Anda di halaman 1dari 4

HILANGNYA CINTA PERTAMAKU

Pada suatu ketika aku bangun pukul 05.00, untuk menunaikan ibadah sholat subuh berjamaah
di masjid yang letaknya tidak jauh dari rumah tempat tinggalku. Dalam perjalanan menuju
masjid aku berpapasan dengan seorang wanita yang mengenakan mukena bordir berwarna
putih dan tangan kanan memegang lipatan sajadah berwarna hijau sambil berjalan menunduk
menuju musholla yang terletak di panti asuhan yang aku lewati ketika menuju masjid.
Pada pukul 08.00, terdengar suara orang mengetuk pintu rumahku “masuk..” pintaku
mempersilahkan dan ternyata itu si andri.
“ada apa andri..?”.
“bro, aku mau minjem hpmu”.
“owww.. itu ambil di meja kamarku” sambil menunjuk ke arah kamarku.
Ia pun langsung masuk ke kamarku dan mengambil hpku, kemudian duduk di sampingku
sambil menyibukkan dirinya dengan hp yang di pegangnya. Tidak lama kemudian, andri
meminta izin pulang dengan wajah yang agak kesal, aku tidak tau apa yang membuat raut
wajahnya seperti itu.
Tidak lama setelah kepergian andri, terdengar suara berdering dari hpku menandakan SMS
masuk. Lantas akupun mengambil hp tersebut dan membuka SMS tersebut “ siapa ini..?” isi
SMS yang tadi masuk ke hpku, aku pun terdiam dan penuh tanya.
“lahh. Anda yang SMS duluan kok anda yang bertanya” balasku dengan penuh tanya dan rasa
heran.
“yoh bukannya kamu yang SMS duluan”
“aduhh, kok aku gak pernah merasa ngirim SMS ke nomer ini deh.” Balasku masih dengan
penuh tanya, hingga akhirnya aku baru ingat bahwa yang duluan memegang hp ini adalah
andri dan akupun menduga bahwa dialah yang ngirim SMS ke nomer yang tidak aku kenali
ini. Lantas untuk memastikan dugaanku itu aku bertanya kepada orang yang memiliki nomer
tersebut.
“jam berapa saya mengirim SMS ke nomer kamu ..?”.
“tadi sekitar jam 08.07”. Setelah membaca SMS itu aku makin yakin bahwa dugaanku benar
bahwa andri lah yang mengirim pesan ke nomer orang ini.
“oww. Ini saya dani temen andri”
“dia tadi minjem hp saya untuk ngirim SMS ke kamu” lanjutku memberikan jawaban atas
pertanyaan yang sempat ia tanyakan ketika mengirim SMS pertama kali.
“maaf ini dengan siapa ya.?” Tanyaku kepada pemilik nomer tersebut.
“hemm. Gitu toh. kenalin namaku Ziadatul Husna”.
“ngomong-ngomong nama kamu siapa..?” lanjutnya memberikan pertnyaan kepadaku.
“oww. Kenalin namaku Al Hamdani” .
“ehh aku boleh panggil kak Hamda gak kayaknya itu cocok” .
“ya udah gak papa. Kalo kamu nama panggilannya siapa..?”.
“Terserah deh”.
“hemmm. Giman kalo aku panggil kamu Husna”.
Sejak saat itu aku dan Husna mulai sering berbalas pesan, meskipun hanya sekedar Via SMS
kami akrab. Hingga pada suatu hari ketika suara adzan shalat ashar di kumandangan tiba-tiba
hpku berbunyi menandakan ada SMS masuk dan akupun sudah menduga kalo SMS itu pasti
dari Husna, aku segera membuka SMS itu dan membacanya.
“kak ayok kita shalat ashar berjamaah di mesjid” pintanya kepada.
Tampa berfikir panjang akupun mengiyakan dan bergegas mengambil sajadah, setelah aku
sampai di depan gerbang rumahnya ia pun keluar mengenakan mukena bordir warna putih
dan membawa sajadah warna hijau. “perasaan, aku pernah melihat mukena ini deh..” pikirku
penuh tanya.
“ayok kak kita berangkat” ajaknya, seketika aku tersadar dalam lamunanku namun masih di
penuhi dengan tanya dengan mukena yang ia kenakan. “adek Husna perasaan aku pernah liat
orang yang mengenakan mukena ini deh, tapi dimana ya..?”.
“dimana kak..? mungkin itu perasaan kakak”
“hemm.. iya kayaknya.” Balasku, namun masih dibayangi rasa penasaran.
Setelah selesai melaksanakan sholat berjamaah di masjid, aku dan husna kembali
melanjutkan perbincangan yang sempat tertunda ketika sesampai di masjid.
“eh. Kakak Hamda kelas berapa sih..?”
“aku kelas 2 SMA sekarang mau naik kelas 3” “kalok adek Husna kelas berapa.?” Lanjutku
bertanya.
“kalo adek baru lulus SMP kak”
“terus adek mau melanjutkan dimana.?”
“rencananya sih di pondok pesantren kak” kata Husan sambil menatap ku.
“yah.. kita akan berpisah dong” dengan wajah kesal.
“adek Husna, sebenarnya sejak pertama aku melihat adek aku sudah menaruh perasaan suka
sama adek. Oleh karena itu mau kah adek menjadi pacar pertama dan terahirku..?” dengan
penuh harap aku mengungkapkan isi hatiku kepada Husna, yang semenjak pertama kali
bertemu dengannya aku udah mulai suka padanya.
“mmm. Aku juga suka sama kakak tapi, kita akan berpisah kak. Sanggup kah kakak menjalin
hubungan jarak jauh dengan ku”
“gak papa dek, insya allah kakak siap dan akan selalu setia sama adek dan kakak percaya
sama adek kalo adek juga bakalan setia sama kakak.” Kataku meyakinkan Husna akan
perasaan yang aku pendam terhadapnya.
Ke esokan harinya menjelang detik-detik keberangkatannya, ku tuliskan “I’ll faithfully wait
until you go home” dalam sepucuk kertas dan tali rapia, Sebagai simbol bahwa seberapapun
jauh jarak di antara kita, cinta kita akan selalu terikat dengan adanya tali rapia tersebut.
Setelah beberapa bulan kepergiannya, aku mendengar kabar bahwa ia sudah kembali dari
pesantren untuk berlibur selama beberapa minggu. Lantas akupun memanfaatkan kesempatan
itu untuk menghubunginya, sekedar menanyakan kabarnya dan mengobati rasa rinduku yang
selama ini ku pendam dalam diriku.
Ku ambil hpku dan mulai ku ketik pesan singkat yang mewakili rasa rindu ini kepadanya
“Asalamu Alaikum, adek Husna apa kabarnya..?”
“aku rindu, bisakah kita bertemu.?” Lanjutku dengan penuh harap ia akan membalas pesanku.
Tidak lama kemudia hpku pun berbunyi, dengan hati penuh harap akupun segera membuka
pesan itu dan membaca balasan dari Husna.
“maaf ini dengan siapa ya.?” Membaca pesan itu, perasaanku mulai gak enak. Namun aku
meyakinkan diriku bahwa ia menulis pesan itu dengan bercanda, lantas akupun membalas
“ini aku Al Hamdani/ kakak Hamda” tidak lama kemudia ia pun membalas “Maaf aku tidak
kenal, mohon tolong jangan gangu aku” membaca balasan pesan itu, hatiku langsung hancur
berkeping-keping aku tidak menyangka harapan yang selama ini ku tanamkan dalam dirinya,
di patahkan dengan rasa kekecewaan yang tak sanggup untukku hadapi.
Ternyata dugaanku bahwa kamu akan setia kepadaku ternyata salah, aku yang selalu berharap
bahwa kaulah yang akan menjadi kekasih pertama dan terahir. Ternyata hanyalah mimpiku di
siang bolong, aku menyesal terlalu berharap besar padamu.
Nama Penulis : Maspuk Al Hamdani
Nama Pena : Hamda
Akun Instagram : @al_hamdhany12
Nomor WA : 082339776528
Email : dhani.lankmania@gmail.com
Almat Surat menyurat: jln. Cut nyak dien No. 100 pancor kec. Selong Kab. Lombok Timur
Nusa Tenggara Bara 83611

Anda mungkin juga menyukai