnya
sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan
dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar. Pada tahun kedua
anak belajar berjalan sehingga anak belajar menguasai ruang, mulai dari yang
paling dekat sampai dengan ruang yang paling jauh. Pada tahun kedua umumnya
terjadi pembiasaan terhadap kebersihan. Melalui latihan kebersihan, anak belajar
mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang datang dari dalam
dirinya.
Masa estetik; dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Anak
bereksplorasi dan belajar melalui pancaindranya. Pada masa ini pancaindra masih
sangat peka. Fase ini berlangsung sejak usia dua tahun sampai enam tahun atau
para ahli sering menyebutnya dengan fase anak-anak awal. Anak-anak pada fase
ini dilatih untuk ‘belajar sekolah’ dengan mengikuti program Taman Kanak-
Kanak (TK) atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
1. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik pada fase anak usia dini tidak sehebat pada masa
sebelumnya dan temponya lebih lambat, tetapi tidak mengurangi maknanya
(dalam Aswin Hadis, 1994). Perkembangan fisik anak-anak di usia dini,
terutama tinggi dan berat badan, menyesuaikan beberapa faktor, antara lain :
keturunan (ras), faktor gizi dan kesehatan, jenis kelamin, dan faktor perbedaan
individual.
Pada fase ini anak-anak akan mulai bertambah kuat. Tulang-tulang
akan mulai mengeras dan akan memberikan perlindungan sekaligus bentuk
tubuh. Hal yang sama berlaku pada sistem syaraf dan otak yang mendukung
perkembangan motorik anak. Pada usia tiga tahun gigi susu juga sudah mulai
lengkap sehingga memudahkan anak untuk mengunyah makanan dengan
lebih baik.
Perkembangan penglihatan juga berkembang dengan pesat pada fase
ini. Pada akhir masa usia persekolah/usia dini (kurang lebih enam tahun), otot-
otot mata anak sudah berkembang sedemikian rupa sehingga memungkinkan
anak untuk menggerakkan matanya secara efisien untuk melihat sederetan
huruf-huruf.
Fisik yang sudah jauh lebih kuat dibandingkan masa bayi mendorong
pesatnya perkembangan motorik anak-anak usia dini. Untuk motorik kasar
pada usia tiga tahun, misalnya, anak mulai mampu berdiri diatas satu kaki
untuk beberapa detik dan pada usia lima tahun anak sudah dapat melompat
hampir satu meter jauhnya. Motorik halus anak usia tiga tahun umumnya
belum terlalu banyak berbeda dari masa bayi. Memasuki usia empat tahun
baru pada umumnya koordinasi motorik halus anak mulai membaik dan
mengalami kemajuan. Namun yang perlu diperhatikan perkembangan motorik
tiap anak, baik motorik kasar maupun motorik halus, berbeda-beda.
2. Perkembangan Kognitif
Dunia kognisi anak usia pra-sekolah adalah kreatif, bebas dan penuh
daya khayal. Hal ini tercermin pada gambar-gambar yang mereka buat. Anak
Taman Kanak-Kanak misalnya menggambar pohon dengan warna merah,
langit hijau atau menggambar sebuah kumpulan lingkaran kecil yang dia
ibaratkan itu keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu dan dirinya sendiri.
Perkembangan kognitif anak usia pra-sekolah sesuai dengan teori
Piaget, yaitu berada pada periode pra-operasional. Pada masa ini kemampuan
mengingat, terutama mengenal dan mengingat kembali mengalami kemajuan
yang pesat. Demikian pula perkembangan bahasanya juga sangat pesat.
Pemikiran Pra-operasional dapat dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:
a. Subtahap Fungsi Simbolis
Menurut (sanrtock, 2002) menyatakan subtahap ini, anak-anak
mengembangkan kemampuan untuk membayangkan secara mental
suatu obyek yang tidak ada. Kemampuan untuk berfikir simbolis seperti
ini disebut “fungsi simboli”, dan kemampuan ini mengembangkan
secara cepat dunia mental anak. Contoh: anak-anak kecil menggunakan
desain corat-caret untuk menggambar manusia, rumah, mobil, awan dan
lain-lain.
Bentuk pemikiran pada tahap praoperasional, adalah :
1. Egosentrisme (Egocentrism) : suatu ciri pemikiran praoperasional
anak yang menonjol. Egosentrisme adalah suatu ketidakmampuan
untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif
orang lain.
2. Animisme : bentuk lain pemikiran praoperasional adalah keyakinan
bahwa obyek yang tidak bergerak adalah memiliki kualitas
“semacam kehidupan” dan dapat bertindak.
b. Sub tahap pemikiran intuitif
Subtahap pemikiran intuitif adalah kedua pemikiran praoperasional
yang terjadi pada usia 4 dan 7 tahun. Pada subtahap ini, ana-anak mlai
menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban atas semua
pertanyaan. Piaget menyebut waktu ini “intuitif” karena anak-anak
berusia muda tampaknya begitu yakin tentang pengetahuan dan
pemahaman mereka, tetapi belum begitu sadar darimana mereka tahu
apa yang mereka ketahui itu. Contoh : Anak-anak pada usia
praoperasional jika dihadapkan dengan obyek acak yang dapat di
kelompokan bersama atas dasar dua atau lebih sifat, mereka jarang
dapat menggunakan sifat ini secara konsisten untuk menyortir objek-
objek kedalam kelompok-kelompok yang tepat. (Santrock 2002).
3. Perkembangan Sosioemosional
Selama awal masa kanak-kanak emosinya kuat dan tidak seimbang. Emosi
pada awal masa kanak-kanak di tandai oleh ledakan amarah yang kuat.
Ketakuan yang hebat dan iri hati yang tidak masuk akal. Emosi yang umumu
pada awal masa anak-anak adalah amarah, taku, cemburu, ingin tahu, iri hati,
gembira, sedih dan kasih sayang. Amarah di anggap sesuai untuk anak laki-
laki. Maka sepanjang masa awal kanak-kanak, anak laki-laki lebih banyak
menunjukan amarah yang hebat daripada anak perempuan.
Perkembangan emosi dan sosial pada masa usia pra-sekolah didasari oleh
kualitas hubungan anak dengan keluarga dan oleh kualitas bermain bersama
teman seusianya (Hadis, 1994). Gaya pengasuhan yang berbeda pada setiap
orang tua akan mempengaruhi kepribadian anak kelak. Orang tua yang
otoriter akan menjalin hubungan dengan anak yang berbeda bentuknya dari
hubungan orang tua yang permisif dengan anaknya. Menurut Hadis 1994,
gaya pengasuhan otoriter cenderung memiliki anak yang secara sosial tidak
kompeten, jarang mengambil inisiatif dan malahan menghindar dari interaksi
sosial. Harga diri mereka juga rendah. Gaya pengasuhan lain adalah gaya
pengasuhan yang tak perdulian-tak terlibat yang sangat merugikan anak.
Anak akan menjadi implusif dan mudah frustasi. Setelah dewasa mereka juga
sulit menguasai emosi dan tidak memiliki tujuan hidup. Sebaliknya, orang tua
yang otoritatif cenderung mempunyai anak yang bertanggung jawab, percaya
diri, dan ramah.
Untuk perkembangan aspek sosial anak pra-sekolah, hubungan dengan
teman sebaya sangat meningkat pada usia pra-sekolah. Masa ini adalah saat
bermain merupakan tema utama dalam kehidupan anak. Anak mulai dapat menilai
apakah ia lebih baik, sama baiknya, atau kurang dari teman sebayanya. Keadaan
ini sulit di dapatkan di rumah karena saudara kandung biasanya lebih tua atau
lebih muda.

2.2 AGREGAT REMAJA


1. Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa
masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk
golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Oleh karenanya,
remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis
atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM,
2002). Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang
batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang
dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai
patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang
dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan
bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah
(atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan
sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap
menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan
anak-anak lagi. Keluarga mempunyai peranan penting dalam upaya peningkatan
kesehatan dan pengurangan resiko penyakit dalam masyarakat karena keluarga
merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Bila terdapat masalah satu anggota
keluarga akan menjadi satu unit keluarga. Karena ada hubungan yang kuat antara
keluarga dengan status anggota keluarganya. Peran keluarga sangat penting dalam
setiap aspek keperawatan kesehatan anggota keluarganya utuk itu keluargalah
yang berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperukan oleh keluarga.
Status sehat dan sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi
(Friedman, 1998).

2. Dimensi Perkembangan Remaja

Untuk memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan


pada dimensi - dimensi tersebut:

1. Dimensi Biologis
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai
dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara
pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat
besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba - tiba memiliki kemampuan
untuk ber - reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi
aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau
gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu :
1) Follicle - Stimulating Hormone (FSH)
2) Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua
hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone :
dua jenis hormon kewanitaan.
Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan
Interstitial - Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan
testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di
atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan
mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa system reproduksinya
sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai
berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam
suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya
hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak
awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.
2. Dimensi Kognitif
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget
(seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan
tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal
operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola
pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks
dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian
rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak
alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya.
Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang
sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para
remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan
memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran
mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa
lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan
rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini,
para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar
mereka.
Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk
Indonesia) masih sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang
belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif
operasional formal ini. Sebagian masih tertinggal pada tahap
perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir
yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat
masalah dari berbagai dimensi.
Hal ini bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia yang
tidak banyak menggunakan metode belajar-mengajar satu arah ( ceramah )
dan kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir anak.
penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang
cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga
anak tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan
sesuai dengan usia dan mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah
harus mampu mencapai tahap pemikiran abstrak supaya saat mereka lulus
sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk
menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.
3. Dimensi Moral
Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-
tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya
sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978)
menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam
menghadapi masalah - masalah populer yang berkenaan dengan
lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan
sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku,
sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa
bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada
dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis,
remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan
membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan
ditanamkan kepadanya.
Peranan orangtua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan
alternatif jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh putra - putri
remajanya. Orang tua yang bijak akan memberikan lebih dari satu jawaban
dan alternatif supaya remaja itu bisa berpikir lebih jauh dan memilih yang
terbaik. Orangtua yang tidak mampu memberikan penjelasan dengan bijak
dan bersikap kaku akan membuat sang remaja bingung. Remaja tersebut
akan mencari jawaban di luar lingkaran orangtua dan nilai yang dianutnya.
Ini bisa menjadi berbahaya jika “lingkungan baru” memberi jawaban yang
tidak diinginkan atau bertentangan dengan yang diberikan oleh orangtua.
Konflik dengan orangtua mungkin akan mulai menajam.
4. Dimensi Psikologis
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini
mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di
Chicago oleh Mihalyi Csikzentmihalyi dan Reed Larson (1984)
menemukan bahwa remaja rata rata memerlukan hanya 45 menit untuk
berubah mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”. Sementara orang
dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood
(swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban
pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah atau kegiatan sehari hari di rumah.
Meski mood remaja yang mudah berubah ubah dengan cepat, hal tersebut
belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.

Bimbingan orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan
bagaimana menghadapi masalah itu sebagai “seseorang yang baru”; berbagai
nasihat dan berbagai cara akan dicari untuk dicobanya. Remaja akan
membayangkan apa yang akan dilakukan oleh para “idola”nya untuk
menyelesaikan masalah seperti itu. Pemilihan idola ini juga akan menjadi sangat
penting bagi remaja.

2.3 AGREGAT LANSIA


1. Definisi Lansia
Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lansia yang dimaksud dengan lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia
60 tahun ke atas. Lebih lanjut Maryam (2008) juga mendefinisikan lansia sebagai
seseorang yang telah berusia lanjut dan telah terjadi perubahan-perubahan dalam
sistem tubuhnya.
Namun berbeda dengan definisi yang dikemukakan oleh Orimo et al.
(2006), peneliti asal Jepang, yang menjelaskan bahwa lansia merupakan orang
yang berusia lebih dari 75 tahun. Definisi tersebut berdasar pada hasil riset yang
telah dilakukannya dengan menemukan fakta bahwa: 1) lansia di Jepang yang
berusia 65 tahun atau lebih ternyata masih bisa melakukan aktifitas fisik tanpa
keluhan dan hambatan berarti; 2) arteri serebral pada lansia tampak belum
mengalami penuaan dan penurunan fungsi; dan 3) lansia penderita diabetes
mellitus yang berumur 65 tahun masih menunjukkan tingkat kemandirian yang
tinggi untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi definisi lansia dari penelitian
tersebut memang tidak bisa digunakan secara global karena faktor budaya dan
lingkungan juga berpengaruh terhadap proses penuaan.

2. Batasan Lansia
WHO dalam Kunaifi (2009) membagi lansia menurut usia ke dalam empat
kategori, yaitu:
1. Usia pertengahan (middle age) : 45-59 tahun
2. Lansia (elderly) : 60-74 tahun
3. Usia tua (old) : 75-89 tahun
4. Usia sangat lanjut (very old) : lebih dari 90 tahun

3. Teori Penuaan
Ada empat teori pokok dari penuaan menurut Klatz dan Goldman, (2007),
yaitu:
1. Teori Wear and Tear
Tubuh dan sel mengalami kerusakan karena telah banyak digunakan
(overuse) dan disalahgunakan (abuse).
2. Teori Neuroendokrin
Teori ini berdasarkan peranan berbagai hormon bagi fungsi organtubuh
yaitu dimana hormon yang dikeluarkan oleh beberapa organ yang
dikendalikan oleh hipotalamus telah menurun.
3. Teori Kontrol Genetik
Teori ini fokus pada genetik memprogram genetik DNA, dimana kita
dilahirkan dengan kode genetik yang unik, dimana penuaan dan
usiahidup kita telah ditentukan secara genetik.
4. Teori Radikal Bebas
Teori ini menjelaskan bahwa suatu organisme menjadi tua karena terjadi
akumulasi kerusakan oleh radikal bebas dalam sel sepanjang
waktu.Radikal bebas sendiri merupakan suatu molekul yang memiliki
elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas memiliki sifat reaktivitas
tinggi, karena kecenderungan menarik elektron dan dapat mengubah
suatu molekul menjadi suatu radikal oleh karena hilangnya atau
bertambahnya satu elektron pada molekul lain.

4. Tahapan Proses Penuaan


Proses penuaan dapat berlangsung melalui tiga tahap sebagai berikut
(Pangkahila, 2007):
1. Tahap Subklinik (usia 25-35 tahun)
Pada tahap ini, sebagian besar hormon di dalam tubuh mulai menurun,
yaitu hormon testosteron, growth hormon dan hormon
estrogen.Pembentukan radikal bebas dapat merusak sel dan DNA mulai
mempengaruhi tubuh. Kerusakan ini biasanya tidak tampak dari luar,
karena itu pada usia ini dianggap usia muda dan normal.
2. Tahap Transisi (usia 35-45 tahun)
Pada tahap ini kadar hormon menurun sampai 25%. Massa otot
berkurang sebanyak satu kilogram tiap tahunnya.Pada tahap ini orang
mulai merasa tidak muda lagi dan tampak lebih tua.Kerusakan oleh
radikal bebas mulai merusak ekspresi genetik yang dapat mengakibatkan
penyakit seperti kanker, radang sendi, berkurangnya memori, penyakit
jantung koroner dan diabetes.
3. Tahap Klinik (usia 45 tahun ke atas)
Pada tahap ini penurunan kadar hormone terus berlanjut yang meliputi
DHEA, melatonin, growth hormon, testosteron, estrogen dan juga
hormon tiroid. Terjadi penurunan bahkan hilangnya kemampuan
penyerapan bahan makanan, vitamin dan mineral.Penyakit kronis
menjadi lebih nyata, sistem organ tubuh mulai mengalami kegagalan.

5. Perubahan Fisik dan Psikososial pada Lansia


1) Perubahan Fisik pada Lansia
Menurut Maryam (2008), perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada lanjut
usia adalah :
1. Sel
Perubahan sel pada lanjut usia meliputi: terjadinya penurunan jumlah sel,
terjadi perubahan ukuran sel,berkurangnya jumlah cairan dalam tubuh
dan berkurangnya cairan intraseluler, menurunnya proporsi protein di
otak, otot, ginjal, darah, dan hati,penurunan jumlah sel pada otak,
terganggunya mekanisme perbaikan sel,serta otak menjadi atrofis
beratnya berkurang 5-10%.
2. Sistem Persyarafan
Perubahan persyarafan meliputi : berat otak yang menurun 10-20%
(setiap orang berkurang sel syarafotaknya dalam setiap harinya), cepat
menurunnya hubungan persyarafan, lambat dalam respon dan waktu
untuk bereaksi khususnyadengan stress, mengecilnya syaraf panca indra,
berkurangnyapenglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf
penciuman danperasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan
ketahanan terhadap sentuhan, serta kurang sensitif terhadap sentuan.
3. Sistem Pendengaran
Perubahan pada sistem pendengaran meliputi: terjadinya presbiakusis
(gangguan dalam pendengaran) yaitu gangguandalam pendengaran pada
telinga dalam terutama terhadap bunyi suara,nada-nada yang tinggi, suara
yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kta,50% terjadi pada umur diatas 65
tahun. Terjadinya otosklerosis akibatatropi membran timpani.Terjadinya
pengumpulan serumen dapatmengeras karena meningkatnya
keratinin.Terjadinya perubahanpenurunan pendengaran pada lansia yang
mengalami ketegangan jiwaatau stress.
4. Sistem Penglihatan
Perubahan pada sistem penglihatan meliputi: timbulnya sklerosis dan
hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebihberbentuk sferis (bola),
terjadi kekeruhan pada lensa yang menyebabkankatarak, meningkatnya
ambang, pengamatan sinar, daya adaptasiterhadap kegelapan lebih
lambat dan susah melihat pada cahaya gelap,hilangnya daya akomodasi,
menurunnya lapang pandang, sertamenurunnya daya untuk membedakan
warna biru atau hijau. Pada matabagian dalam, perubahan yang terjadi
adalah ukuran pupil menurun danreaksi terhadap cahaya berkurang dan
juga terhadap akomodasi, lensamenguning dan berangsur-angsur menjadi
lebih buram mengakibatkankatarak, sehingga memengaruhi kemampuan
untuk menerima danmembedakan warna-warna. Kadang warna gelap
seperti coklat, hitam,dan marun tampak sama.Pandangan dalam area
yang suram dan adaptasi terhadap kegelapanberkurang (sulit melihat
dalam cahaya gelap) menempatkan lansia padarisiko cedera. Sementara
cahaya menyilaukan dapat menyebabkan nyeridan membatasi
kemampuan untuk membedakan objek-objek denganjelas, semua hal itu
dapat mempengaruhi kemampuan fungsional paralansia sehingga dapat
menyebabkan lansia terjatuh.
5. Sistem Kardiovaskuler
Perubahan pada sistem kardiovaskuler meliputi: terjadinya penurunan
elastisitas dinding aorta, katup jantung menebaldan menjadi kaku,
menurunnya kemampuan jantung untuk memompadarah yang
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya,kehilangan
elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluhdarah perifer
untuk oksigenasi, perubahan posisi yang dapatmengakibatkan tekanan
darah menurun (dari tidur ke duduk dan dariduduk ke berdiri) yang
mengakibatkan resistensi pembuluh darahperifer.
6. Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh
Perubahan pada sistem pengaturan tempertur tubuh meliputi: pada
pengaturan sistem tubuh, hipotalamus dianggap bekerja
sebagaithermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran
terjadiberbagai faktor yang mempengaruhinya, perubahan yang sering
ditemui antara lain temperatur suhu tubuh menurun (hipotermia)
secarafisiologik kurang lebih 35°C, ini akan mengakibatkan metabolisme
yangmenurun. Keterbatasan refleks mengigil dan tidak dapat
memproduksipanas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas
otot.
7. Sistem Respirasi
Perubahan sistem respirasi meliputi: otot pernapasan mengalami
kelemahan akibat atropi, aktivitas siliamenurun, paru kehilangan
elastisitas, berkurangnya elastisitas bronkus,oksigen pada arteri menurun,
karbon dioksida pada arteri tidak berganti,reflek dan kemampuan batuk
berkurang, sensitivitas terhadap hipoksiadan hiperkarbia menurun, sering
terjadi emfisema senilis, kemampuanpegas dinding dada dan kekuatan
otot pernapasan menurun seiringpertambahan usia.
8. Sistem Pencernaan
Perubahan pada sistem pecernaan, meliputi: kehilangan gigi, penyebab
utama periodontal disease yang bisa terjadisetelah umur 30 tahun, indra
pengecap menurun, hilangnya sensitivitassaraf pengecap terhadap rasa
asin, asam dan pahit, esofagus melebar,rasa lapar nenurun, asam lambung
menurun, motilitas dan waktupengosongan lambung menurun, peristaltik
lemah dan biasanya timbulkonstipasi, fungsi absorpsi melemah, hati
semakin mengecil dan tempatpenyimpanan menurun, aliran darah
berkurang.
9. Sistem Perkemihan
Perubahan pada sistem perkemihan antara lain ginjal yang merupakanalat
untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urine, darahmasuk
keginjal disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yangdisebut nefron
(tempatnya di glomerulus), kemudian mengecil dannefron menjadi atrofi,
aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%sehingga fungsi tubulus
berkurang, akibatnya, kemampuanmengkonsentrasi urine menurun, berat
jenis urine menurun.Otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, sehingga
kapasitasnyamenurun sampai 200 ml atau menyebabkan buang air seni
meningkat.Vesika urinaria sulit dikosongkan sehingga terkadang
menyebabkan retensi urine.
10. Sistem Endokrin
Perubahan yang terjadi pada sistem endokrin meliputi: produksi semua
hormon turun, aktivitas tiroid, BMR (basal metabolic rate), dan daya
pertukaran zat menurun. Produksi aldosteron menurun,Sekresi hormon
kelamin, misalnya progesterone, estrogen, dantestoteron menurun.
11. Sistem Integumen
Perubahan pada sistem integumen, meliputi: kulit mengerut atau keriput
akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit cenderung kusam,
kasar, dan bersisi.Timbul bercak pigmentasi, kulit kepala dan rambut
menipis dan berwarna kelabu, berkurangnya elestisitas akibat
menurunnya cairan dan vaskularisasi, kuku jari menjadi keras dan
rapuh, jumlah dan fungsi kelenjar keringatberkurang.
12. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan pada sistem muskuloskeletal meliputi: tulang kehilangan
densitas (cairan) dan semakin rapuh, kekuatan danstabilitas tulang
menurun, terjadi kifosis, gangguan gaya berjalan,tendon mengerut dan
mengalami sklerosis, atrofi serabut otot, serabutotot mengecil sehingga
gerakan menjadi lamban, otot kram, dan menjaditremor, aliran darah ke
otot berkurang sejalan dengan proses menua.Semua perubahan tersebut
dapat mengakibatkan kelambanan dalamgerak, langkah kaki yang
pendek, penurunan irama. Kaki yang tidakdapat menapak dengan kuat
dan lebih cenderung gampang goyah,perlambatan reaksi mengakibatkan
seorang lansia susah atau terlambatmengantisipasi bila terjadi gangguan
terpeleset, tersandung, kejadiantiba-tiba sehingga memudahkan jatuh.
2) Perubahan Psikososial pada Lansia
Berdasarkan beberapa evidence based yang telah dilakukan terdapat
perubahan psikososial yang dapat terjadi pada lansia antara lain:
1. Kesepian
Septiningsih dan Na’imah (2012) menjelaskan dalam studinya bahwa
lansia rentan sekali mengalami kesepian.Kesepian yang dialami dapat
berupa kesepian emosional, situasional, kesepian sosial atau gabungan
ketiga-tiganya. Berdasarkan penelitian tersebut beberapa hal yang dapat
memengaruhi perasaan kesepian pada lansia diantaranya: a) merasa tidak
adanya figur kasih sayang yang diterima seperti dari suami atau istri, dan
atau anaknya; b) kehilangan integrasi secara sosial atau tidak terintegrasi
dalam suatu komunikasi seperti yang dapat diberikan oleh sekumpulan
teman, atau masyarakat di lingkungan sekitar. Hal itu disebabkan karena
tidak mengikuti pertemuan-pertemuan yang dilakukan di kompleks
hidupnya; c) mengalami perubahan situasi, yaitu ditinggal wafat
pasangan hidup (suami dan atau istri), dan hidup sendirian karena
anaknya tidak tinggal satu rumah.
2. Kecemasan Menghadapi Kematian
Ermawati dan Sudarji (2013) menyimpulkan dalam hasil penelitiannya
bahwa terdapat 2 tipe lansia memandang kematian.Tipe pertama lansia
yang cemas ringan hingga sedang dalam menghadapi kematian ternyata
memiliki tingkat religiusitas yang cukup tinggi. Sementara tipe yang
kedua adalah lansia yang cemas berat menghadapi kematian dikarenakan
takut akan kematian itu sendiri, takut mati karena banyak tujuan hidup
yang belum tercapai, juga merasa cemas karena sendirian dan tidak akan
ada yang menolong saat sekarat nantinya.
3. Depresi
Lansia merupakan agregat yang cenderung depresi. Menurut Jayanti,
Sedyowinarso, dan Madyaningrum (2008) beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya depresi lansia adalah: a) jenis kelamin, dimana
angka lansia perempuan lebih tinggi terjadi depresi dibandingkan lansia
laki-laki, hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan hormonal,
perbedaan stressor psikososial bagi wanita dan laki-laki, serta model
perilaku tentang keputusasaan yang dipelajari; b) status perkawinan,
dimana lansia yang tidak menikah/tidak pernah menikah lebih tinggi
berisiko mengalami depresi, hal tersebut dikarenakan orang lanjut usia
yang berstatus tidak kawin sering kehilangan dukungan yang cukup besar
(dalam hal ini dari orang terdekat yaitu pasangan) yang menyebabkan
suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan kesendirian; dan c)
rendahnya dukungan sosial.Peran Perawat untuk Kesehatan Lansia
Beberapa peran perawat yang dapat dilakukan bagi kesehatan lansia di
masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Care Giver
Perawat secara langsung dapat memberikan asuhan keperawatannya
dengan menggunakan proses keperawatan yang baik pada lansia di
tataran masyarakat diantaranya:
1) Mengkaji kesehatan lansia secara komprehensif
2) Mengkaji tingkat kemandirian lansia
3) Mengkaji kebutuhan psikososio-spiritual lansia
4) Menganalisis masalah lansia
5) Memberikan intervensi sesuai dengan masalah lansia
6) Mengevaluasi kesehatan dari intervensi yang sudah diberikan
b. Advokat Klien
Masalah lansia tidak terlepas dari butuhnya lansia untuk diadvokasi di
berbagai masalah kesehatan, terutama terkait pembiayaan.Perawat dapat
membantu lansia untuk pembiayaan kesehatan gratis dari pemerintah.
c. Edukator
Peran edukator selalu melekat dalam keseharian perawat.Perawat harus
senantiasa memberikan pendidikan kesehatan pada lansia dan
keluarganya guna pencegahan penyakit dan peningkatan kesejahteraan
lansia. Contoh: pendidikan kesehatan terkait makanan pengontrol
hipertensi dan diabetes mellitus.
d. Koordinator
Peran koordinator pada perawat yang merawat lansia dapat dilakukan
terutama pada kegiatan posyandu lansia.Perawat dapat menjadi
koordinator pada pelaksanaan pemeriksaan kesehatan lansia, senam
lansia, dan atau jalan sehat lansia.
e. Kolaborator
Perawat dapat berkolaborator dengan tenaga kesehatan lain atau bahkan
jajaran pejabat masyarakat dalam mengelola kesehatan lansia.
f. Konsultan
Perawat dapat menjadi tempat bercerita dan pemberi solusi bagi para
lansia yang mengalami masalah, tidak hanya sebatas masalah fisik
namun juga psikis.
g. Peneliti
Perawat dapat berkreasi dalam penelitian yang berguna bagi
perkembangan intervensi keperawatan pada lansia. Misalnya meneliti
efektifitas labu siam untuk menurunkan tekanan darah pada lansia.

6. Upaya Pembinaan dan Pelayanan Kesehatan Lansia


Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan
menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Tempat pelayanan kesehatan tersebut
bisa dilaksanakan di Puskesmas-Puskesmas ataupun Rumah Sakit serta Panti-
panti dan institusi lainya.Pada tatanan masyarakat upaya kesehatan lansia lebih
ditekankan pada program posyandu lansia.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia
lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh
masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu
lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dan
dalam penyelenggaraannya melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi sosial.
AGREGAT LINGKUNGAN

1. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


Komunitas merupakan sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai, perhatian yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun
dkk, 2006). Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui
proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan
yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta
masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan (Irnanda, 2012).
2. Pengertian kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan
masyarakat modern yang meliputi terhadap semua aspek manusia dalam
hubungannya dengan lingkungan, dengan tujuan untuk meningkatkan dan
memperttahankan nilai-nilai kesehatan manusia pada tingkat setinggi-tingginya
dengan jalan memodifisir tidak hanya faktor social dan lingkungan fisik
semata-mata, tetapi juga terhadap semua sifat-sifat dan kelakkan-kelakuan
lingkungan yang dapat membawa pengarh terhadap ketenangan, kesehatan dan
keselamatan organisme umat manusia ( Mulia Ricky M, 2005).
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan adalah
suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan
agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.

Menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI)


kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

3. Ruang lingkup kesehatan lingkungan


Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :

1) Penyediaan Air Minum


2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pembuangan Sampah Padat
4) Pengendalian Vektor
5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6) Higiene makanan, termasuk higiene susu
7) Pengendalian pencemaran udara
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
14) Pencegahan kecelakaan
15) Rekreasi umum dan pariwisata
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan

Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam


Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesehatan lingkungan
ada 8, yaitu:
1) Penyehatan Air dan Udara
2) Pengamanan Limbah padat/sampah
3) Pengamanan Limbah cair
4) Pengamanan limbah gas
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan kebisingan
7) Pengamanan vektor penyakit
8) Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana
4. Sasaran kesehatan lingkungan
Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan
kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut:

1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang


sejenis
2) Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3) Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk
umum
5) Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang
berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar-
besaran, reaktor/tempat yang bersifat khusus
Salah satu masalah dari kesehatan lingkungan yaitu tentang
pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran
air, pencemaran tanah, pencemaran udara.

5. Pencemaran Lingkungan
Menurut pasal 1 angka 7 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 1982, Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energy, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan
atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh prses
alam sehingga kualiatas klingkungan turun samapai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya (H.J Mukono, 2003)

Unsur-unsur atau syarat mutlak untuk disebut suatu lingkungan telah


tercemar haruslah memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

1. Masuk atau dimasukkanya komponen-komponen (makhluk hidup, zat,


energi, dan lain-lain)
2. Ke dalam lingkungan atau ekosistem lingkungan
3. Kegiatan manusia
4. Timbul perubahan, atau menurunkan mutu yang lebih rendah hingga ke
tingkat tertentu
5. Fungsi lingkungan menjadi berkurang atu tidak dapat berfungsi.
BAB 3
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI RW 01 KELURAHAN KLAMPISNGASEM KECAMATAN SUKOLILO


KOTA SURABAYA

Asuhan keperawatan komunitas remaja adalah suatu kerangka kerja untuk


memecahkan masalah kesehatan ibu dan anak yang ada dimasyarakat secara
sistematis dan rasional yang didasarkan pada kebutuhan dan masalah aktual
dimasyarakat. Pengkajian merupakan tahap kedua dalam proses keperawatan yang
berperan penting dalam proses keperawatan yang berperan penting dalam
menentukan masalah kesehatan. Data pengkajian terhadap ketua RW 04 dan kader
kesehatan Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada
tanggal 7 – 16 Maret 2019 didapatkan data pengamatan melalui komponen
Winshield Survey sebagai berikut:
Tabel 3.1 Hasil Windshield Survey
I. Inti Komunitas Hasil Observasi
1. Demografi Penduduk di wilayah RW 04 RT 01 - 05 terdiri dari anak-
anak, remaja, dewasa hingga lansia. Proporsi penduduk
terbanyak adalah penduduk usia dewasa sebesar 36%, usia
anak sekolah 4%, usia remaja 20%, balita 6%, proporsi
lansia sebesar 34%. Jumlah penduduk wilayah RT 01 sekitar
12 KK asli, RT 02 sekitar 23 KK, RT 03 sekitar 50 KK, RT
04 sekitar 80 KK, RT 05 sekitar 200 KK dan sisanya kost-
kostan
2. Vital Statistik RW 04 memiliki jumlah lansia terbanyak kedua setelah usia
dewasa
3. Kelompok etnis Mayoritas penduduk RW 04 adalah orang jawa. Suku Jawa
sekitar 99%, suku Madura 1%
4. Nilai dan Di RW 04 mayoritas beragama Islam . Terdapat mushola
Keyakinan dan masjid sebagai rumah ibadah warga yang beragama
islam dan kegiatan belajar mengaji anak-anak setiap sore
II. Subsistem Hasil Observasi
1. Lingkungan a. Bangunan
fisik Rumah pada wilayah RW 04 paling banyak berupa
bangunan permanen terbuat dari tembok dengan proporsi
sekitar 90%, semi permanen yang terbuat dari setengah
tembok dan setengah kayu/bambu sekitar 8%, dan tidak
permanen dari sebanyak 2% .
b. Arsitektur
Rumah bermacam- macam antara satu rumah dengan
rumah lainnya. Lantai terbuat dari tegel/ keramik dan ada
bebrapa rumah warga yang tidak terbuat dari keramik.
Masing-masing rumah terdapat jendela namun jarak
antara rumah satu dengan rumah yang lain berdempetan.
Halaman rumah sebagian besar tidak ada.

c. Keunikan lingkungan
Lingkungan RW 04 merupakan lingkungan yang padat
penduduknya. Banyak penduduk yang bukan penduduk
asli melainkan pendatang yang telah menetap lama.
Selain itu banyak anak kos yang sering keluar masuk.

2. Pelayanan Kebanyakan warga RW 04 jika sakit akan segera periksa ke


kesehatan Puskesmas Klampisngasem dan ada beberapa yang segera
Rumah Sakit di Surabaya. Posyandu balita (Mawar)
dilaksanakan setiap hari kamis minggu pertama . Posbindu
dilaksanakan setiap hari kamis minggu kedua. Posyandu
Lansia dilaksanakan setiap hari selasa minggu pertama.
Senam Lansia dilaksanakan setiap hari Sabtu. Senam
aerobik dilakukan setiap hari Minggu. Penyakit 6 bulan
terakhir antara lain ISPA, Hipertensi, Diabetes Mellitus.
3. Ekonomi Pekerjaan warga di RW 04 mayoritas adalah ibu rumah
tangga dan pegawai swasta. Wilayah RT 02 terdapat home
industri soto ayam dan las karbit. Selain itu warga di
wilayah RW 04 mayoritas juga memiliki usaha sendiri,
misalnya: warung untuk kebutuhan sehari-hari, warung
makan, warung kopi, dan juga kos-kosan.
4. Transportasi Transportasi :
dan Sanitasi Transportasi warga di RW 04 menggunakan kendaraan
pribadi (motor, sepeda, mobil) selain itu juga jalan kaki.
Mayoritas warga memiliki kendaraan bermotor roda dua.
Kondisi jalan cukup baik, jalanan 98% berpaving dan
beraspal.
Sanitasi :
Wilayah RW 04 sudah terdapat tempat sampah di masing-
masing rumah warga. Setelah sampah terkumpul diambil
petugas sampah yang sudah dibayar dan dibuang langsung
ke TPA. Untuk saluran air selokan dialirkan ke selokan/got.
Kerja bakti dilakukan pada hari-hari besar. Sebagian besar
warga sudah mempunyai WC leher angsa Tempat
pembuangan tinja langsung dialirkan ke septic tank.
5. Politik dan Warga sering melakukan pertemuan rutin seperti PKK atau
Pemerintah Dasa Wisma untuk membahas mengenai wilayah ataupun
kegiatan wilayah RT/RW
6. Komunikasi Apabila ada pertemuan seperti rapat, PKK, posyandu,
senam dan kegiatan lainnya biasanya menggunakan surat
undangan atau alat komunikasi yang canggih seperti
handphone. Penduduk juga mayoritas sudah memiliki
televisi sebagai media elektronik yang menyajikan
informasi.

7. Pendidikan Wilayah RW 04 terdapat TK Bina Tunas Bangsa.


8. Rekreasi Anak-anak biasanya bermain di rumahnya masing-masing
dan jalanan disekitar perkampungan RW 04 dengan bermain
layang-layang, sepeda, sepak bola atau bermain di halaman
TK Bina Tunas Bangsa. Para remaja biasanya rekreasi
dengan teman sebaya mereka ke mall, warkop dan ada
kegiatan rohani seperti diba’an setiap hari jum’at. Orang
dewasa di wilayah RW 04 khususnya para ibu-ibu biasanya
memiliki kebiasaan PKK di masing – masing RT, sedangkan
bapak-bapak biasanya rekreasi mereka dalam bentuk
kumpul bersama dengan para bapak-bapak yang lain di
warung kopi sambil bergurau dan berbincang-bincang..

3.1 Data Umum


1. Lokasi
Kelurahan Klampis ngasem termasuk dalam wilayah Kecamatan
Sukolilo, Surabaya. Luas wilayah Kelurahan Klampis ngasem adalah
15.72 Ha dengan batas wilayah bagian utara adalah Manyar Sebrangan,
sebelah timur daerah Keputih, selatan adalah Semolowaru, dan wilayah
barat adalah Menur Pumpungan.
2. Proporsi Kepala Keluarga

Gambar 3.1 Proporsi Kepala Keluarga RW IV Kelurahan Klampis


Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya tanggal 7 – 16 Maret 2019

Gambar di atas menunjukkan jumlah perbandingan kepala keluarga dan


anggota keluarga pada RW IV Kelurahan Klampis Ngasem.

3. Proporsi Jumlah KK Berdasarkan Jumlah Masing-Masing RT


Gambar 3.2 Proporsi Jumlah KK berdasarkan jumlah masing-masing
RT di RW IV Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota
Surabaya pada tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Gambar diatas menunjukkan jumlah masing-masing KK pada setiap


RT. Didapatkan pada RT 1 terdapat 3 KK, terdapat 13 KK di RT 02, RT
03 terdapat sebanyak 13 KK, dan RT 04 terdapat sebanyak 27 KK serta
RT 05 sebanyak 75 KK.
4. Proporsi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 3.3 Proporsi penduduk berdasarkan jenis kelamin di RW IV


Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya
tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan jumlah penduduk wanita lebih banyak


(209 jiwa) daripada jumlah penduduk laki-laki (177 jiwa).

5. Proporsi Penduduk Berdasarkan Status Pernikahan


Gambar 3.4 Proporsi penduduk berdasarkan status pernikahan di RW
IV Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya
tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan jumlah proporsi warga berdasarkan status


Pernikahan, diketahui bahwa sebagian besar warga RW IV Kelurahan
Klampis Ngasem memiliki status pernikahan yaitu Kawin.

6. Proporsi Penduduk Berdasarkan Agama

Gambar 3.5 Proporsi penduduk berdasarkan Agama di RW IV


Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya
tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan semua penduduk di RW IV adalah


pemeluk Agama Islam.
7. Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku

Gambar 3.5 Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku di RW IV Kelurahan


Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya tanggal 7 – 16
Maret 2019.

Gambar diatas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk di RW IV


adalah Suku Jawa.

8. Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan


Gambar 3.6 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di RW IV
Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya
tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Gambar diatas menunjukkan bahwa jenis pekerjaan yang paling banyak


di RW IV Kelurahan Klampis Ngasem adaalah tidak bekerja yakni
terdiri ibu rumah tangga dan pelajar.

9. Proporsi Penduduk Berdasarkan Penghasilan

Gambar 3.7 Proporsi Penduduk Berdasarkan Penghasilan di RW IV,


Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya
tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas


penghasilan keluarga per bulan penduduk RW IV Kelurahan Klampis
Ngasem berkisar antara 1juta rupiah sampai 3 juta rupiah

10. Proporsi Penduduk Berdasarkan Status Kesehatan


Gambar 3.8 Proporsi Penduduk Berdasarkan Penyakit 6 bulan yang
terakhir diderita oleh warga RW IV Kelurahan Klampis Ngasem
Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya tanggal 7 – 16 Maret 2019

Berdasarkan gambar 3.8 didapatkan data bahwa penyakit yang paling


banyak diderita oleh warga RW IV Kelurahan Klampis Ngasem adalah
Penyakit ISPA yakni sebanyak 96 jiwa yang menderita penyakit ISPA.

11. Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Gambar 3.9 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Terakhir pada


warga RW IV Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota
Surabaya tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Berdasarkan gambar 3.10 didapatkan data bahwa mayoritas penduduk


RW IV memiliki pendidikan terakhir yaitu Tamat SMA.

12. Proporsi Penduduk Berdasarkan Populasi tiap Agregat


Gambar 3.10 Proporsi Penduduk Berdasarkan Populasi tiap Agregat di
RW IV Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota
Surabaya tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa jumlah populasi terbanyak adalah


penduduk dengan usia dewasa.

13. Jaminan Kesehatan

Gambar 3.11 Proporsi Penduduk Berdasarkan Jaminan Kesehatan pada


penduduk RW IV Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo
Kota Surabaya tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas warga RW IV telah


memiliki jaminan kesehatan yakni BPJS Kesehatan.

3.2 Data Primer Kesehatan Lingkungan


1. Data Status Kepemilikan Rumah
Gambar 3.12 Data Status Kepemilikan Rumah di RW IV Kelurahan
Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya tanggal 7 – 16
Maret 2019.
Gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas warga RW IV memiliki
jenis kepemilikan rumah sendiri.
2. DataTipe Rumah

Gambar 3.13 Data Tipe Rumah Penduduk RW IV Kelurahan Klampis


Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada tanggal 7 – 16 Maret
2019

Gambar diatas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk RW IV


memiliki jenis rumah yang permanen.
3. Data Jenis Lantai Rumah

Gambar 3.14 Data Jenis Lantai Rumah Penduduk RW IV Kelurahan


Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada tanggal 7 –
16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk RW IV


memiliki rumah yang telah berkeramik (lantai yang berkeramik).
4. Data Ventilasi Rumah
Gambar 3.15 Data Ventilasi Rumah Penduduk RW IV Kelurahan
Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada tanggal 7 –
16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk RW IV


memiliki rumah dengan ventilasi yang cukup dan memadai.
5. Data Luas Rumah

Gambar 3.16 Data Luas Rumah Penduduk RW IV Kelurahan Klampis


Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada tanggal 7 – 16 Maret
2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk RW IV


memiliki rumah dengan luas > 8 m2/orang.
6. Data Sumber Air

Gambar 3.17 Data Sumber Air Penduduk RW IV Kelurahan Klampis


Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada tanggal 7 – 16 Maret
2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk RW IV


menggunakan sumber air dari PAM.
7. Data Sumber Air Minum

Gambar 3.18 Data Sumber Air Minum Penduduk RW IV Kelurahan


Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada tanggal 7 –
16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk RW IV


menggunakan
sumber air minum yaitu Air Mineral

8. Data Jenis Jamban

Gambar 3.19 Data Jenis Jamban Penduduk RW IV Kelurahan Klampis


Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada tanggal 7 – 16 Maret
2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa seluruh penduduk RW IV


menggunakan
Jenis Jamban Leher Angsa
9. Data Saluran Limbah
Gambar 3.20 Data Saluran Limbah Rumah Tangga pada Penduduk RW
IV Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya
pada tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk RW IV


memiliki saluran limbah yaitu saluran Got.

10. Data Binatang Peliharaan

Gambar 3.21 Data Binatang Pelirahan Penduduk RW IV Kelurahan


Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada tanggal 7 –
16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk RW IV tidak


memiliki binatang peliharaan.
11. Data Kandang Ternak
Gambar 3.22 Data Kandang Ternak Binatang Pelirahaan pada Penduduk
RW IV Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya
pada tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk RW IV yang


memiliki kandang untuk binatang peliharaan telah menjaga kebersihan
kandang tersebut dengan baik.

12. Data Konsumsi Lauk

Gambar 3.23 Data Konsumsi Lauk per Hari pada Penduduk RW IV


Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada
tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk RW IV selalu


mengonsumsi lauk-pauk setiap hari.
13. Data Konsumsi Sayur dan Buah
Gambar 3.24 Data Konsumsi Sayur dan Buah per Hari pada Penduduk
RW IV Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya
pada tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk RW IV sering


mengonsumsi sayur dan buah-buahan

14. Data Kebiasaan Cuci Tangan

Gambar 3.25 Data Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun pada Penduduk
RW IV Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya
pada tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk RW IV


memiliki kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun.
15. Data Anggota Keluarga yang Merokok

Gambar 3. 26 Data Anggota Keluarga yang Perokok Aktif di RW IV


Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada
tanggal 7 – 16 Maret 2019.
Gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk RW IV
adalah perokok aktif.

16. Data Kegiatan Olahraga

Gambar 3.27 Data Kegiatan Olahraga pada Penduduk RW IV Kelurahan


Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada tanggal 7 –
16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk RW IV


berolahraga dengan frekuensi 2 kali dalam seminggu.

3.3 Data Primer KIA


1. Data Penggunaan Alat Kontrasepsi

Gambar 3.28 Data Penggunaan Alat Kontrasepsi pada Penduduk RW IV


Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada
tanggal 7 – 16 Maret 2019.
Gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk usia subur RW
IV tidak memakai alat kontrasepsi.

2. Data Keluhan Penggunaan Alat Kontrasepsi

Gambar 3.29 Data Keluhan Penggunaan Alat Kontrasepsi pada


Penduduk Usia Subur RW IV Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan
Sukolilo Kota Surabaya pada tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk usia subur RW


IV ada yang mengalami keluhan terhadap penggunaan alat kontrasepsi
yaitu sebanyak 25%. Biasanya keluhan yang dirasakan berupa badan
pegal-pegal, pusing, atau tidak menstruasi.

3. Data Alasan Pasangan Usia Subur Tidak Menggunaan Alat


Kontrasepsi

Gambar 3.30 Data Alasan Pasangan Usia Subur Tidak Menggunaan Alat
Kontrasepsi di RW IV Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo
Kota Surabaya pada tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa mayoritas penduduk usia subur RW


IV masih ingin menambah anak yaitu sekitar 33%.

4. Data Ibu Hamil Berdasarkan Kunjungan Ante Natal Care (ANC)


Gambar 3.31 Data ibu hamil berdasarkan kunjungan Ante Natal Care
(ANC) di RW IV Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota
Surabaya pada tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa ibu hamil rutin melakukan


kunjungan Ante Natal Care (ANC) yaitu sebesar 86%.

5. Data Keadaan Gizi Ibu Hamil

Gambar 3.32 Data gizi ibu hamil di RW IV Kelurahan Klampis Ngasem


Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa gizi pada ibu hamil baik yaitu 93%.

6. Data Ibu Hamil Berdasarkan Rencana Persalinan


Gambar 3.33 Data ibu hamil berdasarkan rencana persalinan di RW IV
Kelurahan Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada
tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa ibu hamil berencana melahirkan


secara spontan/ normal yaitu sebanyak 79%.

7. Data Ibu Menyusui Berdasarkan Asi Eksklusif

Gambar 3.34 Data ibu menyusui di RW IV Kelurahan Klampis Ngasem


Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada tanggal 7 – 16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa ibu yang menyusui secara ASI


Eksklusif sebanyak 71% dan sebagian besar MP-ASI (29%).

8. Data Status Gizi Balita


Gambar 3.35 Data status gizi balita di RW IV Kelurahan Klampis
Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada tanggal 7 – 16 Maret
2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa status gizi balita baik.

9. Data Kerutinan Gosok Gigi Anak

Gambar 3.36 Data kerutinan gosok gigi anak di RW IV Kelurahan


Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada tanggal 7 –
16 Maret 2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa anak di RW IV rutin gosok gigi


sebesar 85%.

10. Data Riwayat Sakit Gigi Anak


Gambar 3.37 Data riwayat sakit gigi anak di RW IV Kelurahan Klampis
Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada tanggal 7 – 16 Maret
2019.

Gambar di atas menunjukkan bahwa anak di RW IV sebagian tidak


pernah sakit gigi yaitu 60% dan sebagian pernah sakit gigi karena
giginya berlubang yaitu sebesar 40%.
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi PJ Waktu Metode Media
Keperawatan Hasil
NOC NIC Waktu Tempat
1 Domain 1: Setelah dilakukan Prevensi Primer
Health Senam Sehat 1. Pendidikan Nevia 2019 Balai 1. Diskusi 1. leaflet,
Promotion Gembira maka anak: Kesehatan RW 04 dan 2. sound
Class 2: Prevensi Primer (Kode 5510) ceramah system,
Health 1 Pengetahuan Penyuluhan tanya
Management Promkes (Kode Kesehatan jawab
1823) untuk 2. Demonst
Ketidakefektif 2 Pengetahuan: memberikan rasi
an manajemen Perilaku sehat informasi
kesehatan (Kode 1805) mengenai
(00078): 3 Pengetahuan: gerakan-
Senam Sehat Gaya hidup sehat gerakan pada
Gembira (1855) senam Sehat
Prevensi Sekunder Gembira
1. Kepatuhan perilaku
(Kode 1600)
2. Perilaku Promkes
(Kode 1602)
3. Kontrol resiko
(Kode 1902)
4. Status kesehatan
komunitas (Kode
2701)
2. Pengetahuan : proses
Ketidakefektif Pendidikan Putri 2019 Balai 1. Diskusi 1. leaflet,
penyakit
an Nandani RW 04 dan 2. alat peraga
kesehatan
pemeliharaan Indicator: ceramah
tanya
kesehatan 1. karakter spresifik Aktivitas: jawab
tentang penyakit {dari 3. Demonst
perawatan 1. Kaji sumber rasi
payudara tidak ada
yang diperlukan
pengetahuan (1)
untuk
menjadi
dilakukannya
pengetahuan
program
sedang (3)}
2. Berikan materi
2. faktor-faktor
yang tepat,
penyebab dan
fokus, dan
faktor yang
singkat.
berkontribusi
3. Menjelaskan
3. faktor resiko
cara perawatan
4. manfaat
payudara dan
manajemen
penyimpanan
penyakit
5. sumber-sumber ASI yang benar
informasi penyakit 4. Penggunaan
spesifik yang metode
terpercaya ceramah
6. tanda dan gejala dengan
komplikasi menggunakan
penyakit leaflet dalam
memberikan
materi, alat
peraga untuk
mendemonstras
ikan teknik
perawatan
payudara
3 Kesiapan Pengetahuan : proses Pendidikan Mar’atul 2019 Posyand 1. Diskusi 1. leaflet,
peningkatan Hasanah u RW IV dan 2. alat peraga
penyakit kesehatan
managemen ceramah
Indicator: tanya
kesehatan Aktivitas: jawab
a. Karakter spresifik
2. Demonst
penyakit {dari tidak 1. Kaji sumber rasi
ada pengetahuan (1) yang
menjadi diperlukan
pengetahuan sedang untuk
(3)} dilakukannya
b. Faktor-faktor program
penyebab dan faktor 2. Berikan materi
yang berkontribusi yang tepat,
c. Faktor resiko fokus, dan
d. Manfaat manajemen singkat.
penyakit 3. Menjelaskan
e. Sumber-sumber cara
informasi penyakit penanganan
spesifik yang tersedak pada
terpercaya anak yang
f. Tanda dan gejala benar
komplikasi penyakit 4. Penggunaan
metode
ceramah
dengan
menggunakan
leaflet dalam
memberikan
materi, alat
peraga untuk
mendemonstras
ikan teknik
penanganan
tersedak pada
anak

REMAJA

No Diagnosis Tujuan dan Kriteria Intervensi PJ Waktu Metode Media


Keperawatan Hasil

NOC NIC Waktu Tempat

1. Kategori : Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan PPGD : PPGD : 9 Balai RW PPGD : PPGD :
Perilaku tindakan Sacharisa April 2019 04 Ceramah dan
keperawatan (I. 12383) Agape Kelurahan Demonstrasi Power
Subkategori : selama 7 minggu, Sudiani, Klampis point,
penyuluhan Observasi : booklet,
diharapkan para Ngasem,
dan remaja khususnya 1. Identifikasi S.Kep Kecamatan Alat
pembelajaran karang taruna RW kesiapan dan Sukolilo, Peraga
04 Kelurahan kemampuan menerima Surabaya (manekin,
D. 0111 Defisit Klampis Ngasem informasi tandu, dan
Pengetahuan diharapkan bebat
mampu : 2. Identifikasi faktor bidai)
yang dapat
Kesiapan Tingkat meningkatkan dan
untuk Pengetahuan menurunkan motivasi
meningkatkan (L.12111) perilaku hidup bersih
pengetahuan dan sehat
1. Perilaku sesuai
kesehatan pada anjuran Terapeutik :
remaja Karang
Taruna RW 2. Mengatakan 1. Sediakan materi
04mengenai : minat dalam belajar dan media pendidikan
kesehatan
1. Bahaya 3. Kemampuan
Merokok menjelaskan 2. Jadwalkan
pengetahuan pendidikan kesehatan
2. Pertolongan tentang suatu topik sesuai kesepakatan
Pertama Gawat
Darurat 4. Kemampuan 3. Berikan kesempatan
(PPGD) menggambarkan untuk bertanya
pengalaman
sebelumnya Edukasi :
5. Berperilaku 1. Jelaskan faktor
sesuai dengan resiko yang dapat
pengetahuan mempengaruhi
kesehatan
6. Menanyakan
tentang masalah 2. Ajarkan perilaku
yang dihadapi hidup bersih dan sehat

7. Persepsi yang 3. Ajarkan strategi


keliru terhadap yang dapat digunakan
masalah membaik untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat

LANSIA

No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi PJ Waktu Metode Media


Keperawatan Hasil
NOC NIC Waktu Tempat
1 Domain 1: Setelah dilakukan Senam Prevensi Primer
Health Lansia Anti Hipertensi 2. Pendidikan Thali’ah 2019 Balai Diskusi dan 3. leaflet,
Promotion maka lansia mampu: Kesehatan Jihan RW 04 ceramah 4. sound system,
Class 2: Health Prevensi Primer (Kode 5510) Nabilah tanya jawab
Management 4 Pengetahuan Promkes Penyuluhan Demonstrasi
(Kode 1823) Kesehatan untuk
Ketidakefektif 5 Pengetahuan: Perilaku
memberikan
an sehat (Kode 1805) informasi
manajemen 6 Pengetahuan: Gaya mengenai
kesehatan hidup sehat (1855) gerakan-gerakan
(00078): pada senam
Lansia Prevensi Sekunder antihipertensi
5. Kepatuhan perilaku
mengenai
(Kode 1600)
gerakan- 6. Perilaku Promkes
gerakan (Kode 1602)
senam anti 7. Kontrol resiko (Kode
hipertensi 1902)
8. Status kesehatan
komunitas (Kode 2701)
Pemeriksaan
Kesehatan 1. Instrument
skrinning:
Domain 1 Setelah dilakukan Prevensi Primer Nur Stetoskop,
2. (Health pemeriksaan atau 1 Pendidikan tensimeter,
Hidayanti 2019 Balai
Promotion), skrinning kesehatan lansia timbangan,
Kesehatan (Kode RW 04
Class 2: healthmampu: GDA stik
management
5510).Penyuluha
Prevensi Primer
n Kesehatan 2. Alat tulis
code 000162: 1 Pengetahuan Promkes
(Kode 1823) untuk
Kesiapan untuk 2 Pengetahuan: Perilaku memberikan
meningkatkan sehat (Kode 1805) informasi
manajemenkes 3 Pengetahuan: Gaya maksimal
ehatan lansia hidup sehat (1855) kepada lansia:
dengan a. Pemeriksaan
Prevensi Sekunder kesehatan
melakukan
9. Kepatuhan perilaku sederhana
skrinning
kesehatan. (Kode 1600) untuk lansia
10. Perilaku Promkes Prevensi Sekunder
(Kode 1602) 1. Skrining
11.Kontrol resiko (Kode kesehatan
1902) (Kode 6520)
Status kesehatan a. Pemeriksaan
komunitas (Kode 2701) kesehatan (ukur
berat badan dan
tinggi badan,
tekanan darah
lansia, tes gula
darh acak asam
urat, dan
kolesterol) Ceramah
dan 1 Leaflet
Setelah dilakukan Thali’ah Demonstrasi 2 Alat tulis
penyuluhan penyakit asam Prevensi Primer Jihan 2019 Balai
Domain 1 urat dan demonstrasi 1 Pendidikan Nabilah RW 04
(Health massage jahe maka lansia Kesehatan (Kode
Promotion), mampu: 5510)
Class 2: health Prevensi Primer
3. Penyuluhan
management 7 Pengetahuan Promkes
(Kode 1823)
Kesehatan untuk
code 000162:
8 Pengetahuan: Perilaku memberikan
Kesiapan untuk sehat (Kode 1805) informasi
meningkatkan 9 Pengetahuan: Gaya maksimal
manajemen hidup sehat (1855) kepada lansia:
kesehatan
a Penyuluhan
Prevensi Sekunder Terapi
lansia dengan
melakukan 12. Kepatuhan alternatif
skrinning perilaku (Kode 1600) dan
kesehatan. 13. Perilaku Promkes komplement
(Kode 1602) er untuk
14. Kontrol resiko
penderita
(Kode 1902)
Status kesehatan
nyeri sendi
komunitas (Kode 2701

LINGKUNGAN
Diagnosa
No Tujuan Kriteria Hasil Intervensi PJ Waktu Tempat Metode Media
Keperawatan
1 Kesiapan 1. Jangka Panjang: 1) Mampu Penyuluhan
peningkatan Mampu menyebutkan tentang :
Pengetahuan mengurangi bahaya 1. Bahaya Bu Pokja 05-04- Balai RW Presentas Ppt dan
pada Ibu-Ibu perkembang perkembangan DBD Suta Lingk 2019 04 i, leaflet
PPKK biakan nyamuk nyamuk, manfaat 2. Cara rmi ungan Klampisng Demonst
mengenai cara di desa dan membasmi memberanta mhs asem rasi
membasmi mengurangi nyamuk secara s nyamuk di Surabaya Dan
nyamuk secara angka kejadian alami serta cara lingkungan Tanya
alami untuk DBD membasmi dengan jawab
mengurangi 2. Jangka pendek : nyamuk secara Lavitrap, Pokja 05-04- Ppt,
bahaya 1) Ibu-ibu PPKK alami potongan Bu Lingk 2019 alat
pencemaran paham akan 2) Ibu-ibu PPKK daun serai, Suta ungan Balai RW peraga
lingkungan bahaya menyampaiakan obat rmi mhs 04 dan
penrkembanga inisiatifnya untuk semprot Klampisng leaflet
n nyamuk mencoba metode nyamuk asem
terutama bakmi secara alami, dan Surabaya
nyamuk mandiri di rumah. lilin aroma
pembawa 3) Ibu-Ibu PPKK terapi
penyakit DBD aktif menanyakan pengusir
2)Ibu-ibu PPKK materi yang nyamuk
mengetahui disampaiakan
manfaat
membasmi
nyamuk secara
alami
3)Menambah
pengetahuan ibu-
ibu PKK tentang
cara alami
membasmi
nyamuk

2 Kesiapan 1. Jangka panjang: 1) Ibu-ibu 1. Bahaya Bu Pokja 31-3- Lapangan Penyuluh Leaflet
penigkatan Mengurangi menjelaskan pencemaran Mus Lingk 2019 senam an dan dan alat
koping timgkat kembali bahaya lingkungan ungan aerobic semonstr peraga
komunitas Ibu- pencemaran limbah jelantah limbah mhs RW 04 asi
ibu RW 04 lingkungan di terhadap minyak Klampisng
Klampisngasem RW 04 Klampis lingkungan dan jeantah asem
terhadap nagsem, cara mengatasinya 2. Cara
pemanfaatan Sukolilo, 2) Ibu-ibu mampu membauat
limbah minyak Surabaya memeragakan sabun cuci
jelantah yang 2. Jangka pendek dengan benar tangan dari
bisa mencemari 1) Ibu-ibu cara pembuatan minyak
lingkungan mampu sabun dari jelantah
menjadi sabun mengetahui minyak jelantah
cucinntangan cara 3) Ibu-ibu
mengatasi mengungkapkan
limbah motivasinya
jelantah yang untuk
ada di desa mempraktikkan
2) Ibu-ibu di rumah dalam
mampu rangka mengatasi
mengetahui pencemaran
dampak limbah minyak
permasalahan jelantah
limbah
jelantah
terhadap
kesehatan
lingkungan
3) Ibu-ibu
mampu
memanfaatka
n limbah
minyak
jelnatah
menjadi
sabun cuci
tangan
BAB 5
RESUME KEGIATAN
PENYULUHAN PERAWATAN PAYUDARA DAN PENYIMPANAN ASI

Hari / tanggal : Kamis, 11April 2019

Tempat : Posbindu RW 04 Kelurahan Klampis Ngasem

Waktu : 10.30 WIB – 11.00 WIB

Topik : Asi Eksklusif

1. Acara dihadiri oleh


1. Pemateri : Nevia Ratri Indriani, S.Kep
2. Mahasiswa :
1) Sacharisa Agape Sudiani, S.Kep
2) Nurin Syarafina Islami, S.Kep
3) Yenis Anggi Prastiwi, S.Kep
4) Thaliah Jihan Nabila, S.Kep
5) Nur Hidayanti, S.Kep
6) Dwida Rizqi Prdiptasari, S.Kep
7) Sucowati Dwi Jatis, S.Kep
8) Mar’atul Hasanah, S.Kep
9) Putri Nandani Alifah, S.Kep
10) Putri Mei Sundari, S.Kep

3. Warga : 21 orang

2. Susunan Acara
Tahan dan
No Kegiatan Pendidikan Kegiatan Peserta
Waktu
1 Pendahuluan Pembukaan:
5 menit 1. Mengucapkan salam dan 1. Menjawab salam
memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
2. Menyampaikan tujuan dan kontrak
maksud dari penyuluhan 3. Mendengarkan
3. Menjelaskan kontrak waktu tujuan penuluhan
dan mekanisme kegiatan 4. Mendengarkan
4. Menyebutkan materi materi penyuluhan
penyuluhan yang akan yang diberikan
diberikan
2 Kegiatan inti Pelaksanaan:
15 menit 1. Menggali pengetahuan dan 1. Mendengarkan dan
pengalaman pesertamengenai memperhatikan
perawatan payudara dan 2. Memperhatikan
penimpanan ASI materi penyuluhan
2. Menjelaskan materi yang disampaikan
a. Menjelaskan pentingnya
ASI ekslusif
b. Menjelaskan perawatan
payudara
c. Menjelaskan penyimpanan
ASI

3 Diskusi Memberikan kesempatan peserta Peserta penyuluhan


10 menit penyuluhan untuk mengajukan mengajukan pertanyaan
pertanyaan mengenai materi yang mengenai materi yang
belum dipahami belum difahami

3. Susunan Evaluasi
Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
1) Kesiapan materi
2) Kesiapan Pre Planning
3) Peserta yang hadir di tempat pelaksanaan kegiatan
4) Kader hadir dalam kegiatan diskusi
2. Evaluasi Proses
1) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
2) Peserta diskusi 2 (dua) arah dalam menyamakan masalah
yang ada dengan hasil temuan mahasiswa Fakultas
Keperawatan Unair.
3) Suasana kegiatan tertib dan kondusif
4) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta dapat mengetahui temuan kasus di wilayah RW IV
2) Masing-masing peserta mampu mengemukakan pendapat
secara 2 arah dalam menyelesaikan temuan masalah
mahasiswa profesi keperawatan Universitas Airlangga.

Surabaya, 14 Maret 2019


Ketua Kelompok RW IV
PJ POKJAKIA

Nurin Syarafina I.,S.Kep Putri Nandani, S. Kep


NIM. 131813143021 NIM. 131813143067

Mengetahui,

Pembimbing Keperawatan Kesehatan Komunitas

Program Studi Pendidikan Profesi Ners UNAIR

Dr. Retno Indarwati, S.Kep Ns., M. Kep


NIP 19780316200812200
RESUME KEGIATAN

TERSEDAK BENDA ASING PADA BALITA

Hari / tanggal : Kamis, 12 April 2019

Tempat : Posbindu RW 04 Kelurahan Klampis Ngasem

Waktu : 10.30 WIB – 11.15 WIB

Topik : Tersedak benda asing pada balita

I. Acara dihadiri oleh


1. Pemateri : Nevia Ratri Indriani, S.Kep
2. Mahasiswa :
1) Sacharisa Agape Sudiani, S.Kep
2) Nurin Syarafina Islami, S.Kep
3) Yenis Anggi Prastiwi, S.Kep
4) Thaliah Jihan Nabila, S.Kep
5) Nur Hidayanti, S.Kep
6) Dwida Rizqi Prdiptasari, S.Kep
7) Sucowati Dwi Jatis, S.Kep
8) Mar’atul Hasanah, S.Kep
9) Putri Nandani Alifah, S.Kep
10) Putri Mei Sundari, S.Kep
3. Warga : 26 orang

II. Susunan Acara


Tahan dan
No Kegiatan Pendidikan Kegiatan Peserta
Waktu
1 Pendahuluan Pembukaan:
5 menit 5. Mengucapkan salam dan 5. Menjawab salam
memperkenalkan diri 6. Mendengarkan
6. Menyampaikan tujuan dan kontrak
maksud dari penyuluhan 7. Mendengarkan
7. Menjelaskan kontrak waktu tujuan penuluhan
dan mekanisme kegiatan 8. Mendengarkan
8. Menyebutkan materi materi penyuluhan
penyuluhan yang akan yang diberikan
diberikan
2 Kegiatan inti Pelaksanaan:
15 menit 3. Menggali pengetahuan dan 3. Mendengarkan dan
pengalaman pesertamengenai memperhatikan
tersedak benda asing pada 4. Memperhatikan
balita. materi penyuluhan
4. Menjelaskan materi yang disampaikan
a. Menjelaskan penyebab
tersedaknya benda asing
b. Menjelaskan tanda dan
gejala tersumbatnya
benda asing.
3 Diskusi Memberikan kesempatan peserta Peserta penyuluhan
10 menit penyuluhan untuk mengajukan mengajukan pertanyaan
pertanyaan mengenai materi yang mengenai materi yang
belum dipahami belum difahami

III. Susunan Evaluasi


IV. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
1) Kesiapan materi
2) Kesiapan Pre Planning
3) Peserta yang hadir di tempat pelaksanaan kegiatan
4) Kader hadir dalam kegiatan diskusi

2. Evaluasi Proses
1) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
2) Peserta diskusi 2 (dua) arah dalam menyamakan masalah yang
ada dengan hasil temuan mahasiswa Fakultas Keperawatan
Unair.
3) Suasana kegiatan tertib dan kondusif
4) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta dapat mengetahui temuan kasus di wilayah RW IV
2) Masing-masing peserta mampu mengemukakan pendapat secara
2 arah dalam menyelesaikan temuan masalah mahasiswa
profesi keperawatan Universitas Airlangga

Surabaya, 14 Maret 2019

Ketua Kelompok RW IV

Nurin Syarafina I.,S.Kep


PJ POKJAKIA

Mengetahui, Putri Nandani, S. Kep.


NIM. 131813143067
Pembimbing Keperawatan Kesehatan Komunitas

Program Studi Pendidikan Profesi Ners UNAIR

Dr. Retno Indarwati, S.Kep Ns., M. Kep


NIP 19780316200812200
RESUME KEGIATAN

SENAM GEMBIRA PADA ANAK

Hari / tanggal : Senin, 08 April 2019

Tempat : TK Bina Tunas Bangsa RW 04 Kelurahan Klampis


Ngasem

Waktu : 08.00 WIB – 08.20 WIB

Topik : Senam Gembira

I. Acara dihadiri oleh


1. Pemateri : Nur Hidayanti, S.Kep
2. Mahasiswa :
1) Sacharisa Agape Sudiani, S.Kep
2) Nurin Syarafina Islami, S.Kep
3) Yenis Anggi Prastiwi, S.Kep
4) Thaliah Jihan Nabila, S.Kep
5) Nevia Ratri Indriani, S.Kep
6) Dwida Rizqi Prdiptasari, S.Kep
7) Sucowati Dwi Jatis, S.Kep
8) Mar’atul Hasanah, S.Kep
9) Putri Nandani Alifah, S.Kep
10) Putri Mei Sundari, S.Kep
3. Anak TK : 46 orang
II. Susunan Acara
Tahan dan
No Kegiatan Pendidikan Kegiatan Peserta
Waktu

1 Pendahuluan Pembukaan:
5 menit 1. Mengucapkan salam dan 1. Menjawab salam
memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
2. Menyampaikan tujuan dan tujuan kegiatan
maksud dari penyuluhan

2 Kegiatan inti Pelaksanaan:


20 menit Melakukan kegiatan senam gembira Melihat dan mengikuti
bersama-sama instruksi gerakan

4 Penutup 1. Mengucapkan terima kasih dan 1. Menjawab salam


mengucapkan salam 2. Menerima susu
5 menit 2. Tim kegiatan membagikan susu yang diberikan oleh
kepada peserta kegiatan tim km kegiatan
3. Mengakhiri dengan salam PJ POKJAKIA

III. Susunan Evaluasi


IV. Evaluasi Kegiatan
Putri Nandani, S. Kep.
1. Evaluasi Struktur NIM. 131813143067
1) Kesiapan kegiatan
2) Kesiapan Pre Planning
3) Peserta yang hadir di tempat pelaksanaan kegiatan

2. Evaluasi Proses
1) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
2) Peserta aktif dalam menyamakan gerakan sesuai instruksi
3) Suasana kegiatan tertib dan kondusif
4) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama
kegiatan berlangsung
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta dapat meningkatkan kebugaran jasmani
2) Masing-masing peserta mampu melakukan kegiatan baru

Surabaya, 08 April 2019


Ketua Kelompok RW IV

Nurin Syarafina I.,S.Kep


NIM. 131813143021
Mengetahui,

Pembimbing Keperawatan Kesehatan Komunitas


Program Studi Pendidikan Profesi Ners UNAIR

Dr. Retno Indarwati, S.Kep Ns., M. Kep


NIP 19780316200812200
RESUME KEGIATAN

SENSASI (SENAM LANSIA ANTI HIPERTENSI)

Hari / tanggal : Sabtu, 23 Maret 2019, Sabtu 30 Maret 2019, Sabtu, 6


April 2019

Tempat : Balai RW 04 Kelurahan Klampis Ngasem

Waktu : 06.00 – 07.00 WIB

Topik : Senam Lansia Anti Hipertensi

A. Acara dihadiri oleh


1. Mahasiswa :
Nur Hidayanti, S.Kep

Thali’ah Jihan Nabilah

Putri Mei Sundari, S.Kep

Mar’atul Hasanah, S.Kep

Putri Nandani, S.Kep

Nevia Ratri Indriani, S.Kep

Nurin Syarafina Islami, S.Kep

Dwida Rizki Pradipta, S.Kep

Sacharisa Agape, S.Kep

Yennis Anggi, S.Kep

Sucowati Dwi Jatis, S.Kep

2. Peserta Senam: Lansia yang tinggal di RW 04 Kelurahan Klampis


Ngasem
B. Susunan Acara

Tahan dan
No Kegiatan Pendidikan Kegiatan Peserta
Waktu

1 Pendahuluan Pembukaan:
5 menit 1. Mengucapkan salam dan 1. Menjawab salam
memperkenalkan diri
2. Menyampaikan tujuan dan
2. Mendengarkan kontrak
maksud dari penyuluhan
3. Menjelaskan kontrak waktu 3. Mendengarkan tujuan
dan mekanisme kegiatan dari penuluhan
4. Menyebutkan materi 4. Mendengarkan materi
penyuluhan yang akan penyuluhan yang
diberikan diberikan
2 Kegiatan inti Pelaksanaan
45Menjelaskan tentang: Memperhatikan dan
a. Pengertian senam hipertensi mempraktekkan
b. Prinsip senam hipertensi
c. Manfaat senam hipertensi
d. Langkah-langkah senam
hipertensi

4 Penutup 1. Memberikan kesempatan Menjawab salam


4 menit
pada peserta senam untuk
bertanya
2. Mengucapkan terima kasih
dan mengucapkan salam

b. Susunan Evaluasi
c. Evaluasi Kegiatan
1) Evaluasi Struktur
a Kesiapan Pre Planning, SAP, dan leaflet telah diselesaikan dan
dikonsulkan maksimal 3 hari sebelum pelaksanaan kegiatan

b Pembagian Job desk setiap mahasiswa telah berjalan sesuai dengan


SAP
c Peserta yang mengikuti senam anti hipertensi sebanyak 20-30
peserta
2) Evaluasi Proses
a Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
b Peserta senam antusias dan aktif mengikuti senam
c Suasana kegiatan tertib dan kondusif
d Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
e Peserta senam dapat mengikuti gerakan-gerakan senam secara
baik dan benar
3) Evaluasi Hasil
a Peserta mampu mempraktekkan gerakan-gerakan pada senam
anti hipertensi
b Peserta dapat melaksanakan kegiatan senam anti hipertensi
secara rutin
c Peserta dapat menjaga stamina dan kebugaran tubuh

Ketua Kelompok RW 04 Kelurahan


Klampis Ngasem Surabaya, 8 April 2019

Nurin Syarafina I.,S.Kep


NIM. 131813143021

Mengetahui,
PJ POKJA Lansia
Pembimbing Keperawatan Kesehatan Komunitas

Program Studi Pendidikan Profesi Ners UNAIR

Thali’ah Jihan Nabilah, S. Kep.


NIM. 131813143074

Dr. Retno Indarwati, S.Kep Ns., M. Kep


NIP 19780316200812200
RESUME KEGIATAN

PENYULUHAN DAN DEMONSTRASI MASSAGE JAHE

Hari / tanggal : Sabtu, 6 April 2019

Tempat : Balai RW 04 Kelurahan Klampis Ngasem

Waktu : 07.00 – 08.00

Topik : Penyuluhan Penyakit Asam Urat dan Demonstrasi


Massage Jahe

A. Acara dihadiri oleh


1. Pemateri : Thali’ah Jihan Nabilah, S.Kep
2. Moderator : Putri Mei Sundari, S.Kep
3. Notulen : Mar’atul Hasanah, S.Kep
4. Observer : Putri Nandani, S.Kep
5. Fasilitator : Nurhidayanti, S.Kep
Nevia Ratri Indriani, S.Kep

Nurin Syarafina Islami, S.Kep

Dwida Rizki Pradipta, S.Kep

Sacharisa Agape, S.Kep

Yennis Anggi, S.Kep

Sucowati Dwi Jatis, S.Kep

6. Peserta Penyuluhan: Lansia yang tinggal di RW 04 Kelurahan Klampis


Ngasem
C. Susunan Acara
Tahap dan
No Kegiatan Pendidikan Kegiatan Peserta
Waktu

1 Pendahuluan Pembukaan:
5 menit 1. Mengucapkan salam dan 1. Menjawab salam
memperkenalkan diri
2. Menyampaikan tujuan dan
2. Mendengarkan kontrak
maksud dari penyuluhan
3. Menjelaskan kontrak waktu 3. Mendengarkan tujuan
dan mekanisme kegiatan dari penuluhan
4. Menyebutkan materi 4. Mendengarkan materi
penyuluhan yang akan penyuluhan yang
diberikan diberikan
2 Kegiatan inti Pelaksanaan
45 menit 1. Menjelaskan tentang: 1. Peserta mampu
a. Pengertian penyakit asam
mendengarkan dan
urat
memperhatikan
b. Penyebab penyakit asam urat
2. Peserta antusias dengan
c. Penatalaksaan penyakit asam
kegiatan demonstrasi
urat
d. Tujuan Massage Jahe massage jahe
e. Manfaat Massage Jahe
f. Cara melakukan Massage
Jahe yang benar

4 Penutup 1 Memberikan kesempatan Peserta aktif bertanya


10 menit Menjawab salam
pada peserta penyuluhan
untuk bertanya
2 Mengucapkan terima kasih
dan mengucapkan salam

3 Susunan Evaluasi
4 Evaluasi Kegiatan
1 Evaluasi Struktur
a Kesiapan Pre Planning, SAP, dan leaflet telah diselesaikan dan
dikonsulkan maksimal 3 hari sebelum pelaksanaan kegiatan
b Pembagian Job desk setiap mahasiswa telah berjalan sesuai
dengan SAP
PJ POKJA Lansia
c Peserta penyuluhan dihadiri oleh 25 peserta yang terdiri dari
lansia dan ibu-ibu.
2 Evaluasi Proses
Thali’ah Jihan Nabilah, S. Kep.
a Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
NIM. 131813143074
b Setting dan penempatan tempat kurang sesuai
c Peserta penyuluhan antusias mengenai penyuluhan dan
demonstrasi massage jahe
d Suasana kegiatan tertib dan kondusif
e Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
f Peserta penyuluhan juga aktif bertanya dan berpartisipasi dalam
kegiatan ini
3 Evaluasi Hasil
a Peserta mampu memahami penyebab dan tanda gejala asam urat
b Peserta mampu memahami penatalaksaan dalam mengatasi
penyakit asam urat
c Peserta dapat memahami cara yang benar dalam melakukan
massage jahe

Surabaya, 8 April 2019

Ketua Kelompok RW 04 Kelurahan


Klampis Ngasem

Nurin Syarafina I.,S.Kep


Mengetahui,

Pembimbing Keperawatan Kesehatan Komunitas

Program Studi Pendidikan Profesi Ners UNAIR

Dr. Retno Indarwati, S.Kep Ns., M. Kep


NIP 19780316200812200
RESUME KEGIATAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA GAWAT DARURAT (PPGD)

Hari / tanggal : Selasa, 9 April 2019

Tempat : Balai RW 04 Kelurahan Klampis Ngasem

Waktu : 19.00 WIB - selesai

Topik : Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat

1. Acara dihadiri oleh


1. Pemateri : Sacharisa Agape Sudiani, S.Kep
2. Mahasiswa :
1. Nevia Ratri Indriani, S.Kep
2. Nurin Syarafina Islami, S.Kep
3. Yenis Anggi Prastiwi, S.Kep
4. Thaliah Jihan Nabila, S.Kep
5. Nur Hidayanti, S.Kep
6. Dwida Rizki Prdiptasari, S.Kep
7. Sucowati Dwi Jatis, S.Kep
8. Mar’atul Hasanah, S.Kep
9. Putri Nandani Alifah, S.Kep
10. Putri Mei Sundari, S.Kep
3. Anggota Karang Taruna : 14 orang

2. Susunan Acara
Tahan dan
No Kegiatan Pendidikan Kegiatan Peserta
Waktu

1 Pendahuluan Pembukaan:
5 menit 9. Mengucapkan salam dan 9. Menjawab salam
memperkenalkan diri 10. Mendengarkan
10. Menyampaikan tujuan dan kontrak
maksud dari penyuluhan 11. Mendengarkan
11. Menjelaskan kontrak waktu dan tujuan penuluhan
mekanisme kegiatan 12. Mendengarkan
12. Menyebutkan materi penyuluhan materi penyuluhan
yang akan diberikan yang diberikan
2 Kegiatan inti Pelaksanaan:
15 menit 1. Menggali pengetahuan dan 1. Mendengarkan dan
pengalaman pesertamengenai memperhatikan
Pertolongan Pertama pad Gawat 2. Memperhatikan
Darurat. materi penyuluhan
2. Menjelaskan materi yang disampaikan
c. Menjelaskan definisi tentang 3. Mampu
pemberian pijat jantung dan mempraktikkan
bantuan nafas, bebat bidai, gerakan yang telah
dan penanganan tersedak di demonstrasikan
pada orang dewasa
d. Menjelaskan tentang materi
dasar tentang Pertolongan
Pertama pada Gawat Darurat.
e. Mendemonstrasikan tentang
bagaimana memberikan
pertolongan pertama pada
gawat darurat.
f. Memberikan kesempatan
bagi peserta untuk
mempraktikkan gerakan
pertolongan pertama pada
gawat darurat meliputi RJP,
bebat bidai, dan tersedak.
3 Diskusi Memberikan kesempatan peserta Peserta penyuluhan
10 menit penyuluhan untuk mengajukan mengajukan pertanyaan
pertanyaan mengenai materi yang belum mengenai materi yang
dipahami belum difahami

3. Susunan Evaluasi
4. Evaluasi Kegiatan
i. Evaluasi Struktur
1. Kesiapan materi
2. Kesiapan Pre Planning
3. Peserta yang hadir di tempat pelaksanaan kegiatan
ii. Evaluasi Proses
PJ POKJA REMAJA
1. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
2. Peserta diskusi 2 (dua) arah dalam menyamakan masalah yang
ada dengan hasil temuan mahasiswa Fakultas Keperawatan Unair.
3. Suasana kegiatan tertib dan kondusif
Dwida Rizki Pradiptasiwi, S. Kep.
4. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat
NIM. selama kegiatan
131813143008
berlangsung
iii. Evaluasi Hasil
1. Peserta dapat mengetahui tentang pertolongan pertama yang
diberikan ketika terjadi gaat darurat
2. Masing-masing peserta mampu mengemukakan pendapat secara 2
arah dalam menyelesaikan temuan masalah mahasiswa profesi
keperawatan Universitas Airlangga

Surabaya, 10 April 2019

Ketua Kelompok RW IV

Nurin Syarafina I.,S.Kep

NIM. 131813143021
Mengetahui,

Pembimbing Keperawatan Kesehatan Komunitas

Program Studi Pendidikan Profesi Ners UNAIR

Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep.Ns., M.Kep.

NIP. 198610262015042003
RESUME KEGIATAN

DONOR DARAH BEKERJA SAMA DENGAN PMI SURABAYA

Hari / tanggal : Kamis, 7 April 2019

Tempat : Balai RW 4 Kelurahan Klampis Ngasem

Waktu : 06.00 WIB – selesai

Topik : Donor Darah bekerja sama dengan PMI Surabaya

1. Acara dihadiri oleh


2. Pemateri : -
3. Mahasiswa : -
2. Susunan Acara
-
3. Susunan Evaluasi
-

4. Evaluasi Kegiatan
-
5. Resume Kegiatan
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga bekerja sama dengan Karang Taruna
RW 04 Kelurahan Klampis Ngasem berencana melakukan kegiatan donor
darah yang bekerja sama dengan PMI Surabaya. Mahasiswa telah membuat
proposal donor darah dengan panitia bersama dengan Karang Taruna RW 4.
Pada hari Kamis, 28 Maret 2019 mahasiswa berkonsultasi mengenai
proposal, leaflet dan poster donor darah bersama dosen pembimbing. Pada
hari Sabtu, 30 Maret 2019 mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi
Ners menyerahkan proposal Donor Darah kepada PMI Surabaya, namun
tidak dapat menemui bu Retty Dharmayanti selaku bagian rekrutmen
dikarenakan diluar jam kerja. Jam kerja PMI Surabaya yaitu Senin-Kamis
pukul 07.00 – 15.30 dan Jumat pukul 07.30 - 14.30. Pada hari Senin, 1 April
2019 mahasiswa mencoba menghubungi bu Retty Dharmayanti untuk
mengkonfirmasi mengenai proposal yang telah diberikan. Bu Retty
Dharmayanti mengatakan jika belum bisa bekerjasama dengan Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Profesi Ners dan Karang Taruna RW 04
Kelurahan Klampis Ngasem melaksanakan acara Donor Darah dikarenakan
jadwal PMI Surabaya pada bulan Maret- hingga April 2019 telah penuh.
PMI Surabaya menyarankan jika acar diadakan pada bulan Ramadhan,
namun pada tanggal tersebut jadwal dinas Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Profesi Ners kelompok D1 sudah selesau dan digantikan dengan
kelompok D2. Mahasiswa berkonsultasi dengan dosen pembimbing
mengenai hal tersebut. Dosen pembimbing menyarankan agar kegiatan
Donor Darah dilanjutkan oleh kelompok D2 Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.

Surabaya, 14 Maret 2019

Ketua Kelompok RW IV
PJ POKJAKIA

Nurin Syarafina I.,S.Kep


Dwida Rizki Pradiptasiwi, S. Kep.
NIM. 131813143021
NIM. 131813143008

Mengetahui,

Pembimbing Keperawatan Kesehatan Komunitas

Program Studi Pendidikan Profesi Ners UNAIR

Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep.Ns., M.Kep..


NIP. 198610262015042003
RESUME KEGIATAN

GEBYAR (GERAKAN HINDARI BAHAYA MEROKOK)

Hari / tanggal : Minggu, 7 April 2019

Tempat : Balai RW 04 Kelurahan Klampis Ngasem

Waktu : 09.00 WIB - selesai

Topik : Gerakan Hindari Bahaya Merokok

I. Acara dihadiri oleh


1. Pemateri : Yenis Anggi Prastiwi, S.Kep
2. Pendamping puskesmas: 1 orang
3. Mahasiswa :
1) Sacharisa Agape Sudiani, S.Kep
2) Nurin Syarafina Islami, S.Kep
3) Nevia Ratri Indriani, S.Kep
4) Thaliah Jihan Nabila, S.Kep
5) Nur Hidayanti, S.Kep
6) Dwida Rizqi Prdiptasari, S.Kep
7) Sucowati Dwi Jatis, S.Kep
8) Mar’atul Hasanah, S.Kep
9) Putri Nandani Alifah, S.Kep
10) Putri Mei Sundari, S.Kep
4. Warga : 7 orang
II. Susunan Acara
Tahapan Respon Peserta Pelaksana
No Kegiatan Penyuluhan
dan Waktu Penyuluhan

1 Pendahuluan Pembukaan: Moderator


5 menit 1. Mengucapkan 1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
salam dan
kontrak
memperkenalkan
3. Mendengarkan
2. Menyampaikan
tujuan penyuluhan
tujuan dan
4. Memperhatikan
maksud dari
kegiatan
penyuluhan
penyuluhan
3. Menjelaskan
kontrak waktu
dan mekanisme
kegiatan
4. Menyebutkan
materi
penyuluhan yang
akan diberikan
5. Menggali
pengetahuan
peserta
2 5 menit Pembukaan Mendengarkan dan Pembimbing
pembimbing puskesmas memperhatikan puskesmas

2 Kegiatan inti Pelaksanaan Pemateri


15 menit penyampaian materi 4. Mendengarkan
tentang: materi penyuluhan
1. Bahaya Merokok
1) Definisi yang disampaikan
2) Bahan Baku 5. Memperhatikan

Rokok materi penyuluhan


3) Kandungan yang disampaikan
Rokok 6. Mencermati materi
4) Klasifikasi penyuluhan yang
Perokok disampaikan
5) Tipe Kondisi
Perokok
6) Faktor Penyebab
Perilaku
Merokok
7) Alasan Merokok
8) Perubahan
Perilaku
Merokok
9) Dampak Rokok
Bagi Kesehatan
10) Manfaat Berhenti
Merokok
11) Metode Berhenti
Merokok
12) Demonstrasi
bahaya rokok
dengan alat
simulasi
3 Diskusi 1. Memberikan 1. Peserta Moderator,
10 menit pemateri, fasilitator
kesempatan penyuluhan
peserta mengajukan
penyuluhan untuk pertanyaan
mengajukan mengenai materi
pertanyaan yang belum
mengenai materi difahami.
2. Peserta yang aktif
yang belum
mendappatkan
dipahami
2. Pembagian doorprize
doorprize
4 Evaluasi Evaluasi: Menjawab pertanyaan Moderator
5 menit dan menjelaskannya
Menanyakan kepada
peserta penyuluhan
tentang materi yang
diberikan

5 5 menit Terminasi: 1. Memperhatikan Moderator


1. Menyimpulkan 2. Mendengarkan
3. Menjawab salam
hasil penyuluhan
2. Mengucapkan
terimakasih
kepada peserta
3. Membagikan
leaflet
4. Mengakhiri
dengan salam

III. Susunan Evaluasi


I. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
1) Kesiapan materi
2) Kesiapan Pre Planning
3) Kesiapan SAP
4) Kesiapan media: PPT, leaflet, proyektor, sound system, micl-=
5) Peserta yang hadir di tempat pelaksanaan kegiatan 7 orang
6) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
7) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan pada hari
sebelumnya
2. Evaluasi Proses
1) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
2) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
PJ POKJA Lingkungan
3) Suasana kegiatan tertib dan kondusif
4) Peserta mengajukan pertanyaan dan mampu mereview materi bahaya
merokok
5) Pemateri dan fasilitator dapat menjawab pertanyaan dari peserta
Sucowati Dwi Jatis, S. Kep.
6) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat
NIM.selama kegiatan
131813143020
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta yang datang 7 orang dikarenakan banyak yang memiliki
kegiatan lain
2) Acara dimulat tepat waktu
3) Peserta memahami materi yang disampaikan oleh pemateri
4) Masing-masing peserta mampu memberikan umpan balik positif dari
peserta seperti dapat menjawab pertanyaan dengan benar yang
diajukan penyaji
Surabaya, 11 April 2019

Ketua Kelompok RW IV

Nurin Syarafina I.,S.Kep


NIM. 131813143021
Mengetahui,

Pembimbing Keperawatan Kesehatan Komunitas

Program Studi Pendidikan Profesi Ners UNAIR

Dr. Retno Indarwati, S.Kep Ns., M. Kep

NIP 19780316200812200
RESUME KEGIATAN

BAKMI (BASMI NYAMUK SECARA ALAMI)

Hari / tanggal : 05 April 2019

Tempat : Balai RW 04 Kelurahan Klampis Ngasem

Waktu : 18.30 WIB - selesai

Topik : BAKMI (BASMI NYAMUK SECARA ALAMI)

I. Acara dihadiri oleh


1. Pemateri : Sucowati Dwi Jatis, S.Kep
Mahasiswa :
1) Sacharisa Agape Sudiani, S.Kep
2) Nurin Syarafina Islami, S.Kep
3) Yenis Anggi Prastiwi, S.Kep
4) Thaliah Jihan Nabila, S.Kep
5) Nur Hidayanti, S.Kep
6) Dwida Rizqi Prdiptasari, S.Kep
7) Nevia Ratri Indriani, S.Kep
8) Mar’atul Hasanah, S.Kep
9) Putri Nandani Alifah, S.Kep
10) Putri Mei Sundari, S.Kep

2. Warga : 21 orang

II. Susunan Acara


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 Menit Pembukaan:
1. Mengucapkan 1) Menjawab salam
salam 2) Mengenal tim
2. Memperkenalkan penyuluh
diri 3) Mengetahui kontrak
3. Menjelaskan waktu dan topik
kontrak waktu dan topik penyuluhan penyuluhan
4. Menjelaskan 4) Mengerti tujuan dari
tujuan penyuluhan penyuluhan
5. Menyebutkan 5) Tahu apa saja yang
materi penyuluhan yang akan diberikan dan akan disampaikan
menggali pengetahuan dasar mengenai
materi
2. 15 Pelaksanaan:
Menit
Menjelaskan serta menggali pengetahuan 1) Mendengarkan dan
masyarakat tentang materi yang disampaikan: memperhatikan
materi
1. Definisi DBD
2. Penyebab DBD 2) Berpartisipasi dalam
3. Gejala klinis DBD demonstrasi
4. Akibat DBD pembuatan alat
5. Cara pencegahan DBD Lavitrap
6. Cara alami untuk memberantas nyamuk di
lingkungan (Ovitrap/Lavitrap, potongan
daun serai, obat semprot nyamuk alami,
dan lilin aroma terapi pengusir nyamuk)
7. Demonstrasi pembuatan Lavitrap)
3. 10 Diskusi / Tanya jawab dan evaluasi:
menit 1) Mengajukan
1. Memberikan kesempatan pada peserta untuk pertanyaan
bertanya kemudian didiskusikan bersama 2) Menanggapi
2. Menanyakan kepada peserta tentang materi jawaban
yang telah diberikan sebagai review materi 3) Menjawab
3. Memberikan reinforcement kepada peserta pertanyaan
bila dapat menjawab dan menjelaskan
kembali pertanyaan/ materi
4. Memberikan kesimpulan penyuluhan
4 5 Menit Terminasi:
1) Mengucapkan terima kasih kepada 1) Mendengarkan dan
peserta membalas salam
2) Mengucapkan salam penutup

III. Susunan Evaluasi


IV. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
1) Kontrak waktu dan tempat diberikan sebelum acara
dilaksanakan PJ POKJA LINGKUNGAN
2) Pembuatan SAP dan Leaflet dikerjakan 6 hari sebelum acara
3) Penyebaran undangan 2 hari sebelum acara
4) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelum dan saat penyuluhan dilaksanakan
Sucowati Dwi Jatis, S. Kep.
5) Kader hadir dalam kegiatan diskusi
NIM. 131813143020

2. Evaluasi Proses
1) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
2) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan susunan acara
3) Peserta terlihat antusias dalam mendengarkan materi yang
disampaiakan
4) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
5) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta yang mengikuti penyuluhan ini 21 orang
2) Peserta dapat mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai
akhir
3) Peserta aktif menyampaikan pertanyan kurang lebih 4 orang
4) Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah
dijelaskan
5) Peserta terbukti memahami materi yang telah disampaikan
penyuluh dilihat dari kemampuan menjawab pertanyaan
penyuluh dengan benar

Surabaya, 05 April 2019

Ketua Kelompok RW IV

Nurin Syarafina I.,S.Kep


NIM. 131813143021
Mengetahui,

Pembimbing Keperawatan Kesehatan Komunitas

Program Studi Pendidikan Profesi Ners UNAIR

Dr. Retno Indarwati, S.Kep Ns., M. Kep


NIP 19780316200812200
RESUME KEGIATAN

PELATIHAN PEMBUATAN SABUN DARI MINYAK JELANTAH

Hari / tanggal : Minggu, 31 Maret 2019

Tempat : Balai RW 04 Kelurahan Klampis Ngasem

Waktu : 09.00 WIB - selesai

Topik : Pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah

I. Acara dihadiri oleh


1. Pemateri : Thaliah Jihan Nabilah, S.Kep
2. Pendamping puskesmas: -
3. Mahasiswa :
1) Sacharisa Agape Sudiani, S.Kep
2) Nurin Syarafina Islami, S.Kep
3) Nevia Ratri Indriani, S.Kep
4) Yenis Anggi Prastiwi, S.Kep
5) Nur Hidayanti, S.Kep
6) Dwida Rizqi Prdiptasari, S.Kep
7) Sucowati Dwi Jatis, S.Kep
8) Mar’atul Hasanah, S.Kep
9) Putri Nandani Alifah, S.Kep
10) Putri Mei Sundari, S.Kep
4. Warga : 15 orang

II. Susunan Acara


Tahapan dan Respon Peserta Pelaksana
No Kegiatan Penyuluhan
Waktu Penyuluhan

1 Pendahuluan Pembukaan: Moderator


3 menit 1. Mengucapkan salam dan 1. Menjawab salam
memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
2. Menyampaikan tujuan dan kontrak
maksud dari penyuluhan 3. Mendengarkan
3. Menjelaskan kontrak waktu tujuan penyuluhan
dan mekanisme kegiatan 4. Memperhatikan
4. Menyebutkan materi kegiatan penyuluhan
penyuluhan yang akan
diberikan
5. Menggali pengetahuan peserta
2 Kegiatan inti Pelaksanaan penyampaian materi Pemateri
15 menit tentang: 1. Mendengarkan
1. Bahaya penggunaan minyak materi penyuluhan
jelantah yang disampaikan
2. Cara pembuatan sabun dari 2. Memperhatikan
materi penyuluhan
minyak jelantah
yang disampaikan
Demonstrasi membuat sabun dari 3. Mencermati materi
minyak jelantah penyuluhan yang
disampaikan

3 Diskusi 1. Memberikan kesempatan 1. Peserta penyuluhan Moderator,


10 menit pemateri,
peserta penyuluhan untuk mengajukan
fasilitator
mengajukan pertanyaan pertanyaan
mengenai materi yang belum mengenai materi
dipahami yang belum
2. Pembagian doorprize
dipahami.
2. Peserta yang aktif
mendapatkan
doorprize

4 2 menit Terminasi: 1. Memperhatikan Moderator


1. Menyimpulkan hasil 2. Mendengarkan
3. Menjawab salam
penyuluhan
2. Mengucapkan terimakasih
kepada peserta
3. Membagikan leaflet
4. Mengakhiri dengan salam

III. Susunan Evaluasi


IV. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
1) Kesiapan materi
2) Kesiapan Pre Planning
3) Kesiapan SAP
4) Kesiapan media: PPT, leaflet, proyektor, sound system, mic
5) Peserta yang hadir di tempat pelaksanaan kegiatan 15 orang
6) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
7) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan pada
hari sebelumnya
2. Evaluasi Proses
1) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
2) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
3) Suasana kegiatan tertib dan kondusif
4) Peserta mengajukan pertanyaan dan mampu mempraktekkan
membuat sabun dari minyak jelantah
5) Pemateri dan fasilitator dapat menjawab pertanyaan dari peserta
6) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta yang datang 15 orang dikarenakan banyak yang memiliki
kegiatan lain
2) Acara dimulat tepat waktu
3) Peserta memahami materi yang disampaikan oleh pemateri
4) Masing-masing peserta mampu memberikan umpan balik positif
dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan dengan benar
yang diajukan penyaji
Surabaya, 11 April 2019

Ketua Kelompok RW IV Ketua POKJA Lingkungan

Nurin Syarafina I.,S.Kep Sucowati Dwi Jatis.,S.Kep

NIM. 131813143021 NIM. 131813143020


Mengetahui,

Pembimbing Keperawatan Kesehatan Komunitas

Program Studi Pendidikan Profesi Ners UNAIR

Dr. Retno Indarwati, S.Kep Ns., M. Kep


NIP 19780316200812200
BAB 6

PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Pelaksanaan proses praktik keperawatan komunitas terutama pada kelompok
kerja di lingkungan kerja RW 04 Kelurahan Klampis Ngasem berjalan baik.
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 07-16 Maret 2019 di RW 04 dapat
diidentifikasi satu diagnosa keperawatan untuk masalah keperawatan pokja
kesehatan lingkungan yaitu Manajemen komunitas tidak efektif diRW 01
Kelurahan Klampis Ngasem, Sukolilo Kota Surabaya.
Diagnosa ini memunculkan progam kerja untuk mengatasi masalah
keperawatan yang didapat untuk pokja kesehatan lingkungan yaitu penyuluhan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Secara umum praktik profesi
keperawatan komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa bekerja sama dengan
kader lingkungan/jumantik di RW 04, tokoh masyarakat RW 04 Kelurahan
Klampis Ngasem Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya serta pihak Puskesmas
Klampis Ngasem, dapat dikatakan berhasil. Pada pokja kesehatan lingkungan
didapatkan warga RW 04 memiliki kesadaran untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat.

6.2 Saran
Adapun saran-saran yang ingin kami sampaikan kepada beberapa pihak
adalah:
1. Mahasiswa
a. Mengoptimalisasi dari persiapan mahasiswa profesi ners, maka diharapkan
akan adanya pembinaan intensif pra terjun ke lapangan dengan konsep
bimbingan yang telah terstruktur rapi dan baku, baik dari segi mekanisme
bimbingan maupun konsep-konsep keperawatan komunitas itu sendiri.
b. Mahasiswa diharapkan akan lebih meningkatkan kemampuan menambah
bekal tentang konsep keperawatan komunitas dan keluarga sehingga terjadi
optimalisasi kinerja dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan
komunitas.
c. Mahasiswa diharapkan mempunyai konsep yang lebih matang tentang
struktur pengorganisasian masyarakat dengan berbagai alternatif
pendekatan sehingga lebih mempermudah pelaksanaan praktik klinik di
masyarakat.
2. Kader
a. Mengoptimalkan program-program yang telah terbentuk dan berjalan untuk
optimalisasi persiapan warga terhadap program kesehatan.
b. Kerjasama antar kader, puskesmas, dinas kesehatan ataupun lembaga sosial
sehingga kegiatan yang bermanfaat bagi warga tercapai.
c. Kader diharapkan lebih sigap dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada
di masyarakat
3. Puskesmas
a. Puskesmas mempunyai beberapa program kerja dan sebagai pemanjang
program kegiatan puskesmas, diharapkan adanya kerjasama dan bimbingan
secara intensif dari puskesmas untuk mahasiswa maupun kelompok kerja
kesehatan di masyarakat.
b. Program dari puskesmas diharapkan dapat dilaksanakan secara optimal
sehingga pembinaan kesehatan dapat mencapai tujuan.
c. Puskesmas diharapkan lebih tanggap memfasilitasi kebutuhan kesehatan
masyarakat karena puskesmas merupakan rujukan pertama dalam
kesehatan.
4. Instansi FKp UNAIR
Mahasiswa dari Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga berharap
untuk lebih memperlebar lagi jangkauan kerjasama antara Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga dengan berbagai instansi kesehatan
sehingga mempermudah mahasiswa dalam pelaksanaan praktik klinik
keperawatan komunitas, maka diharapkan adanya kerjasama antara FKp
UNAIR dengan pihak-pihak terkait dengan model kontrak kerja/waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman. 2002. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.


Depkes R.I. 1992. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: Bakti
Husada.
Depkes. 2011. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
http://www.kesehatananak.depkes.go.id
Effendi, Ferry., Makhfudli. 2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika
Kementerian Kesehatan RI, 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010.
http://www.depkes.go.id
Mubarak, Wahit, I. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: CV
Sagung Seto
Mulia, R. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Edisi pertama. Yogyakarta:
Penerbit Graha Ilmu.
NANDA. Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2015-2017.
Philadelphia: NANDA International.
Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nursal. 2005. Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di
Indonesia. Jakarta.
Perry, Potter. 2005. Fundamental Keperawatan, ed.7. Jakarta: Salemba Medika.
Sanropie, Dajsio dkk. 1989. Pengawasan Penyehatan Lingkungan Pemukiman.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Santrock, J. W.2007. Perkembangan anak edisi kesebelas jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Sumijatun, dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta:EGC
Wahyudi, Iwan.2010.” Hubungan Persepsi Perawat Tentang Profesi
Keperawatan, Kemampuan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat
Pelaksa di RSUD dr. Slamet Garut”.Thes
LAMPIRAN

GANNS CHART KELOMPOK 5 RW 04


4 MARET – 22 APRIL 2019
No. Kegiatan Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4 Minggu ke 5 Minggu ke 6 Minggu ke 7

S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M

1. Pembekalan
Praktik Profesi
2. Pembukaan
Praktik Profesi
3. Perkenalan dan
Identifikasi
Tokoh
4. Pengkajian :
- Windshield
survey
- Pulta Door to
Door
- Mapping dan
Dokumentasi
- FGD
- Penyelesaian
Proposal
5. Perencanaan
dan MMD
6. Pelaksanaan
Program Kerja
- Senam
Gembira
- Penyuluhan
Tersedak
No. Nama Kegiatan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7
S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M

- Penyuluhan
Perawatan
Payudara
dan
Penyimpanan
ASI
- SENSASI
(Senam Anti
Hipertensi)
- TENSA
(Tenda
Sehat)
- Massage Jahe
- GEBYAR
(Gerakan
hindari
Bahaya
Merokok)
- DONDA
(Donor
Darah)
- PPGD
- Pembuatan
Sabun
Jelantah
- BAKMI
(Basmi
Nyamuk
secara Alami)
7. Praktik
Keperawatan
Keluarga :
- Penyelesaian
LP dan Pre
Planning
- Supervisi
tidak
terjadwal
- Supervisi
Home Visit
8. Mini Lokakarya
Akhir
9 Ujian
10. Pengumpulan
Laporan Akhir

Mengetahui,
PJMA Profesi Keperawatan Komunitas Ketua RW 04 Kel. Klampis Ngasem Pembimbing Akademik Ketua Kelompok
Dr. Makhfudli, S.Kep., Ns., M.Ked. Trop Ir. Hj. Mustiyani Dr. Retno indarwati, S.Kep., Ns., M.Kep Nurin Syarafina Islammi, S.Kep
NIP. 197902122014091003 NIP. 197903162008122002 NIM. 131813143021
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai