Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN

PENYULUHAN PADA PASIEN

PUSKESMAS TAMAN
TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : dr. RACHMAD SUDARTO
NIP : 19680110 200801 1 009
Jabatan : Plt. Kepala Puskesmas Taman

Mengesahkan Panduan Penyuluhan Kesehatan pada Pasien

Sidoarjo, 01 Desember 2018


Plt. KEPALA PUSKESMAS TAMAN

dr. RACHMAD SUDARTO


NIP.19680110 200801 1 009

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT. atas melimpahnya karunia
yang di berikan, sehingga kami dapat menyelesaikan buku pedoman penyuluhan
pasien Puskesmas Taman.
Penyusunan buku pedoman ini sebagai gambaran dan acuan penyuluhan pada
pasien yang menjelaskan tentang pelayanan penyuluhan pasien yang dilakukan di
dalam gedung Puskesmas Taman.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam kegiatan penyuluhan pada pasien di Puskesmas Taman, semoga
panduan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Kami menyadari dalam penyusunan panduan penyuluhan pasien ini masih
banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik sangat kami harapkan guna perbaikan
di masa mendatang agar menjadi lebih baik.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

PENGESAHAN ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I DEFINISI....................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP....................................................................................... 2
BAB III TATA LAKSANA.......................................................................................... 3
BAB IV DOKUMENTASI......................................................................................... 4

3
BAB I
DEFINISI
A. Pendahuluan

Pendidikan pasien dan keluarga di Puskesmas khususnya untuk individu-


individu yang sedang memerlukan pengobatan dan atau perawatan. Selain itu
promosi kesehatan ditujukan kepada pengunjung Puskesmas, baik pasien rawat
jalan maupun keluarga pasien yang mengantar atau menemani pasien di
Puskesmas karena keluarga pasien diharapkan dapat membantu menunjang
proses penyembuhan dan pemulihan pasien.

Pemberdayaan pasien dan keluarganya dalam kesehatan dimaksudkan


apabila pasien sudah sembuh dan kembali ke rumahnya, mereka mampu
melakukan upaya-upaya preventif dan promotif kesehatannya, terutama terkait
dengan penyakit yang telah dialaminya. Penerapan proses belajar kesehatan di
Puskesmas berarti semua pengunjung, baik pasien melalui informasi dari para
petugas Puskesmas, tetapi dari apa yang dialami, di dengar, dan dilihat di
Puskesmas. Sehingga, pendidikan mencakup informasi sumber-sumber di
komunitas untuk tambahan pelayanan dan tindak lanjur pelayanan apabila
diperlukan, serta bagaimana akses ke pelayanan emergensi bila diperlukan.
Pendidikan yang efektid dalam satu Puskesmas hendaknya disediakan format
visual dan elektronik, serta berbagai pembelajaran jarak jauh dan teknik lainnya.

B. Latar Belakang

Pendidikan kepada pasien / keluarga pasien merupakan salah satu cara


untuk meningkatkan outcome klinis yang optimal, namum perlu ada kerjasama
antara petugas kesehatan dan pasien/keluarga. Pendidikan yang efektif diawali
dengan asesmen kebutuhan pembelajaran pasien dan keluarganya. Asesmen ini
menjelaskan bukan hanya kebutuhan akan pembelajaran, tetapi juga bagaimana
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Pembelajaran akan lebih efektif

1
ketika disesuaikan dengan keyakinan, pilihan pembelajaran yang tepat, agama,
nilai budaya, dan kemampuan membaca, serta bahasa. Demikian juga ketika
ditemukan hal yang dibutuhkan dalam proses pelayanan pasien. Pendidikan
termasuk baik kebutuhan pengetahuan pasien selama proses pemberian
pelayanan maupun kebutuhan pasien setelah pulang untuk dirujuk ke pelayanan
kesehatan lain atau pulang ke rumah.
Pasien dan keluarganya harus mengetahui hal-hal yang terkait dengan
penyakit yang dideritanya seperti: penyebab penyakit, cara penularannya (bila
penyakit menular), cara pencegahannya, proses pengobatan yang tepat dan
sebagainya. Apabila pasien dan keluarganya memahami penyakit yang
dideritanya diharapkan akan membatu mempercepat proses penyembuhan dan
tidak akan terserang oleh penyakit yang sama.

C. Tujuan

Tujuan Umum
Mengembangkan perilaku kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan
masalah atau penyakit yang diderita oleh pasien yang bersangkutan Bagi
Keluarga

Tujuan Khusus
1. Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien. Dalam proses
penyembuhan penyakit, bukan hanya faktor obat saja, tetapi faktor psikologis
dari pasien, terutama penyakit tidak menular seperti jantung koroner,
hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jiwa dan sebagainya, faktor psikologis
sangat berperan. Dalam mewujudkan lingkungan psikososial ini maka peran
keluarga sangat penting. Oleh karena itu promosi kesehatan perlu dilakukan
juga bagi keluarga pasien.

2. Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit. Dengan melakukan


pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien mereka akan mengerahui dan

2
mengenal penyakit yang diderita oleh pasien (anggota keluarganya), cara
penularannya, dan cara pencegahannya. Keluarga pasien tentu akan
berusaha utnuk menghindari agar tidak terkena atau tertular penyakit seperti
yang diderita oleh anggota keluarga yang sakit tersebut,
3. Membantu agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain Keluarga
pasien yang telah memperoleh pengetahuan dan cara-cara penularannya,
maka keluarga tersebut diharapkan dapat membantu pasien atau
keluarganya yang sakit untuk tidak menularkan penyakitnya kepada orang
lain, terutama kepada orang lain, terutama kepada tetangga atau teman
dekatnya.

D. Sasaran
Pendidikan di Puskesmas pada intinya tidak terlepas dari pasien, keluarga
pasien dan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan. Sasaran yang
termasuk dalam ruang lingkup pendidikan ini adalah :
1. Penderita (pasien) pada berbagai tingkat penyakit.
2. Kelompok atau individu yang sehat seperti keluarga pasien
yang mengantarkan atau yang menemani pasien.
3. Petugas puskesmas, yang secara fungsional dapat dibedakan menjadi
petugas medis, paramedis, dan non medis, sedangkan secara struktural
dapat dibedakan menjadi pimpinan, tenaga administrasi dan tenaga
teknis. Apapun fungsinya dan strukturnya semua petugas mempunyai
kewajiban untuk melakukan promosi kesehatan untuk pengunjung
puskesmas baik pasien maupun keluarga, disamping tugas pokok
mereka. Oleh sebab itu sebelum mereka melakukan promosi kepada
pasien dan keluarga mereka harus dibekali kemampuan promosi
kesehatan

3
E. Ruang Lingkup Pedoman

Pelayanan KIE meliputi pelayanan kesehatan primer yang diberikan pada pasien
dan masyarakat yang meliputi :
1. Layanan Umum
2. Layanan KIA-KB
3. Layanan Sanitasi
4. Layanan Gigi
5. Layanan Gizi
6. Layanan psikologi
7. Unit Obat

F. Batasan Operasional
Batasan operasional diperuntukkan untuk pasien yang berkunjung ke
Puskesmas dan jaringannya.

4
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Tata Laksana
Informasi yang disampaikan mencakup penyakit, penggunaan obat,
peralatan medik, aspek etika di puskesmas dan Pola Hidup Bersih dan Sehat.
Berdasarkan sasaran promosi kesehatan, jenis kegiatan pendidikan pasien dan
keluarga dapat dilakukan dengan cara:
1. Individual (Bedside conseling )
Promosi kesehatan secara individu dilakukan dalam bentuk konseling. Konseling
dilakukan oleh dokter, dokter gigi, perawat, perawat gigi, ahli gizi, sanitarian
terhadap pasien atau keluarga pasien yang mempunyai masalah kesehatan
khusus, atau penyakit yang dideritanya.
2. Kelompok
Metode penyuluhan kelompok seperti ceramah dan diskusi kelompok terutama
ditujukan kepada individu sehat dan dilakukan di luar gedung pada saat petugas
lapangan turun melakukan posyandu, posyandu usila, survey/skrining penyakit,
dan lain-lain.
3. Massa
Bagi seluruh pengunjung puskesmas, baik pasien maupun keluarga pasien dan
tamu puskesmas, maka pendidikan kesehatannya adalah dengan menggunakan
metode penyuluhan massa seperti poster atau spanduk yang dipajang baik di
dalam maupun di luar gedung puskesmas

B. Jenis informasi yang disampaikan :

1. Penyakit
2. Penggunaan obat
3. Peralatan medik

5
4. Aspek etika di puskesmas
5. PHBS

BAB III
TATA LAKSANA

A. Metode penyuluhan pada pasien

Metode penyuluhan kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi


tercapainya suatu hasil penyuluhan kesehatan secara optimal. Metode
penyuluhan kesehatan menurut Notoadmojo (2007) yang dikemukakan antara
lain :

Metode Penyuluhan Kesehatan Untuk Perorangan (Individual)


Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina
perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan
perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap
orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan
penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain :
1. Bimbingan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya.
Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh
pengertian akan menerima perilaku tersebut.

2. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum
menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau

6
akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat,
apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

B. Faktor Yang Mepengaruhi Keberhasilan Penyuluhan Kesehatan

Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor penyuluh,


sasaran dan proses penyuluhan.
1. Faktor Penyuluh

Misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang akan dijelaskan,


dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil dan kurang dapat didengar serta
penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga membosankan.

2. Faktor Sasaran
Misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit menerima pesan yang
disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu
memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan
kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah
tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal
sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan perilaku.
3. Faktor proses dalam penyuluhan Misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai
dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan
keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah
sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga yang kurang, metoda yang
digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta bahasa yang
digunakan kurang dimengerti oleh sasaran

C. Alat Bantu Yang Menetukan Keberhasilan Penyuluhan Kesehatan:


1. Leafleat
2. Peraga
3. Gambar

7
BAB IV
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai