Sistem pengapian adalah suatu system dalam kendaraan bermotor terutama dengan
bahan bakar gasoline (Bensin) yang berfungsi untuk membakar campuran Bahan Bakar
dan Udara saat piston pada akhir langkah kompresi.
Fungsi baterai pada system pengapian adalah menyediakan sumber tegangan untuk
mensuplay tegangan yang digunakan untuk menyalakan bunga api pada busi
Ignition Coil
Berfungsi untuk menaikkan tegangan dari sumber tegangan (baterai) dari 12 volt
menjadi 20 Kilo volt melalui induksi medan magnet
Distributor
Berfungsi untuk membagikan tegangan tinggi dari ignition coil ke busi-busi sesuai
dengan firing order
Kabel tengangan tinggi (high tension cords)
Busi
Busi berfungsi untuk memercikkan bunga api untuk membakar campuran udara dan
bahan bakar pada saat akhir langkah kompresi
Kondenser (Kondensator)
Kondensator adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menyimpan arus sementara
saat kontak platina membuka agar tidak terjadi loncatan bunga api pada celah platina
saat platina membuka.
Apabila kunci kontak pada posisi IG atau Start Aliran listrik dari sumber tegangan atau
baterai menuju ke primer coil dan ke platina
Maka aliran dari baterai ke primer koil ke kontak platina ke massa, jadi tidak ada induksi
medan magnet pada ignition coil
Apabila kontak platina membuka
Maka aliran listrik dari baterai ke primer coil akan menghasilkan tegangan tinggi dan
selanjutnya dikirim ke rotor distributor untuk dibagikan ke masing masing busi sesuai
urutan firing order.
Periksalah semua pemasangan kawat listrik bila terbakar, isolasinya rusak atau
terminal-terminalnya longgar.
Periksalah kabel bertegangan tinggi bila terbakar atau isolasinya rusak dan
terminal-terminalnya berkarat.
Periksalah koil pengapian bila rusak atau olinya bocor.
Periksalah distributornya bila sekrup-sekrupnya, kontak-kontaknya longgar,
generator sinyal rusak atau porosnya aus.
Periksalah tutup distributor dan rotor bila retak, korosi atau elektroda-
elektrodanya terbakar.
Periksalah busi bila isolasinya rusak atau ada tanda-tanda korslet.
Peringatan : Sistem pengapian energi tinggi dapat menyebabkan kejutan listrik yang
fatal.
Oleh sebab pengetesan koil-koil pengapian energi tinggi yang menggunakan alat-alat
test sangat berbahaya, dan karenanya kabel-kabel tegangan tinggi rangkaian terbuka
menyebabkan komponen-komponen elektronik tidak bekerja, maka suatu cara
pengetesan kinerja system pengapian telah dikembangkan dengan menggunakan
‘penguji busi’. Busi test hanyalah sebuah busi dengan celah yang sangat lebar (max. 13
mm) dan penjepit massa untuk pengaman (secure grounding)
Coil system yang akan ditest hanya dihubungkan ke busi melalui kabel bertegangan
tinggi. Busi dihubungkan ke ground (massa). Anda sekarang dapat menghidupkan engine
dengan aman. Coil pengapian dan system yang baik harus dengan mudah dapat
melompati celah tanpa gagal.
Catatan : Menghubungkan busi test hanya dapat dilakukan bila pengapiannya dimatikan.
Multimeter Digital
Multimeter digital disarankan oleh pabrik pembuat komponen dan kendaraan untuk
digunakan pada rangkaian dan peralatan elektronik. Volt, amper dan ohmmeter
digunakan untuk menguji kondisi rangkaian, nilai dan keterpakaian komponen. Fungsi
multimeter digital lainnya seperti pemeriksa dioda dan frekuensi meter dapat
digunakan untuk mendiagnosa system pengapian dan keterpakaian komponen.
Fungsi frekuensi mampu mengukur :
Ketersediaan output generator sinyal.
Frekuensi output generator sinyal dibandingkan dengan variable lain yang sudah diketahui
seperti putaran mesin.
Input dan output dari unit pengendali system pengapian elektronik.
Sambungan meter listrik biasanya ke terminal negatif coil pengapian dan massa. Skala
arus harus dipilih sesuai jenis dan jumlah silinder. Hidupkan engine dan perhatikan
pembacaan meter. Bila diperlukan stel celah kontak point. Periksa kembali pembacaan
dwell meter.
Catatan :
Selalu ikuti petunjuk penggunaan bila menggunakan dwell meter dimana sambungan
setiap meter dapat berbeda pada berbagai engine.
Sudut dwell pada system pengapian elektronik sudah tertentu dan tidak dapat distel.
Timing Light
Timing light digunakan untuk memeriksa dan menyetel saat pengapian sesuai dengan
sudut putar poros engkol dimana secara langsung berhubungan dengan posisi piston
Begitu saat pengapian disetel, selanjutnya akan dikendalikan oleh system pengatur
pegapian mekanik, vacuum atau elektronik. Timing light yang digunakan bersamaan
dengan meter pengatur pengapian memastikan system pemajuan pengapian bekerja
sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Bacaan yang benar akan menunjukkan bahwa baik rangkaian dan faktanya tidak ada
yang korslet.
b. Coil Lilitan Sekunder
Untuk mengetes lilitan sekunder maka test resistansi harus dilakukan pada lilitan
sekunder. Ohmmeter (Diatur pada salah satu rentang yang tinggi) dihubungkan diantara
outlet tegangan tinggi dan salah satu dari terminal primer. Pabrik menentukan rentang
resistansi dimana nilai sekundernya berada pengaturan umum dari nilai-nilai tersebut
berada diantara 9.000 dan 12.000 ohm.
Bacaan yang benar pada rentang yang telah ditetapkan akan menunjukkan baik
rangkaian yang lengkap dengan hubungan yang baik pada lilitan primer, maupun lilitan-
lilitan tidak korslet bersamaan.
c. Pengecekan Massa Isolasi
Untuk mengecek kesalahan pemassaan satu seri test lamp (lampu pengetes)
dihubungkan diantara satu dari terminal primer dan wadah logam coil. Lampunya tidak
boleh menyala. Bila menyala, coilnya rusak dan harus diganti.
d. Pengujian Output
Test out put scunder harus juga diterapkan pada coil menghubungkannya pada mesin
pengetes yang dapat menghasilkan arus yang terganggu. Dengan menghubungkan outlet
tegangan tinggi koil ke celah percikan bunga api yang berubah-ubah, ‘ukuran’
maksimum percikan bunga api (atau enerji yang tersedia) yang dapat diproduksi, dapat
diukur. Hal tersebut harus dibandingkan dengan coil yang baru, lebih kurang 13 mm.
Catatan : Pengujian ini harus dilakukan pada temperatur kerja koil.
Catatan penting : Alat uji coil pengapian berdaya tinggi.
Alat uji output coil pengapian tidak boleh digunakan untuk menguji coil pengapian yang
berenerji tinggi yang dirancang untuk system pengapian elektronik
Kondensor Pengapian
Ada tiga pengujian yang harus dilakukan terhadap kondensor :
Kebocoran, untuk memastikan arus tidak bocor melalui bahan penyekat dielektrik.
Kapasitas, untuk memeriksa keadaan plat untuk memastikan kondensor mempunyai
kapasitas untuk menyimpan semua enerji listrik.
Resistansi seri, untuk memeriksa sambungan kabel kondensor ke plat.
Alat ukur condensor otomotif harus digunakan sesuai dengan kondisi aslinya,
menyediakan tegangan dan siklus pengisian yang mensimulasikan kerjanya pada engine
Kontak Point
Kontak point pengapian memerlukan perawatan yang tinggi dan penting dalam system
pengapian, jika ada keragu-raguan pada kontak point segeralah ganti.
b. Pemeriksaan lainnya :
Kekuatan pegas.
Kabel listrik dan sambungan.
Celah kontak point.
Keausan poros cam distriburtor.
Ballast Resistor
Ballast resistor diperiksa dengan menggunakan ohmmeter, dua kali yaitu saat engine
masih dingin dan pada temperatur kerja.
Kabel Tegangan Tinggi dan Tutup Distributor
Resistansi kabel tegangan tinggi dan tutup distributor diperiksa dengan menggunakan
ohmmeter.
Rentang nilai resistansi kabel tegangan tinggi biasanya berkisar antara 10 – 25 K ohm,
tergantung panjangnya.
Kabel yang diidentifikasi mempunyai resitansi tinggi harus dilepas dari distributor.
Terminalnya harus dilepas, periksa dan uji kembali jika terdapat permasalahan karat.
Tutup distributor harus diperiksa secara visual untuk mengetahui keretakan, terminal
yang berkarat atau rusak.
Kapasitor
Penguji kapasitor harus digunakan untuk menentukan :
Kapasitas kapasitor
Resistansi atau kebocoran insulator
Resistansi seri
Hubungan singkat atau ke massa
Hubungan singkat internal rangkaian.
Catatan :
Hubungan singkat ke massa atau hubungan singkat di dalam rangkaian akan terdeteksi
dengan salah satu pengujian ini. Kapasitor dapat diuji dengan menggunakan alat uji
osiloskop.