Anda di halaman 1dari 34

Otitis Media Akut

Pembimbing:
dr. Armiyanto, Sp. THT-KL

Presentan:
Marcella Aprilia (2010-061-150)
Lusia Natalia (2011-061-072)
Definisi & klasifikasi
• Otitis media dibagi menjadi 2 : akut & kronik.
• Otitis media kronik > 3 bulan.
• Otitis media akut diklasifikasi menjadi 3: otitis media
akut supuratif, otitis media akut nonsupuratif, otitis
media akut rekuren.
• Otitis media kronik dibagi menjadi 2: supuratif & non
supuratif.
• Otitis media supuratif akut = proses inflamasi akut
telinga tengah yg disebabkan o/ organisme piogenik.
• Telinga tengah menyiratkan celah telinga tengah
seperti tuba eustachius, telinga tengah, attic, aditus,
antrum dan sel mastoid air
Etiologi
• Otitis media supuratif akut khususnya terjadi
pada bayi & anak-anak dari kelompok
sosiekonomi rendah.
• ISPA karena virus organisme piogenik
menginvasi telinga tengah.
Bakteriologi
bayi & anak-anak:
• Streptococcous pneumoniae (30%)
• Haemophilus influenza (20%)
• Moraxella catarrhalis (12%).
• Streptococcus pyogenes, Staphylococcus
auerus & Pseudomonas aeruginosa.
Rute infeksi

• Melalui tuba eustachius


• Melalui telinga luar
• Penyebaran secara hematogen
Melalui tuba eustachius

• paling sering.
• Infeksi berjalan dari lumen tuba eustachius/
sepanjang epitel peritubal limfatik.
• Tuba eustachius pada bayi & anak-anak > pendek,
lebar & horizontal insidensinya .
• ASI atau susu : posisi horizontal mendorong
cairan melalui tuba ke dalam telinga tengah

• sebaiknya menopang bayi dengan kepala sedikit


lebih tinggi
Melalui telinga luar

• Perforasi traumatik membrana timpani


membuka rute infeksi telinga tengah.
Faktor predisposisi

• Segala sesuatu yg mengganggu fungsi normal


tuba eustachius
1. Serangan common cold berulang, ISPA, & demam
eksantematous seperti campak, difteri, whooping
cough.
2. Infeksi tonsil & adenoid
3. Rinitis kronis & sinusitis
4. Alergi nasal
5. Tumor nasofaring, tampon hidung /nasofaring
untuk epistaksis
Epidemiologi
• Di Amerika, 70% anak 2 tahun: 1 OMA
• insiden efusi telinga tengah 48% : 6 bulan,
79% : 1 tahun & 91% : 2 tahun.
• Puncak insidensi OMA : 3-18 bulan.
• insidensi >> anak-anak di perkampungan.3
• Faktor lingkungan & faktor pejamu
• Faktor lingkungan: penitipan anak, rokok
tembakau, variasi musiman ISPA.
• Faktor pejamu meliputi predisposisi genetik,
gangguan fungsi imun & defek kongenital
seperti cleft palate dan Down’s syndrome1
• ASI: efek protektif
• Paparan asap rokok inflamasi cleft mukosa
telinga tengah merusak bersihan oleh silia
kemungkinan infeksi
• >> musim dingin ISPA
• cleft palate: otot tensor veli palatini kekurangan
insersi normal ke dalam palatum mole &
ketidakmampuan membuka tuba eustachius
secara adekuat saat menelan
Demografi
• 6-11 bulan , frekuensi 18-20 bulan.
• anak laki-laki > perempuan.
• Amerika & eskimo >> afrika-amerika
Patologi dan Manifestasi Klinis
• Stadium oklusi tuba eustachius
• Stadium Hyperemis (stadium pre-supurasi)
• Stadium supurasi
• Stadium perforasi
• Stadium Resolusi
Stadium oklusi tuba eustachius
• Absorbsi udara tekanan (-) telinga tengah
retraksi membran
• membran timpani normal / keruh pucat.
• Efusi mungkin telah terjadi; tapi tidak dapat
dideteksi.
• sukar dibedakan dengan otitis media serosa yg
disebabkan oleh virus/alergi
Terapi
• Tujuan: membuka kembali tuba eustachius,
sehingga tekanan (-) di telinga tengah hilang:
obat tetes hidung. HCl efedrin 0,5% dalam
larutan fisiologis untuk anak < 12 tahun/ HCl
efedrin 1% dalam larutan fisiologik > 12 tahun
dewasa.
• Antibiotika bila penyebab penyakit adalah
kuman
Stadium Hyperemis (stadium pre-supurasi)

• Bila oklusi tuba berkepanjangan organisme


pyogenik menginvasi cavum timpani
hiperemi.
• Sekret yang telah terbentuk : eksudat serosa
Terapi
• Terapi pada stadium hyperemis/ pre supurasi :
antibiotika, obat tetes hidung, & analgetika.
• Antibiotika : penisilin/ ampisilin. Alergi:
eritromisin
• Terapi awal: penisilin IM konsentrasi adekuat
di darah sehingga tidak terjadi mastoiditis ,
gangguan pendengaran,& kekambuhan.
• antibiotika dianjurkan minimal 7 hari.
• Pada anak-anak: ampisilin 50-100 mg/kgBB/ Hari
dibagi 4 dosis/ amoksisilin 40 mg/kgBB/ hari
dibagi 3 dosis atau eritromisin 40 mg/kgBB/hari.
Stadium supurasi

• Edema hebat mukosa telinga tengah & hancurnya sel epitel


superfisial + eksudat purulen di kavum timpani membran
timpani bulging ke liang telinga luar.
• pasien sangat sakit, nadi & suhu , nyeri di telinga>>
• bila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang
tekanan pada kapiler-kapiler + timbul trombofelebitis vena-
vena kecil dan nekrosis submukosa (lembek, kekuningan)
iskemia
• Nekrosis ruptur.
• Bila tidak (miringotomi) pada stadium ini:
membran timpani nekrosis ruptur.
nanah keluar ke liang telinga luar.
• Miringotomi luka inisisi menutup kembali
• Bila ruptur lubang tempat ruptur
(perforasi) tidak mudah menutup kembali
Manifestasi klinis
• anak > besar / dewasa: + gangguan pendengaran
berupa (rasa penuh di telinga / kurang dengar).
• bayi & anak kecil: s/d 39,5 C, gelisah, sukar tidur,
tiba-tiba menjerit waktu tidur, diare, kejang-
kejang, kadang memegang telinga yg sakit.
• Bila ruptur membran timpani sekret mengalir
ke liang telinga, suhu tubuh & anak tidur
tenang
Terapi
• Antibiotika
• miringotomi gejala-gejala klinis > cepat
hilang dan menghindari ruptur
Stadium perforasi

• Karena terlambatnya pemberian antibiotika /


virulensi kuman tinggi ruptur membran
timpani & nanah keluar mengalir dari telinga
tengah ke liang telinga luar.
• Anak gelisah tenang.
• Suhu badan & anak dapat tidur.
Terapi
• sekret banyak keluar & kadang terlihat sekret
keluar secara berdenyut (pulsasi): H2O2 3%
selama 3-5 hari
• antibiotika yang adekuat

• sekret akan hilang & perforasi dapat menutup


kembali dalam waktu 7-10 hari.
Stadium Resolusi

• Bila membran timpani tetap utuh perlahan-lahan


normal kembali
• Bila sudah terjadi perforasi maka sekret & kering.
• Bila imunitas baik/ virulensi kuman rendah resolusi
dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan.
• bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus
menerus atau hilang timbul : OMA OMSK
• OMA dapat menimbulkan sequele: otitis media serosa
bila sekret menetap di kavum timpani tanpa terjadinya
perforasi
Terapi
• Pada stadium resolusi, maka membran
timpani berangsur normal kembali, sekret
tidak ada lagi dan perforasi membran timpani
menutup.
• Bila tidak terjadi resolusi : tampak sekret
mengalir di liang telinga luar melalui perforasi
di membran timpanidapat disebabkan karena
berlanjutnya edema mukosa telinga tengah.
antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3
Tatalaksana
• Antibiotik
• Tetes hidung dekongestan
• Dekongestan per oral
• Analgesik dan antipiretik
• Toilet telinga
• Pemanasan lokal kering
• Myringotomi
Antibiotik
• ampisilin 50 mg/kg/hari terbagi dalam 4 dosis
• amoksisilin 40 mg/kg/hari dibagi dalam 3 dosis
• alergi penisilin : sefaklor,
cotrimoxazole/eritromisin.
• H.influenza/ Moraxella catarrhalis yang
memproduksi laktamase : amoksisilin-
klavulanat, augmentin, cefuroxime axetil/cefixim
dapat digunakan.
• Terapi antibakteri minimal 10 hari hingga
penampakan membran timpani normal kembali
& pendengaran kembali menjadi normal.
Tetes hidung dekongestan
• efedrin 1% dewasa & 0,5% anak-anak/
oxymetazoline / xylometazoline
• untuk menghilangkan edema tuba eustachius
& ventilasi telinga tengah
Dekongestan per oral
• Pseudoefedrin 30 mg 2x sehari / kombinasi
dekongestan & antihistamin
Analgesik & antipiretik
• Parasetamol membantu menghilangkan nyeri
dan temperatur.
Toilet telinga

• sekret pada telinga cotton bud steril &


sumbu yg telah dilembabkan + antibiotik yg
dimasukkan ke dalam liang telinga.
Pemanasan lokal kering
• nyeri telinga
Myringotomi

• Insisi membran timpani untuk mengevakuasi


pus & myringitomi dilakukan saat :
- membrana timpani bulging & ada nyeri akut
- resolusi inkomplit meskipun telah diberikan
antibiotik, saat membran timpani masih
- mengalami tuli konduktif persisten
- terdapat efusi persisten >12 minggu

Anda mungkin juga menyukai