Bab I - Iv
Bab I - Iv
DEFINISI
1
1.5 Tenaga Paramedis
Perawat dan tenaga professional kesehatan lain yang
melakukan fungsi tugas keperawatan dan pelimpahan kewenangan
dari petugas medis.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
3
2. TUJUAN
2.1 Tujuan Umum
Pedoman ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk
melindungi keselamatan pasien melalui mekanisme kredensial
Perawat di rumah sakit.
4
kompeten. Persyaratan kompetensi ini meliputi dua komponen: (1)
komponen kompetensi keprofesian yang terdiri dari pengetahuan,
ketrampilan dan perilaku professional ; dan (2) komponen
kesehatan yang meliputi kesehatan fisik dan mental.
Walaupun seorang perawat telah mendapatkan pendidikan
selama kuliah, namun rumah sakit wajib melakukan verifikasi
kembali kompetensi seseorang untuk melakukan tindakan perawat
dalam lingkup spesialisasi tersebut, hal ini dikenal dengan istilah
credentialing. Proses credentialing ini dilakukan dengan dua
alasan utama. Alasan pertama, banyak faktor yang
mempengaruhi kompetensi setelah seseorang mendapatkan
pendidikan.Perkembangan ilmu dibidang keperawatan untuk suatu
tindakan medis dan / Keperawatan tertentu sangat pesat, sehingga
kompetensi yang diperoleh dapat berubah sewaktu waktu, bahkan
dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak aman bagi pasien.
Alasan kedua, kesehatan seseorang dapat saja menurun akibat
penyakit tertentu atau bertambahnya usia sehingga mengurangi
keamanan tindakan medis yang dilakukan. Kompetensi fisik dan
mental dinilai melalui uji kelayakan kesehatan baik fisik maupun
mental. Tindakan verifikasi kompetensi profesi medis tersebut oleh
rumah sakit disebut sebagai mekanisme Re-credentialing, dan hal
ini dilakukan demi keselamatan pasien. Tindakan verifikasi
kompetensi ini juga dilakukan pada profesi lain untuk keamanan
kliennya. Misalnya kompetensi profesi penerbang (pilot) yang
senantiasa diperiksa secara teratur dalam periode tertentu oleh
perusahaan penerbangan.
5
tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan medis dan /
Keperawatan dirumah sakit tersebut. Kewenangan klinik ini akan
dievaluasi oleh komite keperawatan dan panitia kredensial setiap 3
tahun sekali. Hal ini diharapkan tenaga keperawatan mampu
memperoleh kewenangan klinis keperawatan yang lebih tinggi /
baik.
Setelah perawat mengisi form pengajuan ini, komite
keperawatan dan juga panitia kredensial mengolah untuk kemudian
muncul surat penugasan klinik bagi setiap tenaga keperawatan di
RSKGM Kota Bandung dengan mempertimbangkan masa kerja
perawat dan juga kompetensi melalui panitia kredensial maka tenaga
keperawatan di RSKGM Kota Bandung dikategorikan menjadi 3
tingkat yaitu : Perawat Senior, Perawat Medior dan juga Perawat
Yunior.kategori ini nantinya akan ditetapkan oleh SK direktur RSKGM
Kota Bandung.
No Kategori Rincian
1 Perawat Senior 1. Pegawai tetap dengan masa
kerja diatas 5 tahun
2. Berijasah minimal D3
Keperawatan
3. Lulus uji kompetensi
4. PJ Shif dalam tugas dinas
6
2.4 Peranan Komite Keperawatan dan Sub Komite
Kredensial Perawat Rumah Sakit
Komite keperawatan memiliki peran sentral dalam mekanisme
kredensial para perawat karena tugas utamanya menjaga
profesionalisme tenaga perawat dan melindungi pasien rumah sakit
untuk hal hal yang berkaitan dengan tindakan medis dan / keperawatan.
Ketua komite keperawatan bekerjasama dengan sub komite
kredensial membentuk panitia khusus yang berguna menyeleksi dan
melakukan proses kredensial dan re kredensial terhadap perawat di
rumah sakit.evaluasi setiap 3 tahun dilakukan oleh panitia kredensial
untuk mengetahui perkembangan secara skill maupun attitude
seorang perawat.Setiap keputusan yang diambil akan dilakukan
persetujuan langsung oleh direktur rumah sakit.
Lingkup kerja komite keperawatan dan sub komite kredensial
ini langsung dibawah pengawasan direktur.Setiap kegiatan yang
dilakukan harus mendapatkan persetujuan secara tertulis oleh
direktur.Harapan yang ingin dicapai dari panitia ini adalah membantu
direktur dalam hal ini rumah sakit mendapatkan tenaga perawat yang
professional dan berkualitas prima. Rumah sakit melalui komite
keperawatan menerapkan berbagai kompetensi yang harus dimiliki
oleh setiap petugas kesehatan,dalam hal ini adalah Perawat.
Penetapan dari komite dan disetujui oleh direktur menjadikan tenaga
keperawatan di RSKGM Kota Bandung secara tertulis mempunyai
kewenangan klinis keperawatan.
7
BAB III
TATALAKSANA
8
3.2 Tahap Kedua : Kajian Komite Keperawatan
Komite keperawatan bersama sub komite kredensial dan
semua kepala instalasi membicarakan setiap permohonan
kewenangan klinik yang diminta oleh perawat. Melalui intern
keperawatan ini diputuskan kewenangan klinik keperawatan yang
diberikan kepada setiap perawat. Setelah penentuan
kewenangan klinik perawat, ditetapkan juga pengkategorian sebagai
perawat senior, medior dan yunior. salah satunya ditentukan juga
oleh masa kerja perawat di RSKGM Kota Bandung.
9
paramedis memiliki masa berlaku untuk periode tertentu, misalnya
dua tahun. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut
rumah sakit harus melakukan rekredensial ini lebih sederhana
dibandingkan dengan proses kredensial awal sebagaimana
diuraikan diatas karena rumah sakit telah memiliki informasi setiap
perawat yang melakukan tindakan keperawatan dirumah sakit
tersebut. Penerbitan ulang surat penugasan (reappointment). Surat
penugasan dapat berakhir setiap saat bila tenaga paramedis
tersebut dinyatakan tidak kompeten untuk melakukan tindakan
keperawatan tertentu. Walaupun seorang tenaga paramedis pada
awalnya telah memperoleh kewenangan klinis untuk melakukan
tindakan keperawatan tertentu, namun kewenangan itu dapat
dicabut oleh rumah sakit berdasarkan pertimbangan komite
keperawatan. Pertimbangan pencabutan kewenangan klinis
tertentu tersebut didasarkan pada kinerja profesi dilapangan,
misalnya tenaga paramedis yang bersangkutan terganggu
kesehatannya, baik fisik maupun mental. Selain itu, pencabutan
kewenangan klinis juga dapat dilakukan bila terjadi kecelakaan
medis yang diduga karena inkompetensi atau karena tindakan disiplin
dari komite keperawatan. Namun demikian, kewenangan klinis yang
dicabut tersebut dapat diberikan kembali bila tenaga paramedis
tersebut dianggap telah pulih kompetensinya.
Dalam hal kewenangan klinis tertentu seorang tenaga
paramedis diakhiri, komite keperawatan akan meminta subkomite
peningkatan mutu profesi untuk melakukan berbagai upaya
pembinaan agar merekomendasikan kepada kepala rumah sakit
pemberian kembali kewenangan klinis tertentu setelah melalui proses
pembinaan. Pada dasarnya kredensial tetap ditujukan untuk
menjaga keselamatan pasien, sambil tetap membina kompetensi
seluruh tenaga paramedis di rumah sakit. Dengan demikian jelaslah
bahwa komite keperawatan dan staf keperawatan memegang
peranan penting dalam proses kredensial dan pemberian kewenangan
10
klinis untuk setiap tenaga keperawatan.
11
BAB IV
DOKUMENTASI
12