Anda di halaman 1dari 20

LOMBA BETON NASIONAL

CIVIL ENGINEERING ONE WEEK FESTIVAL (5TH CONFEST)

Inovasi Beton Mutu Tinggi dengan Limbah Khas Daerah

Kabau Sirah Concrete, Inovasi Beton Mutu Tinggi Ramah Lingkungan dan
Ekonomis sebagai Konstruksi Entitas Wilayah Sumatera Barat dengan
Pemanfaatan Limbah Khas Daerah

Diusulkan oleh:

Kabau Sirah Team

Agung Perdana Pulungan (1510921053)

Aimuthia Citra Utami (1510922077)

Andrean Supadirianto Jambaks (1610922023)

Universitas Andalas

2018

iv
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iii


DAFTAR TABEL v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 3
1.4 Manfaat 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1Tinjauan Umum 5
2.2Material Penyusun Beton 5
1. Semen PCC (Portland Composite Cement) 5
2. Abu Cangkang Pensi (Corbicula moltkiana) 7
3. Abu Cangkang Langkitang (Faunus ater) 7
4. Abu Serbuk Kayu 9
5. Superplasticizer (Sika Viscocrete-10) 9
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1Pemilihan Bahan Tambah Alami 11
3.2Metode Pengujian Material 11
3.3Metode Mix Design 12
3.4Metode Pembuatan Benda Uji 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 13
4.1Data Uji Material yang Digunakan 13
1. Mix Design 13

2. Material Bahan Tambah 14

4.2Inovasi Bahan Tambah 14


4.3Perhitungan Mix Design Formula 15
4.4Rancangan Anggaran Biaya Pembuatan Beton per M3 16

iv
4.5Pengaplikasian dan Keunggulan Beton di Lapangan 16
BAB V PENUTUP 17
5.1Kesimpulan 17
5.2 Saran 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam menghadapi peningkatan kebutuhan masyarakat serta untuk
mencapai tujuan Sustainable Development Goals pada tahun 2030 yang
dikenal dengan istilah SDG’s 2030, Indonesia dituntut untuk mengadakan
pembangunan secara merata dan berkelanjutan. Perkembangan pembangunan
infrastruktur di Indonesia dinilai tidak merata dan lebih terpusat pada daerah
yang berada di pulau Jawa. Sebagai salah satu contoh yang diambil dari buku
informasi statistik 2017 Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
mengenai jumlah konstruksi Rusunawa menurut provinsi tahun 2015-2017.
Tabel 1.1 Jumlah Rusunawa menurut Provinsi Tahun 2015-2017
Tahun (unit)
Provinsi Jumlah
2015 2016 2017
Aceh 248 151 100 499
Sumatera Utara 333 332 30 695
Sumatera Barat 85 387 330 802
Riau 35 103 256 394
Jambi 50 30 140 220
Sumatera Selatan 328 414 97 839
Bengkulu 0 90 0 90
Lampung 126 432 274 832
Kepulauan Bangka
131 0 0 131
Belitung
Kepulauan Riau 208 227 263 698
DKI Jakarta 1.765 314 83 2.162
Jawa Barat 1.233 774 514 2.521
Jawa Tengah 931 1.252 274 2.457
DI Yogyakarta 325 250 378 953
Jawa Timur 939 796 717 2.452
Banten 303 164 70 537

1
Bali 236 125 0 361
Nusa Tenggara Barat 311 196 142 649
Nusa Tenggara Timur 170 114 104 388
Kalimantan Barat 105 297 387 789
Kalimantan Tengah 0 47 70 117
Kalimantan Selatan 48 77 100 225
Kalimantan Timur 155 180 230 565
Kalimantan Utara 35 70 0 105
Sulawesi Utara 166 172 194 532
Sulawesi Tengah 482 157 180 819
Sulawesi Selatan 398 579 307 1.284
Sulawesi Tenggara 164 275 151 590
Gorontalo 96 181 230 507
Sulawesi Barat 185 275 0 460
Maluku 323 91 0 414
Maluku Utara 164 407 227 798
Papua 349 0 0 349
Papua Barat 70 82 156 308
Total 10.249 9.041 6.004 25.542
Sumber: Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan
Pada pembangunan infrastruktur dan prasarana konstruksi beton
khususnya, material semen digunakan dalam jumlah yang besar. Sebagai
pemasok utama semen di Sumatera Barat, PT. Semen Padang memiliki
kapasitas produksi mencapai 6.000.000 ton per tahun. Kegiatan produksi
semen yang dilakukan dalam jangka panjang dan berkala dapat berdampak
buruk terhadap lingkungan. Limbah hasil produksi semen berupa gas dan B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun). Berdasarkan penelitian (Marchal, 2001)
dalam Anand et al, 2006 menyatakan bahwa setiap ton klinker yang
diproduksi akan menghasilkan emisi 0,97 ton CO2; 0,54 ton dari kalsinasi;
0,34 ton dari penggunaan bahan bakar fosil dan batubara; 0,09 ton dari
konsumsi listrik. Padahal menurut fungsinya, semen merupakan komponen
penting dalam komposisi beton, yaitu sebagai zat pengikat antar material

2
dalam campuran beton. Dikarenakan Indonesia merupakan negara rawan
bencana gempa, perencanaan detailing serta mutu setiap elemen struktur harus
sesuai dengan standar yang berlaku. Oleh karena itu, diperlukan inovasi beton
mutu tinggi ramah lingkungan serta ekonomis dengan penggunaan material
campuran yang dapat diproduksi secara mandiri oleh masing-masing daerah.
Dalam pengujian kali ini dilakukan pemanfaatan limbah abu cangkang pensi,
abu cangkang langkitang serta abu serbuk kayu sebagai campuran pada beton
mutu tinggi.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana pengaruh pemakaian abu cangkang pensi, arang serbuk
kayu dan abu cangkang langkitang pada beton mutu tinggi?
b. Apakah inovasi Kabau Sirah Concrete ini dapat diaplikasikan sebagai
teknologi beton untuk konstruksi skala industri?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pengujian yang akan dilaksanakan adalah:
a. Memperoleh beton mutu tinggi yang ramah lingkungan dan ekonomis
dengan penambahan arang serbuk kayu sebagai bahan pengisi (filler),
abu cangkang langkitang serta abu cangkang pensi yang masing-
masing berfungsi sebagai material substitusi parsial agregat halus dan
semen.
b. Kekuatan beton yang diuji mampu mencapai mutu rencana.

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari pengujian ini adalah untuk mengetahui
kadar optimum pemakaian limbah daerah Sumatera Barat; cangkang pensi,
cangkang langkitang dan serbuk kayu dalam penggunaannya sebagai material
campuran beton mutu tinggi. Kabau Sirah Concrete hadir sebagai inovasi
beton ramah lingkungan dan ekonomis dengan keunggulannya dalam efisiensi

3
pemakaian semen. Hal ini diharapkan dapat diaplikasikan dalam skala industri
oleh masyarakat setempat sehingga mampu mengurangi jumlah limbah tidak
terpakai di daerah Sumatera Barat.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum


Menurut SNI 2847:2013, beton (concrete) merupakan campuran semen
portland atau semen hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan atau tanpa bahan campuran lain (admixture). Sedangkan yang
dimaksud dengan beton tinggi menurut SNI Pd-T-04-2004 adalah beton
dengan kuat tekan disyaratkan f’c 40 MPa-80MPa dengan benda uji standar
silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm pada umur 56 hari ataupun 90 hari
tergantung waktu yang ditentukan. Kekuatan, keawetan dan sifat beton serta
lainnya bergantung pada sifat bahan-bahan dasar, nilai perbandingan bahan-
bahannya, cara pengadukan maupun pengerjaan selama penuangan adukan
beton, cara pemadatan dan cara perawatan selama proses pengerasan
(Kardiyono, 2007).

2.2 Material Penyusun Beton


1. Semen PCC (Portland Composite Cement)
Dalam Studi Perbandingan Kuat Tekan Beton Normal
Menggunakan Semen Portland Tipe I dan Portland Composite Cement
oleh Mulyati (2013) menyatakan bahwa pada tipe PCC komposisi bahan
baku terdiri dari tiga macam, yaitu: 70-90% klinker yang merupakan hasil
olahan pembakaran batu kapur, pasir silika, pasir besi dan lempung, sekitar
5% gipsum sebagai zat memperlambat pengerasan dan zat tambahan
(aditif) berupa kapur (lime stone), abu terbang (fly ash dan trass). Kapur
dapat menutup rongga-rongga yang terdapat dalam semen. Sedangkang
abu terbang yang mengandung SiO2 dapat meningkatkan kuat tekan beton.
Berikut kelebihan dari Portland Composite Cement:
a. Mudah dalam pengerjaan (workability)
b. Panas hidrasi lebih rendah sehingga tidak mudah retak
c. Lebih tahan terhadap serangan sulfat
d. Lebih kedap air

5
e. Permukaan acian lebih halus.
Tabel 2.1 Senyawa Utama Semen Portland berdasarkan Persamaan Bogue
Nama Senyawa Komposisi Oksida Singkatan
Tricalcium Silicate 3CaO.SiO2 C3 S
Dicalcium Silicate 2CaO.SiO2 C2 S
Tricalcium Aluminate 3CaO.Al2O3 C3 A
Tetracalcium
4CaO.Al2O3 C4AF Fe2O3
Aluminoferrite
Sumber: Studi Literatur Beton, Semen dan Polimer ITB:2009
Tabel 2.2 Komposisi Senyawa Kimia Semen Padang PCC
Komposisi Kimia Kadar (%)
Tricalcium Silicate (C3S) 56.20
Dicalcium Silicate (C2S) 14.45
Tricalcium Aluminate (C3A) 7.58
Tetracalcium Alumino Ferrite (C4AF) 9.18
Sumber: Pengujian di Laboratorium FMIPA USU

Senyawa C3S berhidrasi lebih cepat daripada C2S. Bentuk reaksi


hidrasi kedua senyawa ini dapat dilihat pada persamaan-persamaan di
bawah ini:

a. Untuk C3S
2 C3S + 6H C3S2H3 + 3Ca(OH)2
(100) (24) (75) (49)
b. Untuk C2H
2 C2S + 4H C3S2H3 + 3Ca(OH)2
(100) (21) (99) (22)

Angka dalam kurung menunjukkan massa. Dari reaksi hidrasi di


atas dapat dicatat bahwa kedua senyawa silikat tersebut membutuhkan
jumlah air yang hampir sama. Hasil dari reaksi tersebut berupa senyawa
calcium silicate hidrate silicate yang merupakan hasil utama reaksi (Studi
Literatur Beton, Semen dan Polimer ITB:2009).

6
2. Abu Cangkang Pensi (Corbicula moltkiana)
Pensi merupakan hewan sejenis kijing dengan ukuran tubuh yang
lebih kecil. Hewan lunak berkulit keras ini banyak ditemukan di perairan
danau Maninjau, Sumatera Barat. Populasi pensi terus meningkat
dikarenakan habitatnya sudah menyebar ke sungai-sungai kecil di sekitar
danau. Hal ini dimanfaatkan sebagai mata pencaharian oleh masyarakat
setempat, sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan produksi limbah
cangkang.
Menurut penelitian terhadap cangkang pensi (Corbicula moltkiana)
yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan Fisika Universitas Negeri Padang
pada tahun 2015, diketahui bahwa cangkang pensi mengandung 1.83%
bahan organik dan 98.17% CaCO3 dengan fasa kalsit dan aragonit setelah
o
dipanaskan pada temperatur kalsinasi 736 C. Dikarenakan memiliki
kandungan CaCO3 (Calcium Carbonat) yang tinggi, abu cangkang pensi
dapat dijadikan sebagai material substitusi parsial semen. Pada pengujian
kali ini, abu cangkang pensi digunakan sebanyak 15% dari berat semen,

3. Abu Cangkang Langkitang (Faunus ater)


Langkitang merupakan hewan siput air yang ditemukan secara
melimpah di daerah Sumatera Barat. Langkitang hidup di danau, sungai
hingga muara dengan bentuk cangkang memanjang dan berwarna hitam.
Langkitang biasanya dijadikan sebagai bahan makanan oleh masyarakat
setempat dan cangkang hasil olahan tersebut dibiarkan begitu saja.
Tabel 2.3 Analisis XRF dari bubuk HAp Cangkang Langkitang
Sampel Kandungan Ca Kandungan P Ca/P
HAp langkitang 900 66,782% 25,739% 2,59
HAp langkitang 1000 57,976% 34,814% 1,67
Sumber: Penjernihan Air Gambut dengan Hidroksiapatit yang disintesis
dari Limbah Cangkang Langkitang (Faunus Ater). Yunita:2017
Dari hasil analisis tersebut dapat diasumsikan bahwa abu cangkang
langkitang dapat dijadikan sebagai bahan substitusi parsial agregat halus
pada campuran beton.

7
Tabel 2.4 Data Pengujian Kuat Tekan Paving Block
Cangkang Beban Kuat Kuat Tekan
Ijuk Beban
Langkitang Rata-Rata Tekan Rata-Rata
(%) (N)
(%) (N) (N/mm2) (N/mm2)
0 0 380.000 19,000
345.000 17,250
310.000 15,500
1 330.000 16,500
320.000 16,000
310.000 15,500
3 350.000 17,500
327.500 16,375
305.000 15,250
4 320.000 16,000
335.000 16,750
350.000 17,500
10 0 285.000 14,250
280.000 14,000
275.000 13,750
1 225.000 11,250
242.500 12,125
260.000 13,000
3 350.000 17,500
335.000 16,750
320.000 16,000
4 210.000 10,500
210.000 10,500
210.000 10,500
20 0 195.000 9,750
187.500 9,375
180.000 9,000
1 380.000 19,000
370.000 18,500
360.000 18,000
3 270.000 13,500
225.000 11,250
180.000 9,000
4 185.000 9,250
182.500 9,125
180.000 9,000
Sumber: Analisis Sifat Fisis dan Ketahanan terhadap Natrium Sulfat
Paving Block dengan Variasi Serbuk Cangkang Langkitang dan
Penambahan Serat Ijuk. Dewi:2018

8
Berdasarkan tabel hasil pengujian diatas direncanakan penggunaan
abu langkitang sebesar 15% dari berat agregat halus pada campuran beton.

4. Abu Serbuk Kayu


Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan Dinas Kehutanan
Provinsi Sumatera Barat, produksi hasil hutan kayu Sumatera Barat pada
Januari sampai dengan April 2015 mencapai angka 87.365,40 m3
(sumber:sumbarprov.go.id). Untuk industri besar dan terpadu, limbah
serbuk kayu gergajian sudah dimanfaatkan menjadi bentuk briket arang
dana rang yang aktif dijual secara komersial. Namun untuk industri skala
kecil yang jumlahnya mencapai ribuan unit dan tersebar di pedesaan,
limbah ini belum dimanfaatkan secara optimal yang biasanya hanya
digunakan sebagai bahan bakar tungku, dibakar atau malah dibuang begitu
saja sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Yusnita (2008), penambahan abu serbuk
kayu pada campuran beton sebesar 15% dapat meningkatkan kekuatan
tekan beton sebesar 9,54%. Pada pengujian ini digunakan abu serbuk kayu
sebanyak 15% dari volume total beton.
Tabel 2.5 Data Perbandingan Komposisi Benda Uji Beton
Persentase Abu Abu
Pembakaran Air Pasir Kerikil Semen Pembakaran
Serbuk Kayu (kg) (kg) (kg) (kg) Serbuk
(%) Kayu (kg)
0 0,2 0,8 1,2 0,4 -
5 0,2 0,8 1,2 0,4 0,02
10 0,2 0,8 1,2 0,4 0,04
15 0,2 0,8 1,2 0,4 0,06
Sumber: Pengaruh Penambahan Abu Pembakaran Serbuk Kayu Terhadap
Sifat Mekanik dan Sifat Fisik Beton. Yusnita:2008

5. Superplasticizer (Sika Viscocrete-10)

9
Penambahan superplasticizer pada campuran beton dapat
meningkatkan kemudahan dalam pekerjaan (workability) sampai pada
tingkat yang lebih besar. Dengan penyerapan permukaan dan efek
pemisahan butiran semen akan diperoleh sifat-sifat sebagai berikut (Zardi,
M, 2016):
a. Pengurangan air dalam jumlah besar, menghasilkan kepadatan tinggi,
beton mutu tinggi dan mengurangi permeabilitas;
b. Efek plasticizing (pengurang air) yang sangat baik, menghasilkan
kelecakan yang lebih baik, kemudahan pengecoran dan pemadatan
sehingga sangat cocok digunakan untuk beton yang memadat dengan
sendirinya (Self Compacting Concrete);
c. Mengurangi penyusutan dan keretakan;
d. Mengurangi karbonasi;
e. Meningkatkan sifat kedap air (watertight).
Pada pengujian ini, digunakan superplasticizer jenis Sika
Viscocrete-10 dengan nilai specific gravity 1,19 sebesar 2% dari berat
semen.

10
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Pemilihan Material Bahan Tambah Alami


Cangkang limbah dan pensi merupakan jenis limbah yang hanya terdapat
di Sumatera Barat. Sedangkan untuk serbuk kayu, walaupun terdapat di
hampir seluruh wilayah Indonesia, daerah Sumatera Barat merupakan salah
satu wilayah penghasil kayu terbesar di Indonesia. Jumlah limbah yang cukup
besar namun tidak adanya pengolahan yang baik akan menyebabkan
terjadinya pencemaran lingkungan. Landasan utama ketiga material limbah
tersebut dipilih adalah karena kandungan zat kimia yang dianalisa mampu
meningkatkan kekuatan tekan beton. Bahan-bahan organik merupakan sisa
dari makhluk hidup seperti dedaunan, kotoran hewan dan lain-lain. Zat
organik yang terkandung di dalam beton dapat mengganggu proses hidrasi
serta mengurangi daya ikat semen terhadap agregat. Selain itu, bahan-bahan
organik mengandung zat asam yang akan merusak tulangan pada konstruksi
beton bertulang. Untuk mengantisipasi sifat organik pada ketiga jenis limbah
tersebut, sebelum digunakan terlebih dahulu masing-masing limbah diberikan
perlakuan khusus yaitu menjadikannya sebagai abu. Abu merupakan zat
organik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan pada Uji Kandungan Abu Hasil Pembakaran Sampah
Organik (Susanti:2013), bahan-bahan organik yang telah menjadi abu akan
bersifat basa sehingga dapat digunakan pada campuran beton.

3.2 Metode Pengujian Material


Material yang digunakan pada campuran beton terlebih dahulu diuji
karakteristik di Laboratorium Material dan Struktur Fakultas Teknik
Universitas Andalas. Berikut pengujian material beserta standar yang
digunakan:
Tabel 3.1 Pengujian Material beserta Standar
Jenis Pengujian Standar
Analisa Saringan ASTM C 33

11
Berat Jenis ASTM C 127-88
Kadar Air ASTM C 566-97-2004
Berat Volume ASTM C 29/C 29 M 07
ASTM C 13
Keausan Agregat
ASTM C 535
Kadar Lumpur PBI 71
Kandungan Organik ASTM C 40

3.3 Metode Mix Design


Metode yang digunakan untuk merencanakan campuran (mix design) yaitu
Rancangan Campuran (Mix Design) Beton Mutu Tinggi berdasarkan ACI
211.4R-98.

3.4 Metode Pembuatan Benda Uji


Benda uji dibuat apabila telah diperoleh hasil pengujian karakteristik
material untuk campuran. Model benda uji berbentuk silinder dengan
diameter 30 cm, tinggi 15 cm dan jumlah sampel sebanyak 6 buah.
Pencampuran material beton dilakukan pada molen manual dengan
memasukkan secara berurut agregat kasar, agregat halus, semen, abu
cangkang pensi, abu cangkang langkitang, abu serbuk kayu. Apabila telah
tercampur merata, kemudian dimasukkan air yang telah dicampurkan
superplasticizer secara bertahap. Campuran beton tersebut dimasukkan ke
dalam mould silinder yang telah diolesi oli. Setelah mengeras, beton
dimasukkan ke dalam waterbath untuk proses curing sampai sampel tersebut
akan diuji.

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Uji Material yang Digunakan


Pada perencanaan beton mutu tinggi menggunakan standar ACI (American
Concrete Institute) 211.4R-98 diperlukan data hasil uji material sesuai standar
yang ditentukan pada tabel 3.1.
1. Mix Design
a) Kadar Air (pengujian dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2018)
Agregat halus : 5,932 %
Agregat kasar 2,36 mm : 2,599 %
Agregat kasar 4,75 mm : 1,678 %
Kombinasi Agregat
(75% 2,36 mm dan 25% 4,75 mm) : 1,908 %
b) Berat Volume
Metode Bobot Isi Lepas
Agregat Halus : 1,297 Kg /Liter
Agregat kasar 2,36 mm : 1,276 Kg /Liter
Agregat kasar 4,75 mm : 1,298 Kg /Liter
Kombinasi Agregat
(75% 2,36 mm dan 25% 4,75 mm) : 1,298 Kg /Liter
c) Analisa Saringan
Fine Modulus Agregat Halus : 1,876
Fine Modulus Agregat Kasar 2,36 mm : 6,578
Fine Modulus Agregat Kasar 4,75 mm : 7,071
Kombinasi Agregat
(75% 2,36 mm dan 25% 4,75 mm) : 6,701
d) Specific Gravity
Agregat Halus
Apparent Specific Gravity : 2,409
Bulk Specific Gravity Kondisi Kering : 2,158
Bulk Specific Gravity Kondisi SSD : 2,2.62

13
Penyerapan : 4,822 %
Agregat Kasar 2,36 mm
Apparent Specific Gravity : 2,713
Bulk Specific Gravity Kondisi Kering : 2,416
Bulk Specific Gravity Kondisi SSD : 2,558
Penyerapan : 4,530 %
Agregat Kasar 4,75 mm
Apparent Specific Gravity : 2,747
Bulk Specific Gravity Kondisi Kering : 2,449
Bulk Specific Gravity Kondisi SSD : 2,558
Penyerapan : 4,439 %
Kombinasi Agregat (75% 2,36 mm dan 25% 4,75 mm)
Apparent Specific Gravity : 2,739
Bulk Specific Gravity Kondisi Kering : 2,441
Bulk Specific Gravity Kondisi SSD : 2,549
Penyerapan : 4,461 %
2. Material Tambahan
Abu Cangkang Pensi : 15% dari berat semen
Abu Cangkang Langkitang : 15% dari berat agregat halus
Abu Serbuk Kayu : 15% dari volume total beton

4.2 Inovasi Bahan Tambah


Inovasi material pada Kabau Sirah Concrete adalah beton mutu tinggi
dengan pemanfaatan limbah daerah. Limbah daerah yang digunakan adalah
cangkang pensi dan cangkang langkitang yang merupakan limbah khas daerah
Sumatera Barat, serta serbuk kayu. Agar ketiga limbah dapat dimanfaatkan
secara optimal, perlu diberikan perlakuan khusus. Limbah tersebut dijadikan
sebagai material dalam bentuk abu. Untuk campuran beton pada pengujian ini,
Kabau Sirah Team hanya perlu meminta limbah tersebut dari masyarakat
setempat. Cangkang pensi dan cangkang langkitang dipanaskan di dalam oven
selama 3-5 hari. Setelah itu, cangkang pensi dan langkitang di oven dan
digiling sampai halus di dalam mesin Los Angeles. Abu cangkang pensi dan

14
langkitang disaring dengan menggunakan ayakan No. 200 dan kemudian di
oven kembali sampai hari mixing. Sedangkan untuk serbuk kayu dibakar
terlebih dahulu sampai menjadi abu. Dalam pengujian kali ini, sudah diperoleh
serbuk kayu yang telah dalam bentuk abu sehingga dapat langsung digunakan.

4.3 Perhitungan Mix Design Formula


Rancangan Campuran (Mix Design) Beton Mutu Tinggi berdasarkan ACI
211.4R-98l.
SEMEN
1 Tipe Semen PCC
2 Specific Gravity 3,15
AGREGAT KASAR
3 Bulk Specific Gravity 2,549
4 Berat Volume Kering 1298 kg/m3
5 Absorpsi 4,461 %
6 Kadar Air 1,908 %
AGREGAT HALUS
7 Bulk Specific Gravity 2,262 kg/m3
8 Berat Volume Kering 1297
9 Absorpsi 4,822 %
10 Kadar Air 5,932 %
11 Fine Modulus 1.876
KARAKTERISTIK RENCANA
12 Dry Rodded Mass 1468 kg/m3
13 Kuat Tekan Rencana 55 MPa
14 Slump Rencana 50 Mm
15 Ukuran Agregat Maksimum 4,75 Mm
16 Volume Agregat Kondisi Kering Padat 0.65 m3
17 Berat Agregat Kasar Kondisi Kering Padat 843,7 Kg
18 Rencana Air Adukan 184 kg/m3
19 Volume Udara 2,50 %
20 Water per Cement Ratio 0,35
3
KOMPOSISI MATERIAL / M BETON PADA KONDISI SSD
21 Air 199,6 Kg
22 Semen 526,8 Kg
23 Agregat Kasar 859,8 Kg
24 Agregat Halus 596,8 Kg
KOMPOSISI MATERIAL MIXING
25 Air 6,547 Kg
26 Semen 16,963 Kg
27 Agregat Kasar 22,556 Kg
28 Agregat Halus 19,571 Kg

15
29 Abu Cangkang Langkitang 15% 2,591 Kg
30 Abu Cangkang Pensi 2,544 Kg
31 Abu Serbuk Kayu 0,005 kg
32 Superplasticizer 0,293 kg

4.4 Rancangan Anggaran Biaya Pembuatan Beton per M3


Rancangan Anggaran Biaya Pembuatan Beton 1 M3
BIAYA YANG DIPERLUKAN
Item Satuan Volume HSP Jumlah
Semen PCC kg 16,963 Rp 1.600,00 Rp 27.140,80
Pasir Pasang m3 0,015 Rp 159.500,00 Rp 2.401,82
3
Agregat 2,36 mm m 0,004 Rp 261.100,00 Rp 1.106,19
Agregat 4,75 mm m3 0,017 Rp 259.300,00 Rp 4.394,27
Viscocrete 3115N m3 0,293 Rp 65.000,00 Rp 19.045,00
Harga Total Rp 54.088,09

4.5 Pengaplikasian dan Keunggulan Beton di Lapangan


Kabau Sirah Concrete dapat diaplikasikan dengan baik di lapangan
dikarenakan campuran material beton yang mudah didapat. Dikarenakan beton
inovasi ini memiliki karakteristik yang menyerupai beton mutu tinggi normal
lainnya, Kabau Sirah Concrete dapat diaplikasikan pada semua jenis
konstruksi beton. Untuk konstruksi skala industri, produksi abu cangkang
pensi, langkitang dan serbuk kayu dapat diproses dengan teknologi yang
sederhana; proses penggilingan dan pemanasan. Selain ekonomis, Kabau Sirah
Concrete juga unggul dalam kategori green concrete. Hal ini dapat
disimpulkan dari material penyusun beton yang berasal dari limbah khas
daerah sehingga dapat mengurangi jumlah limbah tidak terpakai di wilayah
Sumatera Barat.

16
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1) Kabau Sirah Concrete merupakan inovasi High Strength Green
Concrete yang memanfaatkan limbah daerah cangkang pensi
sebanyak 15% dari berat semen, cangkang langkitang sebanyak 15%
dari berat agregat halus dan serbuk kayu sebanyak 15% dari volume
total campuran pada beton
2) Untuk mempermudah proses pengerjaan campuran beton tinggi
digunakan Superplasticizer sebanyak 2% dari berat semen.
5.1 Saran
Diharapkan pengujian selanjutnya agar:
1) Melakukan perhitungan ulang data mix design untuk antisipasi
kesalahan perhitungan
2) Mempersiapkan material campuran untuk beton dengan jumlah yang
lebih banyak daripada perencanaan.

17

Anda mungkin juga menyukai