Nim : F3316001
Prodi/Kelas : D3 Akuntansi/A
ETIKA PROFESIONAL
Etika dapat diidentifikasikan sebagai prinsip atau nilai moral.
nilai etis mengenai perilaku etis menurut Josephson Institute:
1. Dapat dipercaya (trustworthiness) mencakup kejujuran, integritas, reabilitas, dan loyalitas.
Kejujuran menuntut itikad baik untuk mengemukakan kebenaran. Intergritas berarti bahwa
seseorang bertindak sesuai dengan kesadaran yang tinggi, dalam situasi apapun. Reabilitas
berarti melakukan semua usaha yang masuk akal untuk memenuhi komitmennya. Loyalitas
adalah tanggung jawab untuk mengutamakan dan melindungi berbagai kepentingan
masyarakat dan organisasi tertentu
2. Penghargaan (respect) mencakup gagasan seperti kepantasan, kesopansantunan,
kehormatan, toleransi, dan penerimaan.
3. Pertanggungjawaban (responsibility) berarti bertanggung jawab atas tindakan seseorang
serta dapat menahan diri. Pertanggungjawaban juga berarti berusaha sebaik mungkin dan
memberi teladan dengan contoh, serta ketekunan dan upaya untuk melakukan perbaikan
4. Kelayakan (fairness) dan keadilan mencakup isu-isu tentang kesamaan penilaian, sikap
tidak memihak, proporsionalitas, keterbukaan, dan keseksamaan. Perlakuan yang layak berarti
bahwa situasi yang serupa akan ditangani dengan cara yang serupa pula.
5. Perhatian (caring) berarti bersungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan pihak lain
dan mencakup tindakan yang memperhatikan kepentingan sesama serta memperlihatkan
perbuatan baik.
6. Kewarganegaraan (citizenship) termasuk kepatuhan pada undang-undang serta
melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara agar proses dalam masyarakat berjalan
dengan baik.
Perilaku tidak etis adalah tindakan yang berbeda dengan apa yang di anggap tepat dilakukan
dalam situasi tertentu. Ada dua alasan utama mengapa seseorang bertindak tidak etis yaitu:
1. Standar etika seseorang berbeda dengan masyarakat umum.
2. Orang memilih untuk bertindak mementingkan diri sendiri.
DILEMA ETIKA
Adalah situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus mengambil keputusan tentang
perilaku yang tepat. Para auditor, akuntan, serta pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak
dilema etika dalam karier bisnis mereka. Auditor yang menghadapi klien yang mengancam
akan mencari auditor baru kecuali bersedia menerbitkan suatu pendapat tanpa pengecualian itu
tidak tepat.
pendekatan yang relatif sederhana untuk menyelesaikan dilema etika:
1. Memperoleh fakta yang relevan
2. Mengidentifikasi isu-isu etis berdasarkan fakta tersebut
3. Menentukan siapa yang akan terpengaruh oleh akibat dari dilema tersebut dan bagaimana
setiap orang atau kelompok itu terpengaruhi.
4. Mengidentifikasi berbagai alternatif yang tersedia bagi orang yang harus menyelesaikan
dilema tersebut
5. Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap alternatif
6. Memutuskan tindakan yang tepat
b. Kaidah etika
Kaidah adalah penjelasanyang diterbitkan dan jawaban atas pertanyaan tentang peraturan
periaku yang diserahkan kepada AICPA oleh para praktisi dan pihak lain yang berkepentingan
dengan persyaratan etis.
c. Peraturan perilaku
Standar minimum dari perilaku etis yang ditanyatakan sebagai peraturan spesifik.
d. Interpretasi atas peraturan perilaku
Oleh devisi etika profesional dari AICPA
Beberapa pengertian yang diambil dari kode perilaku profesional AICPA :
Klien adalah setiap orang atau entistas, selain dari atasan anggota, yang menugaskan
anggota atau kantornya untuk melaksanakan jasa profesional
Kantor akuntan adalah bentuk organisasi yang diizinkan oleh hukum dan peraturan
yang karakteristiknya sesuai dengan resolusi Dewan American Institute of Certified
Accountants yang bertugas dalam praktik akuntansi publik
Praktik akuntansi publik, terdiri dari pelaksanaan kerja untuk klien oleh seorang
anggota atau kantor akuntan anggota, yang bertindak sebagai akuntan publik, atau jasa
profesional akuntansi, perpajakan dll.
INDEPENDENSI
Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias. Auditor tidak
hanya harus independen dalam fakta, tetapi juga harus independen dalam penampilan.
Independensi dalam fakta ada bila auditor benar-benar mampu mempertahankan sikap yang
tidak bias sepanjang audit. Independensi dalam penampilan adalah hasil dari interpretasi lain
atas independensi ini. Bila auditor independen dalam fakta tetapi pemakai yakin bahwa mereka
menjadi penasihat untuk klien, sebagian besar nilai dari fungsi audit telah hilang.