03311740000056
Survei Hidrografi B
RESUME PASANG SURUT
Menurut Newton : Pasut adalah gerakan naik turunnya air laut terutama akibat pengaruh
adanya gaya tarik menarik antara satu massa bumi dan massa benda-benda angkasa,
khususnya bulan dan matahari. Selanjutnya Newton menyebutkan bahwa besarnya gaya tarik
menarik antara dua titik massa berbanding langsung dengan massanya dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jaraknya.
𝑚1 . 𝑚2
𝐹=𝑘
𝑅02
F = gaya tarik menarik antara dua titik massa
m1 = titik massa 1
m2 = titik massa 2
𝑅02 = jarak antara pusat titik massa 1 dan 2
k = konstanta gravitasi (6.67 x 10-11 New m2/kg2)
*jarak bumi-bulan lebih dekat dibandingkan dengan jarak bumi-matahari, maka gaya tarik
menarik yang diakibatkan oleh bulan akan lebih besar 2,18 kali daripada gaya yang
diakibatkan oleh matahari, walaupun massa matahari jauh lebih besar.
Selain itu perputaran bumi pada porosnya (rotasi) akan menghasilkan gaya sentrifugal yang
merupakan fungsi dari kecepatan sudut rotasi dan jarak terhadap sumbu bumi. Akibat dari
pengaruh gaya tarik menarik dan gaya sentrifugal karena rotasi bumi, maka titik-titik massa
di bumi dalam keadaan setimbang (Teori Keseimbangan Pasut /tides equilibrium theory)
Dengan demikian maka terdapat beberapa gaya pembangkit pasang surut, yaitu gaya tarik
menarik antara bumi, bulan dan matahari serta gaya sentrifugal yang mempertahankan
kesetimbangan dinamik dari seluruh sistem yang ada.
Pasut Purnama (Spring Tide)
Pasang surut air laut dipermukaan bumi dengan kedudukan tertinggi terjadi pada saat titik
pusat bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus (deklinasi 0º atau 360º) dan
saling memperkuatnya pengaruh dari masing- masing gaya penggerak pasut (bulan dan
matahari), pasang ini biasa disebut Pasang Purnama (Spring Tide).
Pasut Perbani (Neap Tide)
Pasang surut laut dengan tunggang minimum terjadi pada keadaan di mana garis hubung titik-
titik pusat bumi dan matahari tegak lurus dengan garis hubung titik-titik pusat bumi dengan
bulan. Pasang ini di namakan Pasang Perbani (Neap Tide).
Tunggang Air Pasut (Tidal Range)
Merupakan perbedaan antara puncak pasang tertinggi (Air Tinggi/AT/High Water/HW) pada
saat spring tide dengan air surut terendah (Air Rendah/AR/Low Water/LW) pada saat neap
tide yang bisa mencapai beberapa meter hingga puluhan meter. Besarnya selain dipengaruhi
oleh posisi bulan terhadap bumi juga dipengaruhi oleh faktor jarak antara bulan dengan bumi
dan jarak antara bumi dan matahari dalam masing-masing lintasan orbit.
Persamaan untuk tunggang pasut, yaitu :
Jika Tipe pasang surut Semidiurnal/Mixed Tide Prevailing Semidiurnal :
HAT = LAT + 2(AK1+AO1+AS2+AM2)
MHHWS = LAT + 2(AS2+AM2)+AK1+AO1
MHHWN = LAT + 2AM2 +AK1 + AO1
MSL
MLLWN = LAT + 2AS2 + AK1 + AO1
MLLWS = LAT + AK1 + AO1
LAT = MSL – AK1 - AO1 – AS2 – AM2
Jika Tipe pasang surut Diurnal/Mixed Tide Prevailing Diurnal :
Tipe Pasut
Pasang surut harian tunggal (diurnal tide), dalam satu hari terjadi satu kali air pasang
dan satu kali air surut. Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit.
Pasang surut harian ganda (semidiurnal tide), dalam satu hari terjadi dua kali air pasang
dan dua kali air surut dengan tinggi yang hampir sama dan pasang surut terjadi secara
berurutan secara teratur. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. Pasang
surut ini terdapat di Selat Malaka sampai Laut Andaman.
Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal),
dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut tetapi kadang- kadang
untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan
periode yang sangat berbeda.
Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal),
pada tipe ini dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi
tinggi dan periodenya berbeda.
Tipe pasang surut dapat diketahui dengan pasti dengan cara mendapatkan bilangan/ konstanta
pasut (Tidal Constant/Form-zahl) yang dihitung dengan menggunakan metode Admiralti
yang merupakan perbandingan jumlah amplitudo komponen diurnal terhadap amplitudo
komponen semidiurnal, yang dinyatakan dengan :
𝐴𝐾1 + 𝐴𝑂1
𝐹=
𝐴𝑀2 + 𝐴𝑠2
JENIS NAMA PERIODA (jam) FENOMENA
KOMPONEN
Semidiurnal M2 12.24 Gravitasi bulan dengan orbit
lingkaran dan sejajr ekuator bumi
S2 12.00 Gravitasi matahari dengan orbit
lingkaran dan sejajr ekuator bumi
N2 12.66 Perubahan jarak bulan ke bumi
akibat lintasan yang berbentuk elips
K2 11.97 Perubahan jarak bulan ke bumi
akibat lintasan yang berbentuk elips
Diurnal K1 23.93 Deklinasi sistem bulan dan matahari
S
sa 2191.43 Variasi semi tahunan