Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PKN 31-07-2018

Kelas: XII IPA 1

A. Hak Warga Negara (WN)

1. Macam-macam hak warga negara

– Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).

– Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).

– Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28B ayat
1).

– Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang.”

– Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat
pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi
kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)

– Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).

– Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
depan hukum.(pasal 28D ayat 1).

2. Dasar hukum warga negara

Dasar hukum yang mengatur warga negara adalah UU yang mengatur kewarganegaraan :

1. UU No.3 Th 1946 tentang kewarganegaraan Indonesia

2. UU No. 2 Th 1958 tentang penyelesaian dwi kewarganegaraan antara Indonesia dengan RRC
3. UU No. 62 Th 1958 tentang kewarganegaraan Indonesia sebagai penyempurnaan UU No. 3 Th 1946

4. UU No. 4 Th 1969 tentang pencabutan UU No. 2 Th 1958 dan dinyatakan tidak berlaku

5. UU No. 3 Th 1976 tentang perubahan pasal 18 UU No.62 Th 1958

6. UU No. 12 Th 2006 tentang kewarganegaraan Indonesia

3. Kasus pelanggaran hak warga negara


 Eksploitasi Terhadap anak

Anda tentunya pernah melihat para anak jalanan sedang mengamen di pinggir jalan raya. Mungkin juga anda
pernah didatangi anak yang dijadikan pengemis yang selanjutnya meminta sumbangan kepada anda. Anak
jalanan dan pengemis merupakan salah satu golongan warga negara yang kurang beruntung, karena tidak bisa
mendapatkan haknya secara utuh. Kondisi yang mereka alami salah satunya disebabkan oleh terjadinya
pelanggaran terhadap hak mereka sebagai warga negara, misalnya pelanggaran terhadap hak mereka untuk
mendapatkan pendidikan, sehingga mereka menjadi putus sekolah dan akibatnya mereka bisa saja menjadi
anak jalanan

 Proses penegakkan hukum masih belum optimal dilakukan

Misalnya saja di Indonesia ini masih terjadinya kasus salah tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat
penegak hukum terhadap para pelanggar hukum dengan dasar kekayaan atau jabatan, dan lain sebagainya.
Hal tersebut merupakan bukti bahwa amanat pada Pasal 27 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang menyatakan “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”, belum sepenuhnya
dilaksanakan.

 Tingkat kemiskinan dan angka pengangguran masih tinggi

Saat ini tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di negara indonesia masih cukup tinggi, padahal pada
Pasal 27 ayat (2) UUD Tahun 1945 mengamanatkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

 Semakin merebaknya kriminalitas

Masih adanya kasus pelanggaran hak asasi manusia seperti pemerkosan, pembunuhan, ataupun kekerasan
dalam rumah tangga (KDRT), padahal Pasal 28A–28J UUD Tahun 1945 menjamin keberadaan Hak Asasi
Manusia.

 Masih terjadinya tindak kekerasan mengatasnamakan agama


Contohnya adalah penyerangan tempat peribadatan, padahal pada Pasal 29 ayat (2) UUD Tahun 1945
menegaskan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya.

 Angka Anak Putus Sekolah Yang Cukup Tinggi

Hal ini mengindikasikan bahwa belum terlaksananya secara sepenuhnya amanat pada Pasal 31 ayat (1) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan.

 Pelanggaran hak cipta

Misalnya saja masih banyak beredarnya VCD/ DVD bajakan, perilaku plagiat dalam membuat sebuah karya dan
sebagainya.

4. Proses penanganan pelanggaran HAM melalui pengadilan HAM dapat dilakukan melalui tahap-
tahap berikut:

a) Penangkapan

Penangkapan dilakukan oleh jaksa agung untuk kepentingan penyidikan dengan memperlihatkan surat tugas.
Jika pelaku tertangkap tangan, tidak diperlukan surat tugas, tetapi menyerahkan barang bukti.

b) Penahanan

Penahanan dapat dilakukan oleh jaksa agung untuk kepentingan penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di
sidang pengadilan HAM, banding di pengadilan tinggi, dan kasasi di Mahkamah Agung.

c) Penyelidikan

Penyelidikan dilakukan oleh Komnas HAM. Dalam upaya penyelidikan, Komnas HAM dapat membentuk tim ad
hoc yang terdiri atas Komnas HAM dan unsur masyarakat.

d) Penyidikan

Penyidikan dilakukan oleh jaksa agung. Dalam upaya penyidikan, jaksa agung dapat mengangkat penyidik ad
hoc. Jika dalam penyidikan tidak diperoleh bukti yang cukup, jaksa agung dapat mengeluarkan surat
penghentian penyidikan.

e) Penuntutan

Penuntutan dilakukan oleh jaksa agung. Dalam hal ini jaksa agung dapat mengangkat penuntut umum ad hoc.

f) Pemeriksaan di Sidang Pengadilan


Pemeriksaan di sidang pengadilan dilakukan oleh lima orang hakim yang terdiri atas dua orang hakim HAM dan
tiga orang hakim ad hoc. Pemeriksaan di tingkat pertama dilakukan paling lama 180 hari. Untuk banding dan
kasasi dilakukan paling lama 90 hari.

B. Kewajiban Warga Negara (WN)

1. Hakikat kewajiban Warga Negara (WN)


Kewajiban warga negara adalah tindakan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang warga
negara sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Hak dan kewajiban warga negara memiliki hubungan sebab akibat. Seseorang mendapatkan haknya
dikarenakan dipenuhinya kewajiban yang dimilikinya. Misalnya, seorang pekerja mendapatkan upah,
setelah dia melaksanakan pekerjaan yang menjadi kewajiban. Selain itu, hak yang didapatkan
seseorang sebagai akibat dari kewajiban yang dipenuhi oleh orang lain. Misalnya, seorang pelajar
mendapatkan ilmu pengetahuan pada mata pelajaran tertentu, sebagai salah satu akibat dari
dipenuhinya kewajiban oleh guru yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

2. Dasar hukum kewajiban Warga Negara (WN)


a) Kewajiban untuk menjunjung hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat 1 UUD 1945)
“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
b) Kewajiban untuk ikut serta dalam upaya bela Negara (pasal 27 ayat 3 UUD 1945)
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”
c) Kewajiban untuk membayar pajak (pasal 23A UUD 1945)
“Pajak dan pumungatan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan
undang-undang.”
d) Kewajiban untuk menghormati hak asasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara (pasal 28J ayat 1 UUD 1945)
“Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.”
e) Kewajiban untuk tunduk pada batasan yang ditetapkan undang-undang (pasal 28J ayat 2 UUD
1945)
“Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan
yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
f) Kewajiban untuk ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara (pasal 30 ayat 1
UUD 1945)
“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.”
g) Kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar (pasal 31 ayat 2 UUD 1945)
“Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.”

3. Contoh kasus pengingkaran kewajiban


 Membuang sampah sembarangan, seperti di jalan raya, di sungai atau ke selokan.
 Melanggar aturan berlalu lintas, dengan tidak memakai helm,mengemudi tetapi tidak memiliki
Surat Izin Mengemudi (SIM), tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas,kebut-kebutan di jalan
raya,berkendara tetapi tidak membawa Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
 Merusak fasilitas milik negara, misalnya mencoret coret bangunan milik umum, merusak
jaringan telepon, mencuri kabel listrik,mencuri aliran listrik, mencuri aliran air PAM, merusak
rel kereta api, merusak jembatan penyeberangan dengan cara mencuri skrupnya dan
sebagainya.
 Tidak membayar pajak kepada negara, seperti pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Penghasilan,
Pajak Bumi dan Bangunan, retribusi parkir dan sebagainya.
 Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, misalnya mangkir dari
kegiatan siskamling.
 Tidak menjaga keutuhan negara dengan melakukan gerakan separatis yang ingin memisahkan
diri dari NKRI.

4. Proses penanganan kasus pengingkaran kewajiban


Contoh kasus : Penggelapan pajak
Uraian Kasus : Dua orang pengusaha asal Bandung menjadi tersangka penggelapan pajak.
Pajak yang dipungut dari masyarakat tidak disetorkan kepada negara,
akibatnya negara dirugikan sekita Rp. 12,4 miliar. Kedua tersangka merupakan
wajib pajak (WP) dari perusahaan PT. MNA dengan tersangka SA dan PT NKC
dengan tersangka NS, kedua WP tersebut berlokasi di Bandung.
Penyebab : Tersangka tidak menyampaikan SPT tahunan PPh (Pajak Penghasilan) dan WP
Badan dan SPT masa PPN. Serta memungut PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
tapi tidak menyetorkan PPN tersebut ke negara.
Penyelesaian : Atas perbuatan tersebut tersangka disangkakan pasal 39 aya(1) huruf C dan
huruf i UU No. 28 tahun 2007 tentang Perubahan ketiga atas UU No.6 tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan.
Alternatif
Penyelesaian : Terjadinya kasus penyelewengan pajak yang melibatkan oknum wajib pajak
dan aparat Ditjen Pajak karena minimnya upaya pencegahan. Semestinya
Ditjen Pajak bisa bekerjasama dengan instansi penegak hukum seperti KPK
(Komisi Pemberantasan Korupsi), dan proaktif mengusut dugaan pelanggaran
dalam pembayaran pajak oleh wajib pajak, baik perorangan maupun badan
usaha.

Anda mungkin juga menyukai