Pada suatu hari seseorang petugas sampah menemukan bayi laki – laki di
dalam kardus, kondisi mayat bayi terbungkus kain putih dalam keadaan kotor,
penemuan ini menggemparkan warga. Kemudian ketua RT setempat melaporkan
kepada pihak berwajib dan setelah itu dibawa ke puskesmas terdeka tuntuk
diperiksa. Dari pemeriksaan didapatkan kondisi mayat bayi sudah meninggal
kurang lebih 3 jam yang lalu, PB 50 cm dan BB 2,6 kg, LK 36 cm. terdapat luka
memar disekitar hidung dan mulut serta terdapat cetakan gusi pada selaput lender
mulut, ujung jari di bawah kuku pada anggota gerak atas dan bawah bewarna
kebiruan. Tanda viable komplit, tali pusat sudah terpotong dan terikat benang, dari
hasil penyelidikan akhirnya ditemukan ibu kandung bayi sebagai pelaku
pembunuhan. Pembunuhan dilakukan dengan alasan malu karena belum
melakukan pernikahan yang resmi.
1. Tanda Viabel : Keadaan janin atau bayi yang dapat hidup diluar kandungan
ibunya tanpa bantuan alat yang canggih.1
2. Memar : Suatu jenis cidera pada jaringan tubuh yang menyebabkan aliran
darah dari system kardiovaskuler mengendap pada jaringan.1
a. Pembekapan (smothering)
b. Penyumbatan (gangging dan chocking)
c. Penjeratan (strangulation)
d. Pencekikan (manual strangulation, throttling)
e. Gantung (hanging)
2. Kemungkinan cara bayi dibunuh adalah dengan cara pembekapan.
Pembekapan adalah penutupan lubang hidung dan mulut yang membuat
pemasukan udara ke paru-paru terhambat sehinngga menimbulkan
kematian akibat asfiksia. Pembunuhan dengan cara pembekapan biasanya
terjadi pada kasus pembunuhan anak sendiri. Pada orang dewasa hanya
terjadi pada orang yang tidak berdaya seperti orang tua, orang sakit berat,
orang dalam pengaruh obat atau minuman keras. Tanda kekerasan yang
mungkin dapat terjadi adalah luka lecet jenis tekan atau geser, goresan
kuku dan luka memar pada ujung hidung, bibir, pipi dan dagu yang
mungkin terjadi akibat korban melawan. Luka memar atau lecet pada
bagian atau permukaan dalam bibir akibat bibir terdorong dan menekan
gigi, gusi dan lidah. Pada bayi hematom cenderung lebih mudah terjadi
karena sifat kulit yang longgar dan masih tipisnya jaringan lemak
subkutan.1
- tulang iga terlihat lebih datar - tidak ada denyut jantung dan tali
pusat
- sela iga melebar
- tidak ada gerakan otot
- paru memenuhi rongga dada (tepi
permukaan tumpul, tes apung +) - kulit ari terkelupas
INFANTICIDE
1. Asfiksia
2. Infanticide
3. Aspek medikolegal
4. Pemeriksaan tersangka
5. AIK
B. Tipe Asfiksia
• Anoksia anoksik (hipoksia asfiksia mekanik ) : O2 tdk
dpt mencapai darah sbg akibat < O2 yg msk paru2 hal ini
karena pada saat udara masuk pd sal pernafasan akan
terhalang oleh suatu kekerasan yg bersifat mekanik.
• Anoksia Anemik : darah tidak dapat menyerap O2 krn
hemoglobin dlm darah ↓ / kondisi hemoglobin tidak
normal, ex keracunan CO.
• Anoksia Stagnan : Darah tidak mampu membawa oksigen
ke jaringan. ex embolism, heart failure.
• Anoksia Histotoksik : Jaringan tidak mampu menyerap
oksigen. ex keracunan cyanida.
• Strangulasi :saluran nafas tertutup karena penekanan dari
luar. ex Penjeratan (strangulation by ligature), Gantung
(hanging),Cekik (manual strangulation).
• Sufokasi :Turunnya tekanan oksigen dilingkungan.
• Pembekapan (smoothering) :Lubang hideng dan mulut
tertutup scr bersamaan.
• Penyumpalan (gaging, choking) :saluran nafas tertutup dari
dalam.
• Crush Asphyxia :gerakan nafas terhalang3
C. Gejala atau fase asfiksia
• Dispneu :kekurangan O2 Penumpukan CO2
• Konvulsi :Klonik-Tonik-spasme Epistotonik
• Apneu : Depresi pusat pernafasan –melemah -
Hentinafaskesadaran me↓,relaksasi sfingterkeluar
cairan urin,feses
• Stadium AkhirParalisa pusatpernafasanpernafasan
berhenti.3
D. Tanda-tanda asfiksia
• Sianosispadabibirdanujungjari
• Busa/BuihHalus :Hidung,mulut, sal.nafas
• Kongesti vena : paru, mukosa,
• Edema organ : otak, paru
• Bintik-bintik perdarahan
• Lebam mayat : luas, gelap3
2. Infanticide
a. Definisi
Infanticide atau pembunuhan anak adalah pembunuhan yang
dilakukan oleh seorang ibu dengan atau tanpa bantuan orang lain terhadap
bayinya pada saat dilahirkan atau beberapa saat sesudah dilahirkan, oleh
karena takut diketahui orang lain bahwa ia telah melahirkan anak. Dengan
demikian, pada kasus pembunuhan anak terdapat tiga unsur yang penting,
yaitu:
1) Pelaku haruslah ibu kandung korban.
2) Motif atau alasan pembunuhan adalah karena takut ketahuan telah
melahirkan anak.
3) Pembunuhan dilakukan segera setelah anak dilahirkan atau tidak
beberapa lama kemudian, yang dapat diketahui dari ada tidaknya
tanda-tanda perawatan.4
b. Hal – hal yang harus diperhatikan
Dalam kasus infanticide, hal-hal yang harus ditentukan atau yang perlu
dijelaskan dokter dalam pemeriksaannya adalah:
1) Berapa umur bayi dalam kandungan, apakah sudah cukup bulan
untuk dilahirkan.
2) Apakah bayi lahir hidup atau sudah mati saat dilahirkan.
3) Bila bayi lahir hidup, berapa umur bayi sesudah lahir.
4) Apakah bayi sudah pernah dirawat.
5) Apakah penyebab kematian bayi.
Untuk menjawab kelima hal di atas, diperlukan pemeriksaan yang
lengkap, yaitu pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam (autopsi) pada
tubuh bayi serta bila perlu melakukan pemeriksaan tambahan seperti
pemeriksaan mikroskopis pada jaringan paru (patologi anatomi) dan
pemeriksaan test apung paru.4
c. Pemeriksaan bayi hidup atau mati.
Penentuan apakah seorang anak itu dilahirkan dalam keadaan hidup
atau mati, dapat dilakukan dengan pemeriksaan luar dan pemeriksaan
dalam.
1) Pemeriksaan luar
Pada bayi yang lahir hidup, pada pemeriksaan luar tampak
dada bulat seperti tong. biasanya tali pusat masih melengket ke
perut, berkilat dan licin. Kadang-kadang placenta juga masih
bersatu dengan tali pusat. Warna kulit bayi kemerahan.
2) Pemeriksaan dalam
Insisi pada autopsi sedikit berbeda dengan orang dewasa.
Insisi pada bayi dimulai dari perut agar terlihat letak sekat
rongga dada (diaphragma). Penentuan apakah seorang anak itu
dilahirkan dalam keadaan hidup atau mati, pada dasarnya
adalah sebagai berikut:
o Adanya udara di dalam paru-paru.
o Adanya udara di dalam lambung dan usus,
o Adanya udara di dalam liang telinga bagian tengah, dan
o Adanya makanan di dalam lambung.
Paru-paru yang sudah mengembang karena terisi udara
pernafasan dapat diketahui dari ciri-ciri seperti tersebut di
bawah ini yaitu:
o memenuhi rongga dada sehingga menutupi sebagian
kandung jantung
o berwarna merah unggu atau merah muda, dan tidak
homogen
o memberikan gambaran mozaik atau seperti marmer
karena adanya berbagai tingkatan aerasi atau pengisian
udara dan darah
o tepi paru-paru tumpul
o pada perabaan teraba derik udara (krepitasi), yang bila
perabaan ini dilakukan atas sepotong kecil jaringan paru
yang dibenamkan dalam air akan tampak gelembung-
gelembung udara
o pada pemotongan jaringan paru, bila dipencet terlihat
keluar darah bercampur buih
o pemeriksaan mikroskopik (patologi anatomi) yang hanya
dilakukan pada keadaan tertentu saja (meragukan), akan
memperlihatkan adanya pengelembungan dari alveoli
yang cukup jelas (seperti sarang tawon)
o Untuk menentukan apakah bayi pernah bernafas dapat
dilakukan test hydrostatik atau test apung paru
(docimacia pulmonum hydrostatica), akan memberikan
hasil yang positif. Pemeriksaan ini berdasarkan fakta
bahwa berat jenis paru-paru yang belum bernafas berkisar
antara 1.040 – 1.056, sedangkan paru-paru yang sudah
bernafas 0,940 akibat udara pernafasan telah memasuki
alveoli. Oleh karena itu paru-paru yang belum bernafas
akan tenggelam sedangkan yang sudah bernafas akan
mengapung.
o Pada bayi yang telah mengalami pembusukan lanjut,
pemeriksaan ini tidak berguna lagi. Bila masih baru
mengalami pembusukan, test apung paru ini masih bisa
dipakai, karena udara pembusukan akan keluar bila
jaringan paru-paru ditekan, sedangkan udara pernafasan
dalam alveoli tetap disana, atu hanya sedikit yang keluar.5
d. Tanda-tanda perawatan
Penentuan ada tidaknya tanda-tanda perawatan sangat penting
artinya dalam kasus pembunuhan anak, oleh karena dari sini dapat diduga
apakah kasus yang dihadapi memang benar kasus pembunuhan anak
seperti apa yang dimaksud oleh undang-undang, atau memang kasus lain
yang mengancam hukuman yang berbeda.
Adanya tanda-tanda perawatan menunjukkan telah ada kasih
sayang dari si-ibu dan bila dibunuhnya tidak lagi termasuk kasus
infanticide, tetapi termasuk kasus pembunuhan biasa.
Adapun anak yang baru dilahirkan dan belum mengalami
perawatan dapat diketahui dari tanda-tanda sebagai berikut:
1) Tubuh masih berlumuran darah,
2) Ari-ari (placenta), masih melekat dengan tali pusat dan masih
berhubungan dengan pusar (umbilicus),
3) Bila ari-ari tidak ada, maka ujung tali pusat tampak tidak beraturan,
hal ini dapat diketahui dengan meletakkan ujung tali pusat tersebut
ke permukaan air,
4) Adanya lemak bayi (vernix caseosa), pada daerah dahi serta di
daerah yang mengandung lipatan-lipatan kulit, seperti daerah lipat
ketiak, lipat paha dan bagian belakang bokong.
Pada seorang anak yang telah mendapat perawatan tentunya akan
memberikan gambaran yang jelas, dimana tubuhnya sudah dibersihkan,
tali pusat telah dipotong dan diikat, daerah-daerah lipatan kulit telah
dibersihkan dari lemak bayi dan tidak jarang si-anak telah diberi
pakaian atau pembungkus agar tubuhnya menjadi hangat.5
e. Penyebab kematian bayi
Penyebab kematian bayi dapat diketahui bila dilakukan autopsi,
dari autopsi tersebut dapat ditentukan apakah bayi tersebut lahir mati, mati
secara almiah, akibat kecelakaan atau akibat pembunuhan.
Penyebab kematian alamiah antara lain:
1) Prematuritas.
2) Kelainan kongenital, misalnya: sifilis, jantung.
3) Perdarahan / trauma lahir.
4) Kelainan bentuk / anatomi, misalnya: anecephalus.
5) Kelainan plasenta, misalnya: plasenta previa.
6) Erythroblastosis foetalis dan lain-lain.
Penyebab kematian akibat kecelakaan dapat terjadi di waktu lahir
atau sesudah lahir. Pada waktu proses kelahiran, kematian dapat terjadi
karena partus yang lama, prolaps tali pusat, terlilitnya tali pusat. Beberapa
saat sebelum dilahirkan, misalnya: trauma pada perut ibu hamil akibat
tersepak, jatuh dari tempat yang tinggi, dan lain-lain.
Kematian yang diakibatkan oleh tindakan kriminal atau
pembunuhan, dilakukan dengan mempergunakan kekerasan atau memberi
racun terhadap bayi tersebut. Cara yang digunakan untuk membunuh anak
antara lain:
1) Pembekapan, menutup hidung dan mulut dengan telapak tangan,
menekan dengan bantal, selimut dan lain-lain.
2) Penekanan dada, sehingga mengganggu pergerakan pernafasan.
3) Dengan menjerat leher bayi (strangulasi). Kadang-kadang dengan
memakai tali pusat.
4) Dengan menenggelamkan bayi.
5) Menusuk fontanella, epicanthus mata, ubun-ubun besar, ubun-ubun
kecil, jantung, sumsum tulang dengan menggunakan jarum atau
peniti.
6) Memukul kepala bayi atau melintir kepala bayi.
7) Memberi obat-obatan, seperti: opium, arsen dan lain-lain misalnya
dengan mengoleskan opium di sekitar putting susu, lalu diisap oleh
bayi tersebut.
8) Begitu bayi lahir, dibungkus dan dimasukkan ke dalam kotak
kemudian dibuang.
Cara atau metode yang banyak dijumpai untuk melakukan tindakan
pembunuhan anak adalah cara atau metode yang menimbulkan mati lemas
(asfiksia) seperti: penjeratan, pencekikan dan pembekapan serta
pembenaman ke dalam air. Adapun cara atau metode yang lain seperti
menusuk atau memotong serta melakukan kekerasan dengan benda tumpul
relatif lebih jarang dijumpai.5
d. ukuran rahim = saat post partum setinggi pusat, 6-7 hari post partum
setinggi
tulang kemaluan
b. inversio uteri (rahim terbalik) yaitu bagian dalam rahim menjadi keluar,
lebih-lebih
bila tali pusat pendek
c. robekan tali pusat anak yang biasanya terdapat pada anak atau pada tempat
lekat tali
pusat. Robekan ini harus tumpul dibuktikan dengan pemeriksaan
histopatologis
d. luka pada kepala bayi menyebabkan perdarahan di bawah kulit kepala,
perdarahan
di dalam tengkorak
Pemeriksaan histopatologi yaitu sisa plasenta dalam darah yang berasal dari
rahim. Upaya membuktikan seorang tersangka ibu sebagai ibu dari anak yang
diperiksa adalah suatu hal yang paling sukar. Beberapa cara dapat digunakan,
yaitu:
Hal ini juga sulit karena tidak adanya golongan darah ayah. Ekslusi hanya
dapat ditegakkan bila 2 faktor dominan terdapat bersama-sama pada satu
individu sedang individu lain tidak mempunyai sama sekali. Contohnya adalah
bila golongan AB sedangkan si anak golongan O atau sebaliknya. Penggunaan
banyak jenis golongan darah akan lebih memungkinkan mencapai tujuan, tetapi
oleh karena kendala biaya maka cara ini tidak merupakan prosedur rutin.
3. Pemeriksaan DNA
Cara ini merupakan cara yang canggih dan membutuhkan dana yang besar.4,5
5. AIK
Islam telah mengatur hak-hak anak, salha satu hak mendasar seorang anak adalah
hak untuk hidup. Islam mengharamkan kepada orang tua yang membunuh
anaknya demi melindungi dan menjaga hak-hak tersebut. Ayah dan ibu tidak
boleh merenggut hidupnya sianak baik dengan membunuh ataupun dengan
menanam hidup-hidup. Sesuai dengan firman Allah SWT Surat Al Isra’ ayat 31 :