TINJAUAN PUSTAKA
2
3
atau tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair, yang umumnya dinyatakan
dalam satuan panjang. Head dapat bervariasi pada penampang yang berbeda,
tetapi pada kenyataannya selalu ada rugi energi. Head total pompa yang harus
disediakan untuk mengalirkan jumlah air seperti direncanakan dapat ditentukan
dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pompa.
Gambar 2.2: Karakteristik dari pompa yang bekerja secara tunggal, seri
dan parallel.
Sumber: (Sularso, Pompa dan Kompresor, Hal. 49)
Jadi head dan kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai kalau hanya
satu pompa saja yang dipakai, maka harus menggunakan dua buah pompa atau
lebih yang harus disusun secara seri atau parallel. Pada gambar di atas
menunjukkan kurva head terhadap kapasitas dari pompa-pompa yang mempunyai
karakteristik yang sama dipasang secara seri atau parallel. Dalam gambar ini
kurva untuk satu pompa tunggal diberi tanda 1 dan untuk susunan seri yang terdiri
dari dua buah pompa diberi tanda 2. Harga head kurva 2 diperoleh dari harga
head kurva 1 dan dikalikan dengan kapasitas yang sama. Kurva untuk susunan
parallel yang terdiri dari dua buah pompa, diberi tanda 3. Harga kapasitas kurva 3
ini diperoleh dari harga kapasitas pada kurva 2 dikalikan dua untuk head yang
sama.
5
b. Pompa volute
Bentuk rumah pompanya seperti rumah keong/siput (volute),
sehingga kecepatan aliran keluar bisa dikurangi dan dihasilkan
kenaikan tekanan.
2. Batang torak
Batang torak memudahkan torque dari motor ke impeller selama starup
dan operasi pompa.
3. Wadah (casing)
Fungsi utama wadah adalah menutup impeller pada penghisapan dan
pengiriman pada ujung dan sehingga berbentuk tangki tekanan. Tekanan pada
11
ujung penghisapan dapat sekecil sepersepuluh tekanan atmosfir dan pada ujung
pengiriman dapat dua puluh kali tekanan atmosfir pada pompa satu tahap.
Untuk pompa multi-tahap perbedaan tekanannya jauh lebih tinggi. Wadah
dirancang untuk tahan paling sedikit dua kali tekanan ini untuk menjamin
bataas keamanan yang cukup.
Fungsi wadah yang kedua adalah memberikan media pendukung dan
bantalan poros untuk batang torak impeller. Oleh karena itu wadah pompa
harus dirancang untuk:
Memberikan kemudahan mengakses ke seluruh bagian pompa
untuk pemeriksaan, perawatan dan perbaikan.
Membuat wadah anti bocor dengan memberikan kotak penjejal
Menghubungkan pipa-pipa hisapan dan pengiriman ke flens
secara langsung.
Mudah dipasang dengan mudah ke mesin penggerak (motor
listrik) tanpa kehilangan daya.
a. Stuffing box
Stuffing box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah
dimana poros pompa menembus casing.
b. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari
casing pompa melalui poros.
c. Shaft
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak
selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian
berputar lainnya.
d. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi
dam keausan pada stuffing box.
e. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
f. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen berputar, tempat kedudukan diffuser (guide vane),
inlet dan outlet nozle serta tempat memberikan arah aliran dari impeller
dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis
(single stage).
g. Eye of impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
h. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa
menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara
kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan
masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk
sebelumnya.
i. Casing wear ring
Casing wear ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan
yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang
13
Mekanisme dari kavitasi ini adalah berawal dari kecepatan air yang tinggi
sehingga tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya menurun. Karena
fluida mencapai titik didihnya maka menguap dan timbul gelembung-gelembung
yang pada kecepatan tinggi akan menabrak bagian sudu.
Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat
cair. Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa
maupun di dalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan yang
berkecepatan tinggi di dalam aliran, sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi.
Pada pompa misalnya, bagian yang mudah mengalami kavitasi adalah sisi
isapnya. Kavitasi akan timbul jika tekanan isapnya terlalu rendah. Kavitasi di
dalam pompa dapat mengakibatkan:
a. Suara yang berisik dan getaran dari pompa.
b. Performasi pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga pompa tidak
dapat bekerja dengan baik.
c. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus menerus dalam
jangka lama, maka permukaan dinding akan termakan sehingga menjadi
berlubang-lubang. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagai akibat dari
tumbukan gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus.
Karena kavitasi mengakibatkan banyak sekali kerugian pada pompa, maka
kavitasi perlu dihindari. Adapun cara-cara untuk mencegah kavitasi antara lain:
a. Tekanan gas diperbesar di dalam pipa-pipa dimana fluida yang mengalir
dipompakan.
b. Sebuah pompa booster dipasang pada ujung pipa isap.
c. Sebuah axial wheel atau helical wheel dipasang tepat di depan impeler pada
poros yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk membuat pusaran (whirl)
terhadap aliran.
15
t
Dimana :
Q = Kapasitas air (m3/s)
L = Tinggi permukaan air (m)
V = Volume tangki air (m3)
t = Waktu (s)
b. Head manometris (ketinggian pompa)
Hm= Hd–Hs …………......(Sumber: Nouwen, Pompa hal. 135)
Dimana :
Hm= Manometric head (mH2O)
Hd = Discharge head (mH2O)
Hs = Suction head (mH2O)
c. Daya pompa
Pi = V x I x Cos ɸ
Dimana :
Pi = Daya listrik (Watt)
V = Tegangan listrik (Volt)
I = Kuat arus listrik (Ampere)
d. Daya hidrolis
Po = ρ x g x Hm x Q ………….(Sumber: Dietzel, Dakso Sriono,
Turbin, Pompa dan Kompresor, hal. 242)
16
Dimana:
Q = Kapasitas (m3/s)
ρ = Densitas air pada temperatur 25oC = 966,12 kg/cm3 (Sumber:
Holman, Perpindahan Panas Kalor)
g = Gravitasi (9,81 m/s2)
e. Efisiensi pompa