EKSPERIMEN FISIKA 1
TETES MINYAK MILIKAN
Oleh :
Nama : Silvia Aprilia Qotrunnada
NIM : 171810201071
Kelompok : B2-6
1
DAFTAR ISI
2i
BAB 1 PENDAHULUAN
3
1. Bagaimana nilai muatan elektron hasil eksperimen dibandingkan dengan
teori?
2. Bagaimana nilai bilangan avogadro (N) hasil eksperimen dibandingkan
dengan teori? 1
3. Bagaimana pengaruh kecepatan turun dan kecepatan naik tetes minyak
terhadap nilai muatan?
1.4. Manfaat
Selubung kompor gas adalah salah satu peranti yang memanfaatkan konsep
radiasi termal. Pemilihan material selubung kompor gas sangat memperhatikan
karakteristik daya pancar dan daya serap radiasi oleh material tersebut.
Karakteristik ini akan mempengaruhi efisiensi kompor gas konvensional.
Peningkatan efisiensi termal dan konsuktivitas termal bertujuan untuk mengurangi
penggunaan energi dalam proses pembakaran.
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran muatan elektronik (e) secara tepat dilakukan oleh Robert Milikan
pada tahun 1909. Milikan menggabungkan hasinya untuk (e) dengan nilai e/me
milik Thomson. Eksperimen yang dilakukan Milikan menunjukkan bahwa ukuran
partikel sekitar 1000 kali lebih kecil dibandingkan atom hidrogen yang ada
(Serway, Moses, dan Moyer, 2005).
Keberhasilan eksperimen yang dilakukan Milikan dimungkinkan oleh ide
cerdiknya, membuat percobaan yang “sesuai” dengan teorinya. Milikan
mengamati tetesan tunggal dengan menganggap semua partikel identik. Ide dasar
Milikan adalah untuk mengukur laju jatuhnya satu tetes yang ditimbulkan oleh
gaya gravitasi dan gaya hambat, menerapkan hukum Stokes untuk menentukan
jari-jari dari massa yang jatuh, kemudian mengukur kecepatan ke atas dalam
medan listrik yang berlawanan (Serway, Moses, dan Moyer, 2005).
Skema perangkat Milikan ditunjukkan pada gambar 2.1. Tetesan Milikan
yang dimasukkan oleh alat penyemprot yang dilewatkan pada lubang kecil di
bagian atas piringan. Atomitas muatan ditunjukkan langsung oleh pengamatan ini.
Perubahan kecepatan muatan saat eksperimen akan terjadi lebih sering ketika
sumber radiasi pengion ditempatkan di antara pelat (Serway, Moses, dan Moyer,
2005).
5
3
Analisis kuantitatif percobaan Milikan dimulai dengan hukum kedua Newton
yang diterapkan pada kecepatan jatuh minyak. Gaya seret D yang bernilai besar
mengakibatkan kecepatan jatuh konstan sangat cepat dicapai. Besarnya gaya tarik
diasumsikan sebanding dengan kecepatan (D = Cv), sehingga ditemukan
persamaan 2.1 (Serway, Moses, dan Moyer, 2005).
( ) 2.1
( ) 2.2
2.3
Tetes minyak akan berpindah dengan pelan ke atas ketika medan diaktifkan.
Kecepatan rata-rata tetes minyak ini adalah ratusan cm per detik. Milikan
melakukan perhitungan pada ribuan tetesan, hingga akhirnya menemukan bahwa
tetesan minyak memiliki muatan yang sama dengan muatan dasar e dikali suatu
bilangan bulat, dimana e = 1,60x10-19C (Soedojo, 2001).
q = ne n = 0,-1,-2,-3 2.4
Viskositas atau yang biasa disebut kekentala dapat dianggap sebagai gesekan
dalam fluida. Fluida mempunyai gesekan internal yang besarnya tertentu dan
disebut viskositas (η). Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu viskositas yaitu
suatu koefisien kekentalan zat cair, massa jenis bentuk, besar partikel, maupun
suhu. Viskositas erat kaitannya dengan hukum Stokes. Besaran yang
mempengaruhi gaya tersebut adalah viskositas fluida, jari-jari bola, dan kecepatan
relatif terhadap fluida (Soedojo, 2001).
Fs = 6ηπrv 2.5
Gaya yang bekerja pada butiran minyak antara lain gaya berat, gaya
Archimedes, gaya Sokes, dan gaya Coulomb. Gaya berat merupakan gaya tarik
46
bumi terhadap seluruh benda, yang arahnya selalu menuju pusat bumi. Gaya berat
disebut juga gaya gravitasi. Gaya gravitasi ada karena pengaruh percepatan
gravitasi bumi. Gaya berat dirumuskan sebagai persamaan 2.6 (Serway dan
Jewett, 2010). 2.5
W = mg
Benda yang semakin jauh dari permukaan bumi akan menerima pengaruh
percepatan gravitasi yang semakin kecil. Percepatan gravitasi berbanding terbalik
dengan nilai kuadrat jarak benda dari pusat bumi. Gaya yang berpengaruh lainnya
adalah gaya archimedes. Gaya archimedes adalah gaya apung benda yang berada
pada suatu fluida. Gaya archimedes dirumuskan pada persamaan 2.6, dimana ρ
merupakan massa jenis fluida, dan Vdisp merupakan volume benda yang masuk di
dalam fluida (Serway dan Jewett, 2010).
FA = ρgVdisp 2.6
Gaya stokes merupakan gaya hambat yang diberikan oleh suatu fluida
terhadap suatu benda yang bergerak relatif terhadapnya. Gaya stokes muncul
karena adanya kekentalan atau viskositas dari suatu fluida. Arah gaya stokes
berlawanan dengan arah gerak suatu benda (Serway dan Jewett, 2010).
Gaya coulomb merupakan gaya yang timbul oleh dua muatan berbeda pada
medan listrik. Gaya coulomb antar muatan sejenis akan tolak-menolak dan gaya
coulomb antar muatan tidak sejenis akan tarik menarik. Gaya coulomb
dirumuskan oleh persamaan 2.7, dimana q1 dan q2 merupakan nilai muatan 1 dan
2, r merupakan jarak antar kedua muatan, dan k merupakan suatu konstanta yang
nilainya 9 x 109 Nm2/kg2 (Abdullah, 2006).
2.7
Medan listrik merupakan area dimana terdapat garis-garis gaya listrik. Gaya
coulomb muncul karena muatan q1 menghasilkan medan listrik pada posisi
muatan q2. Muatan q2 berinteraksi dengan medan yang dihasilkan muatan q 1, dan
interaksi tersebut menghasilkan gaya pada muatan q 2. Arah medan listrik keluar
dari muatan posistif dan masuk ke muatan negatif. Besarnya medan listrik dapat
dirumuskan sebagai persamaan 2.8 (Abdullah, 2006).
2.8
75
Eksperimen Milikan yang dilakukan oleh Waliyulhaq dan Kalim (2013)
bertujuan untuk menentukan nilai muatan elektron dengan mengamati tetes
minyak bermuatan. Hasil eksperimen ini tidak sesuai dengan literatur, disebabkan
oleh beberapa faktor. Kesulitan praktikan adalah menentukan waktu jatuh tetes
minyak yang tepat. Tekanan udara juga berpengaruh pada koreksi dari nilai yang
didapatkan selama eksperimen.
86
BAB 3 DESAIN EKSPERIMEN
79
2. Peralatan tetes Milikan diletakkan pada posisi horizontal sebelum melakukan
pengukuran, dengan melihat gelembung air pada level meter tepat di pusat
lingkaran.
3. Posisi switch charging diletakkan pada posisi nol.
4. Adaptor (DC 12 volt) dan DC power supply diletakkan pada posisi off.
5. Posisi switch ionization source lever diletakkan pada posisi off.
6. Lampu halogen dihidupkan dengan memasang adaptor DC 12 volt.
7. Jarum pemfokus diletakkan pada bagian atas chamber. Jarum pemfokus pada
chamber diamati melalui mikroskop, lensa belakang diatur sehingga jarum
pemfokus dapat dilihat dengan jelas, dan lensa depan diatur sehingga grid
terlihat dengan jelas. Jarum pemfokus dipindahkan dari chamber.
8. Atomizer yang berisi minyak disiapkan, kemudian atomizer disiapkan pada
posisi siap menyemprot. Nozle atomizer diarahkan tegak lurus pada lubang
chamber. Posisi switch ionization source lever dipindahkan ke posisi SPRAY
DROPLET.
9. Atomizer disemprotkan dengan sekali tekan, sambil mengamati chamber
melalui mikroskop. Atomizer ditekan sekali lagi untuk mendorong tetes
minyak masuk ke dalam chamber.
10. Ionization source lever dipindahkan ke posisi off bila tetes-tetes minyak telah
terlihat.
11. Plat konduktor diatur pada posisi nol (ground). Satu tetes yang mempunyai
kecepatan sekitar 0,02-0,05 mm/s dipilih, kemudian dicatat kecepatan
jatuhnya. Jarak skala utama sebesar 0,5 mm. Melintasi skala utama
memerlukan waktu 15 detik.
12. Ionization lever dipindahkan ke posisi ON selama 3-4 detik, untuk memberi
muatan pada tetes yang sama. Tegangan DC diberikan pada plat konduktor,
dengan memindahkan switch dari posisi nol ke positif. Mengubah tegangan (-
atau +) akan merubah arah gerak tetes, dipilih agar tetes bergerak ke atas.
Kecepatan naik dicatat untuk tetes minyak yang sama.
13. Tegangan pada plat konduktor (ground) dilepaskan dan dicatat kecepatan
jatuh tetes minyak. Tegangan diberikan pada plat sehingga tetes akan naik dan
dicatat kecepatan naiknya.
810
14. Sinar alpha (ionization lever) ditembakkan kembali jika tetes minyak tidak
memberikan respon terhadap tegangan plat (untuk memberi muatan-muatan
tetes selama 3-4 detik).
15. Pengukuran dilakukan sebanyak 15 pasang kecepatan naik dan kecepatan
turun.
11
9
3.3.1. Ralat
1. Menentukan nilai muatan (e)
( )
( )
3. Menentukan Deskripansi
| |
Keterangan :
d : 0,767 cm
: 0,886
: 1,2929 kg/
g : 9,8 m/
: 0,00018 g/s
b : 6,17 x
p : 76 cmHg
: 1,6 x C
V : 200 volt
10
12
DAFTAR PUSTAKA
11
13