Anda di halaman 1dari 12

DOI: 10.18196/jmh.2018.0110.

150-161

VOL.25 NO.2/DESEMBER 2018

Optimalisasi Peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


pada Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

Isis Ikhwansyah, An-an Chandrawulan dan Prita Amalia

DATA NASKAH: ABSTRACT


Masuk: 16 Februari 2017
Diterima: 11 Juli 2018 ASEAN Economic Community (AEC) which came into effect since 2015
Terbit: 31 Desember 2018 requires the creativity of the Indonesian society in competing with other ASEAN
countries. One of the necessary strategies in dealing with AEC is to optimize the role
KORESPONDEN PENULIS:
of the State-Owned Enterprises (BUMN). With regards to the implementation of the
Fakultas Hukum Universitas
Padjadjaran AEC, it is important to provide adequate regulation in order to ensure legal certainty
Jalan Dipati Ukur No. 35 Bandung for BUMN. The main purpose of this research is to discover form of national
e-mail: ikhwansyahisis@gmail.com, regulation that can maximize business opportunity for BUMN in AEC era. It is
ananchandrawulan@yahoo.com, found that the existing regulations have not yet given business opportunity for
prita.amalia@unpad.ac.id
BUMN in AEC era. The existing regulations are contradictory one to another
especially relating to the status of the state finance inserted as capital into BUMN.
In addition, the Constitutional Court decision Number 48/PUU-XI/2013
maintained that the capital inserted into BUMN is considered as part of the state
finance. Therefore, this brings about fundamental impact on future cases since the
nature of the Constitutional Court decision is erga omnes.
Keywords: State-Owned Enterprises, Legal Entity, ASEAN Economic Community.

ABSTRAK
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 secara tidak langsung
menuntut kreativitas masyarakat Indonesia agar mampu bersaing dengan
negara-negara anggota ASEAN lainnya. Salah satu langkah yang dapat
ditempuh Indonesia dalam menghadapi MEA adalah dengan melakukan
optimalisasi terhadap peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam
rangka pelaksanaan MEA, peran BUMN tentunya dirasakan sangat penting
bagi negara. Optimalisasi peran BUMN khususnya dalam pelaksanaan MEA
perlu didukung oleh adanya regulasi yang memberikan kepastian hukum
dan memberikan peluang bagi BUMN untuk dapat memaksimalkan
perannya. Tujuan dilakukannya penelitian ini menganalisis dukungan
regulasi hukum nasional dalam memberikan peluang bisnis bagi BUMN
pada era keterbukaan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Metode yang

150
DOI: 10.18196/jmh.2018.0110.150-161

VOL.25 NO.2/DESEMBER 2018

digunakan dalam penelitian ini adalah berupa Berdasarkan hasil penelitian tim survei ASEAN
metode penelitian yuridis normatif. Hasil penelitian yang dilakukan LIPI pada Mei 2015 lalu, terdapat
dan analisis menunjukan bahwa regulasi hukum beberapa hal yang menunjukkan ketidaksiapan
nasional belum mampu memberikan dukungan bagi Indonesia dalam menyambut MEA. Pertama,
optimalisasi peran BUMN dalam era keterbukaan berbagai kegiatan yang dilakukan kementerian dan
Masyarakat Ekonomi ASEAN. Hal ini disebabkan lembaga pemerintah cenderung sektoral dan tidak
adanya pertentangan pengaturan terkait keuangan selaras antara pusat dan daerah. Hal ini dapat dilihat
negara yang berasal dari APBN yang disertakan dari pembentukan ASEAN Economic Community
sebagai modal pada BUMN. Putusan Mahkamah Center (AEC Center) yang didirikan September 2015
Konstitusi (MK) Nomor 48/PUU-XI/2013 lalu. Manfaat pembentukan AEC ini tidak maksimal
mepertahankan pandangan bahwa modal yang dirasakan oleh masyarakat. Banyak masyarakat yang
disertakan dalam BUMN merupakan bagian dari tidak tahu mengenai hal ini. Padahal, tujuan
keuangan negara. Putusan MK ini memiliki dampak pembentukan AEC terbilang positif yakni untuk
yang luas bagi semua perkara yang terjadi di memberikan edukasi, konsultasi dan advokasi,
kemudian hari karena putusan Mahkamah Konstitusi dengan harapan pelaku usaha dan industri
bersifat erga omnes. mengetahui cara memanfaatkan MEA dan cara
Kata Kunci: BUMN, Badan Hukum, Masyarakat mengekspor hasil produksinya. Kedua, penerapan
Ekonomi ASEAN kebijakan Standar Nasional Indonesia (SNI) masih
jauh dari harapan, khususnya bagi UKM terkait
I. PENDAHULUAN dengan pengajuan dan proses sertifikasi yang masih
Tahun 2015 dideklarasikan sebagai permulaan berbelit dan mahal. Penerapan SNI juga belum
Masyarakat Ekonomi ASEAN (selanjutnya disingkat didukung sepenuhnya oleh infrastruktur SNI atau
MEA atau ASEAN Economic Community disingkat laboratorium uji dan personel yang memadai. Ketiga,
AEC). Dengan MEA 2015 secara tidak langsung pemerintah pusat dan daerah belum sepenuhnya
masyarakat Indonesia dituntut untuk berkreativitas menunjukkan keberpihakan kepada UKM. Padahal,
lagi agar mampu bersaing dengan negara-negara menurutnya, UKM harus menjadi fokus penting
Anggota ASEAN lainnya. Indonesia dan negara dalam pelaksanaan MEA. Keempat, permasalahan
anggota ASEAN lainnya dalam komunitas ini telah terkait infrastruktur dan konektivitas yang dihadapi
menyepakati integrasi ekonomi di ASEAN. Hal oleh dunia usaha dalam Priority Integration Sector (PIS)
tersebut membuka berbagai peluang sekaligus jadi di Indonesia. Keterbatasan infrastruktur dan
batu loncatan bagi Indonesia sendiri untuk memiliki konektivitas ini yang mempengaruhi tingkat
posisi tawar yang kuat dalam konstelasi politik global. kemampuan daya saing produk dan jasa yang
MEA 2015 akan memberikan manfaat dihasilkan. Kelima, sifat pasif masyarakat Indonesia
penurunan biaya perjalanan transportasi, umumnya dianggap sebagai faktor utama penghambat
menurunkan secara cepat biaya telekomunikasi, sosialisasi MEA. Selain itu, terbatasnya tenaga
meningkatkan jumlah pengguna internet, akan penyuluh dan minimnya intensitas kegiatan
semakin mudah dan cepat memperoleh informasi, penyuluhan membuat sosialisasi MEA tidak
semakin meningkatnya investasi dan lapangan kerja. berkembang.
Kesemua aktivitas tersebut tentunya perlu adanya Dalam tulisan ini akan dikaji kesiapan
pengaturan yang memberikan adanya kepastian, dukungan regulasi yang ada di Indonesia dalam
termasuk kepastian hukum dari negara yang terlibat menghadapi MEA terhadap peran Badan Usaha
di dalamnya. Milik Negara (selanjutnya disingkat BUMN), karena

151
DOI: 10.18196/jmh.2018.0110.150-161

VOL.25 NO.2/DESEMBER 2018

BUMN merupakan wujud kiprah negara dalam hukum privat, namun silang pendapat dimulai saat
lapangan bisnis. BUMN berdasarkan Undang- kepemilikan sahamnya di BUMN masih
Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan dikategorikan sebagai kekayaan negara.
Usaha Milik Negara (selanjutnya disingkat UU Ketidakharmonisan kaedah yang berkaitan dengan
BUMN) terbagi menjadi 2 bentuk, yaitu Persero dan “kekayaan negara yang dipisahkan” tersebut di atas,
Perum. tidak kunjung berakhir. Antara lembaga yang satu
Pengertian Persero dapat dilihat dalam dengan lembaga lainnya masing-masing menafsirkan
Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang BUMN sendiri-sendiri. Di satu pihak berpendapat bahwa
yang menyatakan: “kekayaan negara yang dipisahkan” pada BUMN
“Perusahaan Persero, yang selanjutnya disebut dipandang tunduk dan berada di bawah undang-
Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan undang publik atau rezim hukum publik. Pandangan
terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang ini dikemukakan oleh sebagian aparat penegak
seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu hukum, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Panitia
persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Urusan Piutang Negara (PUPN) dengan masih
Indonesia yang tujuan utamanya mengejar menggunakan acuan undang-undang yang mengatur
keuntungan” lembaganya. Sementara itu para akademisi sebagai
Menurut Pasal 11 Undang-Undang BUMN pihak lainnya memandang tunduk dan berada di
terhadap Persero berlaku segala ketentuan dan bawah undang-undang privat atau rezim hukum
prinsip-prinsip yang berlaku bagi perseroan (saat ini privat. Adapun yang menjadi dasar pihak akademisi,
tentunya dimaksudkan Perseroan Terbatas (PT) yang bahwa semua badan hukum seperti PT (Persero),
diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun Persero “Tbk”, Yayasan, dan sebagainya. Secara tegas
2007 tentang Perseroan Terbatas, saat Undang- dan konsisten mendasarkan pada doktrin kekayaan
Undang tersebut berlaku masalah PT diatur oleh terpisah dalam arti lepas sama sekali dari induknya
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995). semula. Dengan konsekuensi hukum bahwa aparat-
BUMN merupakan badan hukum dengan aparat yang tunduk dan berada di bawah undang-
modal berupa kekayaan yang dipisahkan dari undang publik atau rezim hukum publik tidak serta
kekayaan negara. Di dalam praktik saat ini menjadi merta dapat menggunakan kaedah hukum publik
permasalahan terkait dengan kedudukan Persero tersebut untuk memasuki wilayah hukum privat
sebagai badan usaha yang berbentuk BUMN yang di tersebut.
dalamnya terdapat kekayaan negara. Dengan adanya Dengan adanya perbedaan pandangan mengenai
kekayaan negara yang dipisahkan ke dalam Persero kedudukan BUMN Persero tersebut, mengakibatkan
tidak lantas menjadikan Persero tetap berada dalam kurang optimalnya peran BUMN Persero dalam
rezim hukum publik. Dalam praktik terdapat 2 menjalankan aktivitas bisnisnya. Dalam kasus
penafsiran masing-masing mengklaim berada dalam pengambilan kebijakan Direksi BUMN yang pure
rezimnya. Penganut rezim hukum publik menganggap business dan nyatanya berdampak pada kerugian
dalam kondisi seperti itu BUMN yang berbentuk BUMN serta implikasinya terhadap berlakunya
Persero tetap tunduk pada rezim hukum publik, ketentuan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi
sebaliknya para akademisi memandang sesuai dengan memang telah ada contoh kasus riil-nya. Menurut
argumentasinya, bahwa BUMN yang berbentuk Bagian Hukum Kementerian BUMN, BUMN yang
Persero harus tunduk pada rezim hukum privat. bergerak di bidang perkebunan karet dan sawit di
Saat negara terlibat dalam hukum bisnis, maka Lampung, direksinya ditetapkan telah merugikan
negara harus memposisikan dirinya sebagai badan keuangan negara yang melanggar Undang-Undang

152
DOI: 10.18196/jmh.2018.0110.150-161

VOL.25 NO.2/DESEMBER 2018

Tindak Pidana Korupsi. Padahal, pengambilan memiliki keterkaitan langsung dengan BUMN dan
kebijakan yang dilakukan direksi adalah pure business Masyarakat Ekonomi ASEAN.
yang dilandasi profesionalisme. Kerugian muncul Metode analisis data yang digunakan dalam
karena dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu penelitian ini adalah metode analisis normatif
kondisi harga karet dan sawit ketika itu yang secara kualitatif. Analisis normatif karena penelitian ini
dramatis melambung tinggi. Oleh karena itu, hukum bertolak dari peraturan perundang-undangan yang
harus segera memberikan kepastian terhadap berlaku sebagai norma hukum positif. Sedangkan
kedudukan BUMN Persero dalam menjalankan kualitatif yaitu tata cara penelitian yang dipusatkan
aktivitas bisnisnya, apakah tunduk pada rezim hukum untuk memperoleh data deskriptif, melalui apa yang
privat atau rezim hukum publik. dinyatakan oleh narasumber baik secara lisan
Dalam rangka pelaksanaan MEA, peran BUMN maupun tulisan serta kenyataan yang terjadi.
tentunya dirasakan sangat penting bagi negara. Hal Penelitian kepustakaan dilaksanakan di beberapa
tersebut terkait dengan misi yang diemban oleh tempat, yaitu :
BUMN. Dalam rangka optimalisasi peran BUMN 1. Perpustakaan Univeritas Padjadjaran;
khususnya dalam pelaksanaan MEA, maka perlu 2. Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas
didukung oleh adanya regulasi yang memberikan Padjadjaran
kepastian hukum dan memberikan peluang bagi 3. Kantor Kementerian BUMN
BUMN untuk dapat memaksimalkan perannya. 4. Kantor Kementerian Hukum dan HAM
5. Kantor Sekretariat ASEAN
II. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana dukungan regulasi hukum nasional IV. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
dalam memberikan peluang bisnis bagi BUMN pada Dengan mulai berlakunya MEA, BUMN harus
era keterbukaan Masyarakat Ekonomi ASEAN? mampu untuk lebih mengoptimalkan sumber daya
yang dimilikinya agar dapat bersaing dengan pelaku
III. METODE PENELITIAN usaha lainnya baik dari dalam negeri maupun negara
Penelitian ini menggunakan metode penelitian ASEAN lainnya. Subianta Mandala menyatakan,
yuridis normatif, yaitu metode yang menitikberatkan pengaruh lingkungan regional terhadap
penelitian terhadap data kepustakaan yang pembangunan hukum nasional tentu saja pada
merupakan data sekunder. Data sekunder dewasa ini akan banyak berasal dari perkembangan di
mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, meliputi ASEAN, khususnya dalam kaitan dengan
peraturan perundang-undangan, buku-buku literatur, pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang
jurnal-jurnal hukum, koran, majalah, internet sampai dimulai pada tahun 2015. Perkembangan ini jelas
pada dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh membutuhkan kesiapan untuk menghadapi
pemerintah (Soekanto dan Mamuji, 2003:23-24). persaingan yang cenderung semakin ketat, sehingga
Penyusunan penulisan penelitian ini bersifat diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan
deskriptif analitis, yaitu memaparkan data atau efisiensi termasuk perbaikan sistem dan pranata
gambaran secermat mungkin mengenai objek dari hukum yang mampu mendukung kegiatan ekonomi
permasalahan. dan bisnis yang semakin modern. Segala perubahan
Teknik pengumpulan data sesuai dengan tahap dengan berbagai implikasinya tersebut semestinya
penelitian di atas yaitu dengan melakukan studi terus dipantau dengan sikap terbuka, agar dapat
dokumen terhadap instrumen-instrumen yang dicari jalan untuk lebih menyesuaikan diri dengan

153
DOI: 10.18196/jmh.2018.0110.150-161

VOL.25 NO.2/DESEMBER 2018

perubahan-perubahan itu tanpa merugikan berjalan sektoral, yaitu rezim hukum korporasi dan
kepentingan nasional. rezim hukum keuangan negara.
Apabila BUMN tidak dapat mengoptimalkan Menurut rezim hukum korporasi, BUMN
segala sumber daya yang dimilikinya, maka berlaku sebagai sebuah badan usaha yang berbadan hukum
MEA bukan merupakan sebagai peluang usaha tetapi memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan
sebagai ancaman bagi bisnis yang dijalankan oleh pemiliknya. Kekayaan BUMN berasal dari kekayaan
BUMN. Salah satu faktor yang perlu dicermati dan negara yang dipisahkan. Prinsip hukum korporasi,
mempunyai pengaruh besar terhadap BUMN adalah menyatakan bahwa kekayaan yang dipisahkan pada
regulasi yang mengikat bagi BUMN. Sebagai badan perusahaan harus terlepas dari pemiliknya. Jadi
usaha yang dimiliki oleh negara, terdapat beberapa dengan demikian seharusnya kekayaan BUMN tidak
regulasi yang mengikat bagi BUMN dalam dikategorikan sebagai keuangan negara yang memiliki
menjalankan aktivitas bisnisnya. Beberapa regulasi konsekuensi lainnya bagi BUMN. Dalam regulasi
tersebut hanya mengikat bagi BUMN dan tidak yang ada dan menganut rezim hukum korporasi,
mengikat bagi badan usaha milik swasta. Hal tersebut misalnya UU BUMN. Hal ini tampak dalam Pasal 1
sebagai konsekuensi bahwa pemilik BUMN adalah angka 1 Undang-Undang BUMN yang menyebutkan
negara. bahwa: “Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya
BUMN sebagai suatu badan usaha sebenarnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh
memiliki undang-undang tersendiri yang khusus atau sebagian modalnya dimiliki oleh negara melalui
mengatur tentang BUMN, yaitu Undang-Undang penyertaan secara langsung yang berasal dari
Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Selain kekayaan negara yang dipisahkan.” Selanjutnya
undang-undang tersebut terdapat undang-undang ketentuan Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang BUMN
lainnya dan juga peraturan perundang-undangan lain menyatakan bahwa: “Modal BUMN merupakan dan
yang berlaku dan mengikat BUMN. Sebagai contoh berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.”
Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas berlaku Berdasarkan kedua ketentuan dalam Undang-
bagi BUMN yang berbentuk Persero, Undang- Undang BUMN tersebut, dinyatakan secara tegas
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pasar Modal bahwa modal BUMN berasal dari kekayaan negara
berlaku bagi BUMN yang berbentuk PT Persero Tbk, yang dipisahkan. Dengan demikian seharusnya
dan peraturan perundang-undangan bidang sektoral apabila kekayaan negara yang dijadikan modal untuk
yang akan mengikat bagi BUMN yang menjalankan BUMN tersebut telah dipisahkan, maka kekayaan
bisnisnya dalam bidang tersebut. negara tersebut menjadi kekayaan milik BUMN
Idealnya regulasi yang mengikat bagi BUMN sebagai badan hukum yang memiliki kekayaan
tersebut bersifat harmonis, dalam arti tidak terpisah dari para pemiliknya. Hal tersebut juga
bertentangan satu sama lainnya. Selain itu juga, dikuatkan dengan penjelasan Pasal 4 ayat (1) Undang-
seharusnya setiap regulasi yang mengikat BUMN Undang BUMN yang menyatakan: “Yang dimaksud
dapat mendukung agar BUMN dapat optimal dalam dengan dipisahkan adalah pemisahan kekayaan
menjalankan aktivitas bisnisnya. negara dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Salah satu pokok permasalahan dalam praktik Negara (APBN) untuk dijadikan penyertaan modal
saat ini terkait dengan berlakunya regulasi yang negara pada BUMN untuk selanjutnya pembinaan
mempengaruhi aktivitas BUMN adalah mengenai dan pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem
kekayaan BUMN. Pengaturan status kekayaan APBN. Pembinaan dan pengelolaannya didasarkan
BUMN ini terdapat dalam 2 rezim masing-masing pada prinsip-prinsip perusahaan yang sehat.”

154
DOI: 10.18196/jmh.2018.0110.150-161

VOL.25 NO.2/DESEMBER 2018

Pengaturan dalam Undang-Undang BUMN 1. berada dalam penguasaan, pengurusan, dan


tampak sesuai dengan pandangan rezim hukum pertanggungjawaban pejabat lembaga negara,
korporasi. Pandangan berbeda dikemukakan oleh baik di tingkat pusat maupun di daerah;
rezim hukum keuangan negara, yang pada intinya 2. berada dalam penguasaan, pengurusan, dan
menyatakan bahwa kekayaan BUMN termasuk ke pertanggungjawaban BUMN/Badan Usaha
dalam keuangan negara. Pendapat tersebut dapat Milik Daerah (BUMD), yayasan, badan hukum,
diketahui dalam beberapa peraturan perundangan- dan perusahaan yang menyertakan modal
undangan yang berlaku. Salah satu regulasi yang negara, atau perusahaan yang menyertakan
menganut rezim tersebut adalah Undang-Undang modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dengan negara.”
(selanjutnya disingkat UU Keuangan Negara). Dalam
Pasal 1 angka 1 UU Keuangan Negara disebutkan Berdasarkan Bagian Penjelasan Umum UU
bahwa: “Keuangan Negara adalah semua hak dan Tipikor tersebut, maka kekayaan BUMN termasuk
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, juga dalam lingkup keuangan negara. Dengan
serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa demikian tindakan yang merugikan BUMN dianggap
barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung sebagai tindak pidana korupsi.
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.” Dalam ketentuan Pasal 1 angka 7 UU BPK
Pada Pasal 2 Undang-Undang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang
yang menyatakan: “Keuangan negara sebagaimana Badan Pemeriksa Keuangan (selanjutnya disingkat
dimaksud dalam Pasal 1 angka 1, meliputi: kekayaan UU BPK), disebutkan bahwa: “Keuangan Negara
negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat
oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa
barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan
uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
perusahaan negara/perusahaan daerah.” kewajiban tersebut.”
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Berdasarkan pengertian di atas, maka tampak
Keuangan Negara tersebut, maka keuangan BUMN adanya kesamaaan pandangan dengan yang telah
termasuk dalam lingkup keuangan negara. Demikian diberikan oleh pengertian keuangan negara
juga dengan kekayaan, aset dan kerugian BUMN sebagaimana yang terdapat dalam Undang-Undang
termasuk juga dalam lingkup keuangan negara, Keuangan Negara. Dengan demikian BPK berwenang
sehingga tindakan yang merugikan BUMN dianggap untuk melakukan pemeriksaan terhadap keuangan
juga sebagai tindakan yang merugikan negara. negara pada BUMN.
Regulasi lain yang menganut rezim hukum Tampak sekali dari kedua regulasi tersebut di
keuangan negara, yaitu Undang-Undang Nomor 31 atas adanya kontradiksi peraturan perundang-
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana undangan yang mengatur tentang BUMN khususnya
Korupsi (selanjutnya disingkat UU Tipikor). Dalam mengenai kedudukan kekayaan BUMN. Dalam
Bagian Penjelasan Umum UU Tipikor disebutkan mengatasi permasalahan seperti ini, teori hukum
bahwa: “Keuangan negara yang dimaksud adalah harus memberikan jawaban dengan asas hukum.
seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun, yang Adanya pertentangan antara 2 peraturan perundang-
dipisahkan atau yang tidak dipisahkan, termasuk di undangan dalam mengatur objek masalah hukum
dalamnya segala bagian kekayaan negara dan segala yang sama dijawab oleh asas hukum. Apabila terdapat
hak dan kewajiban yang timbul karena: pertentangan pengaturan terhadap suatu masalah

155
DOI: 10.18196/jmh.2018.0110.150-161

VOL.25 NO.2/DESEMBER 2018

hukum, maka ketentuan yang bersifat khusus menjalankan bisnis mendatangkan kerugian pada
mengesampingkan ketentuan yang bersifat umum, perusahaan dapat dianggap merugikan keuangan
sesuai asas lex specialis derogat legi generalis. negara dan dijerat tindak pidana korupsi. Manajemen
Pada dasarnya BUMN yang berbentuk Persero BUMN dalam menjalankan bisnis seharusnya
atau PT (Persero) sama sebagai PT biasa, seperti memiliki keleluasaan di dalam membuat keputusan
halnya PT-PT yang lain. Adapun kekhususannya bisnis yang profesional, karena tindakannya akan
berdasarkan ketentuan Undang-Undang BUMN, terlindungi oleh doktrin Bussiness Judgement Rules.
modal yang terbagi dalam saham itu seluruh atau Langkah yang telah dilakukan ke arah
paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) dimiliki harmonisasi regulasi diantaranya dilakukan oleh
oleh negara, yang bertujuan untuk mengejar Mahkamah Agung (MA) dengan dihasilkan
keuntungan (profit oriented). PT (Persero) adalah suatu pemikiran-pemikiran yang diharapkan memperjelas
entitas hukum mandiri, yang mempunyai persona kedudukan BUMN. Sesuai dengan perannya
standi in judicio. Menurut rezim hukum korporasi, Mahkamah Agung telah memberikan pemikirannya
kedudukan negara di sini berstatus sebagai pemegang bagi para hakim di seluruh Indonesia, khususnya
saham, bukan sebagai negara lagi. yang menangani perkara-perkara perdata, tak perlu
Hukum harus memperlakukan BUMN sama lagi bingung bila menangani kasus gugatan perdata
dengan PT biasa. Tidak boleh membedakan yang salah satu tergugatnya adalah BUMN atau
kedudukan BUMN sebagai badan hukum publik BUMD. Dukungan yang diberikan MA melalui
yang tunduk pada peraturan perundang-undangan Rapat Kerja Nasional MA (Rakernas MA) 2010 telah
yang bersifat publik dan BUMN sebagai badan memberi petunjuk kepada para hakim dalam
hukum privat, tunduk pada ketentuan hukum privat. melakukan sita jaminan atau sita eksekusi terhadap
Negara tidak memiliki keleluasan untuk harta BUMN atau BUMD. Rakernas MA
mengeluarkan wewenang yang bersifat publik dalam menyimpulkan bahwa harta kekayaan BUMN atau
pengelolaan sektor privat yang tata kelola dan tata BUMD dapat disita oleh pengadilan. “Terhadap
tanggung jawabnya tunduk pada ketentuan privat. keuangan negara yang disertakan inbreng (penyertaan
Dalam hal ini pemerintah sebagai representasi modal) dalam BUMN atau BUMD persero dapat
pemilik saham BUMN (Persero) diminta menyadari disita,” demikian bunyi kesimpulan yang dihasilkan
tanggung jawab atas risiko kepemilikan saham yang oleh Bidang Perdata Umum di Balikpapan,
diakui sebagai kekayaan negara. Kalimantan Timur, tahun 2010.
Sudah sejak awal dalam peraturan perundang- Berdasarkan hasil dan kesimpulan Raker
undangan memperlakukan BUMN sebagai suatu unit tersebut tampaknya sudah sejalan pula dengan Fatwa
usaha yang profit oriented. Dengan demikian, BUMN MA yang pernah dikeluarkan oleh MA terkait
harus dapat menjalankan perusahaan itu secara pengakuan terhadap kekayaan yang dipisahkan dari
profesional. Pada saat ini BUMN masih belum diberi APBN pada BUMN. Artinya konsisten dalam
kebebasan penuh dalam menjalankan bisnisnya memberikan pengakuan terhadap kekayaan negara
secara profesional. Dengan regulasi yang ada dalam hasil dari pemisahan dari APBN/APBD pada
opersional BUMN yang dijalankan oleh manajemen BUMN/BUMD tetap harus tunduk dan berlaku
BUMN timbul suatu keadaan dan risiko besar yang Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
harus dipikul karena dianggap mengelola uang Perseroan Terbatas.
negara. Manajemen BUMN tidak memiliki Hasil Raker MA pun telah menetapkan agar tak
kebebasan lazimnya dalam menjalankan suatu usaha sembarangan harta kekayaan BUMN atau BUMD
secara profesional karena risiko apabila dalam yang bisa disita. Intinya, kekayaan negara yang sudah

156
DOI: 10.18196/jmh.2018.0110.150-161

VOL.25 NO.2/DESEMBER 2018

disertakan sebagai modal BUMN atau BUMD yang Pada dasarnya dengan kesimpulan hasil dari
dapat disita karena kekayaan itu bukan lagi milik Rakernas MA ini dapat menjadi pegangan bagi hakim
negara melainkan sudah menjadi harta miliki BUMN dalam penegakkan hukum karena perbedaan dua
atau BUMD. “Status harta ini tunduk pada Undang- pandangan ini sudah dapat disatukan. Berdasarkan
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan catatan hukumonline, sita jaminan terhadap harta
Terbatas dan dikelola oleh perseroan berdasarkan kekayaan BUMN sudah kerap terjadi. Salah satu
prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat.” contohnya adalah sita jaminan dua kapal milik PT
Demikian kesimpulan tim perumus Raker MA Djakarta Lloyd (Persero) oleh majelis hakim
Tahun 2010. Selanjutnya MA menyatakan dalam Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada awal Februari
Raker, uang atau barang milik negara yang bukan 2009. Dalil pihak PT Djakarta Llyod (tergugat) yang
penyertaan modal tetapi dikelola oleh BUMN atau menyatakan sita jaminan bertentangan dengan Pasal
BUMD tak dapat dilakukan sita jaminan atau sita 50 Undang-Undang Perbendaharaan Negara yang
eksekusi. Hal ini mengacu kepada pada Pasal 50 melarang penyitaan aset milik negara dibantah oleh
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang majelis hakim. Dalam pertimbangannya, majelis
Perbendaharaan Negara yang menyatakan harta berpendapat harta kekayaan BUMN tidak termasuk
kekayaan milik negara tak bisa disita oleh pengadilan. barang milik negara. Pasalnya, BUMN sebagai badan
Dalam praktik penegakkan hukum pun berdasarkan hukum perdata keberadaannya di luar struktur
pengamatan selama ini, berkembang dua penafsiran organisasi lembaga negara atau pemerintah.
terhadap keberadaan kekayaan negara yang ‘diparkir’ Upaya yang dirintis MA tampaknya di dalam
di BUMN atau BUMD. Pandangan pertama, adalah praktiknya masih tidak berjalan mulus karena
menyamakan status BUMN atau BUMD dengan berdasarkan hasil penelitian di lapangan saat
Perseroan Terbatas (PT) lainnya. Dengan demikian, ditanyakan pada hakim tingkat Pengadilan Niaga
kekayaan BUMN atau BUMD bisa disita oleh menangani perkara Kepailitan BUMN, semua hakim
pengadilan. Akibatnya Menteri Keuangan (Menkeu) pengadilan niaga yang diwawancara serempak
selaku wakil pemerintah tak bisa melakukan derden berpandangan dan menyatakan apabila BUMN
verzet (perlawanan pihak ketiga) karena yang disita dimohonkan pailit, maka harus dilakukan oleh
pengadilan bukan lagi kekayaan milik negara, Menteri Keuangan.
melainkan milik BUMN atau BUMD. Pandangan Upaya MA pun semakin jauh dari harapan
kedua berpendapat sebaliknya, para hakim yang mendapat dukungan dalam penegakkan hukum.
menggunakan pandangan ini berpendapat kekayaan Selain hasil Raker tidak dijadikan acuan oleh para
BUMN atau BUMD tak dapat disita karena hakim dalam praktik penegakkan hukum di tingkat
beranggapan kekayaan itu adalah milik negara. bawah, Mahkamah Konstitusi (MK) pun menolak
Pasalnya, negara lah yang menanamkan modal judicial review menyangkut kekayaan BUMN yang
(berasal dari APBN atau APBD) kepada BUMN atau berasal dari Kekayaan Negara yang dipisahkan.
BUMD. Pandangan tersebut menggunakan Pasal 50 Pada kenyataannya, tekad dan kemauan
Undang-Undang Perbendaharaan Negara sebagai Pemerintah ini dinilai dan dipandang lain oleh
dasarnya. Selain itu, para hakim yang menggunakan beberapa pihak, yang memandang bahwa pendekatan
pandangan ini juga merujuk kepada Pasal 1 butir 11 pengertian Keuangan Negara itu bertentangan
Undang-Undang Perbendaharaan Negara. Ketentuan dengan Konstitusi, khususnya menyangkut kekayaan
ini berbunyi: “Barang milik daerah adalah semua negara yang dipisahkan sebagai modal pada
barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD BUMN/BUMD. Pihak-pihak tersebut memandang
atau berasal dari perolehan lain yang sah.” bahwa campur tangan Pemerintah dan BPK RI

157
DOI: 10.18196/jmh.2018.0110.150-161

VOL.25 NO.2/DESEMBER 2018

terhadap BUMN/BUMD telah menyebabkan diakuinya agar BUMN bisa berkembang, perlu
terjadinya kondisi bahwa BUMN/BUMD tidak dapat diberikan otonomi dalam pengelolaannya yaitu
memiliki daya saing dalam menghimpun laba. Pihak mengikuti kaidah-kaidah bisnis yang sehat, termasuk
tersebut cenderung mengalihkan perhatian dari mengikuti ketentuan undang-undang perseroan.
peran pemerintah dan tujuan strategis dari negara Kekayaan negara pada BUMN harus terpisah dari
dalam membentuk badan usaha, dengan mengangkat APBN agar kekayaannya dapat dikelola sesuai dengan
isu perolehan laba, walau pada faktanya, secara prinsip-prinsip bisnis yang sehat dan efisien untuk
materiil BUMN sanggup menghadirkan laba yang sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Lebih lanjut
signifikan seperti PT BRI (Persero), tbk, PT Bank dinyatakan bahwa maksud pengertian kekayaan
Mandiri (Persero), PT BNI. negara yang dipisahkan pada BUMN adalah dipisah
Dalam rangka menyongsong keterbukaan dari sistem pencatatan dan pengelolaan APBN.
Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan berbagai Walaupun demikian, keuangan yang berasal dari
putusan hakim yang dipandang kurang mendukung APBN dipisahkan dari BUMN tetap merupakan
terhadap langkah untuk menyusun regulasi hukum bagian dari kekayaan negara, aset negara, dan
nasional yang dapat memberikan peluang bisnis bagi keuangan negara.
BUMN semakin jauh dari harapan. Padahal dengan Pandangan lain dikemukakan oleh Nindyo
adanya berbagai upaya penyamaan persepsi dapat Pramono yang menyimpulkan Undang-Undang
menjadi tonggak awal untuk terciptanya penyusunan Keuangan Negara berdampak tidak ada kepastian
regulasi yang memberikan dukungan pada BUMN hukum bagi pelaksana Undang-Undang BUMN dan
dalam berkiprah secara optimal dan profesional undang-undang terkait. Selanjutnya diungkapkan
sebagai pelaku usaha yang akan mampu bersaing dalam kenyataannya Direksi BUMN dibayang-bayangi
dalam era MEA. kekhawatiran dari keputusan bisnis yang jujur dan
Sebagaimana telah diuraikan di atas, upaya akuntabel, tetapi dituduh korupsi karena
untuk mengembalikan pemahaman terhadap mengakibatkan kerugian negara. Hal ini tidak tepat
keuangan Negara pada BUMN hasil dari penyertaan jika kekayaan negara yang dipisahkan menjadi modal
APBN sebagai kekayaan BUMN sebagai PT Persero BUMN masih dikategorikan sebagai bagian keuangan
terlepas dari keuangan negara telah diperjuangkan negara seperti diatur Undang-Undang Keuangan
oleh Center for Strategies Studies University of Indonesia Negara. Pengurus BUMN bukan penyelenggara
(CCS-UI), Forum BUMN dan lembaga yang perduli negara, melainkan organ BUMN seperti halnya
BUMN, melalui upaya pengujian materi Undang- direksi-direksi perusahaan lainnya.
Undang Keuangan Negara ini terhadap Undang- Menurut ketentuan di dalam Pasal 2 huruf g
Undang Dasar (UUD) 1945 dengan Perkara Nomor Undang-Undang Perbendaharaan Negara juga
48/PUU-XI/2013 tertanggal 22 Mei 2013 dan dikatakan bahwa: “Keuangan Negara sebagaimana
Perkara Nomor 62/PUU-X1/2013 tertanggal 17 Juni dimaksud di dalam Pasal 1 Angka (1) tersebut
2013. Hasilnya, oleh Mahkamah Konstitusi menolak meliputi: kekayaan negara/daerah yang dikelola
permohonan pihak-pihak tersebut secara seluruhnya. sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
Sebelum perkara tersebut diputus MK, Hasan berharga, piutang, barang serta hak-hak lain yang
Bisri mengakui akan keberadaan dari keuangan dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang
negara yang berasal dari APBN lewat penyertaan pada dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan
BUMN, Hasan Bisri (saat itu Wakil Ketua Badan daerah”. Sementara itu Undang-Undang BUMN
Pemeriksa Keuangan) mengatakan BUMN harus menegaskan bahwa PT ( Persero ) dalam melakukan
tetap menjadi bagian dari keuangan negara. Namun kegiatan usahanya tunduk pada Undang-Undang

158
DOI: 10.18196/jmh.2018.0110.150-161

VOL.25 NO.2/DESEMBER 2018

Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Dalam penelitian yang dilakukan penulis ke
Dengan demikian segala kebijakan sektoral terkait sejumlah Pengadilan Niaga di lima kota, yaitu:
dengan aksi korporasi atau dalam rangka business Medan, Semarang, Jakarta, Surabaya dan Makasar,
judgement yang dilakukan oleh Direksi PT (Persero) maka berdasarkan hasil wawancara dengan praktisi
berlaku secara equal bagi semua entitas bisnis baik PT hukum yang ada dengan tegas menafsirkan bahwa
Swasta maupun PT (Persero) seperti misalnya kekayaan BUMN merupakan kekayaan negara,
pengaturan dan/atau penyusunan RKAP, penentuan bahkan hakim-hakim di Pengadilan Niaga
dan/atau penunjukan auditor perseroan, pengaturan mengatakan bahwa kekayaan BUMN itu adalah
mengenai pengadaan barang dan jasa, penghapusan kekayaan negara. Perbedaan penafsiran ini, sebagai
aset perseroan, penghapusan piutang dan sebagainya. dampak adanya ketidakharmonisan di dalam
Semua ini adalah ranah business judgement rule menyikapi BUMN sebagai badan hukum yang
Perseroan. mandiri, antara rezim hukum privat dan rezim
Namun yang terjadi saat ini selalu timbul hukum publik. Dari rezim hukum publik, ada dua
kekhawatiran dari Direksi PT (Persero) bahwa dalam undang-undang yang mengklaim bahwa kekayaan
membuat keputusan bisnis selalu dibayang-bayangi BUMN itu termasuk kekayaan negara, yakni Undang-
akan timbulnya ekses negatif terkait dengan Undang Keuangan Negara dan Undang-Undang
keputusan bisnis yang dijalankan. Mereka paham Perbendaharaan Negara. Padahal dari kacamata
sekali bahwa dalam membuat keputusan bisnis tidak hukum privat, yang disebut pelaku usaha baik badan
ada satupun direksi yang mampu memastikan bahwa hukum publik atau privat, kalau melaksanakan bisnis
keuntungan yang diprediksikan akan diperoleh harus tunduk kepada rezim hukum bisnis.
melalui perhitungan-perhitungan bisnis yang akurat, Terkait dengan perbedaan pandangan tersebut,
wajar dan akuntabel sesuai dengan standard operation beberapa waktu yang lalu MA telah mengeluarkan
procedure (SOP) yang telah ditetapkan, sesuai dengan Fatwa Nomor: WKMA/Yud/20/VIII/ 2006 tanggal
prinsip kehati-hatian dan dilandasi oleh prinsip itikad 16 Agustus 2006, yang pada intinya menyatakan
baik dengan mengedepankan prinsip-prinsip good bahwa:
corporate governance. Keuntungan tersebut akan benar- 1. Piutang BUMN bukan merupakan piutang
benar atau pasti akan diperoleh sesuai dengan negara;
prediksi tersebut. 2. Ketentuan Pasal 2 huruf g Undang-Undang
Nindyo Pramono menyatakan, berdasarkan Keuangan Negara mengenai “kekayaan yang
pengamatan dan pengalamannya, tidak semua dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan
Direksi Persero paham akan yang dikemukakan di daerah”, tidak mempunyai kekuatan mengikat
atas. Bisa dimaklumi karena tidak semuanya bahkan secara hukum.
mayoritas tidak berlatar belakang pendidikan hukum. Upaya serius MA untuk menyatukan persepsi
Walaupun ada Biro Hukum di perseroan tersebut dalam penegakkan hukum terhadap pemahaman
namun tidak memahami pengetahuan tentang kekayaan yang dipisahkan dari APBN pada BUMN
hukum bisnis, maka dapat dipastikan juga tidak akan Persero oleh Rakernas MA 2010 sebagaimana telah
memahami ketidakharmonisan beberapa kaedah dikemukakan di atas, telah menghasilkan kesimpulan
hukum sebagaimana diuraikan di atas. Oleh sebab itu dan menjadi petunjuk kepada para hakim dalam
tidak heran jika dibaca di media-media, BUMN di melakukan sita jaminan atau sita eksekusi terhadap
Indonesia sering dibandingkan dengan BUMN harta BUMN atau BUMD. Rakernas MA
negara-negara tetangga yang sangat jauh dalam menyimpulkan bahwa harta kekayaan BUMN atau
pencapaian revenue-nya. BUMD dapat disita oleh pengadilan. Terhadap

159
DOI: 10.18196/jmh.2018.0110.150-161

VOL.25 NO.2/DESEMBER 2018

keuangan negara yang disertakan inbreng (penyertaan karena para akademisi telah bersusah payah untuk
modal) dalam BUMN atau BUMD persero dapat menegaskan kembali asas dan doktrin hukum bahwa
disita, demikian bunyi kesimpulan yang dihasilkan BUMN harus diperlakukan sebagai badan hukum
oleh Bidang Perdata Umum. Namun tidak semua yang memiliki kekayaan terpisah dari Keuangan
harta kekayaan BUMN atau BUMD yang dapat Negara menjadi kandas karena adanya Putusan MK
disita. Nomor 48/PUU-XI/2013. Akibat dari Putusan MK
Intinya, kekayaan negara yang telah disertakan berlaku bagi semua perkara yang terjadi di kemudian
sebagai modal BUMN atau BUMD dapat disita hari (erga omnes). Jadi ketika peraturan perundang-
karena kekayaan itu bukan lagi milik negara undangan dinyatakan tidak sah oleh MK karena
melainkan sudah menjadi harta miliki BUMN atau bertentangan dengan Undang-Undang Dasar atau
BUMD. Dengan demikian, status harta ini tunduk peraturan perundang-undangan lain yang lebih tinggi,
pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 maka menjadi batal dan tidak sah untuk setiap orang.
tentang Perseroan Terbatas dan dikelola oleh
perseroan berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan IV. SIMPULAN DAN SARAN
perusahaan yang sehat. Pada sisi lain, uang atau A. Simpulan
barang milik negara yang bukan penyertaan Berdasarkan analisis terhadap rumusan masalah
modal tetapi dikelola oleh BUMN atau BUMD tidak dalam uraian sebelumnya, maka penulis
dapat dilakukan sita jaminan atau sita eksekusi. Hal menyimpulkan bahwa regulasi hukum nasional
ini mengacu kepada pada Pasal 50 Undang- belum memberikan peluang bisnis bagi BUMN
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang dalam era keterbukaan Masyarakat Ekonomi ASEAN,
Perbendaharaan Negara yang menyatakan bahwa karena pertentangan dua pandangan terhadap
harta kekayaan milik negara tidak bisa disita oleh Keuangan Negara yang diikutsertakan pada BUMN
pengadilan. atau dalam penyertaan pada BUMN yang berasal dari
Putusan MK yang menolak judicial review APBN masih dipertahankan seperti keadaan semula.
Undang-Undang Keuangan Negara tersebut, Namun dengan adanya Putusan Mahkamah
dikhawatirkan akan menimbulkan keresahan bagi Konstitusi (MK) Nomor 48/PUU-XI/2013 yang
BUMN. Bisnis yang dijalankan oleh BUMN akan mempertahankan pemikiran bahan Keuangan Negara
terhambat karena adanya kekhawatiran apabila yang disertakan pada modal BUMN masih dianggap
BUMN mengalami kerugian, dianggap merugikan bagian dari Keuangan Negara, bahkan dengan
keuangan negara. Dengan adanya perbedaan Putusan MK ini memiliki dampak yang luas bagi
pandangan dan pendapat antara MA dan MK semua perkara yang terjadi di kemudian hari karena
tersebut, tentu akan membingungkan praktik Putusan MK yang bersifat erga omnes.
penegakan hukum oleh para penegak hukum
terhadap BUMN, bahkan menimbulkan adanya B. Saran
ketidakpastian hukum. Padahal MA sudah berusaha Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis
konsisten di dalam memberikan putusan pada menyarankan seharusnya dalam menyongsong era
BUMN sebagai badan hukum yang mandiri seperti keterbukaan Masyarakat Ekonomi ASEAN disiapkan
putusan terakhir yang diberikan terhadap PT Istaka regulasi yang dapat mendukung peluang bisnis bagi
Karya sebagai BUMN persero. BUMN yang dapat menciptakan keleluasan bagi
Upaya yang telah diperjuangkan oleh para BUMN melakukan bisnis sesuai prinsip-prinsip
akademisi dan didukung oleh MA sebagaimana Business Judgment Rule (BJR), sehingga perlindungan
dikemukakan di atas harus menelan rasa kecewa, hukum bagi direktur dan jajarannya dari pertanggung

160
DOI: 10.18196/jmh.2018.0110.150-161

VOL.25 NO.2/DESEMBER 2018

jawaban atas setiap kebijakan, keputusan bisnis atau Sastrawidjaja, Man S., 2005, “Kedudukan Unpad
transaksi yang mengakibatkan kerugian bagi Sebagai Badan Hukum Publik”, Jurnal Penegakan
perusahaan, tetap terlindungi selama kebijakan, Hukum, Bandung, Januari,.
keputusan bisnis atau transaksi bisnis tersebut Sumiyati, Yeti, 2013, “Peranan BUMN dalam
dilakukan dengan itikad baik, penuh kehati-hatian, Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
kejujuran sejalan dengan tanggung jawab dan untuk Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat”,
wewenangnya. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, Vol. 20, No.
3.
DAFTAR PUSTAKA Suprantio, Steven, 2014, “Daya Ikat Putusan
Buku Mahkamah Konstitusi Tentang Testimonium de
Direktorat Jenderal Kerja Sama Perdagangan Auditu”, Jurnal Yudisial, Vol. 7 No. 1
Internasional, Kementerian Perdagangan
Republik Indonesia, 2015, Menjadi Juara di Era Makalah
MEA 2015. Pramono, Nindyo, “Kedudukan Kekayaan PT
Faisal Salam, Moch., 2005, Pemberdayaan BUMN Di (Persero) dalam Rezim UU No. 17 Tahun 2003
Indonesia, Bandung, Pustaka. tentang Keuangan Negara Sebuah Pemikiran
Ibrahim R, 1997, Prospek BUMN dan Kepentingan dari Sisi Hukum Bisnis”, Makalah, Magister
Umum, Bandung, PT Citra Aditya Bakti. Hukum Bisnis UGM.
Kusumaatmadja, Mochtar, 2000, Pengantar Ilmu
Hukum, Buku I, Bandung, PT Alumni. Website
Muhammad, Abdulkadir, 2010, Hukum Perusahaan Barratut Taqqiyqh, “Di ASEAN, posisi Indonesia di
Indonesia, Bandung, PT Citra Aditya Bakti. level menengah-bawah”, https:// lipsus.kontan.
Ridhwan, M., et.al, 2015, Analisis Daya Saing dan co.id/v2/mea/read/281/di-asean-posisi-
Strategi Industri Nasional di Era Masyarakat indonesia-di-level-menengah-bawah, diunduh
Ekonomi ASEAN dan Perdagangan Bebas, Jakarta, senin 4 Juni 2018 pkl.6.40 WIB.
Bank Indonesia. http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4cbc1b
Soekanto, Soerjono dan Mamudji, Sri, 2003, cd43fa9/pengadilan-boleh-sita-harta-bumn,
Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan diunduh pada 7 November 2016 Pukul 20.57.
Singkat, Jakarta, Rajagrafindo Persada. http://www.kemenkeu.go.id/SP/mk-tolak-
Sumantri, Dibyo, 2004, Perjalanan Panjang Berliku: permohonan-uji-materi-atas-undang-undang-
Perjalanan BUMN 1993-2003, Jakarta, Media keuangan-negara-dalam-perkara-no-48puu-xi2013
Presindo diunduh pada 4 Juni 2016 Pukul 21.57.
http://sumbar.antaranews.com/berita/58502/bpk-
Jurnal bumn-harus-tetap-bagian-keuangan-negara.html
Mandala, Subianta, 2017, “UPICC Sebagai Model diunduh pada 7 November 2016 Pukul 22.40.
Bagi Pembaruan Hukum Kontrak Indonesia http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4cbc1b
cd43fa9/pengadilan-boleh-sita-harta-bumn
dalam Rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN”,
diunduh pada 17 November 201 Pukul 20.04.
Jurnal Media Hukum, Vol.24 No.2.

161

Anda mungkin juga menyukai