Anda di halaman 1dari 14

SISTEM AIRBAG DOCKING KAPAL

TUGAS MATA KULIAH


ALAT PENGANGKUT DAN PEMINDAH MATERIAL

NAMA : IKHSAN ARIF GUMELAR


NRP : 1603030119
JURUSAN : TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN
© 2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi dalam dunia perkapalan akhir-akhir ini cepat
berkembang, salah satunya yaitu dengan digunakannya sistem kantong udara atau
airbag system sebagai sarana untuk peluncuran dan sarana untuk naik turun kapal
yang akan atau telah direpair. Airbag system pertama kali digunakan pada 20
Januari 1981 di galangan kapal Xiao Qinghe di kota Jinan provinsi Shangdong
China, pada saat itu airbag digunakan untuk meluncurkan barge dengan ukuran 60
DWT. Dalam kurun waktu sekitar 10 tahun ini, sistem peluncuran kapal dengan
airbag telah berkembang, tidak hanya dari segi airbagnya saja tetapi juga dari segi
penggunaannya. Airbag generasi pertama dibuat dengan menggunakan kanvas
yang dicelupkan ke dalam karet sebagai lapisan penguat untuk membentuk ruang
udara, namun pada jaman sekarang teknologi pelapisan utuh digunakan dalam
manufakturnya. Airbag yang ada saat ini lebih kuat 15x daripada airbag generasi
pertama. Teknologi peluncuran dan pendaratannya juga telah berkembang.
Beberapa galangan kapal yang ada di Indonesia sudah menggunakan airbag
sebagai sarana untuk peluncuran kapal yang telah dibangun, selain itu airbag juga
digunakan sebagai sarana untuk menaikkan kapal yang akan direparasi dan
menurunkan kapal yang telah direparasi. Namun,masih banyak galangan yang
belum menerapkan sistem airbag ini. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
dilakukan perhitungan elemen-elemen mesin yang menunjang sistem docking
airbag ini, sehingga dapat diaplikasikan langsung ke galangan-galangan yang
masih menggunakan sistem docking konvensional.

1.2 Perumusan Masalah


a) Bagaimana spesifikasi dari elemen-elemen mesin yang menunjang sistem
airbag docking?

1.3 Tujuan
Mengetahui proses merancang sistem galangan berbasis airbag beserta
elemen-elemen alat pengangkut dan pemindah material yang digunakan.

1
1.4 Batasan Masalah
a) Berat total kapal adalah 6500 [ton]
b) Gradien kemiringan landasan galangan adalah berkisar dari 1/22 sampai
1/8.
c) Panjang landasan adalah 400 [m]
d) Kecepatan tarik adalah 0.1 [m/s]
e) Panjang daerah kontak antara alas kapal dan airbag adalah 1 [m]

1.5 Garis Besar Metode Penyelesaian Masalah


Garis besar dari penyelesaian masalah ini terletak pada bagaimana sistem
galangan berbasis airbag dapat memindahkan kapal dengan DWT 6500 [ton]
BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1 Pengertian Airbag, Slipway dan Produktivitas dari Galangan Jenis


Slipway
A. Airbag

Merupakan suatu metode yang bisa digunakan untuk meluncurkan kapal dan
sarana untuk docking undocking dalam kegiatan reparasi kapal. Contoh airbag
dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Airbag

1. Material Airbag

Bahan dasar airbag berupa lapisan-lapisan rubber lebih tepatnya disebut lapisan
synthetic-cord-reinforced rubber, yaitu jenis airbag silinder dengan ujung-ujung
kepalanya berbentuk hemispherical. Semuanya divulkanisir bersamaan, kemudian
dimasukkan udara bertekanan yang memungkinkan terjadinya perputaran. Berikut
ini merupakan bagian-bagian dari airbag:

5
1) Lapisan terluar

Lapisan luar rubber yang merupakan lapisan terluar pada airbag untuk
melindungi kawat (cord) dari abrasi dangaya luar lainnya. Bahan lapisan terluar
ini cukup lentur dan kuat menahan sobekan di berbagai macam cuaca dan
perlakuan yang keras.

2) Synthetic-tyre-cord layer for reinforcement

Lapisan penguat berupa kawat (cord) pada peluncuran dengan airbag system
yang mana terbuat dari synthetictyre-cord, yang biasa digunakan pada ban yang
disusun dengan sudut yang ideal agar bisa menahan tekanan dari dalam dan
mendistribusikan tegangan secara sama.

3) Bagian ujung

Pada bagian ujung dari airbag ini merupakan air tightness dan airbag safety
air inlet.

2. Klasifikasi Airbag

1) Spesifikasi standart

Airbag yang diproduksi mempunyai standart sebagai berikut:

a) Diameter airbag antara 0,8 meter sampai 2 meter.

b) Panjang efektif airbag antara 6 meter sampai 18 meter.

c) Total panjang airbag antara 7 meter sampai 19,5 meter.

B. Slipway

Seperti halnya floating dock, slipway mempunyai kegunaan hampir sama


yaitu sebagai sarana untuk mereparasi dan membangun kapal. Slipway merupakan
sarana yang digunakan untuk menaikkan dan menurunkan kapal yang paling
sederhana. Konstruksi terdiri dari rel yang dipasang pada landasan beton seperti
pada building berth dan kereta (craddle) di atasnya. Craddle dapat bergerak naik
turun dengan bantuan kabel baja yang ditarik mesin derek dengan bantuan kabel
baja yang ditarik mesin derek (winch).

Slipway ada dua jenis, yaitu slipway memanjang dan slipway melintang.
Keuntungan menggunakan slipway adalah:

a. Pengoperasiannya lebih mudah, murah dan lebih cepat dibandingkan


dengan tipe sarana pokok yang lain.

b. Sangat efektif untuk reparasi dan bangunan baru.

c. Kapasitas angkatnya cukup besar.

d. Pengembangan kapasitas produksi kerja murah.

e. Biaya pembuatan cukup murah.

C. Produktivitas

Produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai


pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik daripada kemarin dan
hari esok harus lebih baik daripada hari ini. Secara sederhana harus dirumuskan
sebagai hasil produksi riil per satuan waktu (jam, hari, minggu, bulan atau tahun).
Umumnya produktivitas dirumuskan sebagai konsep yang menggambarkan
hubungan antara hasil berupa barang atau jasa dengan sumber daya produksi
(material, tenaga, mesin atau peralatan, metode dan modal). Beberapa pengertian
produktivitas yang lain dapat dijelaskan disini, yaitu :

1) Menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and


Development), bahwa produktivitas pada dasarnya adalah output dibagi dengan
elemen produksi yang dimanfaatkan.

2) Menurut ILO (International Labour Organization), bahwa pada


prinsipnya produktivitas adalah perbandingan antara elemen-elemen produksi
dengan apa yang dihasilkan.
3) Menurut EPA (European Productivity Agency), bahwa pada prinsipnya
produktivitas adalah tingkat efektifitas pemanfaatan elemen produksi.

4) Menurut tulisan Vinay Goel yang termuat dalam “Toward Higher


Productivity”, bahwa produktivitas adalah hubungan antara keluaran yang
dihasilkan dengan masukan yang dipakai pada waktu tertentu.

Produksi merupakan perubahan bahan mentah menjadi bahan jadi atau


setengah jadi dengan menggunakan sumber daya produksi yang ada. Peningkatan
produksi menunjukkan pertambahan jumlah hasil yang dicapai dengan
mengabaikan cara perbaikan pencapaian hasil produksi, sedangkan peningkatan
produktivitas mengandung pengertian pertambahan hasil produksi dan perbaikan
atau mengoptimalkan cara pencapaian hasil produksi. Peningkatan produksi tidak
selalu disebabkan oleh terjadinya peningkatan produktivitas, karena produksi itu
sendiri dapat meningkat walaupun produktivitas menurun atau tetap. Dalam
proses peningkatan produktivitas, sumber daya manusia mempunyai peranan
utama, karena alat produksi dan teknologi, metode, modal dan prinsipnya
merupakan hasil karya manusia untuk mempermudah proses produksi.

2.2 Titik Berat


Pada umumnya suatu sistim gaya terbagi merata adalah gaya tarik gravitasi
yang bekerja pada suatu benda terhadap bumi. Berat suatu benda adalah besaran
dari resultan gaya Tarik pada tiap bagian benda. Titik dimana terletak resultan
gaya disebut pusat massa atau pusat gravitasi atau titik berat.

2.3 Faktor Keamanan


Penentuan factor keamanan yang tepat dibutuhkan dalam merancang
komponen mesin, tergantung pada beberapa pertimbangan, seperti material,
pemilihan cara manufaktur, jenis tegangan, kondisi umum pekerjaan, dan bentuk
part. Sebelum memilih factor keamanan yang tepat, perancang perlu
mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan alat yang dirancang.
Besar factor keamanan berdasar pada ultimate strength untuk material yang
berbeda dan tipe beban yang diberikan ditunjukan pada tabel berikut ;

Tabel 1 – Besar factor keamanan

2.4 PerMen Tentang Pesawata Angkat dan Angkut


Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor
PER.05/MEN/1985, diketahui bahwa:

1) Garis tengah tromol gulung sekurang-kurangnya berukuran 30 kali


diameter tali baja dan 300 kali diameter kawat baja yang terbesar.
2) Tromol gulung harus dilengkapi dengan flensa pada setiap ujungnya,
sekuran-kurangnya memproyeksikan 2.5 kali garis tengah tali baja.
3) Ujung tali baja pada tromol gulung harus dipasang dengan kuat pada
bagian dalam tromol dan sekurang-kurangnya harus dibelit 2 kali secara
penuh pada tromol saat kait beban berada pada posisi yang paling
rendah.
4) Tali baja yang digunakan untuk mengangkat harus:
a. Terbuat dari bahan baja yang kuat dan berkualitas tinggi;
b. Mempunyai faktor keamanan sekurang-kurangnya 3.5 kali beban
maksimum;
c. Tidak boleh ada sambungan;
d. Tidak ada simpul, belitan, kusut, berjumbai dan terkupas
5) Tali baja harus diberi pelumas yang tidak mengandung asam atau alkali
2.5 Gaya Tarik Roll Blok dan Bobot Kapal
Roll blok merupakan penggabungan beberapa katrol atau puli yang
membentuk sebuah sistem puli yang terhubung ke winch untuk mendapatkan gaya
tarik yang lebih besar dari pada kekuatan tarik winch sebelumnya. Pada
prinsipnya, roll blok mengadopsi prinsip kerja sistem puli dengan tali penarik dari
arah puli bergerak.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Perhitungan Gaya dan Dimensi Tali Baja


Diketahui skema dimensi landasan dan penempatan winch dan kapal dapat
dilihat di Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Skema Galangan Sistem Airbag


Berat Kapal beserta muatannya adalah 6500 [ton], ambil estimasi berat
Kapal dalam keadaan kosong atau tanpa muatan adalah 40% x 6500 [ton]. Jadi
Berat kapal dalam keadaan kosong adalah 2600 [ton].
Diketahui kisaran gradien kemiringan dari landasan slipway adalah 1/22 ~
1/8; ambil nominal derajat kemiringan untuk perhitungan adalah 2 derajat.
Maka untuk megetahui gaya tarik yang dihasilkan sistem sling adalah:
𝐹
𝑊<
𝜇. cos 𝑎 + sin 𝑎
Dimana:
W = berat kapal tanpa muatan = 2600 [ton]
μ = koefisien gesek rolling antara airbags dengan kapal = 0.01
F = gaya tarik = ? [ton]
𝑎 = sudut kemiringan landasan rampway = 2o

Maka:
𝐹
𝑊<
𝜇. cos 𝑎 + sin 𝑎

11
𝑊 (𝜇. cos 𝑎 + sin 𝑎) < 𝐹
2600 (0.01. cos 2𝑜 + sin 2𝑜 ) < 𝐹
2600 (0.0998) < 𝐹
117 < 𝐹
Jadi: 𝐹 = 𝑓. 117 [𝑡𝑜𝑛]
Dengan f = faktor keamanan
Berdasarkan PerMen 05-1985 Pasal 9 Ayat 1 Butir b, bahwa faktor
keamanan yang dipakai adalah 3.5; sehingga:
𝐹 = 3.5 . 117 [𝑡𝑜𝑛] = 𝟒𝟎𝟖. 𝟓 [𝑡𝑜𝑛]

Tabel 2. Standar Ukuran dan Kekuatan Tarik Tali Baja


Diketahui tegangan tarik dari tali baja (materialnya medium carbon steel)
yakni 1960 [Mpa]. Sehingga untuk menentukan diameter tali baja adalah:
𝐹 𝐹
𝜏= =1
𝐴 . 𝜋 . 𝐷2
4
Dengan:
F = Gaya Tarik = 408.5 [ton]
F = 4 085 000 [N] (ambil percepatan gravitasi = 10 [m/s2])
𝜏 = Tegangan Tarik Bahan = 1960 [N/mm2]
𝐴 = Luas penampang tali [mm2]
𝐷 = Diameter tali = ? [mm]
Maka:
𝐹
𝐷2 = 1
.𝜋 .𝜏
4

4 . 4085000
𝐷2 =
𝜋 . 1960

4 . 9100000
𝐷=√ = 52 [𝑚𝑚]
𝜋 . 1960

Jadi, diameter tali yang dipakai adalah 52 [mm]


Untuk menghitung panjang tali baja yang dibutuhkan maka harus mengacu
pada skema landasan pada Gambar 2.
L (panjang tali baja) = ((500 [m] – 400 [m]) / cos (2o) )+ 400 [m]
L = (100 [m] / 0.999) + 400 [m] = 500.061 [m] ≅ 500.1 [m]

Tetapi aktual panjang tali adalah = 500.1 + 2 x keliling drum winch


Laktual = 500.1 + 2 x 𝜋 x 1.86 = 511.787 ≅ 511.8 [m]
Jadi, panjang tali baja yang dibutuhkan adalah 511.8 [m]

3.2 Perhitungan Winches, Daya Motor Listrik dan Airbag


Untuk menghitung panjang; diameter dan diameter flange drum
winches/tromol gulung maka kita dapat mengacu pada PerMen No. 05 Tahun
1985 Pasal 8 Ayat 3; bahwa pada posisi paling rendah harus dibelit 2 kali secara
penuh pada tromol; dan Pasal 8 Ayat 1; bahwa garis tengah tromol gulung adalah
30 kali diameter tali baja yang terbesar; serta Pasal 8 Ayat 2 ; bahwa flensa
sekurang-kurangnya memproyeksikan 2.5 kali garis tengah tali baja.
a. Menghitung diameter drum tromol gulung/winch
Diketahui:
d = diameter tali baja = 52 [mm]
D = diameter tromol gulung = ? [mm]
D = diameter berdasarkan Pasal 8 Ayat 1 = 30 x diameter tali baja
Maka:
D = 30 x 52 = 30 x 52 = 1560 [mm] ≅ 1.56 [m]
Jadi, diamater tromol gulung adalah 1.56 [m]
b. Menghitung diameter flange tromol gulung
Diketahui:
d = diameter tali baja = 58 [mm]
D = diameter tromol gulung = 1.86 [m] = 1860 [mm]
Df = diamater flange tromol gulung = ? [mm]
Df = diameter tromol gulung + 2.5 x diameter tali baja
Maka:
Df = D + (2.5 +2) x d = 1560 [mm] + 4.5 x 52 [mm] = 1794 [mm] ≅ 1.80 [m]
Jadi, diameter flange tromol gulung adalah 1.80 [m]
c. Menghitung panjang drum tromol gulung
Diketahui:
L = panjang tali baja = 511.8 [m]
D = diameter drum tromol gulung = 1.56 [m]
LD = panjang drum tromol gulung = ? [m]
Berdasarkan Permen, gulungan tromol sebanyak-banyaknya adalah 3 lapis
gulungan
Maka:
LD = L / (𝜋 x D) = 511.8 /( 𝜋 x 3 x 1.56) = 34.8 [m] ≅ 35 [m]
Jadi, panjang drum tromol gulung yang dibutuhkan adalah 35 [m]
d. Menghitung daya motor winch
Diketahui:
F = Gaya yang diperlukan untuk menarik kapal = 245 [ton] = 245000 [kg]
v = Kecepatan tarik yang direncanakan = 0.1 [m/s]
P = Daya motor listrik = ? [HP]
1 [HP] = 75 [kg.m/s]
Maka:
P=Fxv
P = 245000 x 0.1 = 24500 [kg.m/s]
P = 326.667 [HP] ≅ 330 [HP]
Paktual = 𝜼 x P + P = 0.75 x 330 + 330 = 577 [HP]
Jadi, daya motor listrik yang dibutuhkan untuk menggerakkan tromol
gulung adalah 557 [HP]

3.3 Kesimpulan
Berikut ini adalah spesifikasi yang direkomendasikan untuk membuat
sistem galangan kapal menggunakan airbag jenis slipway:
1) Diameter tali baja = 52 [mm]
2) Panjang tali baja = 511.8 [m]
3) Diameter drum winch = 1.56 [m]
4) Panjang drum winch = 35 [m]
5) Daya motor listrik = 577 [PK]

Anda mungkin juga menyukai