Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN

PROGRAM KEAMANAN RADIASI


INSTALASI RADIOLOGI
TAHUN 2017
A. PENDAHULUAN
Instalasi Radiologi RSUD Caruban Kabupaten Madiun adalah salah satu
instalasi penunjang medis yang mempunyai tugas memberikan pelayanan Radiologi
Diagnostik dan Ultrasonografi kepada pasien baik dari internal ataupun eksternal
Rumah Sakit. Sebagai salah satu Rumah Sakit rujukan di daerah Madiun maka
Instalasi Radiologi RSUD Caruban Kabupaten Madiun harus mampu menghadapi
persaingan yang cukup kompetitif di antara provider kesehatan khususnya di
wilayah eks karesidenan Madiun. Dan mampu memenuhi tuntutan konsumen
terhadap kebutuhan pelayanan Radiologi yang bermutu dan terjangkau.

B. LATAR BELAKANG
Dalam setiap kegiatan pelayanan Radiologi, keselamatan terhadap
kemungkinan akibat sinar-X menjadi hal utama yang secara terus menerus harus
dilakukan. Dalam upaya melaksanakan proteksi radiasi, Instalasi Radiologi RSUD
Caruban Kabupaten Madiun mengupayakan penerimaan dosis yang seminimal
mungkin yang dapat diterima oleh pasien dan operator tetapi tetap menghasilkan
gambar radiografi yang optimal dan bernilai diagnostik tinggi, biasa disebut ALARA
(As Low As Reasonable Achievable).
Prinsip proteksi yang digunakan dalam keamanan radiasi adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Jarak
Penggunaan jarak yang ideal (100-150 cm) bertujuan agar dosis yang
diterima pasien sekecil mungkin. Karena pada jarak kurang dari 100 cm maka
kemungkinan radiasi dengan energi tinggi masih dapat menjangkau pasien dan
itu tidak diinginkan, meskipun semua pesawat menggunakan filter. Jika
menggunakan jarak lebih dari 150 cm maka akan terjadi peningkatan faktor
eksposi (kV dan mAs) yang menyebabkan dosis paparan ke pasien meningkat.
Dosis radiasi yang diterima pasien berbanding terbalik dengan kuadrat jarak.
2. Prinsip Waktu
Penggunaan waktu yang sesingkat mungkin dari radiasi yang diterima
berbanding lurus dengan waktu yang dibutuhkan. Makin cepat waktu eksposi,
maka makin kecil dosisnya.
3. Prinsip Perisai
Penggunaan perisai radiasi (shielding) bertujuan agar radiasi dapat ditahan
oleh suatu bahan perisai, misalnya menggunakan Apron Pb, Kaca mata Pb,
sarung tangan Pb, tiroid shield dan gonad shield.
Dalam keamanan radiasi, proteksi radiasi merupakan hal utama yang harus
dilaksanakan. Proteksi radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi. Sedangkan keselamatan
radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi petugas radiasi (Dokter
Spesialis Radiologi dan Radiogfrafer), anggota masyarakat dan lingkungan dari
bahaya radiasi. Pedoman proteksi dan keselamatan radiasi adalah pedoman kerja
yang harus disusun dan dilaksanakan oleh pemegang izin untuk mewujukan hal
tersebut.
Berdasarkan ulasan di atas, untuk menjamin proteksi dan keselamatan
radiasi, Instalasi Radiologi RSUD Caruban Kabupaten Madiun menyusun Program
Keamanan Radiasi, sebagai rencana kegiatan proteksi dan keselamatan radiasi.

1
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk menjamin keselamatan petugas, pasien dan masyarakat sekitar dari
bahaya radiasi.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya perizinan setiap pesawat sinar-x.
b. Terlaksananya pemantauan kebocoran radiasi di sekitar ruang pemeriksaan
sinar-x.
c. Terlaksananya uji kesesuaian dan kalibrasi pesawat sinar-x secara berkala.
d. Terlaksananya penyediaan dan perawatan alat proteksi radiasi.
e. Terlaksananya pemantauan dosis radiasi yang diterima petugas radiasi.
f. Terlaksananya pemantauan kesehatan bagi petugas radiasi.
g. Terlaksananya orientasi program keamanan radiasi.
h. Terlaksananya diklat / pelatihan Petugas Proteksi Radiasi (PPR).

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Perizinan Pesawat Sinar-X
2. Pemantauan Kebocoran Radiasi
3. Pelaksanaan Uji Kesesuaian dan Kalibrasi Pesawat Sinar-X
4. Penyediaan dan Perawatan Alat Proteksi Radiasi (APD)
5. Pemantauan Dosis Radiasi Perorangan
6. Pemantauan Kesehatan Petugas radiasi
7. Orientasi Program Keamanan Radiasi
8. Diklat Petugas Proteksi Radiasi (PPR)

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Perizinan Pesawat Sinar-X
Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, bahwa pemanfaatan
radiasi sinar-x harus memiliki izin dari BAPETEN. Proses perizinan diajukan untuk
setiap alat baru dan dilakukan perpanjangan sebelum masa berlaku izin tersebut
habis. Masa berlaku izin adalah 2 tahun.
2. Pemantauan Kebocoran Radiasi
Pemantauan terhadap kebocoran dinding / tembok ruangan pemeriksaan
harus dilakukan secara berkala untuk mendeteksi kemanan daerah kerja dari
kebocoran radiasi. Besaran paparan radiasi pada ruangan yang digunakan oleh
petugas radiasi adalah 100 mR/minggu dan paparan radiasi pada ruangan yang
digunakan selain petugas radiasi sebesar 10 mR/minggu. Pengukuran paparan
radiasi untuk mendeteksi kebocoran, meliputi pengukuran pada daerah :
a. Di ruangan sekitar yang berdekatan dengan ruang sinar-x
Terutama belakang pintu, sekitar lobang kunci / handle pintu, sekitar kaca Pb.
b. Pada sekitar dinding yang dicurigai adanya kebocoran.
3. Pelaksanaan Uji Kesesuaian dan Kalibrasi Pesawat Sinar-X
Pengukuran terhadap sumber radiasi / pesawat sinar-x disebut dengan
istilah Uji Kesesuaian dan Kalibrasi. Pelaksana uji kesesuaian dan kalibrasi adalah
instansi yang ditunjuk oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) sebagai
pelaksana pengujian. Dalam hal ini dilaksanakan oleh BPFK Surabaya atau

2
penguji lainnya yang bersertifikasi. Uji kesesuaian dilakukan setiap tahun dan
kalibrasi dilakukan setiap 2 tahun sekali.
4. Penyediaan dan Perawatan Alat Proteksi Radiasi (APD)
Alat proteksi radiasi yang harus disediakan antara lain :
a. Apron
b. Kacamata Pb
c. Tabir pelindung
d. Tanda bahaya radiasi
e. Lampu peringatan
f. Personal dosimetri, yaitu Thermoluminisense Dosimeter (TLD)
Perawatan terhadap apron dilakukan dengan melakukan penyimpanan
sesuai standar dan pembersihan dari kotoran yang menempel. Pengujian
dilakukan secara berkala (1 tahun sekali) untuk mengetahui adanya kebocoran
pada permukaan apron.
5. Pemantauan Dosis Radiasi Perorangan
Pemantauan dosis perorangan dilakukan dengan menggunakan personal
dosimetri berupa Termoluminisense Dosimeter (TLD). Setiap petugas radiasi
wajib memakai TLD selama bekerja di ruang Radiologi. Alat ukur radiasi ini
digunakan dalam jangka 3 bulan. Setelah itu TLD dikirim ke BPFK Surabaya
untuk dievaluasi / diukur nilai dosis yang tercatat pada alat tersebut. Hasil
evaluasi dari BPFK Surabaya akan dikirimkan kembali ke Instalasi Radiologi. Nilai
dosis tersebut dicatat pada Kartu Dosis setiap petugas radiasi.
6. Pemantauan Kesehatan Petugas radiasi
Pemantauan kesehatan dilakukan pada seluruh petugas radiasi minimal 1
tahun sekali. Pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan umum kondisi fisik
dan cek laboratorium. Pemeriksaan laboratorium meliputi : darah rutin, kimia
darah, dan urin rutin. Pemeriksaan kesehatan tersebut meliputi :
a. Pemeriksaan Kesehatan Umum.
Dilakukan pada saat sebelum bekerja, selama bekerja dan pada saat
akan memutuskan hubungan kerja.
b. Pemeriksaan Khusus.
Dilakukan pada petugas radiasi yang mengalami atau diduga mengalami
gejala sakit akibat radiasi serta bagi pekerja yang mendapatkan paparan
radiasi yang melebihi nilai ambang batas.
7. Orientasi Program Keamanan Radiasi
Orientasi tentang proteksi dan keselamatan radiasi dilakukan kepada
seluruh petugas radiasi. Disampaikan setiap awal tahun melalui rapat bulanan
yang diadakan di Instalasi Radiologi. Meliputi sosialisasi Program Keamanan
Radiasi dan SPO Proteksi dan Keselamatan Radiasi.
Kegiatan tersebut bertujuan antara lain :
a. Agar petugas radiasi mampu memahami dan mengaplikasikan Program
Keamanan Radiasi di Instalasi Radiologi.
b. Agar petugas radiasi mampu menerapkan keselamatan radiasi bagi pasien,
petugas radiasi dan lingkungan.
c. Agar petugas radiasi mampu meminimalisasi pengulangan pemeriksaan yang
disebabkan kurangnya keterampilan dalam melakukan pemeriksaan radiologi.

3
d. Agar petugas radiasi mampu bekerja sesuai SPO dan kaidah-kaidah proteksi
dan keselamatan radiasi.
8. Diklat Petugas Proteksi Radiasi (PPR)
Diklat / pelatihan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) diselenggarakan oleh
BAPETEN, yang diikuti oleh Radiografer. Setelah dinyatakan lulus, maka
Radiografer tersebut berhak mendapatkan lisensi sebagai PPR yang bertugas
melaksanakan segala kegiatan untuk menjamin terlaksananya proteksi dan
keselamatan radiasi di Instalasi Radiologi. Selain sebagai salah satu syarat untuk
perizinan pesawat sinar-x.

F. SASARAN
1. Setiap pesawat sinar-x memiliki izin dari BAPETEN.
2. Tidak adanya kebocoran radiasi di sekitar ruang pemeriksaan sinar-x
3. Semua pesawat sinar-x lolos uji kesesuaian dan kalibrasi.
4. Alat proteksi radiasi tersedia dan terawatt dengan baik.
5. Dosis radiasi yang diterima petugas radiasi masih dibawah NBD yang ditentukan.
6. Kesehatan petugas radiasi terkontrol dan didokumentasikan dengan baik.
7. Setiap petugas radiasi memahami program keamanan radiasi.
8. PPR memiliki lisensi sesuai masa berlakunya.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Terlampir

H. EVALUASI
Evaluasi dilakukan oleh Kepala Instalasi Radiologi terhadap setiap pelaksanaan
kegiatan pokok. Pelaksana kegiatan antara lain :
1. Radiografer
2. PPR
3. BPFK

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Setiap kegiatan dicatat dan didokumentasikan. Adapun catatan dan dokumen
berupa :
1. Izin pesawat sinar-x.
2. Hasil Uji Kesesuaian dan Kalibrasi pesawat sinar-x.
3. Daftar inventaris alat proteksi radiasi.
4. Laporan pengujian apron.
5. Dokumen kesehatan petugas radiasi yang berisi kartu dosis dan hasil
pemeriksaan laboratorium.
6. Hasil rapat dan sosialisasi Program Keamanan Radiasi.
7. Sertifikat pelatihan / diklat PPR.
Pelaporan kegiatan dilakukan dengan membuat laporan akhir tahun yang
diserahkan kepada Direktur. Serta melakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan kegiatan Program Keamanan Radiasi.

4
RSUD Caruban Kabupaten Madiun bertanggungjawab dalam melakukan upaya
pencegahan terjadinya kecelakaan radiasi, melaporkan terjadinya kecelakaan dan
upaya penanggulangannya ke BAPETEN dalam waktu 24 jam melalui telepon,
faksimili, atau secara langsung. Jika terjadi kedaruratan, laporan secara tertulis
akan disampaikan lengkap sesuai kronologi ke BAPETEN paling lambat 3 hari
setelah laporan awal.

Mengetahui, Madiun, Januari 2017


Direktur RSUD Caruban Kepala Instalasi Radiologi
Kabupaten Madiun

dr. DJOKO SANTOSO, MM dr. BIBIT SUTARIJATI, Sp.Rad


Pembina Utama Muda NIP. 19710527 200604 2 020
NIP. 19620801 199002 1 003

5
JADWAL PELAKSANAAN PROGRAM KEAMANAN RADIASI TAHUN 2017
INSTALASI RADIOLOGI RSUD CARUBAN KABUPATEN MADIUN

No Kegiatan Penanggung Pelaksana Bulan


jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Perizinan Pesawat Sinar-X Kepala Instalasi PPR
Radiologi
2 Pemantauan kebocoran radiasi Kepala Instalasi BPFK Surabaya
Radiologi
3 Pelaksanaan Uji Kesesuaian dan Kalibrasi Kepala Instalasi BPFK Surabaya
Radiologi
4 Penyediaan alat proteksi radiasi Direktur PPR
5 Pengujian apron Kepala Instalasi - PPR
Radiologi - Radiografer
6 Pemantauan dosis radiasi perorangan Direktur BPFK Surabaya

7 Pemantauan kesehatan petugas radiasi Kepala Instalasi - Dokter Umum


Radiologi - Laboratorium
8 Orientasi Program Keamanan Radiasi Kepala Instalasi Kepala Instalasi
Radiologi Radiologi
9 Diklat PPR Direktur - PPR
Mengikuti jadwal BAPETEN
- Radiografer

Anda mungkin juga menyukai