PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap organisasi mempunyai budaya yan berbeda beda. Hal inilah yang
membedakan antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Budaya sebuah
organisasi ada yang sesuai dengan anggota atau karyawan baru, ada juga yang tidak
sesuai sehingga memungkinkan seorang anggota atau karyawan baru yang merasa tidak
cocok dengan budaya organisasi tersebut harus dapat menyesuaikan kalau dia ingin
bertahan di organisasi tersebut.Budaya organisasi ini dapat membuat suatu organisasi
menjadi terkenal dan bertahanlama. Yang menjadi masalah adalah tidak semua budaya
organisasi dapat menjadi pendukungorganisasi tersebut.
Dalam makalah ini akan dibahas pokok pokok tentang organisasi, untuk
meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan tentang organisasi. Selain pengertian
organisasi disini juga akan dibahas:
1. Pentingnya organisasi dalam kehidupan manusia seta didalamnya berisi ciri ciri
organisai yang prima dan cara mencapai keberhasilan dalam organisasi.
2. Strruktur organisasi
3. Budaya Kualitas dan Rekayasa Ulang Budaya
Budaya Organisasi
Fungsi dan Dinamika Budaya Organisasi
Pembentukan Budaya Organisasi
Kekuatan Budaya Organisasi
4. Budaya Kualitas dan Rekayasa Ulang Budaya
5. Proses transformasi budaya
6. Revitalisasi budaya organisasi
7. Budaya Perusahaan yang Unggul (Good Culture)
8. Penolakan Terhadap Perubahan Budaya
1|Page
BAB II
2|Page
kinerja organisasi. Keberadaan format organisasi dan prinsip-prinsip
perancangannya telah diuji melalui sejarah pengembangan organsasi yang
modern.
Organisasi Bisnis Internal
Umumnya tabel organisasi memperlihatkan:
Bagian-bagian yang berbeda (divisi atau departemen) dari suatu
organisasi dan bagaimana mereka menyesuaikan diri bersama
Siapa yang diharapkan menjadi bos mereka atau supervisor
Umumnya table organisasi tidak memperlihatkan :
Organisasi yang tidak formal
Perbedaan yang benar antara staf dan yang berkedudukan sejajar
Semua garis komunikasi
Seberapa besar kekuasaan dari suatu pekerjaan yang dia pegang
Contoh struktur Organisasi Perusahaan secara Umum:
1. Budaya Organisasi
3|Page
nilai tambah dan manfaat bagi stakehoulders yang meliputi para pemegang
saham, karyawan, mitra kerja, dan masyarakat pada umumnya. Untuk
mewujudkan nilai-nilai tambah dan manfaat tersebut, perusahaan harus
mempunyai, visi, misi, tujuan, strategi, program kerja yang terencana dan
terfokus, serta berkesinambungan.
4|Page
perusahaan, dari karyawan dan akhirnya meningkatkan keuntungan
perusahaan.
5|Page
4. Kekuatan Budaya Organisasi
Ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam melakukan perubahan budaya
adalah sebagai berikut.
6|Page
negatif. Untuk mengubah budaya organisasi dari yang tradisional menjadi budaya
kualitas dipelukan langkah-langkah sebagai berikut.
7|Page
Asesmen
Asesmen merupakan diagnosa untuk memahami bagaimana kondisi budaya
perusahaan yang ada. Asesmen akan menghasilkan pemetaan budaya yang
memberikan arah bagi kebijakan yang diambil dalam transformasi budaya.
Biasanya asesmen dilakukan dengan analisis SWOT.
Inventaris Nilai Budaya
Melakukan inventaris nilai budaya yang ada, baik secara sampling, sensus,
atau Delphi. Inventaris akan menghasilkan kodifikasi nilai-nilai budaya.
Menemukan Keunggulan Budaya yang Sudah Dimiliki
Hal ini untuk mengetahui seberapa jauh budaya yang ada mendukung
kemajuan organisasi dan memastikan agar organisasi dijaga kinerjanya.
Misalnya dengan cara melakukan tukar pikiran antara para anggota
organisasi, baik secara formal maupun informal.
Evaluasi Kontribusi pada Keunggulan Perusahaan Saat Ini
Biasanya yang sulit diukur adalah kontribusi SDM dan budaya organisasi
pada keunggulan perusahaan. Oleh karena itu, dilakukan evaluasi budaya
organisasi pada keunggulan perusahaan supaya didapatkan hasil pemilihan
nilai budaya yang relevan dengan keunggulan perusahaan.
Rumuskan Tantangan Bisnis Minimal 5 Tahun Kedepan
Merumuskan tantangan bisnis 5 tahun kedepan yang dikorelasikan dengan
visi organisasi.
Rumuskan Secara Simulatif Budaya yang Diperlukan di Masa yang Akan
Datang
Dilakukan simulasi untuk merumuskan budaya yang diperlukan, misalnya
meletakkan future culture value sebagai present cultural value.
8|Page
Masukkan Nilai Baru
Apabila berhasil dalam pengujian budaya, maka mulai ditanamkan budaya
baru. Proses ini dilakukan secara mandiri oleh sampel dengan tujuan agar
proses pertumbuhan budaya baru berjalan secara alami, bukan karena aturan
perusahaan. Pemasukan nilai budaya baru dapat dilakukan secara
bersamaan,dengan catatan, dapat melakukan penyerapan dan adaptasi
dengan baik. Apabila tidak mampu atau dirasa berat, maka pemasukan nilai
budaya harus dilakukan satu per satu.
Sesuaikan, Kuatkan, dan Jaga
Budaya berkenaan dengan nilai. Jika sudah tertanam maka budaya itu harus
disesuaikan, dikuatkan proses pertumbuhannya dan selanjutnya dijaga agar
tidak layu dan mati. Untuk menyesuaikan, menguatkan, dan menjaga
budaya tersebut, ada beberapa mekanisme diantaranya adalah, peraturan
perusahaa, system SDM, dan etika perusahaan.
Lakukan Pengendalian Agar Tidak Terjadi Komplikasi Budaya atau
Keterkejutan Budaya
Dalam pengembangan budaya organisasi setalah disesuaikan dan tumbuh
adalah dikendalikan. Sering kali kegagalan dalam pengembangan budaya
organisasi bukan pada proses penyesuaian melainkan mengabaikan
pengendalian. Pengendalian dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi
konflikasi budaya antara budaya lama dengan budaya baru atau budaya
individu dengan budaya organisasi. Kemudian untuk menjaga agar jika ada
keterkejutan budaya, tidak sampai merembet ke tempat lain, dan proses
penyesuaian menjadi seperti yang dikehendaki.
9|Page
Organizational Culture Development (COCD) menemukan beberapa nilai
budaya yang bersifat generic yang dapat diacu sebagai formula dasar nilai
budaya organisasi untuk membangun keunggulan kompetitif yaitu:
Integritas
Integritas menunjukkan kepada diri, organisasi, dan lingkungan,
bahwa kita mempunyai identitas atau jati diri. Identitas memberi
makna pada kemanusiaan kita dan menjadikan kita mempunyai
motivasi berkarya yang terbaik.
Pembelajar
Kegagalan sebagian besar orang Indonesia dalam mempertahankan
keberhasilannya rata-rata diakibatkan rasa puas diri yang cepat yang
tidak mau belajar, padahal dunia berubah dengan cepat. Tanpa
budaya, maka bagi seorang pembelajar jangan berharap organisasi
akan selamat di tengah persaingan yang ketat.
Kerja Sama Tim
Organisasi di Indonesia kurang mempunyai nilai yang memampukan
sifat-sifat positif budaya. Nilai tersebut adalah kerja sama tim ,
dimana sebuah tim yang diciptakan terdiri atas tenaga kerja
professional dengan keahlian berbeda dan saling melengkapi agar
bisa menjadi sebuah institusi berkemampuan yang lebih lengkap.
10 | P a g e
broad of the company, the means of attaining those objectives and monitoring
performance.
2. Menurut Cadbury Committee (dalam Soekrisno Agoes, 2005:10), A set of rules
that define the relationship between shareholders, manager, creditors, the
government, employee and internal and external stakeholders in respect to their
rights and responsibility.
3. Menurut Donaldson dan Davis (dalam Soekrisno Agoes, 2005:10). The structure
whereby managers at organizational apex are controlled through the board of
director, its associated structures, executive’s incentive, and other schemes of
monitoring and bonding.
11 | P a g e
terbukti dapat meningkatkan kinerja sekitar 30% di atas tingkat pengembalian
yang normal (rate of return).
12 | P a g e
Untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan perlu diterapkan
langkah-langkah yang dapat mempermudah perubahan. Langkah-langkah ini
dijelaskan sebagai berikut :
a. Pendukung perubahan terlalu berfokus hanya pada hasil dan manfaat yang
diharapkan.
b. Pendukung perubahan sering kali tidak menyadari bagaimana para
penentang potensial mempersiapkan perubahan yang diusulkan.
c. Pendukung perubahan sering kali tidak sadar terhadap perhatian atau
keprihatinan para penentang.
2. Memahami Persoalan Para Penentang Potensial
Memiliki sikap empati atau menempatkan diri pada sisi pandang dan posisi para
penentang. Ada beberapa alas an yang mendasari penolakan terhadap perubahan,
yaitu seperti berikut.
a. Keterkejutan dan kekhawatiran akan sesuatu yang tidak diketahui. Nila
perubahan yang inovatis atau secara radikal berbrda diperkenalkan tanpa
pe,beritahuan sebelumnya, maka para karyawan yang dipengaruhi
perubahan tersebut khawatir akan implikasinya.
b. Iklim ketidakpercayaan atau kecurigaan. Sikap saling cy=uriga dapat
mengakibatkan pelaksanaan rencana perubahan tidak berjalan lancer
sekalipun rencana tersebut sangat baik.
c. Takut gagal. Perubahan pekerjaan yang bersifat intimidasi dapat
menyebabkan para karyawan peragukan kemampuan merekasendiri. Hal ini
dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan diri serta terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan pribadu karyawan.
d. Kehilangan status dan atau keamanan pekerjaan. Perubahan-perubahan
administratif atau teknoligi yang mengancam kekuasaan atau mengeliminasi
pekerjaan tertentu umumnya akan menjadi pemicu terbentuknya penolakan
yang kuat.
e. Pekerjaan yang lebih banyak. Kadangkala perubahan berarti semakin
banyak perubahan, paling tidak pada permulaannya. Hal ini karena orang
harus mempelajari informasi lebih banyak atau meningkatkan keterampilan
baru sebelim mengadakan perubahan. Untuk periode yang tidak diketahui
lamanya mereka bekerja lebih lama.
f. Tekanan rekan kerja. Seorang yang tidak secara langsung dioengaruhi oleh
suatu perubahan bias saja secara aktif menolaknya untuk melindungi
kepentingan-kepentingan teman dan rekan kerjanya.
13 | P a g e
g. Gangguan terhadap tradisi budaya dan atau hubungan kelompok. Bilamana
seseorang ditranfer, dipromosikan, atau ditugaskan kembali, dinamika
budaya dan kelompok akan mengalami ketidakseimbangan.
h. Konflik kepribadian. Kepribadian dari ageen perubahan dapat
mempengaruhi penolakan terhadap perubahan. Bila agen tersebut tidak
disukai, maka penolakan yang timbul akan semakin besar.
i. Kurangnya arah dan atau waktu yang tidak tepat. Perubahan yang dilakukan
dengan cara yang tidak pantas atau dalam waktu yang tidak tepat dapat
menimbulkan penolakan.
3. Melaksanakan Strategi Mengembangan Perubahan
Untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan, Juran merekomendasikan
strategi-strategi berikut untuk diterapkan.
a. Libatkan para penolak potensial. Dengan melibatkan mereka dalam tahap
perencanaan perubahan, maka organisasi dapat menjamin bahwa mereka
memahaminya dan memiliki kesempatan untuk mengungkapkan pandangan
dan persoalannya mengenai perubahan itu. Keterlibatan ini juga dapat
menimbulkan rasa kepemilikan dalam perubahan, yang pada gilirannya dapat
mengubah para penolak menjadi pendukung perubahan.
b. Hindarilah kejutan-kejutan. Perubahan bersifat tidak dapat diramalkan dan
mengandung ketidakpastian. Hal inimenyebabkan orang menolak perubahan.
Oleh karena itu, sebaiknya para penolak potensial dilibatkan dalam proses
perubahantersebut sehingga mereka tidak mengalami kejutan.
c. Mulailah secara perlahan pertama kali. Untuk mendapatkan dukungan dari
para penolakpotensial, organisasi perlu memberikan waktu kepada mereka
untuk mengevaluasi usulan perubahan, mengungkapkan permasalahannya,
,mempertimbangkan manfaatnya, dan mencari cara untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi.
d. Mulailah dari yang kecil dan bersikaplah luwes. Perubahan akan dapat lebih
diterima bila para pendukungnya mulai dari yang kecil dan bersikap luwes
untuk meninjau kembali strategi yang tidak berjalan sebagaimana yang
diharapkan.
e. Ciptakan lingkungan yang positif. Lingkungan tempat terjadinya perubahan
ditentukan oleh system kompensasi dan penghargaan serta contoh yang
ditetapkan oleh para manajer. Oleh karena itu, perlu dikembangkan system
kompensasi dan penghargaan yang dapat mengimbangi risiko yang dihadapi,
serta penghargaan atas ide-ide perbaikan meskipun bila ide itu tidak berhasil.
f. Masukkanlah perubahan tersebut. Perubahan akan dapat diterima dengan
lebih mudah bila dimasukkan dalam budaya organisasi yang sudah ada.
g. Berikan quid pro qua. Strategi mengandung pengertian bahwa bila
memerlukan sesuatu, berikanlah pula sesuatu. Misalnya perubahan menuntut
usaha ekstra dari sebagian karyawan selama periode waktu tertentu, maka
14 | P a g e
organisasi harus memberikan kompensasi tambahan atas perubahan itu.
Dengan demikian, para karyawan tersebut akan merasakan dihargai
h. Berikan tanggapan dengan cepat dan secara positif. Bila para penolak
potensial mengajukan pertanyaan atau mengungkapkan persoalannya, maka
para pendukung harus memberikan tanggapan secara positif. Dengan
demikian, persoalan yang adadapat teratasi sebelum menjadi suatu masalah.
Selain itu, hal ini juga menunjukkan bahwa setiap persoalan karyawan
dianggap penting.
i. Berjalan dengan pemimpin-pemimpin yang diakui. Dalam setiap organisasi
ada orang yang dianggap sebagai pemimpin. Pemimpin ini bias orang yang
berkedudukan tertentu (penyelia, manajer madya, ketua tim, dll) dan bias juga
oemimpin informal (karyawan yang sangat duhargai karena pengalaman atau
pengetahuan dan keterampilan yang tinggi). Dukungan dari para pemimpin
ini sangat penting karena karyawan lain menjadikan mereka sebagai panutan.
Cara terbaik untuk mendapatkan dukungan mereka adalah dengan melibatkan
mereka dalam perencanaan perubahan dari tahap permulaan.
j. Hargai dan hormati setiap orang. Strategi ini sangat mendasar dalam segaka
aspek total kualitas dan membutuhkan perilaku yang menghatgai sumber dara
manusia sebagai sumber daya organisasi yang paling tinggi daripada yang
lainnya.
k. Bersikaplah konstruktif. Perubahan tidak bdilakukan semata-mata hanya
untuk berubah, tetapi dilakukan untuk perbaikan secara ters-menerus. Karena
itu, harus dimulai secara konstruktif dari perspektif bagaimana perubahan
tersebut dapat menghasilkan perubahan.
15 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap organisasi mempunyai budaya yang berbeda-beda. Tidak ada dua
organisasi yang mempunyai budaya yan sama persis. Hal ini biasanya sangat
berpengaruh pada pimpinan organisasi tersebut, jika perusahaan dipimpin
oleh orang yang berbeda maka pencapainnya pun juga berbeda. Budaya
organisasi memiliki peran yang penting dalam memajukan sebuah
perusahaan. Karena hal ini mencakup semangat kerja karyawan, sikap, dan
tingkat produktivitas. Selain itu, budaya organisasi juga mencakup
pemahaman budaya yang dicapai melalui interaksi yang terjadi antar
karyawan dengan pihak manajemen.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan di atas.
16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Nn. 2015. Modul Ajar Sistem Manajemen Mutu. Malang: Politeknik Negeri
Malang.
Nasution, M. Nur. 2015. System Manajemen Mutu Terpadu. Surabaya: Ghalia
Indonesia
17 | P a g e