Anda di halaman 1dari 10

sanjitsu

Sabtu, 04 Juli 2009

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. D


DENGAN MASALAH AIDS PADA Sdri. L DI SURAKARTA
Posted February 1st, 2009 by ike cute

 Tugas Kuliah Lainnya

tugas matakuliah : keperawatan keluarga

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PADA Tn. D DENGAN MASALAH AIDS PADA Sdri. L DI SURAKARTA

Di susun oleh :

Rina Ambarwati J 210 050 028


Galih Setia Adi J 210 050 029
Dewi Maya Sari J 210 050 030
Ratna R J 210 050 031
Tantri H J 210 050 032
Aditiya Helda A J 210 050 033
Ike Maryani J 210 050 034
Risdianto J 210 050 036

KEPERAWATAN S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2008
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA SUBUR DENGAN MASALAH
KESEHATAN

a. PENDAHULUAN
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang di
pusatkan pada keluarga sebagai unit satu kesatuan yang di rawat dengan sehat sebagai tujuan
pelayanan dan perawatan sebagai upaya (Bailon & Maglaya, 1978).
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, serta social dari anggota keluarga (Duvall & Logan, 1086).
Keluarga adalah unit pelayanan kesehatan dan merupakan kumpulan dua orang atau lebih
yang ada dan tidak ada hubungan darah atau hubungan secara hukum akan tetapi berperan
sebagai keluarga atau siapapun yang di katakan klien sebagai keluarganya (Friedman, 1998).
Karakteristik keluarga dari kesimpulan di atas meliputi :
1. terdiri dari dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah, perkawinan dan atau
adopsi.
2. anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap mempertahankan
satu sama lain.
3. anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial :
suami, istri, anak, kakak dan adik.
4. mempunyai tujuan: menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis dan sosial dari tiap anggota.
Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga adalah:
1. pendidik : perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga.
2. koordinator : koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang
komperhensif dapat tercapai.
3. pelaksana : perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga bertanggung jawab dalam
memberikan perawatan langsung
4. pengawas : harus melakukan kunjungan rumah yang teratur
5. konsultan : perawat sebagai narasumber bagi keperawatan keluarga, dll.

b. KONSEP DASAR
Keluarga dengan usia subur
Menurut Yuwielueninet 2008, usia dewasa muda yaitu antara 18 tahun sampai 40 tahun
sering dihubungkan dengan masa subur karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin
terjadi.
Tahap – tahap perkembangan pada masa usia subur :
1. Tahap Transisi (keluarga antara dewasa muda yang belum kawin)
2. Tahap I (pemula)
3. Tahap II (keluarga yang mengasuh anak)
4. Tahap III (keluarga dengan anak usia pra-sekolah)
5. Tahap IV (keluarga dengan anak usia sekolah)
6. Tahap V (kelurga dengan anak remaja)

1. Tahap perkembangan keluarga dengan usia subur


Tahap ini di mulai pada tahap transisi,keluarga yang mengasuh anak, keluarga dengan anak
usia pra-sekolah, keluarga dengan anak usia sekolah, karena usia subur berkisar antara 18
tahun sampai 40 tahun. Pada masa ini, individu semakin terpisah dari keluarga mereka,
membangun tujuan karir, dan memutuskan apakah akan menikah dan memulai sebuah
keluarga atau tetap sendiri serta mampu beradaptasi dengan pengalaman baru .
2. Tujuan utama
a. Tahap Transisi (keluarga antara dewasa muda yang belum kawin)
Agar mampu membentuk kemandirian dalam hal pekerjaan dan finansial, agar mampu
menjalin hubungan intim dengan teman sebaya, serta mampu berpisah dari keluarga asal.
b. Tahap I (pemula)
Agar mampu membangun perkawinan yang saling memuaskan, mampu menghubungkan
jaringan persaudaraan secara harmonis, serta mampu membentuk keluarga berencana.
c. Tahap II (keluarga yang mengasuh anak)
Dapat membentuk keluarga muda sebagai unit yang mantap, mampu merekonsiliasi tugas –
tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga, mampu
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, mampu memperluas persahabatan
dengan keluarga besar dengan menambah peran sebagai orang tua.
d. Tahap III (keluarga dengan anak usia pra-sekolah)
Mampu memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mampu mensosialisasikan anak, mampu
mengintegrasikan anak yang baru serta tetap memenuhi kebutuhan anak – anak yang lain,
mampu mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga.
e. Tahap IV (keluarga dengan anak usia sekolah)
Mampu mensosialisasikan pada anak – anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat, mampu mempertahankan
hubungan perkawinan yang memuaskan, mampu memenuhi kebutuhan kesehatan fisik
anggota keluarga.
f. Tahap V (keluarga dengan anak remaja)
Mampu memberi suri tauladan dan menjaga komunikasi.
3. Tugas perkembangan keluarga wanita dengan usia subur, yaitu :
a. Tahap Transisi (keluarga antara dewasa muda yang belum kawin)
• Pisah dari keluarga asal.
• Menjalin hubungan intim dengan teman sebaya.
• Membentuk kemandirian dalam hal pekerjaan dan finansial.
b. Tahap I (pemula)
• Membangun perkawinan yang saling memuaska.
• Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
• Keluarga berencana.
c. Tahap II (keluarga yang mengasuh anak)
• Membentuk kelurga muda sebagai unit yang mantap.
• Rekonsiliasi tugas – tugas perkembangan yang bertentangan dengan dan kebutuhan anggota
keluarga.
• Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
• Memperluas persahabatana dengan keluarga besar dengan meambahkan peran – peran
orang tua dan kakek nenek.
d. Tahap III (keluarga dengan anak usia pra-sekolah)
• Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi, dan
keamanan.
• Mensosialisasikan anak.
• Mengintegrasikan anak yang baru, sementar tetap memenuhi kebutuhan anak – anak yang
lain.
• Mempertahanka hubungan yang sehat dalam keluarga.
e. Tahap IV (keluarga dengan anak usia sekolah)
• Mensosialisasikan anak – anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
• Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaska.
• Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
f. Tahap V (kelurga dengan anak remaja)
• Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab keetika remaja menjadi dewasa dan
semakin mandiri.
• Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
• Berkomunikasi secar terbuka antara orangtua dan anak – anak.

c. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. PENGKAJIAN
a. Data umum
? Nama KK : Tn D
? Alamat : Kertonatan Kartosuro RT 12, RW 3
? Pekerjaan : buruh pabrik
? Pendidikan : SMA
? Komposisi Keluarga :
1 Tn D Laki Kepala Keluarga 45 thn SMA -
2 Ny W Perempuan Istri 40 thn SMP -
3 Sdri L Perempuan Anak 25 thn Mahasiswa 1 rumah
4 Sdri R Perempuan Anak 17 thn Pelajar 1 rumah
tipe keluarga : nuclear family
Suku bangsa : keluarga Tuan D termasuk suku bangsa jawa
Agama : semua anggota keluarga menganut agama islam
Status sosial ekonomi keluarga :
Dalam keluarga ini yang bekerja yaitu Tuan D sebagai buruh pabrik rokok dengan
penghasilan kurang lebih Rp. 800.000/ bulan dan Ny. W sebagai penjaga toko dengan
penghasilan Rp 400.000/ bulan, barang yang dimiliki TV bewarna 14 inci, meja kursi, 3 buah
tempat tidur, 1 buah motor.
Aktifitas rekreasi keluarga :
Keluarga Tuan D tidak mempunyai waktu dan dana tersendiri untuk pergi ketempat
rekreasi.Untuk rekreasi setiap hari adalah dengan nonton TV.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1) Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga ini masuk pada tahap transisi yang terdiri dari pasangan suami istri dengan 2 orang
anak yaitu anak pertama berusia 25 th dan anak kedua berusia 17 th.
2) Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
• Keluarga Tn. D berada pada tahap transisi, dimana belum dapat mempertahankan hubungan
sehat dalam keluarga karena Tuan D selalu memaksakan kehendak pada istri, dan anak-
anaknya.
• Keluarga Tn. D kurang mampu mempertahankan keintiman komunikasi yang kondusif.
3) Riwayat keluarga inti
• Dalam keluarga Tn. D tidak terdapat riwayat penyakit turunan.
• Tn. D dan Ny. W tidak menderita penyakit menular & kronis, namun perhatian dan
pengetahuan terhadap kesehatan kurang karena hidup di lingkungan yang jauh dari perkotaan.
• Saat dilakukan pengkajian pada anak pertama (Sdri. L) menderita penyakit (AIDS).
• Saat pengkajian pada anak kedua (Sdri. R) tidak menderita penyakit apapun.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
• Tidak ada riwayat penyakit keturunan dari Tn. D
• Ny. W pernah menderita Thypoid

c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik lingkungan rumah :
Status kepemilikan rumah milik sendiri. Lantai rumah masih dari tanah, jendela rumah ada 3
buah terletak pada tiap kamar, dinding rumah terbuat dari kayu dengan ukuran luas rumah 3 x
6 m/segi, rumah agak rapat dengan tetangga, keadaan lingkungan rumah kotor, keadaan udara
didalam rumah agak lembab, kamar mandi dan jamban di luar rumah, jenis air minum yang
digunakan adalah dari air sumur, jarak antara sumur dengan jamban pembuangan 15 meter.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Tuan D merupakan keluarga pendatang. Hubungan dengan tetangga berlangsung
baik, namun keluarga jarang terlibat dalam kegiatan yang diselenggarakan di lingkungannya
misalnya pada kebiasaan budaya setempat membantu tetangga yang punya hajat.
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Sejak pernikahan keluarga tidak pernah berpisah dan mereka hidup dalam 1 rumah,
kunjungan kerumah keluarga sangat jarang, terutama hanya bila ada acara keluarga saja
4) Sistem pendukung keluarga
Tuan D, Ny W serta anak R secara umum dalam keadaan sehat
d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn. D berlangsung kurang baik karena Tn. D tidak pernah
memperhatikan keluarga, selain itu Tn. D juga selalu memaksakan kehendaknya kepada isteri
dan anak-anaknya, dimana dalam keluarga ini kepala keluarga sebagai pengambil keputusan
tunggal.
2) Struktur kekuatan keluarga
Keluarga kurang responsif terhadap kegiatan yang dilakukan oleh lingkungannya, warga
sekitar tidak dapat merubah peilaku Tn. D karena keluarga Tn. D tertutup dengan lingkungan
sekitar.
3) Struktur peran
• Masing-masing anggota keluarga berperilaku kurang sesuai dengan perannya
• Tuan D sebagai buruh pabrik belum dapat memenuhi kebutuhan keluarga
• Ny. W sebagai ibu rumah tangga dan patuh kepada suaminya.
4) Nilai atau norma keluarga
Apabila anggota keluarga ada yang saki, tidak dibawa ke puskesmas terdekat kecuali jika
anggota kelurga tersebut dalam keadaan parah.

e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif :
Dalam keluarga ini kurang tercipta sikap saling menghargai karena dari suami selalu
memaksakan kehendaknya kapada isteri dan anak-anaknya serta kepala keluarga tidak pernah
bisa menerima pendapat dari anggota keluarganya.
2) Fungsi spesialisasi
Secara umum, interaksi atau hubungan dalam keluarga kurang baik.
3) Fungsi perawatan kesehatan
(a) Pemenuhan kebutuhan nutrisi :
Keluarga kurang mampu mencukupi kebutuhan nutrisi dengan makanan yang bergizi.
(b) Pemenuhan kebutuhan pakaian
Keluarga mampu mencukupi kebutuhan pakaian pada seluruh anggota keluarga meskipun
secara sederhana.
(c) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Keluarga sampai saat ini masih kurang tahu tentang penyebab dan faktor yang mempengaruhi
penyakit HIV.
(d) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
Keluarga tidak bisa mengambil keputusan yang tepat untuk merawat anggota keluarga (Sdri.
L).
(e) Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit :
Keluarga kurang mampu memberikan perawatan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi
oleh anggota keluarga yang menderita (Sdri. L).
(f) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Keluarga tidak mengetahui tentang pentingnya cara menjaga kebersihan lingkungan
rumahnya, terbukti keadaan rumahnya cukup kotor dan berantakan.
(g) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat : keluarga
sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada, tetapi tidak secara maksimal.

4) Fungsi Reproduksi :
Keluarga Tn D telah menjalankan fungsinya dengan baik yaitu mempunyai dua orang anak.
Ny. W telah mengikuti program KB dengan baik.
5) Fungsi Ekonomi :
Dalam keluarga Tn D dengan gaji buruh pabrik yang di terima setiap bulan, keluarga merasa
kurang dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan untuk anggota keluarga,
karena untuk kepentingan biaya pendidikan untuk anaknya.

f. Stress dan Koping :


Keluarga Tn D saat menghadapi masalah terkadang tidak dapat menyeleseikannya secara
tuntas dengan keputusan yang di ambil oleh kepala keluarga.
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik di lakukan hanya pada anggota keluarga yang sakit atau sdri L, hasil
sebagai berikut :
1) Insfeksi :
• Keadaan umum : lemah
• Postur tubuh : kurus
• Kesadaran : Komposmentis
• TB/BB : 163 cm/ 38 kg
• Kepala : Normal
• Leher / Dada : Normal
• Abdomen : Normal
• Ekstrimitas : - tidak ada luka
- gerak motorik terkoordinasi dengan baik
- tidak ada oedema

2) Palpasi
• Kepala : tidak ada benjolan atau kelainan
• Leher : tidak ada pembengkakan pada tyroid dan vena jugularis normal
• Abdomen :
- Tidak ada pembesaran pada hepar
- Tidak teraba adanya massa
- Turgor kulit jelek
• Ekstrimitas :
- Ekstrimitas bawah tidak ada oedema
- Simetris antara kiri dan kanan
- Pergerakan normal
• Nadi : 90 kali/menit dengan frekuensi yang teratur

3) Perkusi pada abdomen terdengar pekak


4) Pemeriksaan penunjang : lab pemeriksaan darah positif virus AIDS.
h. Harapan keluarga
Kelarga mengharapkan adanya suatu informasi dari petugas kesehatan tentang masalah
kesehatan yang ada dalam keluarganya dan alternatif pemecahan masalah yang terbaik yang
harus di lakukan oleh keluarga.

2. ANALISIS DATA

No Analisa Data Problem Etiologi


1

2 DS: pasien mengatakan bahwa dia takut dengan penyakit yang diderita,serta pasien juga
tidak tau apa yang harus dilakukan.
DO: pasien tampak cemas dan gelisah, pasien tampak tidak mempunyai motivasi.
DS: pasien mengatakan bahwa tidak nafsu makan, pasien mengatakan mual dan muntah.
DO: pasien tampak kurus dan lemah, BB turun. Cemas

Nutrisi kurang dari kebutuhan Ketidak tahuan keluarga terkait penyakit AIDS.

Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita, terkait


kebutuhan nutrisi.

3. DIAGNOSA
a. Cemas pada Sdri. L di keluarga Tn. D b/d kurangnya pengetahuan keluarga terkait
penyakit AIDS.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan pada Sdri. L di keluarga Tn. D b/d ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita terkait kebutuhan nutrisi.

4. PRIORITAS MASALAH
a. Cemas pada Sdri. L di keluarga Tn. D b/d kurangnya pengetahuan keluarga terkait
penyakit AIDS.

NO KRITERIA PERHITUNGAN SCORE PEMBENARAN


1

4
Sifat masalah
Ancaman kesehatan
Kemungkinan masalah dapat diubah : sebagian
Potensial masalah dapat di cegah : cukup
Menonjolnya masalah : masalah harus segera ditangani 3/3x1
1 Merupakan ancaman karena bila hal tersebut dibiarkan terus dapat mengancam dan
menyebabkan gangguan kesehatan
Dengan diberikan pengarahan pada salah satu anggota keluarga, masalah dapat diubah tetapi
memerlukan proses.
Dengan memperhatikan pengarahan,potensial masalah cukup untuk dapat dicegah
Keluarga tau bahwa anggota keluarganya terdiagnosa penyakit AIDS maka perlu segera
ditangani

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan pada Sdri. L di keluarga Tn. D b/d ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita terkait kebutuhan nutrisi.

Sifat masalah
Ancaman kesehatan

Kemungkinan masalah dapat diubah : susah

Potensial masalah dapat di cegah : rendah


Menonjolnya masalah : masalah perlu segera ditangani 3/3x1
1 Merupakan suatu kondisi ancaman dimana salah satu keluarga telah terdiagnosa penyakit
AIDS dan mengalami gangguan pemenuhan nutrisi.
Walaupun dengan pengarahan tentang nutrisi untuk penderita, kemungkinan untuk diubah
susah karena menurunnya fungsi organ pencernaan. .
Walaupun dengan memperhatikan pengarahan, masalah untuk dicegah masih rendah.

Keluarga tau bahwa anggota keluarganya terdiagnosa penyakit AIDS maka perlu segera
ditangani

Berdasarkan scoring diatas, maka prioritas diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. D adalah
sebagai berikut :
1. Cemas pada Sdri. L di keluarga Tn. D b/d kurangnya pengetahuan keluarga terkait
penyakit AIDS,di tandai dengan:
Keluarga mengetahui bahwa Sdri. L menderita penyakit AIDS, tetapi belum mengetahui
mengenai faktor – faktor yang berhubungan dengan penyakit AIDS, baik sifat, penyebab,
komplikasi,prognosa, cara perawatan dan diet pada penderita penyakit AIDS (Sdri. L).
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan pada Sdri. L di keluarga Tn. D b/d ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita terkait kebutuhan nutrisi, di tandai
dengan:
Kelurga tidak mampu memberikan nutrisi yang sesuai dan dibutuhkan oleh Sdri. L.

d. DAFTAR PUTAKA

Friedman, M Marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Muhlisin, Abi. 2004. Konsep – Proses Keperawatan Keluarga. Surakarta : Jurusan


Keperawatan Program D III Kesehatan UMS.

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

www.http//yuwielueninet.wordpress.com/2008/11/04/gangguan-kesehatan-wani...

No Diagnosa Masalah Kesehatan Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi


1 Cemas pada Sdri. L di keluarga Tn. D b/d kurangnya pengetahuan keluarga terkait penyakit
AIDS,di tandai dengan:
Keluarga mengetahui bahwa Sdri. L menderita penyakit AIDS, tetapi belum mengetahui
mengenai faktor – faktor yang berhubungan dengan penyakit AIDS Kurangnya pengetahuan
keluarga terkait penyakit AIDS Khusus :
1. keluarga dapat menjelaskan pengertian AIDS
2. keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala AIDS
3. keluarga dapat menyebutkan faktor penyebab AIDS.
4. keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat mengenai penatalaksanaan AIDS.

Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan keluarga mengetahui tentang penyakit AIDS
Berikan PENKES mengenai :
a) Pengertian AIDS
b) Tanda dan gejala AIDS
c) Faktor penyebab AIDS
d) Cara penatalaksanaan penderita AIDS
1.Memberikan PENKES mengenai :
a) Pengertian AIDS
b) Tanda dan gejala AIDS
c) Faktor penyebab AIDS
d) Cara penatalaksanaan khususnya nutrisi pada penderita AIDS

1. keluarga mampu menjelaskan pengertian AIDS.


2. keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala AIDS.
3. keluarga mampu menyebutkan faktor penyebab AIDS.
4. keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat mengenai penatalaksanaan AIDS

2 Nutrisi kurang dari kebutuhan pada Sdri. L di keluarga Tn. D b/d ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang menderita terkait kebutuhan nutrisi, di tandai dengan:
Kelurga tidak mampu memberikan nutrisi yang sesuai dan dibutuhkan oleh Sdri. L.
Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai cara pemenuhan nutrisi pada anggota keluarga
yang sakit (AIDS) Khusus :
1. keluarga dapat menyebutkan cara penatalaksanaan nutrisi bagi penderita AIDS.
2. keluarga mampu melakukan perawatan pada penderita AIDS.
Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan keluarga mampu mengambil keputusan untuk memberikan
penatalaksanaan yang tepat pada penderita AIDS
1. Berikan PENKES mengenai :
Cara penatalaksanaan khususnya nutrisi pada penderita AIDS
2. Ajarkan ibu untuk membut catatan makanan harian yang khusus untuk anggota keluarga
yang menderita AIDS. 1.Memberikan PENKES mengenai :
Cara penatalaksanaan khususnya nutrisi pada penderita AIDS
2.mengajarkan ibu untuk membut catatan makanan harian yang khusus untuk anggota
keluarga yang menderita AIDS.

1. keluarga mampu menyebutkan cara penatalaksanaan nutrisi bagi penderita AIDS.


2. keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat mengenai penatalaksanaan AIDS

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/asuhan-keperawatan-keluarga-pada-tn-d-
dengan-masalah-aids-pada-sdri-l-

herman di 07.50

Tidak ada komentar:


Posting Komentar


Beranda

Lihat versi web


Mengenai Saya

herman
saya baik hati, jujur, tidak sombong dan dapat diajak ngobrol
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai