Anda di halaman 1dari 12

I.

Judul : Laporan Tumbuhan Tingkat Tinggi (Angiospermae)


II. Tujuan :
1. Mengetahui ciri morfologi dan struktur anatomi angiospermae
2. Mengetahui klasifikasi tumbuhan angiospermae
III. Landasan Teori
Tumbuhan adalah organisme yang memiliki akar, batang, dan daun sejati. Akar,
batang dan daun merupakan organ hasil diferensiasi jaringan. Tumbuhan memiliki sel
eukariotik dan mempunyai kloroplas. Didalam kloroplas terdapat pigmen klorofil. Pada
umunya tumbuhan memiliki klorofil a, klorofil b dan ada juga yang mengandung
karoten. Sel-sel tumbuhan memikili dinding sel yang mengandung selulosa,
mengakibatkan tubuhnya kaku. Dalam klasifikasi dengan system 5 kingdom
diantaranya tumbuhan biji namun ditekankan pada Phanerogamae dan lebih kepada
Angiospermae.
Angiospermae merupakan tumbuhan biji tertutup. Hampir semua tumbuhan
yang ada di daratan merupakan angiospermae. Angiospermae dibedakan atas dua kelas
yakni dikotil dan monokotil. Klasifikasi angiospermae menjadi dikotiledon dan
monokotiledon didasarkan sejumlah perbedaan, yaitu perbedaan struktur vegetatif
(batang, daun, akar) dan struktur generatif (bunga dan biji).
IV. Alat dan bahan
a. Alat
1. Alat tulis
2. Kamera handpone
b. Bahan
1. Daun Jamblang
2. Buah Jeruk
3. Buah Apel
4. Buah Nanas
5. Buah Jambu
6. Daun Ketapang
7. Biji Jinten
8. Daun Kelengkeng
9. Daun Sirsak
10. Daun Mangga
11. Daun Jambu Air
12. Daun Air Mata Pengantin
13. Kembang Sepatu
V. Prosedur kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambilah tumbuhan yang akan diamati lalu letakkan pada kertas putih
3. Amati tumbuhan dengan mengidentifikasi ciri morfologi tumbuhan
tersebut
4. Carilah klasifikasi tumbuhan berdasarkan bagian-bagian yang dimiliki
tumbuhan tersebut
5. Catatlah informasi tersebut
6. Dokumentasikan hasil pengamatan
7. Lakukan langkah-langkah tersebut pada tumbuhan lainnya
VI. Hasil pengamatan
N Nama Gambar Keterangan
o Tumbuhan
1 Jamblang  Kingdom :
Plantae
 Divisi :
Magnolioph
yta
 Class :
Magnoliopsi
da
 Ordo :
Myrtales
 Famili :
Myrtaceae
 Genus :
Syzygium
 Spesies :
Syzygium
cumini (L).
Skeels
2 Jeruk  Kingdom :
Plantae
 Divisi :
Magnolioph
yta
 Class :
Magnoliopsi
da
 Ordo :
Sapinales
 Famili :
Rutaceae
 Genus :
Citrus L.
 Spesies :
Citrus
sinensis
3 Apel  Kingdom :
Plantae
 Divisi :
Magnolioph
yta
 Class :
Magnoliopsi
da
 Ordo :
Rosales
 Famili :
Rosaceae
 Genus :
Malus
 Spesies :
Malus
domestica
4 Nanas  Kingdom :
Plantae
 Divisi :
Tracheophyt
a
 Class :
Magnoliopsi
da
 Ordo :
Poales
 Famili :
Bromeliacea
e
 Genus :
Ananas Mill
 Spesies :
Ananas
comosus
(L).Merr
5 Jambu  Kingdom :
Plantae
 Divisi :
Spermatophy
ta
 Class :
Dicotyledon
eae
 Ordo :
myrtales
 Family :
Myrtaceae
 Genus :
Psidium
 Spesies :
Psidium
guajava L.
6 Ketapang  Kingdom :
Plantae
 Divisi :
Magnolioph
yta
 Class :
Magnoliopsi
da
 Ordo :
Myrtales
 Famili :
Combretacea
e
 Genus :
Terminalia
 Spesies :
Terminalia
catappa L.
7 Jinten  Kingdom :
Plantae
 Divisi :
Magnolioph
yta
 Class :
Magnoliopsi
da
 Ordo :
Apiales
 Famili :
Apiaceae
 Genus :
Cuminum
 Spesies :
Cuminum
cyminum L.
8 Kelengken  Kingdom :
g Plantae
 Divisi :
Tracheophyt
a
 Class :
Magnolioph
yta
 Ordo :
Sapindales
 Famili :
Sapindaceae
 Genus :
Dimocarpus
Lour
 Spesies :
Dimocarpus
longan Lour
9 Sirsak  Kingdom :
Plantae
 Divisi :
Tracheophyt
a
 Class :
Magnoliopsi
da
 Ordo :
Magnoliales
 Famili :
Annonaceae
 Genus :
Annona L
 Spesies :
Annona
muricata L

10 Mangga  Kingdom :
Plantae
 Divisi :
Tracheophyt
a
 Class :
Magnoliopsi
da
 Ordo :
Sapindales
 Famili :
Anacardiace
ae
 Genus :
Mangifera L
 Spesies :
Mangifera
indica L
11 Air Mata  Kingdom :
Pengantin Plantae
 Divisi :
Magnolioph
yta
 Class :
Magnoliopsi
da
 Ordo :
Caryophylial
es
 Famili :
Polygonacea
e
 Genus :
Antigonon
 Spesies :
Antigonon
leptopus
12 Kembang  Kingdom :
Sepatu Plantae
 Divisi :
Magnolioph
yta
 Class :
Magnoliopsi
da
 Ordo :
Malvales
 Famili :
Malvaceae
 Genus :
Hibiscus
 Spesies :
Hibiscus
rosa-sinensis

VII. Pembahasan
Angiospermae merupakan golongan tumbuhan yang dapat menghasilkan biji serta
dilingdungi dengan karpel atau daun buahnya dan pembuahannya ganda. Ciri utama
angiospermae adalah bakal biji yang berada didalam megasporofil yang kemudian
termodifikasi menjadi daun buah, sehingga membuat serbuk sari harus menembus
jaringan.
Pada praktikum ini, kami mengamati 12 jenis tumbuhan yang termasuk kedalam
angiospermae. Yang pertama yaitu tumbuhan jamblang yang merupakan jenis pohon
buah dari suku jambu-jambuan (Myrtaceae), batangnya tebal, berakar tunggang,
buahnya berbentuk lonjong, dan tunggal, tebal dengan tangkai daun antara 1-3,5 cm.
Tanaman Jeruk ini memiliki bentu akar yang tuggang panjang, akar serabut, serta
akar-akar rambut. Bila akar tunggang mencapai tanah yang keras atau tanah yang berada
di dalam air, maka pertumbuhan akar akan berhenti. Tetapi jika bertemu di tanah yang
subuh, panjang akarnya (terutama akar tunggang) bisa mencapai kurang lebih 4 meter.
Kedalaman akar jeruk bervariasi tergantung kondisi lingkungan (tanah) serta varietas
jeruknya, biasanya di antara kedalaman 0,15 – 0,5 meter dimana panjang akar secara
mendatar berkisar 6 – 7 meter.
Tanaman apel memiliki akar tunggang yaitu akar bawah tegak lurus ke dalam tanah.
berfungi untuk menyokong tanaman, meyerap unsur hara tanah. Batang berkayu keras
dan kuat. Tanaman ini memiliki kulit yang tebal, berwarna mudah, kecoklatan hingga
kuning dan keabu-abuan. bentuk loong dan oval, memiliki ujung yang runcing. Dan
memiliki dauan tumpul dan tepi daunnya bergerigi. Tanaman apel memiliki bungan
bertangkai pendek, menghadap ketas, berdandan dan pada tiap tandan bunga memiliki
6-7 bunga. Bunga pada tanaman ini tumbuh di ketiak daun , mahkota bungan berwarna
putih dan kemarahan.
Akar nanas terdiri dari akar tanah dan akar samping. Akar tanaman nanas tumbuh
dari batang kemudian masuk ke dalam ruang antara batang dan daun. Bentuk dari akar
tanaman nanas ini kemudian akanmenjadi pipih dan melingkar dikarenakan akar
tanaman dalam keadaan terjepit.
anaman Nanas mempunyai batang yang pendek letaknya tertutup oleh daun-daun dan
akar tanaman. Panjang dari batang tanaman nanas diantara 20 cm sampai 30 cm, batang
bagian bawah tanaman nanas berukuran sekitar 2 cm sampai 3,5 cm sedangkan pada
batang bagian atas sekitar 5,5 cm sampai 6,5 cm kemudian pada bagian atas meruncing.
Batang tanaman nanas memiliki ruas-ruas pendek, bisa terlihat jika daunnya dilepas
atau gugur. Panjang ruas tersebut antara 1mm sampai 10 mm.
Daun tanaman nanas tidak mempunyai tulang daun dengan panjang daun bisa
mencapai 90 cm tergantung dari jenis varietasnya dari tanaman. Letak daun nanas
umumnya tegak agak ke atas dari bagian tengah batang. Ujung daunnya memanjang
dan meruncing hingga pada ujungnya. Warna daun tanaman nanas berwarna hijau tua,
merah tua bergaris, atau kemerahan tergantung jenis varietas yang ditanam.

Jambu biji merupakan tumbuhan perdu dengan tinggi 5-10 m, batang berkayu, kulit
batang licin, mengelupas, bercabang, dan berwarna cokelat. Merupakan daun tunggal,
berbentuk bulat telur, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata berhadapan,
petulangan daun menyirip berwarna hijau kekuningan. Bunganya termasuk bunga
tunggal, terletak di ketiak daun, bertangkai, kelopak bunga berbentuk corong. Mahkota
bunga berbentuk bulat telur dengan panjang 1,5 cm, benang sari pipih berwarna putih
atau putih kekuningan. Berbuah buni, berbentuk bulat telur, dan bijinya kecilkecil dan
keras (Parimin, 2005).
Tumbuhan Terminalia catappa L. memiliki batang bertajuk rindang dengan cabang-
cabang yang tumbuh mendatar dan bertingkat-tingkat. Daun tersebar, sebagian besar
berjejalan di ujung ranting, bertangkai pendek atau hampir duduk. Helaian daun bulat
telur terbalik, dengan panjang 8-38 cm dan lebar 5-19 cm, dengan ujung lebar dan
pangkal yang menyempit, helaian di pangkal bentuk jantung, dibagian sisi bawah
pangkal daun terdapat kelenjar di kiri-kanan ibu tulang daun, permukaan atas licin dan
bagian bawah berambut halus, berwarna kemerahan jika akan rontok. Bunga berukuran
kecil, terkumpul dalam bulir dekat ujung ranting, panjang 4-8. Buah berbentuk bulat
telur gepeng, bersegi atau bersayap sempit (Syamsuhidayat et al., 1991).
Tanaman jinten Batang bergaris-garis dan tidak berbulu. Berbentuk pita, panjang 3-10 cm.
Bunga berbentuk payung, panjang mahkota bunga 1 mm, warna putih atau merah. Panjang buah 5
mm-7, dan lebar 3 mm. Tanaman ini mempunyai batang kayu dan daunnya bersusun melingkar dan
bertumpuk. Daun jintan putih mempunyai pelepah daun seperti ranting-ranting kecil. Bentuk daun
jintan putih tidak berwujud lembaran, tetapi lebih mirip benang-benang kaku dan pendek. Warna
dominan tumbuhan ini hijau dan bunganya berukuran kecil berwarna kuning tua ditopang oleh
tangkai yang agak panjang (Heyne, 1987).

Pohon lengkeng dapat mencapai tinggi 40 m dan diameter batangnya hingga sekitar
1 m. Berdaun majemuk, dengan 2-4(-6) pasang anak daun, sebagian besar berbulu rapat
pada bagian aksialnya. Tangkai daun 1–20 cm, tangkai anak daun 0,5-3,5 cm. Anak
daun bulat memanjang, panjang lk. 1-5 kali lebarnya, bervariasi 3-45 × 1,5–20 cm,
mengertas sampai menjangat, dengan bulu-bulu kempa terutama di sebalah bawah di
dekat pertulangan daun.Perbungaan umumnya di ujung (flos terminalis), 4–80 cm
panjangnya, lebat dengan bulu-bulu kempa, bentuk payung menggarpu. Mahkota
bunga lima helai, panjang hingga 6 mm. Buah bulat, coklat kekuningan, hampir
gundul; licin, berbutir-butir, berbintil kasar atau beronak, bergantung pada jenisnya.
Daging buah (arilus) tipis berwarna putih dan agak bening. Pembungkus biji berwarna
coklat kehitaman, mengkilat. Terkadang berbau agak keras.
Morfologi dari daun sirsak adalah berbentuk bulat dan panjang, dengan bentuk daun
menyirip dengan ujung daun meruncing, permukaan daun mengkilap, serta berwarna
hijau muda sampai hijau tua. Terdapat banyak putik di dalam satu bunga sehingga
diberi nama bunga berpistil majemuk. Sebagian bunga terdapat dalam lingkaran, dan
sebagian lagi membentuk spiral atau terpencar, tersusun secara hemisiklis. Mahkota
bunga yang berjumlah 6 sepalum yang terdiri dari dua lingkaran, bentuknya hampir
segitiga, tebal, dan kaku, berwarna kuning keputih-putiham, dan setelah tua mekar dan
lepas dari dasar bunganya. Bunga umumnya keluar dari ketiak daun, cabang, ranting,
atau pohon bentuknya sempurna (hermaprodit) (Sunarjono, 2005).
Mangga merupakan pohon yang bisa tumbuh mencapai 20 meter atau bahkan lebih.
Umumnya mangga yang dibudidayakan hanya memiliki tinggi sekitar 10 m atau
kurang. Kulit batang mangga coklat kelabu sampai kehitaman. Kulit batang mangga
bagian terluar memecah atau beralur. Pohon mangga bertajuk rimbun dan lebarnya bisa
mencapai 10 m (Pracaya, 2004). Daun mangga tergolong daun tunggal karena pada
tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja. Daun mangga berbentuk
lanceolatus(lanset), daging daunnya papyraceus (seperti kertas), tepi daunnya integer
(rata), ujung daun acuminatus (meruncing), pangkal daun acutus (runcing), pertulangan
daun penninervis (menyirip), permukaan daun scaber (kasap), dan duduk daun folio
sparsa (tersebar) (TJitrosoepomo, 1985). Bentuk buah mangga sangat bervariasi,
ukuran dan bentuk sangat berubah-ubah bergantung pada macamnya, mulai bentuk
bulat (contoh: mangga gedong), bulat seperti telur atau jorong (contoh: gadung dan
indramayu) hingga lonjong memanjang (mangga golek). Kulit buah agak tebal, hijau,
kekuningan atau kemerahan bila masak. Daging buah jika masak berwarna kuning
sampai merah jingga, krem, berserabut (ada yang tidak berserabut), rasanya manis
sampai asam, mengandung banyak air dan berbau kuat sampai lemah. Biji putih
terbungkus endokarp yang tebal, mengayu dan berserat, bentuknya gepeng memanjang
(Pracaya, 2004).
Air mata pengantin merupakan herba merambat yang juga sering ditemkan
membelit pada batang pohon. Tanaman ini memiliki alat pembelit yang fungsinya
sebagai pendukung tegaknya tanaman atau penopang bunga nantinya. Akarnya
menggelembung, memanjang, dan berbetuk umbi. Bentuk batang berusuk dengan
panjang tiap rusuk 3-6 cm, berambut halus dan memiliki ruas rusuk yang
menggelembung. Daun bertangkai tanpa selaput bumbung. Helaian daun berbentuk
segitiga atau bulat telur, pangkal daun lebar dan berbentuk jantung, sedangkan
pucuknya lebih runcing. Panjang daun 5-10 cm dengan permukaan daun yang
bergelombang (tidak rata). Bunga tersusun atas malai majemuk dan tumbuh dari ketiak
daun serta berkelamin dua. Mahkota bunga berjumlah 5 lembar berwarna merah jambu
atau putih, dengan panjang sekitar 7mm. Tiga mahkota bunga yang paling luar
berbentuk bulat telur menyerupai jantung, sedang dua yang lebih dalam berbentuk
lebih runcing. Setelah semuanya mekar, mahkota akan membesar dan menyelubungi
buah seperti selaput berwarna kehijauan. Benangsari berjumlah 7-9 buah, pangkal
tangkai sari bersatu. Tangkai putik berjumlah tiga buah, kepala putik berbentuk tombol.
Buah berbentuk bulat telur hingga kerucut dengan panjang kurang lebih 1 cm dengan
ujung yang runcing dan segitiga. Letak biji terdapat pada alur buah yang membujur dan
dalam.
Bunga kembang sepatu ini terdiri dari 5 helai daun kelopak, yang dilindungi oleh
kelopak tambahan (epicalyx), sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga.
Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik
berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan
serbuk sari. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima.Pada umumnya
tinggi tanaman sekitar 2 sampai 5 meter. Daun berbentuk bulat telur yang lebar atau
bulat telur yang sempit dengan ujung daun yang meruncing. Di daerah tropis atau di
rumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun, sedangkan di daerah subtropis
berbunga mulai dari musim panas hingga musim gugur.Bunga berbentuk trompet
dengan diameter bunga sekitar 6 cm hingga 20 cm. Putik (pistillum) menjulur ke luar
dari dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke
samping. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah.
Tanaman berkembang biak dengan cara stek, pencangkokan, dan penempelan.
VIII. Kesimpulan
Angiospermae merupakan tumbuhan berbiji tertutup yang memiliki pembuluh bijinya
terbungkus dan terlindungi oleh karper (daun dari buahnya).

Daftar pustaka

Heyne, K., 1987, Tanaman Berguna Indonesia, jilid II, cetakan pertama, 1073-1074,
diterjemahkan oleh Badan Litbang Departemen Kehutanan, Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta.

Tjitrosoepomo, G.2002. Taksonami Tumbuhan. Yogyakarta. Gajah Mada University


Press.
Tjitrosoepomo, G. 2010. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM

Anda mungkin juga menyukai