2973 5464 1 PB
2973 5464 1 PB
1 (2016)
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi dan
komunikasi matematis siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan RME;
serta perbedaan peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematis antara siswa
yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan RME dengan siswa yang mendapatkan
pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian
eksperimen dengan pretest-posttest control group design. Subjek penelitian yaitu siswa kelas
IV SDN Ketib sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas IVA SDN Sindangraja sebagai kelas
kontrol. Instrumen yang digunakan yaitu soal tes kemampuan koneksi dan komunikasi
matematis. Hasil penelitian menunjukkan, peningkatan kemampuan koneksi matematis di
kelas eksperimen termasuk ke dalam kriteria tinggi, sedangkan kemampuan komunikasi
matematis termasuk ke dalam kriteria sedang; serta perbedaan peningkatan kemampuan
koneksi dan komunikasi matematis siswa di kedua kelas menunjukkan, pendekatan RME lebih
baik daripada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan kemampuan koneksi
matematis, dan pembelajaran konvensional lebih baik daripada pendekatan RME dalam
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis.
Kata Kunci: Pendekatan RME, Kemampuan Koneksi, dan Komunikasi Matematis
441
Non Bunga, Isrok’atun, Julia
442
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
pembelajaran (teacher centered). Hal ini jelas ditekankan pada aktivitas siswa (student
bertentangan dengan pendapat Freudenthal centered). Karena pendekatan RME erat
(Tarigan, 2006, hlm. 3) yang memandang kaitannya dengan teori konstruktivisme,
bahwa, ‘Matematika bukan sebagai bahan maka dalam pembelajarannya sangat
pelajaran, melainkan sebagai kegiatan ditekankan pentingnya konteks nyata (real)
manusia (human activity)’. Demikian juga yang dekat dengan kehidupan sehari-hari
pandangan Tarigan (2006, hlm. 3) bahwa, siswa. Selain itu, dalam pembelajarannya,
“Matematika terkait dengan realitas, dekat pendekatan RME menuntut siswa untuk
dengan dunia anak, dan relevan bagi membangun pengetahuannya sendiri,
masyarakat”, sehingga matematika bukan sehingga pembelajaran akan terasa lebih
dipelajari sebagai sistem yang tertutup, bermakna. Menurut Maulana (2009),
melainkan sebagai suatu kegiatan atau karakteristik pendekatan RME antara lain: 1)
disebut sebagai matematisasi matematika. phenomenological Exploration or use context;
Hal ini diperjelas oleh pernyataan 2) the use models or bridging by vertical
Freudenthal (Tarigan, 2006, hlm. 3) yang instrument; 3) the use of student own
menyatakan bahwa, ‘Matematika sebagai production and construction of student
kegiatan manusiawi adalah aktivitas contribution; 4) the interactive character of
pemecahan masalah, pencarian masalah, teaching process or interactivity; dan 5)
tetapi juga aktivitas pengorganisasian sistem.’ intertwining or various learning strand.
Oleh karena itu, perlu kiranya untuk Karakteristik inilah yang diharapkan muncul
menciptakan pembelajaran yang diharapkan dalam proses pembelajaran, sehingga
bisa meningkatkan kemampuan koneksi dan kemampuan koneksi dan komunikasi siswa
komunikasi matematis siswa. Alternatif dapat mengalami peningkatan. Adapun
pembelajaran yang dapat diciptakan yaitu tahapan RME yang akan digunakan dalam
dengan menggunakan pendekatan Realistic penelitian ini merupakan hasil modifikasi dari
Mathematics Education (RME). prinsip-prinsip RME. Tahapan yang dilalui
siswa meliputi tahap pemberian masalah
Pendekatan RME kontekstual, di mana siswa diberikan masalah
Menurut Tarigan (2006, hlm. 4), yang berkaitan dengan konteks kehidupan
“Pembelajaran matematika realistik sehari-hari, lalu siswa diajak mencari
merupakan pendekatan yang ditujukan untuk penyelesaian masalah tersebut
pengembangan pola pikir praktis, logis, kritis, menggunakan model atau media yang
dan jujur dengan berorientasi pada sederhana (tahap penggunaan model). Pada
penalaran matematika dalam menyelesaikan tahap selanjutnya, siswa diberikan masalah
masalah”. Pendekatan RME sejalan dengan serupa, kemudian siswa dituntut untuk
teori konstruktivisme yang menekankan pada mampu menghasilkan rumus dan
kegiatan siswa untuk mempraktekkan apa menggunakan rumus tersebut untuk
yang dipelajari dan membangun konsep menyelesaikan masalah yang diberikan.
bahan ajar yang dipelajarinya tersebut. Teori Dalam penelitian RME, siswa dituntut untuk
konstruktivisme beranggapan bahwa siswa percaya diri dalam mengemukakan pendapat,
harus menemukan dan mengemukakan karena siswa akan melalui tahap interaktif
suatu informasi yang kompleks ke situasi (diskusi kelompok) dan presentasi (diskusi
yang lain. Proses pembelajaran dalam teori umum). Selain itu, siswa juga diberikan
ini bersifat konkret serta erat kaitannya kesempatan untuk melalui tahap intertwining,
dengan alam dan lingkungan sekitar. Dalam di mana siswa belajar mengaitkan ide/konsep
teori ini, siswa diperlakukan sebagai subjek matematika yang sedang dipelajari dengan
pembelajaran di mana pembelajaran ide/konsep lain.
443
Non Bunga, Isrok’atun, Julia
444
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
Tabel 1
Teknik Pengolahan dan Anlisis Data
No. Instrumen Sumber Data Analisis Data
Nilai tes - Perhitungan normalisasi gain (N-gain).
kemampuan - Uji beda rata-rata nilai pretest dan posttest dengan
1 Tes koneksi dan sebelumnya dilakukan diuji asumsi berupa uji normalisasi dan uji
komunikasi homogenitas.
matematis - Uji beda rata-rata nilai N-gain dengan sebelumnya dilakukan
445
Non Bunga, Isrok’atun, Julia
-
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN item soal nomor 1b, 1c, 2, 3, 4, dan 5,
Peningkatan Kemampuan Koneksi dan sedangkan yang dikembangkan dari indikator
Komunikasi Matematis Siswa Menggunakan komunikasi matematis antara lain soal nomor
Pendekatan RME di Kelas Eksperimen 1a dan 6. Berikut rekapitulasi perhitungan N-
Item soal yang dikembangkan dari indikator gain kemampuan koneksi dan komunikasi
kemampuan koneksi matematis antara lain matematis.
Tabel 2
Rekapitulasi Perhitungan N-gain Kemampuan Koneksi dan Komunikasi Matematis
Koneksi Kriteria N- Komunikasi Kriteria
Kelas N
Rata-rata SB gain Rata-rata SB N-gain
Eksperimen 33 0,71 0,12 Tinggi 0,50 0,25 Sedang
Kontrol 32 0,58 0,20 Sedang 0,52 0,25 Sedang
Ket : SB = Simpangan Baku
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata Putri (2013) yang menunjukkan bahwa
peningkatan kemampuan koneksi matematis pendekatan RME dapat meningkatkan
siswa kelas eksperimen termasuk ke dalam kemampuan komunikasi matematis.
kriteria tinggi dengan nilai rata-ratanya
sebesar 0,71. Hasil penelitian ini didukung Perbedaan Peningkatan Kemampuan Koneksi
oleh hasil penelitian Lugina (2015) dan dan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen
Nurfitriana (2013), yang menunjukkan bahwa dan Kelas Kontrol
pendekatan RME dapat meningkatkan Untuk mengetahui perbedaan peningkatan
kemampuan koneksi matematis. Sedangkan kemampuan koneksi matematis di kedua
rata-rata peningkatan kemampuan kelas terlebih dahulu harus dilakukan uji
komunikasi matematis termasuk ke dalam beda rata-rata terhadap nilai pretest dan
kriteria sedang dengan nilai rata-ratanya posttest dengan terlebih dahulu dilakukan uji
sebesar 0,50. Hasil penelitian ini didukung normalitas dan homogenitas. Berikut hasil
oleh hasil penelitian Handawati (2015) dan perhitungannya.
Tabel 3
Rekapitulasi Hasil Analisis Nilai Pretest Kemampuan Koneksi Matematis
Rata- Uji Uji Uji Beda Rata-rata
Kelas N SB Keterangan
rata Normalitas Homogenitas (Mann Whitney)
10,
Eksperimen 33 21,89 Normal
01 Rata-rata kedua Kemampuan awal kedua
Varians Sama
11, Tidak kelas sama kelas sama
Kontrol 32 26,22
40 Normal
446
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
Tabel 4
Rekapitulasi Hasil Analisis Nilai Posttest Kemampuan Koneksi Matematis
Rata- Uji Uji Uji Beda Rata-rata
Kelas N SB Keterangan
rata Normalitas Homogenitas (Mann Whitney)
Eksperimen 33 77,10 10,92 Tidak Varians Tidak Rata-rata kedua Kemampuan akhir
Kontrol 32 68,58 17,03 Normal Sama kelas berbeda kedua kelas berbeda
Keterangan :𝛼 = 0,05
Dari kedua tabel di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan koneksi matematis kelas
berdasarkan uji beda rata-rata nilai pretest eksperimen lebih besar dibandingkan kelas
dan posttest, kemampuan awal koneksi kontrol. Hasil penelitian ini diperkuat dengan
matematis kedua kelas sama sedangkan hasil penelitian Lugina (2015) dan Nurfitriana
kemampuan akhirnya berbeda. Berdasarkan (2013) yang menunjukkan bahwa
hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kelas pembelajaran matematika dengan
eksperimen yang menggunakan pendekatan menggunakan pendekatan RME lebih baik
RME lebih baik daripada kelas kontrol yang secara signifikan daripada pembelajaran
menggunakan pembelajaran konvensional konvensional dalam meningkatkan
dalam meningkatkan kemampuan koneksi kemampuan koneksi matematis siswa.
matematis siswa. Hal ini berdasarkan pada, Kemudian untuk mengetahui perbedaan
rata-rata nilai pretest kelas kontrol yang lebih peningkatan kemampuan komunikasi
tinggi, sedangkan rata-rata nilai posttest-nya matematis dilakukan hal yang sama seperti
kelas eksperimen yang lebih tinggi, ini cara di atas. Berikut hasil perhitungannya.
menunjukkan bahwa peningkatan
Tabel 5
Rekapitulasi Hasil Analisis Nilai Pretest Kemampuan Komunikasi Matematis
Rata- Uji Uji Uji Beda Rata-rata
Kelas n SB Keterangan
Rata Normalitas Homogenitas (Mann Whitney)
Eksperimen 33 29,55 11,62 Tidak Rata-rata kedua Kemampuan awal kedua
Varians Sama
Kontrol 32 19,53 10,50 Normal kelas berbeda kelas berbeda
Tabel 6
Rekapitulasi Hasil Analisis Nilai Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis
Rata- Uji Uji Uji Beda Rata-rata (Mann
Kelas n SB Keterangan
Rata NormalitasHomogenitas Whitney)
Eksperimen 33 65,91 16,32 Rata-rata kedua kelas Kemampuan akhir kedua
Tidak Normal Varians Sama
Kontrol 32 60,94 21,00 sama kelas sama
Dari kedua tabel di atas, dapat dilihat bahwa untuk mengetahui pendekatan mana yang
berdasarkan uji beda rata-rata nilai pretest lebih baik perlu dilakukan uji beda rata-rata
dan posttest, kemampuan awal koneksi nilai N-gain dengan sebelumnya dilakukan uji
matematis kedua kelas berbeda sedangkan normalitas dan homogenitas. Berikut
kemampuan akhirnya sama. Oleh karena itu, perhitungannya.
Tabel 7
Rekapitulasi Hasil Analisis Nilai N-gain Kemampuan Komunikasi Matematis
Rata- Uji Uji Uji Beda Rata-rata (Mann
Kelas n SB Keterangan
Rata Normalitas
Homogenitas Whitney)
Eksperimen 33 0,50 0,25 Rata-rata kedua kelas Kelas eksperimen tidak
Tidak Normal Varians Sama
Kontrol 32 0,52 0,52 sama lebih baik dari kelas
447
Non Bunga, Isrok’atun, Julia
kontrol
Tabel di atas menunjukkan bahwa pendekatan RME lebih baik secara signifikan
berdasarkan uji beda rata-rata terhadap nilai daripada pembelajaran konvensional dalam
N-gain kemampuan komunikasi matematis, meningkatkan kemampuan komunikasi
dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematis siswa. Hal ini disebabkan karena
matematika dengan menggunakan peneliti kurang memberikan kesempatan
pendekatan RME tidak lebih baik daripada yang sama kepada siswa untuk meningkatkan
pembelajaran matematika konvensional kedua kemampuan tersebut serta
dalam meningkatkan kemampuan pembelajaran matematika menggunakan
komunikasi matematis siswa. Hal ini dapat pendekatan RME (dalam penelitian ini)
terlihat dari rata-rata nilai N-gain kedua kelas terlalu fokus untuk meningkatkan
yang menunjukkan rata-rata kelas kontrol kemampuan koneksi matematis daripada
lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kemampuan komunikasi matematis. Hal
nilai N-gain kelas eksperimen. Hasil tersebut didukung dengan salah satu prinsip
penelitian ini bertentangan dengan hasil pendekatan RME yaitu intertwining yang
penelitian Handawati (2015) dan Putri (2013) memfokuskan siswa untuk dapat mengaitkan
yang menunjukkan bahwa pembelajaran konsep matematika.
matematika dengan menggunakan
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian konvensional. Hal ini disebabkan karena
siswa memberikan respon positif terhadap siswa mengikuti pembelajaran yang di luar
pembelajaran menggunakan pendekatan kebiasaan mereka, sehingga mereka merasa
RME. Kondisi tersebut didukung dengan antusias dan senang belajar matematika
respon siswa terhadap pernyataan nomor 2 menggunakan pendekatan RME. Antusias
yang menyatakan bahwa banyak hal yang dan rasa senang nampak ketika siswa
siswa sukai dalam pembelajaran melakukan aktivitas belajar yang berdasarkan
menggunakan pendekatan RME. Kebanyakan pada tahapan RME, yang kemudian berujung
siswa juga berpendapat bahwa pembelajaran pada penemuan (kembali) konsep
menggunakan pendekatan RME berbeda matematika yang sedang dipelajari. Selain itu,
dengan pembelajaran matematika ketika pembelajaran berlangsung tanpa
448
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
disadari siswa mengetahui bahwa apa yang manfaat bagi kehidupan sehari-harinya.
sedang dipelajarinya dapat memberikan
449
Non Bunga, Isrok’atun, Julia
450