Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pompa


Pompa merupakan peralatan yang digunakan untuk menaikan suatu fluida
cair dari dataran rendah ke dataran tinggi, mengalirkan fluida cair dari tekanan
rendah ke tekanan tinggi atau sebagai penguat laju aliran pada suatu sistem
perpipaan (Ahadi, 2017).

2.2 Sistem Kerja Pompa


Untuk mendapatkan head total yang lebih besar dibandingkan dengan satu
pompa dapat dilakukan dengan menggabungkan dua buah pompa sentrifugal yang
sejenis maupun berbeda dengan cara menghubungkan seri. Saluran buang
(discharge) dari pompa yang pertama dihubungkan dengan saluran hisap (suction)
dari pompa kedua.
Pada hubungan pompa parallel, beberapa buah pompa sejenis
dihubungkan pada saluran buang untuk menjaga umpan balik zat cair ke dalam
saluran hisap pompa yang lain.
Untuk hubungan pompa parallel, yang dipakai dua buah pompa yang
sejenis pada tinggi buangan manometris yang sama akan menghasilkan kuantitas
zat cair yang sama besar menjadi dua kali lebih besar dari pada satu pompa. tujuan
pompa di-parallel-kan adalah untuk memperoleh debit atau kapasitas aliran yang
besar.

2
3

Gambar 2.1: Rangkaian pompa seri dan parallel.


Sumber: (Dokumentasi Pribadi)

Cara kerja masing-masing instalasi:


a. Cara instalasi pompa seri
Jika pompa bekerja secara seri maka katup section 1 dan katup
discharge 3 tertutup, sedangkan katup section 2 dan katup discharge 4
terbuka, maka pompa akan menghisap air dari tangki 1 pada pompa 1
kemudian air didorong ke pompa 2 dan dari pompa 2 air terdorong ke
tangki 2.
b. Cara instalasi pompa pararel
Jika pompa bekerja secara parallel maka katup suction 1, katup
discharge 3, katup discharge 4 terbuka, sedangkan katup discharge 2
dalam keadaan tertutup, maka pompa 2 juga menghisap dari tangki 1
masuk ke tangki 2.

2.3 Head Pompa


Dalam memilih suatu pompa untuk maksud tertentu, terlebih dahulu harus
diketahui aliran serta head yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair yang akan
dipompa. Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk
mengalirkan sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai kondisi instalasi pompa
4

atau tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair, yang umumnya dinyatakan
dalam satuan panjang. Head dapat bervariasi pada penampang yang berbeda,
tetapi pada kenyataannya selalu ada rugi energi. Head total pompa yang harus
disediakan untuk mengalirkan jumlah air seperti direncanakan dapat ditentukan
dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pompa.

2.4 Karakteristik Pompa


Karakteristik pompa seri dan parallel dapat dilihat pada kurva seperti
dibawah ini:

Gambar 2.2: Karakteristik dari pompa yang bekerja secara tunggal, seri
dan parallel.
Sumber: (Sularso, Pompa dan Kompresor, Hal. 49)

Jadi head dan kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai kalau hanya
satu pompa saja yang dipakai, maka harus menggunakan dua buah pompa atau
lebih yang harus disusun secara seri atau parallel. Pada gambar di atas
menunjukkan kurva head terhadap kapasitas dari pompa-pompa yang mempunyai
karakteristik yang sama dipasang secara seri atau parallel. Dalam gambar ini
kurva untuk satu pompa tunggal diberi tanda 1 dan untuk susunan seri yang terdiri
dari dua buah pompa diberi tanda 2. Harga head kurva 2 diperoleh dari harga
head kurva 1 dan dikalikan dengan kapasitas yang sama. Kurva untuk susunan
parallel yang terdiri dari dua buah pompa, diberi tanda 3. Harga kapasitas kurva 3
ini diperoleh dari harga kapasitas pada kurva 2 dikalikan dua untuk head yang
sama.
5

2.5 Pompa Sentrifugal


Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas sebuah impeller dan saluran inlet
di tengah-tengahnya. Dengan desain ini maka pada saat impeller berputar, fluida
mengalir menuju casing di sekitar impeller sebagai akibat dari gaya sentrifugal.
Casing ini berfungsi untuk menurunkan kecepatan aliran fluida, sementara
kecepatan putar impeller tetap tinggi. Kecepatan fluida dikonversikan menjadi
tekanan oleh casing sehingga fluida dapat menuju titik outlet-nya. Bagian-bagian
dari pompa sentrifugal adalah stuffling box, packing, shaft, shaft sleeve, vane,
casing, eye of impeller, casing wear ring and discharge nozzle.

2.5.1 Klasifikasi Pompa Sentrifugal


1. Menurut jenis aliran dalam impeller
a. Pompa aliran radial
Pompa ini mempunyai kontruksi sedemikian rupa sehingga aliran
zat cair yang keluar dari impeller akan tegak lurus poros pompa (arah
radial). Pompa aliran radial mempunyai head yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan pompa jenis lain.

Gambar 2.3: Pompa sentrifugal aliran radial


Sumber: (Dietzel, 1990)

b. Pompa aliran aksial


Arah aliran dalam sudu gerak pada pompa aliran aksial terletak pada
bidang yang sejajar dengan sumbu poros dan head yang timbul akibat
dari besarnya gaya angkat dari sudu-sudu geraknya. Pompa aliran aksial
mempunyai head yang lebih rendah tetapi kapasitasnya lebih besar.
6

Gambar 2.4: Pompa sentrifugal aliran aksial


Sumber: (http://indarluhsepdyanuri.blogspot.com/2016/01/pompa-
sentrifugal.html)

c. Pompa aliran campur


Pada pompa ini fluida yang masuk sejajar dengan sumbu poros dan
keluar sudu dengan arah miring (merupakan perpaduan dari pompa
aliran radial dan pompa aliran aksial). Pompa ini mempunyai head yang
lebih rendah namun mempunyai kapasitas lebih besar.

Gambar 2.5: Pompa sentrifugal aliran campur


Sumber: (http://indarluhsepdyanuri.blogspot.com/2016/01/pompa-
sentrifugal.html)

2. Menurut jenis impeller


a. Impeller tertutup
Sudu-sudu ditutup oleh dua buah dinding yang merupakan satu
kesatuan, digunakan untuk pemompaan zat cair yang bersih atau sedikit
mengandung kotoran.
b. Impeller setengah terbuka
Impeller jenis ini terbuka disebelah sisi masuk (depan) dan tertutup
di sebelah belakangnya. Sesuai untuk memompa zat cair yang sedikit
7

mengandung kotoran misalnya: air yang mengandung pasir, zat cair


yang mengauskan, slurry, dan lain-lain.
c. Impeller terbuka
Impeller jenis ini tidak ada dindingnya di depan maupun di
belakang. Bagian belakang ada sedikit dinding yang disisakan untuk
memperkuat sudu. Jenis ini banyak digunakan untuk pemompaan zat
cair yang banyak mengandung kotoran.
3. Menurut bentuk rumah
a. Pompa diffuser
Pada keliling luar impeller dipasang sudu sebagai pengganti rumah
keong.

Gambar 2.6: Pompa sentrifugal diffuser


Sumber: (http://indarluhsepdyanuri.blogspot.com/2016/01/pompa-
sentrifugal.html)

b. Pompa volute
Bentuk rumah pompanya seperti rumah keong/siput (volute),
sehingga kecepatan aliran keluar bisa dikurangi dan dihasilkan
kenaikan tekanan.

Gambar 2.7: Pompa sentrifigal rumah volute


Sumber: (http://indarluhsepdyanuri.blogspot.com/2016/01/pompa-
sentrifugal.html)
8

c. Pompa aliran campur jenis volute


Pompa ini mempunyai impeller jenis aliran campur dan sebuah
rumah volute.
d. Pompa jenis turbin
Pompa ini juga dikenal dengan pompa vorteks, regenaeratif, cairan
pada jenis ini dipusar oleh baling-baling impeller dengan kecepatan
yang tinggi selama hampir satu putaran didalam saluran yang berbentuk
cincin (annular), tempat impeller tadi berputar. Energi ditambahkan ke
cairan ke dalam bentuk impuls. Jadi pompa turbin menambah energi
pada cairan dalam sejumlah impuls.
4. Menurut jumlah tingkat
a. Pompa satu tingkat
Pompa ini hanya mempunyai satu impeller. Head total yang
ditimbulkan hanya berasal dari satu impeller, jadi relatif rendah.
b. Pompa bertingkat banyak
Pompa ini menggunakan beberapa impeller yang dipasang secara
berderet (seri) pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeller
pertama dimasukkan ke impeller berikutnya dan seterusnya hingga
impeller terakhir. Head total pompa ini merupakan jumlahan dari head
yang ditimbulkan oleh masing-masing impeller sehingga relatif tinggi.

Gambar 2.8: Pompa sentrifugal bertingkat banyak


Sumber: (http://indarluhsepdyanuri.blogspot.com/2016/01/pompa-
sentrifugal.html)
9

5. Menurut letak poros


Menurut letak porosnya, pompa dapat dibedakan menjadi poros
horisontal dan poros vertikal seperti gambar berikut ini:

Gambar 2.9: Pompa sentrifugal dan horizontal


Sumber: (http://indarluhsepdyanuri.blogspot.com/2016/01/pompa-
sentrifugal.html)

2.5.2 Komponen Utama Pompa Sentrifugal


1. Impeller
Impeller merupakan cakram bulat dari logam dengan lintasan untuk
aliran fluida yang sudah terpasang. Impeller biasanya terbuat dari perunggu,
polikarbonat, besi tuang atau stainless steel, namun bahan-bahan lain juga
digunakan. Sebagaimana kinerja pompa tergantung pada jenis impeller-nya,
maka penting untuk memilih rancangan yang cocok dan mendapatkan impeller
dalam kondisi yang baik. Jumlah impeller menentukan jumlah tahapan pompa.
Pompa satu tahap memiliki satu impeller dan sangat cocok untuk layanan head
(tekanan) rendah. Pompa dua tahap memiliki dua impeller yang terpasang
secara seri untuk layanan head sedang. Pompa multi-tahap memiliki tiga
impeller atau lebih terpasang seri untuk layanan head yang tinggi.
Impeller dapat digolongkan atas dasar:
a. Arah utama aliran dari sumbu putaran: aliran radial, aliran aksial,
aliran campuran
b. Jenis hisapan: hisapan tunggal dan hisapan ganda
c. Bentuk dan kontruksi mekanis:
 Impeller yang tertutup memiliki baling-baling yang ditutupi
oleh mantel (penutup) pada kedua sisinya. Bisanya digunakan
untuk pompa air, dimana baling-baling seluruhnya mengurung
10

air. Hal ini mencegah perpindahan air dari sisi pengiriman ke


sisi penghisapan, yang akan mengurangi efisiensi pompa.
Dalam rangka untuk memisahkan ruang pembuangan dari ruang
penghisapan, diperlukan sebuah sambungan yang bergerak
diantara impeller dan wadah pompa. Penyambungan ini
dilakukan oleh cincin yang dipasang diatas bagian penutup
impeller atau bagian dalam permukaan silinder wadah pompa.
Kerugian dari impeller tertutup ini adalah resiko yang tinggi
terhadap rintangan.
 Impeller terbuka dan semi terbuka kemungkinan tersumbat
kecil. Akan tetapi untuk menghindari terjadinya penyumbatan
melalui resirkulasi internal, volute atau back-plate pompa harus
diatur secara manual untuk mendapatkan setelan impeller yang
benar.
 Impeller pompa berpusar/vortex cocok untuk bahan-bahan padat
dan berserabut, akan tetapi pompa ini kurang efisien dari
rancangan konvensional.

Gambar 2.10: Impeller jenis tertutup dan terbuka


Sumber: (http://indarluhsepdyanuri.blogspot.com/2016/01/pompa-
sentrifugal.html)

2. Batang torak
Batang torak memudahkan torque dari motor ke impeller selama starup
dan operasi pompa.
3. Wadah (casing)
Fungsi utama wadah adalah menutup impeller pada penghisapan dan
pengiriman pada ujung dan sehingga berbentuk tangki tekanan. Tekanan pada
11

ujung penghisapan dapat sekecil sepersepuluh tekanan atmosfir dan pada ujung
pengiriman dapat dua puluh kali tekanan atmosfir pada pompa satu tahap.
Untuk pompa multi-tahap perbedaan tekanannya jauh lebih tinggi. Wadah
dirancang untuk tahan paling sedikit dua kali tekanan ini untuk menjamin
bataas keamanan yang cukup.
Fungsi wadah yang kedua adalah memberikan media pendukung dan
bantalan poros untuk batang torak impeller. Oleh karena itu wadah pompa
harus dirancang untuk:
 Memberikan kemudahan mengakses ke seluruh bagian pompa
untuk pemeriksaan, perawatan dan perbaikan.
 Membuat wadah anti bocor dengan memberikan kotak penjejal
 Menghubungkan pipa-pipa hisapan dan pengiriman ke flens
secara langsung.
 Mudah dipasang dengan mudah ke mesin penggerak (motor
listrik) tanpa kehilangan daya.

2.5.3 Bagian-bagian Pompa Sentrifugal


Secara umum bagian-bagian pompa sentrifugal dapat dilihat seperti
gambar berikut ini:

Gambar 2.11: Bagian-bagian pompa sentrifugal


Sumber: (http://indarluhsepdyanuri.blogspot.com/2016/01/pompa-
sentrifugal.html)
12

a. Stuffing box
Stuffing box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah
dimana poros pompa menembus casing.
b. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari
casing pompa melalui poros.
c. Shaft
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak
selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian
berputar lainnya.
d. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi
dam keausan pada stuffing box.
e. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
f. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen berputar, tempat kedudukan diffuser (guide vane),
inlet dan outlet nozle serta tempat memberikan arah aliran dari impeller
dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis
(single stage).
g. Eye of impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
h. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa
menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara
kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan
masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk
sebelumnya.
i. Casing wear ring
Casing wear ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan
yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang
13

impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing dengan


impeller.
j. Discharge nozzle
Discharge nozzle befungsi untuk mengeluarkan cairan dari impeller.
Di dalam nosel ini sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi head
tekanan.
2.5.4 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
Pada pompa terdapat sudu-sudu impeller yang berfungsi sebagai tempat
terjadinya proses konversi energi dan energi mekanik putaran menjadi energi
fluida head. Impeller dipasang pada poros pompa yang berhubungan dengan
motor penggerak. Poros pompa akan berputar apabila penggeraknya berputar.
Karena poros pompa berputar, maka impeller dengan sudu-sudu impeller juga
akan berputar. Juga zat cair yang ada didalamnya juga akan ikut berputar
sehingga tekanan dan kecepatannya naik dan terlempar dari tengah pompa ke
saluran yang berbentuk volute atau spiral kemudian keluar melalui nosel.
Ketika impeller berputar, dalam rumah pompa terjadi vakum sehingga
udara luar masuk terhisap akibat terjadi perbedaan tekanan yang menyebabkan
fluida terhisap. Selanjutnya fluida didorong impeller keluar akibat gaya
sentrifugal yang terjadi pada impeller.

Gambar 2.12: Ilustrasi Kerja Pompa Sentrifugal Tipe Radial


Sumber: (Chuch, 1996)
2.6 Pengertian Kavitasi
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena
tekanannya berkurang sampai di bawah tekanan uap jenuhnya. Sehingga fluida
dapat menguap ketika tekanannya cukup rendah pada temperatur fluida tersebut.
Dalam hal ini temperatur fluida lebih besar dari temperatur jenuhnya.
14

Mekanisme dari kavitasi ini adalah berawal dari kecepatan air yang tinggi
sehingga tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya menurun. Karena
fluida mencapai titik didihnya maka menguap dan timbul gelembung-gelembung
yang pada kecepatan tinggi akan menabrak bagian sudu.

Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat
cair. Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa
maupun di dalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan yang
berkecepatan tinggi di dalam aliran, sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi.
Pada pompa misalnya, bagian yang mudah mengalami kavitasi adalah sisi
isapnya. Kavitasi akan timbul jika tekanan isapnya terlalu rendah. Kavitasi di
dalam pompa dapat mengakibatkan:
a. Suara yang berisik dan getaran dari pompa.
b. Performasi pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga pompa tidak
dapat bekerja dengan baik.
c. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus menerus dalam
jangka lama, maka permukaan dinding akan termakan sehingga menjadi
berlubang-lubang. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagai akibat dari
tumbukan gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus.
Karena kavitasi mengakibatkan banyak sekali kerugian pada pompa, maka
kavitasi perlu dihindari. Adapun cara-cara untuk mencegah kavitasi antara lain:
a. Tekanan gas diperbesar di dalam pipa-pipa dimana fluida yang mengalir
dipompakan.
b. Sebuah pompa booster dipasang pada ujung pipa isap.
c. Sebuah axial wheel atau helical wheel dipasang tepat di depan impeler pada
poros yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk membuat pusaran (whirl)
terhadap aliran.
15

2.7 Rumus yang digunakan


Pada pengujian pompa yang dihubungkan secara seri dan parallel ini,
parameter-parameter yang akan diukur terkait pada beberapa rumus. Rumus yang
akan digunakan untuk pengolahan data hasil pengujian antara lain sebagai berikut:
a. Kapasitas (Q)
𝑉
Q=
𝑡
π
Dimana: V = 4 x d2 x L
π
Maka : Q = 4 x d2 x L

t
Dimana :
Q = Kapasitas air (m3/s)
L = Tinggi permukaan air (m)
V = Volume tangki air (m3)
t = Waktu (s)
b. Head manometris (ketinggian pompa)
Hm= Hd–Hs …………......(Sumber: Nouwen, Pompa hal. 135)
Dimana :
Hm= Manometric head (mH2O)
Hd = Discharge head (mH2O)
Hs = Suction head (mH2O)

c. Daya pompa
Pi = V x I x Cos ɸ
Dimana :
Pi = Daya listrik (Watt)
V = Tegangan listrik (Volt)
I = Kuat arus listrik (Ampere)

d. Daya hidrolis
Po = ρ x g x Hm x Q ………….(Sumber: Dietzel, Dakso Sriono,
Turbin, Pompa dan Kompresor, hal. 242)
16

Dimana:
Q = Kapasitas (m3/s)
ρ = Densitas air pada temperatur 25oC = 966,12 kg/cm3 (Sumber:
Holman, Perpindahan Panas Kalor)
g = Gravitasi (9,81 m/s2)

e. Efisiensi pompa

ηP1 = PiPo11 x 100 %

Anda mungkin juga menyukai