PENDAHULUAN
Latar Belakang
Metabolisme berperan mengubah zat-zat makanan seperti: glukosa, asam amino, dan asam lemak
menjadi senyawa-senyawa yang diperlukan untuk proses kehidupan seperti: sumber energi
(ATP). Energi antara lain berguna untuk aktivitas otot, sekresi kelenjar, memelihara membran
potensial sel saraf dan sel otot, sintesis substansi sel. Zat-zat lain yang berasal dari protein
berguna untuk pertumbuhan dan reparasi jaringan tubuh. Hasil metabolisme tersebut kemudian
dimanfaatkan oleh tubuh untuk berbagai keperluan antara lain: sumber energi, menggangti
jaringan yang rusak, pertumbuhan, dan sebagainya.
Metabolisme adalah seluruh reaksi biokimiawi yang terjadi di dalam sel tubuh makhluk hidup.
Metabolisme dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam proses yaitu anabolisme (penyusunan) dan
katabolisme (penguraian). Anabolisme adalah sintesis makromolekul seperti protein,
polisakarida, dan asam nukleat dari bahanbahan yang kecil. Proses sintesis demikian tidak dapat
berlangsung tanpa adanya masukan energi. Secara langsung atau tidak langsung, ATP
merupakan sumber energi bagi semua aktifitas anabolik di dalam sel. Metabolisme memerlukan
keberadaan enzim agar prosesnya berjalan cepat. Hasil proses metabolisme berupa energi dan
zat-zat lain yang diperlukan oleh tubuh.
Lipid terdapat dalam makanan sebagian besar berupa lemak. Pada umumnya lipid merupakan
konduktor panas yang jelek, sehingga lipid dalam tubuh mempunyai fungsi untuk mencegah
terjadinya kehilangan panas dari tubuh. Makin banyak jumlah lemak, makin baik fungsinya
mempertahankan panas dalam tubuh. Pada proses oksidasi 1 gram lemak menghasilkan energi
sebesar 9 kkal, sedangkan 1 gram karbohidrat maupun protein hanya menghasilkan 4 kkal.
Selain itu lemak mempunyai fungsi melindungi organ-organ tubuh tertentu dari kerusakan akibat
benturan atau goncangan.
Pencernaan lemak terutama terjadi dalam usus, karena dalam mulut dan lambung tidak terdapat
enzim lipase yang dapat menghidrolisis lemak. Dalam usus, lemak diubah dalam bentuk emulsi,
sehingga mudah berhubungan dengan enzim steapsin dalam cairan pankreas. Hasil akhir proses
pencernaan lemak ialah asam lemak, gliserol, monogliserida, digliserida serta sisa trigliserida.
Pengeluaran cairan pankreas dirangsang oleh hormon sekretin dan pankreozimin. Sekretin
meningkatkan jumlah elektrolit dan cairan pankreas, sedangkan pankreoenzim merangsang
pengeluaran enzim-enzim dalam cairan pankreas. Lemak yang keluar dari lambung langsung
masuk kedalam usus merangsang pengeluaran hormon kolesistokin yang pada gilirannya
menyebabkan kantung empedu berkontraksi hingga mengeluarkan cairan empedu kedalam
duodenum. Lipid lain yang dapat terhidrolisis oleh cairan pankreas antara lain adalah lesitin oleh
fosfolipase, fosfatase dan esterase; ester kolesterol oleh kolesterol esterase dihidrolisis menjadi
kolesterol asam lemak.
Absorpsi hasil pencernaan lemak sebagian besar (70%) adalah asam lemak dan sebagian lagi
(20%) monogliserida terjadi pada usus kecil. Pada waktu asam lemak dan monogliserida
diabsosrbsi melalui sel-sel mukosa pada dinding usus, mereka diubah kembali menjadi lemak
atau trigliserida. Lemak yang terjadi ini berbentuk partikel kecil yang disebut kilomikron dan
dibawa kedalam darah melalui cairan limfe.
Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui fungsi lipid, jenis-jenis lipid, proses metabolisme lipid,
reaksi-reaksi yang terjadi dan enzim-enzim yang berperan selama proses metabolisme lipid.
PEMBAHASAN
Fungsi lipid
Lipid merupakan senyawa organik yang sukar larut dalam air namun mudah larut dalam pelarut
organik seperti eter, benzen atau kloroform. Dalam tubuh manusia lipid berfungsi sebagai
komponen struktural membran sel, sebagai bentuk penyimpanan energi, sebagai bahan bakar
metabolik dan sebagai agen pengemulsi(Montgomery, 1993).
Jenis-jenis lipid
Terdapat beberapa jenis lipid yaitu:
Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh
Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida
Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid
Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam
Asam lemak
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak, baik yang
berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini merupakan asam karboksilat yang mempunyai
rantai karbon panjang(Poedjiadi, 2007). Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak
(goreng), margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak
bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida. Adapun
rumus umum dari asam lemak adalah:
CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH
Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua macam asam lemak
yaitu:
Asam lemak jenuh (saturated fatty acid)
Asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap
Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid)
Asam lemak ini memiliki satu atau lebih ikatan rangkap
Sebagian besar asam lemak yang ada dalam darah dan jaringan manusia berupa varietas rantai
panjang. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon
penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di
antara atom-atom karbon penyusunnya. Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air
terdisosiasi sebagian melepaskan ion H+ (Poedjiadi, 2007). Umumnya berfase cair atau padat
pada suhu ruang (27° Celsius). Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah
membeku dan juga semakin sukar larut. Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah
bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah
bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi
asam lemak.
Sfingolipid
Sfingolipid dapat ditemukan di hampir seluruh jaringan manusia dan terbentuk dari basa rantai
panjang yang terhidroksilasi dan bukan terbentuk dari gliserol, terdiri dari sfingosin dan
dihidrosfingosin (Philip et all., 2006). Penggunaan primer dari sfingolipid adalah sebagai
penyusun selubung mielin serabut saraf. Pada manusia, 25% dari lipid merupakan sfingolipid.
Steroid
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis, steroid mempunyai struktur
dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin
siklopentana. Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Beberapa diantara hormon
reproduktif yang merupakan steroid adalah testosteron dan progesteron.
Steroid lainnya adalah kortison. Hormon ini berhubungan dengan proses metabolisme
karbohidrat, penanganan penyakit arthritis rematoid, asthma, gangguan pencernaan dan
sebagainya.
Gambar 5. Kortison
Kolesterol
Kolesterol adalah salah satu sterol yang penting dan terdapat banyak dialam. Kolestero terdapat
pada hampir semua sel hewan dan manusia. Pada tubuh manusia kolesterol terdapat dalam darah,
empedu, kelenjar adrenal bagian luar dan jaringan syaraf. Endapan kolesterol apabila terdapat
dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah karena dinding
pembuluh darah menjadi tebal sehingga mengakibatkan berkurangnya elastisitas atau kelenturan
pembuluh darah yang berdampak pada terganggunya aliran darah. Untuk mengatasi gangguan ini
jantung harus memompa darah lebih keras(Poedjiadi, 2007).
Fosfogliserida (fosfolipid)
Fosfogliserida adalah gliserollipid polar. Golongan utama dari fosfogliserida adalah fosfatidat,
fosfatidiletanolamina, fosfatidilkolin, fosfatidilserin, fosfatidilgliserol, difosfatidilgliserol dan
fosfatidilinositol(Philip et all., 2006). Pada umumnya fosfogliserida atau fosfolipid terdapat
dalam sel tumbuhan, hewan dan manusia. Dalam tumbuhan fosfolipid terdapat di dalam kedelai
sedangkan pada manusia dan hewan terdapat dalam telur, otak, hati, ginjal, pankreas, paru-paru
dan jantung(Poedjiadi, 2007). Menrut Girindra (1986) senyawa induk fosfolipida adalah asam
gliserol fosfat. Senyawa ini memiliki 1 atom karbon asimetris. Semua senyawa fosfogliserida
disebut amfipatik karena mempunyai gugus kepala polar dan ekor non polar. Fosfogliserida
berbeda satu sama lain erutama karena besarnya, bentuknya, polaritas dan muatan pada gugus X
di kepala polar. Lipid dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat
mengganti salah satu rantai asam lemak.
Penggunaan fosfogliserida adalah:
Sebagai komponen penyusun membran sel
Sebagai agen emulsi
Lipid kompleks
Lipid kompleks adalah lipid yang terdapat dialam bergabung dengan senyawa lain, misalnya
dengan protein atau karbohidrat. Contoh penting dari lipid kompleks adalah lipoprotein dan
glikolipid.
Lipoprotein
Lipoprotein merupakan gabungan antara lipid dengan protein. Lipoprotein terdapat dalam
plasma darah, bagian lipid dalam lipoprotein umumnya adalah trigliserida, fosfolifid atau
kolesterol(Poedjiadi, 2007). Lipoprotein utama yang disekresi ke dalam darah terdiri dari tiga
jenis, masing-masing adalah kilomikron, yang dibentuk oleh mukosa usus, VLDL(Very Low-
density Lipoprotein) yang dibentuk oleh hati, dan HDL(High density lipoprotein) yang juga
dibentuk oleh hati. Pembentukan lipoprotein memerlukan lipid yang sesuai. Kilomikron dan
VLDL merupakan dua jenis lipoprotein yang kaya akan trigliserida, partikelnya distabilkan oleh
apoprotein B. Hati membentuk suatu jenis apo B tertentu, sedangkan mukosa usus mensisntesis
apo B lain yang berukuran sedikit lebih kecil(Gilvery, 1996).
Gambar 9. Gabungan lipid dengan protein (lipoprotein) merupakan contoh dari lipid
kompleks
Ada 4 klas mayor dari lipoprotein plasma yang masing-masing tersusun atas beberapa jenis lipid,
yaitu:
Kilomikron
Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke jaringan lain, kecuali ginjal
VLDL (very low – density lypoproteins)
VLDL mengikat trigliserid di dalam hati dan mengangkutnya menuju jaringan lemak
LDL (low – density lypoproteins)
LDL berperan mengangkut kolesterol ke jaringan perifer
HDL (high – density lypoproteins)
HDL mengikat kolesterol plasma dan mengangkut kolesterol ke hati.
Tabel 2. Beberapa komponen lipoprotein: VLDL(very low density lipoproteins), LDL (low
density), HDL (high density) dan kilomikron
VLDL LDL HDL Chylomicron
Diameter (nm)
Density (gcm-3)
Approximate compotition
Protein
Pospholipid
Cholesterol
Triacylgliserol
Sites of syntesis
Function
30-70
0,95-1.006
10
19
19
50
Gut
Liver
Transport
TGA from
Liver 15-25
1.006-1.063
20
24
45
10
Liver
(from VLDL)
Transport of
Cholesterol 7,5-10
1.0063-1.21
50
30
18
5
Liver
(plasma)
Transport of
cholesterol 100-1000
˂0.95
1
4
6
90
Gut
Transport of
Dietari TGA
Glikolipid
Glikolipid adalah lemak yang mengandung suatu karbohidrat polar, seperti D-glukosa atau D-
galaktosa, tetapi bukan suatu gugusan fosfat. Glikolipid dapat berasal dari gliserol atau sfingosin
dan sering diklasifikasi sebagai gliserida (contohnya, glikosil-diasil gliserol) atau sebagai
sfingolipid (contohnya, serebrosid). Serebrosid merupakan glikolipid sederhana yang
mengandung gula, asam lemak, dan sfingosin. Serebrosid disintesis dengan penambahan suatu
gula pada seramid (sfingosin dengan perlekatan suatu asam lemak). Serebrosid ditemukan dalam
membran otak dan sistem saraf dan khususnya berlimpah dalam sarung mielin.
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-asam lemak
dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi
simpanan trigliserida. Trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk
ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Asam lemak tersebut
ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak
bebas (free fatty acid/FFA). Kilomikron yang telah melewati pembuluh limfe di dada selanjutnya
akan masuk kedalam darah dan membantu pengangkutan bahan bakar lipid keberbagai jaringan
tubuh(Philip et all., 2006).
Asam lemak diaktifkan di luar membran mitokondria, proses oksidasi terjadi di dalam matriks
mitokondria. Molekul asil KoA rantai panjang tidak dapat melintasi membran mitokondria,
sehingga diperlukan suatu mekanisme transport khusus.Asam lemak rantai panjang aktif
melintasi membran dalam mitokondria dengan cara mengkonjugasinya dengan karnitin, suatu
senyawa yang terbentuk dari lisin.Gugus asil dipindahkan dari atom sulfur pada KoA ke gugus
hidroksil pada karnitin dan membentuk asil karnitin. Reaksi ini dikatalisis oleh karnitin
transferase I, yang terikat pada membran di luar mitokondria. Selanjtunya, asil karnitin melintasi
membran dalam mitokondria oleh suatu translokase. Gugus asil dipindahkan lagi ke KoA pada
sisi matriks dari membran yang dikatalisis oleh karnitin asil transferase II. Akhirnya karnitin
dikembalikan ke sisi sitosol oleh translokase menggantikan masuknya asil karnitin yang
masuk.Molekul asil KoA dari sedang dan rantai pendek dapat menembus mitokondria tanpa
adanya karnitin.
Gambar 14. Aktivasi asam lemak, oksidasi beta dan siklus asam sitrat
Pembentukan dan Metabolisme Senyawa Keton
Asetil koenzim A yang dihasilkan oleh reaksi oksidasi asam lemak dapat ikut dalam siklus asam
sitrat apabila penguraian lemak dan karbohidrat seimbang. Dalam siklus asam sitrat, asetil
koenzim A bereaksi dengan asam oksaloasetat menghasilkan asam sitrat. Senyawa keton terjadi
dari asetil koenzim A apabila penguraian lemak terdapat dalam keadaan berlebihan. Dalam
keadaan normal, jaringan dalam tubuh menggunakan senyawa keton dengan jumlah yang sama
dengan yang dihasilkan oleh hati. Konsentrasi senyawa keton dalam sangat rendah (kurang dari 1
mg per 100 ml darah) dan kurang dari 0,1 gram yang dikeluarkan bersama urine tiap hari. Pada
penderita diabetes yang parah, konsentrasi senyawa keton dapat mencapai 80 mg per 100 ml
darah, hal ini disebabkan oleh produksi senyawa keton lebih besar daripada
penggunaannya(Poedjiadi, 2007).
Asetoasetat dibentuk dari asetil KoA dalam tiga tahap.Dua molekul asetil KoA berkondensasi
membentuk asetoasetil KoA. Reaksi yang dikatalisis oleh tiolase ini merupakan kebalikan dari
tahap tiolisis pada oksidasi asam lemak. Selanjutnya astoasetil KoA bereaksi dengan asetil KoA
dan air untuk menghasilkan 3 – hidroksi – 3 – metilglutaril KoA ( HMG – KoA ) dan KoA .
Kondensasi ini mirip dengan kondensasi yang dikatalisis oleh sitrat sintase.Keseimbangan yang
tidak menguntungkan bagi pembentukan asetoasetil KoA diimbangi oleh reaksi ini, yang
keseimbangannya menguntungkan karena hidrolisis iaktan tioester . 3 – Hidroksi – 3 –
metilglutaril KoA kemudian terpecah menjadi asetil KoA dan asetoasetat. Hasil dari keseluruhan
reaksi adalah:
2 Asetil KoA + H2O Asetoasetat +2 KoA H+
Sistem enzim yang mengkatalisis asam lemak jenuh rantai panjang dari asetil KoA, malonil
KoA, dan NADH disebut sintase asam lemak. Tahap pemanjangan pada sintesis asam lemak
diawali dengan pembentukan asetil ACP dan malonil-ACP. Sfesitas malonil transasilase sangat
tinggi sedangkan asetil tranasilase dapat memindahkan gugus asil lain selain unit asetil,
walaupun lebih lambat. Sintesis asam lemak dengan jumlah karbon ganjil, dimulai dengan
propionil-ACP yang dibentuk dari propionil KoA oleh asetil tranasilase. Asetil ACP dan
malonil-ACP bereaksi untuk membentuk asetoasetil-ACP. Reaksi kondensasi ini dikatalisis oleh
enzim penggabung asil-malonil-ACP.
Asetil-ACP+malonil-ACP Asetoasetil-ACP+ACP+CO2
Pada reaksi kondensasi, satu unit empat karbon terbentuk dari satu unit dua karbon dan satu unit
tiga karbon, dan CO2 dibebaskan. Tiga tahap berikutnya pada sintesis asam lemak adalah
reduksi gugus keto pada C-3 menjadi gugus metilen. Pertama, asetoasetil-ACP direduksi menjadi
D-3 hidroksibutiril-ACP. Langkah akhir daur ini adalah reduksi krotonil-ACP menjadi butiril
ACP, NADPH berlaku sebagai reduktor sedangkan oksidator pada reaksi yang sesuai dalam
oksidasi –β adalah FAD. Ketiga reaksi yakni reduksi, dehidrasi dan reduksi keduanya mengubah
asetoasetil-ACP menjadi butiril-ACP yang menyempurnakan daur perpanjangan pertama. Pada
daur kedua sintesis asam, butiril-ACP berkondensasi dengan malonil-ACP membentuk C4- β
ketoasil-ACP. Reduksi, dehidrasi, dan reduksi kedua mengubah C6- β ketoasil-ACP menjadi C6-
asil-ACP yang siap untuk proses daur ketiga. Daur pemanjangan terus berlanjut sampai terbentuk
C16-asil ACP.
Kolesterol dan lipid diangkut kedalam darah kesasaran spesifik oleh beberapa macam
lipoprotein. Triasilgliserol yang dikeluarkan dari usus halus diangkut oleh kilomikron dan
kemudian dihidrolisis oleh lipase yang terdapat pada dinding kapiler di jaringan sasaran.
Kolesterol dan berbagai macam lipid lainnya yang berlebihan dihati, diangkut dalam bentuk
lipoprotein berdensitas sangat rendah (VLDL). Setelah mengeluarkan triasilgliserol ke jaringan
adiposa dan jaringan perifer lainnya, VLDL berubah menjadi lipoprotein berdensitas antara
(IDL) dan selanjutnya diubah menjadi lipoprotein berdensitas rendah (LDL), IDL dan LDL
mengangkut ester kolesterol terutama kolesterol linoleat. LDL akan diambil oleh hati dan sel
jaringan perifer dengan cara endositosis yang diperantarai oleh reseptor. Reseptor LDL yang
merupakan suatu protein yang terdapat pada membran plasma sel sasaran, mengikat LDL dan
juga berperan memasukkan LDL kedalam sel. Dari kolesterol terbentuk lima kelas hormon
steroid utama yakni progestagen, glukokortikoid, mineralkortikoid, androgen, dan estrogen.
Proses hidroksilasi oleh P450-monoksigenase yang menggunakan NADPH dan O2 memegang
peranan penting pada sintesis hormon steroid dan garam-garam empedu dari kolesterol.
Progesteron (C21) disintesis dari pregnenolon, dan merupakan prekursor untuk pembentukan
kortison dan aldosteron. Hidroksilasi dan pemotongan rantai samping progesteron menghasilkan
androstendion yang merupakan suatu androgen (C19). Estrogen (C18) disintesis dari androgen
dengan mengeluarkan suatu gugus metil sudut dan aromatisasi cincin A (Stryer, 2000).
DAFTAR PUSTAKA