Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN

PRAKTIKUM KELARUTAN

KELOMPOK 6 : KELAS : 1F – D3 TEKNIK KIMIA

1. MAYANG SARI 1831410115


2. MOH. SYAFIUDIN MILENIO 1831410163
3. NOVITA DWI ANGGRAINI 1831410012

1. TUJUAN
1. Menentukan kelarutan zat
2. Menghitung panas kelarutan differensial pada larutan jenuh
2. SKEMA KERJA
(terlampir)
3. HASIL PERCOBAAN
Tabel 3.1 Standarisasi larutan NaOH dengan menggunakan asam oksalat
No. Volume larutan asam oksalat 0.1 N (mL) Volume larutan NaOH (mL)

1. 25 18

2. 25 17.9

V rata-rata NaOH 17.95

Tabel 3.2 Titrasi NaOH terhadap larutan asam oksalat jenuh pada berbagai suhu
No. Suhu (⁰C) Volume NaOH (mL) V rata-rata NaoH (mL)

I II

1. 5 11.2 11.1 11.15

2. 10 12.2 12 12.1

3. 15 13.9 14 13.95

4. 20 18.4 18.5 18.45

Tabel 3.4 Kelarutan asam oksalat pada berbagai suhu

Suhu (˚C) 20 15 10 5
massa larutan+erlenmeyer (gram) 141.323 160.632 161.034 160.531
massa erlenmeyer (gram) 130.116 149.52 149.52 149.52
massa larutan (gram) 11.207 11.112 11.514 11.011
V1 (ml) 18.45 13.95 12.1 11.15
N1 (N) 1.3933 1.3933 1.3933 1.3933
V2 (ml) 10 10 10 10
N2 (N) 2.5706 1.9437 1.6859 1.5535
M2 (M) 1.2853 0.9718 0.8429 0.7768
n ( mol) 0.0129 0.0097 0.0084 0.0078
W (gram) 1.1568 0.8746 0.7587 0.6991
P (gram) 10.0502 10.2371 10.7553 10.3119

Tabel 3.4 Data untuk grafik log Ms terhadap 1/T

Molalitas solut
T (˚C) T (K) 1/T log ms
(ms)
20 293 0.003412969 1.278897563 0.10683576
15 288 0.003472222 0.949294678 -0.022598954
10 283 0.003533569 0.783746363 -0.105824461
5 278 0.003597122 0.753269394 -0.123049678

4. PEMBAHASAN SINGKAT
Kelarutan diartikan sebagai konsentrasi bahan terlarut dalam suatu larutan jenuh pada
suatu suhu tertentu. Secara kuantitatif, kelarutan didefinisikan sebagai konsentrasi zat terlarut
dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu, dan secara kualitatif didefinisikan sebagai interaksi
spontan dari dua atau lebih zat untuk membuat dispersi molekuler homogen. Berdasarkan tingkat
kejenuhannya, larutan dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu larutan tidak jenuh, larutan jenuh,
dan larutan lewat jenuh. Larutan jenuh adalah larutan yang didalamnya terjadi kesetimbangan
dinamis antara zat yang melarut dan mengendap. Larutan tidak jenuh yaitu larutan yang
mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh atau
larutan yang partikel-partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi. Sedangkan larutan
lewat jenuh merupakan kesetimbangan dinamis, kesetimbangan tersebut dapat bergeser bila suhu
dinaikkan. Kelarutan zat padat dalam larutan pada umumnya bertambah bila suhu dinaikkan,
proses pelarutan tersebut bersifat endotermik, Akan tetapi, beberapa zat berlaku sebaliknya
kelarutan zat padat dalam larutan bertambah bila suhunya diturunkan yang disebut eksotermik.
Pada praktikum ini, pertama yang dilakukan adalah standarisasi larutan NaOH 1 N yang
telah dibuat, standarisasi menggunakan larutan asam oksalat 0.1 N dan dapat dihitung normalitas
dari NaOH adalah 1.3933 N. Percobaan selanjutnya yaitu untuk mengetahui kelarutan asam
oksalat jenuh dalam berbagai suhu, variabel suhu yang digunakan adalah 5 ⁰C, 10 ⁰C,15 ⁰C, dan
20 ⁰C. Hasil kelarutan dari percobaan ini, kelarutan asam oksalat pada suhu 5 ⁰C yaitu 0.6991
gram/10 mL, 10 ⁰C yaitu 0.7587 gram/10 mL, 15 ⁰C yaitu 0.8746 gram/10 mL, dan 20 ⁰C yaitu
1.1568 gram/10 mL. Berikut hasil grafik kelarutan asam oksalat dalam berbagai suhu.
Grafik Kelarutan dalam berbagai suhu
1.4
1.2
1

gram/10 mL
0.8
0.6
0.4
0.2
0
5 10 15 20
Suhu (⁰C)

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa suhu mempengaruhi kelarutan asam oksalat.
Semakin tinggi suhu maka semakin banyak zat yang terlarut dan sebaliknya. Jika suhu dinaikkan,
maka kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Sehingga pergerakan partikel-
partikel pereaksi makin cepat, makin cepat pergerakan partikel akan menyebabkan terjadinya
tumbukan antar zat pereaksi makin banyak selain itu semakin cepat pergerakan partikel
maka semakin renggang jarak antar partikel sehingga semakin banyak zat pereaksi yang mengisi
kerenggangan jarak antar partikel, sehingga zat mudah untuk larut.
Pada percobaan ini dapat ditentukan panas kelarutan differensial (ΔHds) dengan
persaamaan:
d Log ms (ΔHds)
1 =− +C
d( ) R
T
Dengan anggapan tersebut, harga (ΔHds) dapat dihitung dari slop plot antara log ms terhadap 1/T.
(ΔHds) adalah pelarutan differensial pada keadaan larutan jenuh untuk suhu dan tekanan tertentu.
Panas pelarutan adalah panas yang diserap apabila 1 mol padatan dilarutkan dalam larutan yang
mendekati jenuh atau hamper jenuh. Dari hasil percobaan dapat digambarkan pada grafik berikut.

Grafik log ms terhadap 1/T


0.15

0.1

0.05

0
log ms

0.0034 0.00345 0.0035 0.00355 0.0036 0.00365 log ms


-0.05
Linear (log ms)
-0.1

-0.15 y = -1252.4x + 4.3524


R² = 0.8947
-0.2
1/T

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa asam oksalat mempunyai panas kelarutan positif
atau bersifat endoterm yaitu sebesar 2.7309936 kJ/mol.
5. KESIMPULAN
1. Percobaan ini dihasilkan kelarutan asam oksalat pada suhu 5 ⁰C yaitu 0.6991 gram/10 mL, 10
⁰C yaitu 0.7587 gram/10 mL, 15 ⁰C yaitu 0.8746 gram/10 mL, dan 20 ⁰C yaitu 1.1568 gram/10
mL.
2. Panas kelarutan differensial pada larutan jenuh asam oksalat pada larutan jenuh adalah
2.730993603 kJ/mol.
Perhitungan:

1. Menghitung Normalitas NaOH


N1 x V1 = N2 x V2
0.1 x 25 = N2 x 17.95
N2 = 1.3933 N
2. Menghitung kelarutan asam oksalat dalam berbagai suhu
a) Suhu 5 ⁰C
N1 x V1 = N2 x V2
1.3933 x 11.15 = N2 x 10
N2 = 1.5535 N
M2 = 1.5535 x 0.5
= 0.7768 M
M x V (mL)
n = 1000
0.7768 x 10 (mL)
= 1000
= 0.007768 mol
W = n x Mr(C2H2O4)
= 0.007768 mol x 90 gram/mol
= 0.6991 gram
b) Suhu 10 ⁰C
N1 x V1 = N2 x V2
1.3933 x 12.1 = N2 x 10
N2 = 1.6859 N
M2 = 1.6859 x 0.5
= 0.8429 M
M x V (mL)
n = 1000
0.8429 x 10 (mL)
= 1000
= 0.008429 mol
W = n x Mr(C2H2O4)
= 0.008429 mol x 90 gram/mol
= 0.7587 gram
c) Suhu 15 ⁰C
N1 x V1 = N2 x V2
1.3933 x 13.95 = N2 x 10
N2 = 1.9437 N
M2 = 1.9437 x 0.5
= 0.9718 M
M x V (mL)
n = 1000
0.9718 x 10 (mL)
= 1000
= 0.009718 mol
W = n x Mr(C2H2O4)
= 0.009718 mol x 90 gram/mol
= 0.8746 gram
d) Suhu 20 ⁰C
N1 x V1 = N2 x V2
1.3933 x 18.45 = N2 x 10
N2 = 2.5706 N
M2 = 2.5706 x 0.5
= 1.2853 M
M x V (mL)
n = 1000
1.2853 x 10 (mL)
= 1000
= 0.0129 mol
W = n x Mr(C2H2O4)
= 0.0129 mol x 90 gram/mol
= 1.1568 gram
3. Menghitung panas differensial berdasarkan grafik log ms terhadap 1/T
Slope = -1252
R = 0.9455
(ΔHds)
Slope =- 2.30R
∆HDS = - (Slope x 2.30R)
=- (-1252 x (2.30 x 0.9455)
= 2730.9936 J/mol
= 2.7309936 kJ/mol

Anda mungkin juga menyukai