Anda di halaman 1dari 9

PENENTUAN BATAS MARITIM PROVINSI BALI – LOMBOK

(NUSA TENGGARA BARAT)


Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan, dan Kebumian, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya.
Anggota Kelompok:
Atika Izzaty 03311740000005
Shylvimira A. 03311740000013
Moniq Fransiska 03311740000018
Alvin Fakhrinaldy 03311740000056
M. Ghifary Royyan 03311740000062
Wiryadana Prakoso 03311740000077

kewenangan untuk mengelola wilayah


I. PENDAHULUAN lautnya. Ketentuan penetapan dan penegasan

Latar Belakang batas pengelolaan wilayah laut daerah telah


diatur dalam Permendagri No. 76 Tahun
Wilayah perairan pada Selat Lombok
2012. Garis batas pengelolaan wilayah laut
yang menjadi pembatas untuk Provinsi Bali
ditentukan dari titik-titik dasar yang sudah
dan Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki
ditetapkan di darat yaitu pada garis
potensi bahari yang melimpah, yang perlu
pantainya. Kewenangan daerah provinsi
dimanfaatkan oleh kedua provinsi. Selain itu
untuk mengelola sumber daya alam di laut
Bali dan Lombok merupakan dua pulau
paling jauh 12 mil laut diukur dari garis
sebagai tujuan pariwisata bahari yang
pantai ke arah laut lepas.
menarik dan banyak menyedot perhatian
Karena jarak garis pantai antara Provinsi
turis baik domestik maupun mancanegara.
Bali dan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang
Yang ditakutkannya jika tidak terdapat batas
kurang dari 24 mil laut menyebabkan
yang jelas antar kedua provinsi tersebut
adanya tumpang tindih batas wilayah. Maka
maka dapat timbul konflik di antara kedua
dari itu penentuan batas secara akurat
provinsi tersebut.
diperlukan untuk menentukan batas kedua
Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun
provinsi tersebut. Penentuan batas provinsi
2014 pasal 27, menyatakan bahwa daerah
yang memiliki wilayah laut diberi
dapat dilakukan dengan metode kartometrik kabupaten/kota yang ada di Indonesia
dan pengukuran secara langsung. sebagai pelaksana utama otonomi untuk
Karya tulis ilmiah ini membahas memahami, mengatur, dan menetapkan
mengenai batas wilayah Provinsi Bali dan wilayah kewenangannya di laut.
Lombok (Provinsi Nusa Tenggara Barat) Provinsi Bali dan Provinsi NTB yang
yang ditarik dari garis pangkal yang berbatasan di Selat Lombok memiliki
digunakan sebagai acuan dalam menentukan potensi bahari yang cukup melimpah baik
klaim wilayah masing-masing provinsi. laut dan daratannya sebagai tujuan
Penelitian ini menggunakan metode pariwisata bahari yang sangat menarik dan
kartometrik untuk penentuan batas kedua banyak menyedot perhatian baik bagi turis
provinsi. Menggunakan perangkat lunak domestik maupun mancanegara, oleh karena
ArcGIS untuk melakukan simulasi batas itu batas wilayah administrasi antar provinsi
wilayah kedua provinsi. di laut di perlukan. Hal ini yang perlu
Perumusan Masalah diperhatikan oleh kedua provinsi, yang
Adapun rumusan masalah dalam dimana lebar perairan Selat Lombok adalah
penelitian ini adalah: kurang dari 24 mil laut. Ini berarti bahwa
(1) Bagaimana menentukan titik pangkal masing-masing provinsi tidak dapat
dan garis pangkal untuk menentukan mengklaim 12 mil laut tanpa menggangu
batas wilayah provinsi yang dibatasi klaim provinsi lainnya, sehingga perlu
oleh laut dengan metode kartometrik dilakukan penentuan batas wilayah maritim
menggunakan aplikasi ArcGIS? antara Provinsi Bali dan Provinsi NTB.
(2) Bagaimana menentukan batas wilayah Dasar Hukum Penegasan Batas Wilayah
Provinsi Bali dan Provinsi Nusa Pada UU No. 23 Tahun 2014 pasal 27
Tenggara Barat dengan metode diatur mengenai kewenangan provinsi di
kartometrik menggunakan Aplikasi laut, yaitu :
ArcGIS? (1) Daerah provinsi diberi kewenangan

II. Pembahasan untuk mengelola sumber daya alam di


laut yang ada di wilayahnya.
Untuk mengelola dan memanfaatkan
(2) Kewenangan Daerah provinsi untuk
sumber daya alam yang terdapat di laut agar
mengelola sumber daya alam di laut
dapat dikelola secara maksimal. Pemerintah
daerah masing-masing provinsi dan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 daratan pada saat terjadi air laut
meliputi: pasang tertinggi.
a) Eksplorasi, eksploitasi, Penegasan batas daerah di laut secara
konservasi, dan pengelolaan kartometrik dijelaskan dalam pasal 12-16
kekayaan laut di luar minyak Permendagri Nomor 76 Tahun 2012. Secara
dan gas bumi. garis besar penegasan batas darah di laut
b) Pengaturan administratif. dijelaskan sebagai berikut:
c) Pengaturan tata ruang. (1) Penegasan batas daerah di laut secara
d) Ikut serta dalam memelihara kartometrik dilakukan dengan tahapan
keamanan di laut. penyiapan dokumen, penentuan garis
e) Ikut serta dalam pantai, pengukuran dan penentuan
mempertahankan kedaulatan batas, pembuatan peta batas daerah di
negara. laut.
(3) Kewenangan Daerah provinsi untuk (2) Penyiapan dokumen yang dimaksud
mengelola sumber daya alam di laut meliputi peraturan perundang-
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) undangan, peta dasar, dan dokumen
paling jauh 12 (dua belas) mil laut lain yang berkaitan dengan batas
diukur dari garis pantai ke arah laut wilayah.
lepas dan/atau ke arah perairan (3) Dalam pengukuran batas daerah di laut
kepulauan. terdapat 3 (tiga) kondisi yang berbeda
(4) Apabila wilayah laut antar dua daerah yakni pantai yang berhadapan dengan
provinsi kurang dari 24 (dua puluh laut lepas dan/atau perairan kepulauan
empat) mil, kewenangan untuk lebih dari 12 mil laut dari garis pantai,
mengelola sumber daya alam di laut pantai yang saling berhadapan dengan
dibagi sama jarak atau diukur sesuai pantai daerah lain, dan pantai saling
dengan prinsip garis tengah (median berdampingan dengan pantai daerah
line) dari wilayah antar dua daerah lain.
provinsi tersebut. (4) Untuk pantai yang berhadapan dengan
(5) Garis pantai yang dimaksud pada UU laut lepas dan/atau perairan kepulauan
No. 23 Tahun 2014 adalah batas lebih dari 12 mil laut dari garis pantai,
pertemuan antara bagian laut dan dapat langsung diukur batas sejauh 12
mil laut dari garis pantai atau dengan pasti baik dari aspek yuridis maupun fisik di
kata lain membuat garis sejajar dengan lapangan dan dilakukan dalam rangka
garis pantai yang berjarak 12 mil laut menentukan letak dan posisi batas secara
atau sesuai dengan kondisi yang ada. pasti di lapangan sampai dengan penentuan
(5) Untuk pantai yang saling titik koordinat batas di atas peta. Batas
berdampingan, dilakukan dengan daerah merupakan pemisah wilayah
menggunakan prinsip sama jarak. penyelenggaraan kewenangan suatu daerah
III. METODE dengan daerah lain. Batas daerah dapat
Metode Kartometrik dibagi menjadi 2 (dua) yaitu batas daerah di
Mengacu kepada Permendagri No.76 darat dan batas daerah di laut.
Tahun 2012, analisis segmen batas pada Batas daerah di darat
metode Kartometrik dimulai dengan Dalam Permendagri No.1/2006 pasal
penelusuran/penarikan garis batas pada peta 1 ayat (5), batas daerah di darat merupakan
kerja dan pengukuran/penghitungan posisi pemisah wilayah administrasi pemerintahan
titik, jarak serta luas cakupan wilayah antara daerah yang berbatasan berupa pilar
dengan menggunakan peta dasar dan Citra batas ataupun bentuk-bentuk batas alam
sebagai pendukung. Dari pengertian ini, (seperti danau, sungai, dan watershed) di
untuk penelusuran dan penarikan garis batas lapangan dan daftar koordinat di peta.
serta pengukuran dan perhitungan posisi Batas daerah di laut
(koordinat), jarak serta luas cakupan Dalam Permendagri No.1/2006 pasal
wilayah, terlebih dahulu harus disiapkan 1 ayat (6), batas daerah di laut adalah
peta kerja. Peta kerja ini dibuat pemisah antara daerah yang berbatasan
menggunakan peta dasar (peta RBI) sebagai berupa garis khayal (imajiner) di laut dan
acuan dan peta-peta atau informasi daftar koordinat di peta yang dalam
geospasial lain seperti citra satelit sebagai implementasinya merupakan batas
pendukung. kewenangan pengelolaan sumber daya di
Penegasan Batas Daerah laut. Penentuan batas daerah di laut
Menurut Permendagri No.1/2006 merupakan kelanjutan dari pekerjaan
pasal 2 menjelaskan bahwa penegasan batas penegasan batas daerah di darat di mana
daerah dititikberatkan pada upaya suatu daerah tersebut terdiri dari suatu
mewujudkan batas daerah yang jelas dan daratan dan lautannya yang berbatasan
langsung dengan daerah lain ataupun yang
berbatasan langsung dengan laut perairan Gambar 1. Contoh penentuan titik

dalam awal dan garis dasar

Garis Dasar
Titik Awal
Normal Gambar 2. Contoh penarikan garis
Garis Dasar
batas bagi daerah yang berbatasan
dengan laut lepas atau perairan

NKRI. kepulauan.

Penarikan Garis Batas Provinsi yang (2) Untuk daerah yang saling

Berdampingan dan Berhadapan berdampingan atau bersebelahan,

Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri


Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006 tentang
12
Pedoman Penegasan Batas Daerah, dalam
pengukuran batas daerah di laut terdapat tiga
kondisi yang perlu diperhatikan.

(1) Penentuan titik awal dan garis dasar,


Garis Pantai pada
Garis Dasar
dari beberapa titik awal ditentukanlah
Titik
garis dasar yang akan digunakan Titik
Titik
sebagai awal perhitungan 12 mil laut. Zone Pasang
penarikan garis batas dilakukan dari
dari garis dasar (baik garis dasar lurus
pasangan titik awal yang berada di
dan atau garis dasar normal). Atau
masing-masing daerah yang
dengan kata lain membuat garis sejajar
berbatasan dengan menggunakan
dengan garis dasar yang berjarak 12
prinsip sama jarak (equidistance).
mil laut atau sesuai dengan kondisi
yang ada.
Gambar 3. Penarikan Garis Pangkal Basepoint yang ditetapkan oleh
Pada Negara yang Berdampingan Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat pada
(3) Untuk daerah yang saling berhadapan, paper ini mengacu pada UU No. 23 Tahun
penarikan garis batas dapat dilakukan 2014 dan juga Peraturan Menteri Dalam
dengan menggunakan prinsip garis Negeri Nomor 1 Tahun 2006 tentang
tengah (median line). penegasan batas daerah di laut. Kedua garis
pangkal yang ditetapkan telah sesuai dalam
dengan kedua peraturan tersebut, yaitu
penarikan garis pangkal tidak diperbolehkan
terjadinya tumpang tindih atau terjadinya
pertampalan.

Gambar 4. Penarikan Garis Pangkal


Pada Negara yang Berhadapan

IV. PEMBAHASAN DAN HASIL


Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis
membahas mengenai batas maritim antara
Provinsi Bali dan Provinsi Nusa Tenggara
Gambar 5 : Basepoint dan Baseline
Barat yang mengacu pada UU No. 23 Tahun
(Garis Pangkal Provinsi Bali – Nusa
2014 dan juga Peraturan Menteri Dalam
Tenggara Barat)
Negeri Nomor 1 Tahun 2006. Berdasarkan
kedua peraturan tersebut, dinyatakan bahwa
Garis pangkal tersebut dapat
dalam penentuan lebar laut antar Provinsi
digunakan sebagai titik acuan atau garis
sejauh 12 mil yang diukur dari garis dasar
pangkal perhitungan dalam penarikan lebar
atau garis pangkal.
batas maritim.
Sehingga dalam penentuan batas laut
UU No. 23 Tahun 2014 dan juga
antar Provinsi Bali dan Lombok (Nusa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1
Tenggara Barat) diperlukan adanya
Tahun 2006 tentang penegasan batas daerah
basepoint dan baseline (garis dasar / garis
di laut dinyatakan bahwa lebar laut yang
pangkal) dari kedua Provinsi tersebut.
dapat diperoleh oleh suatu Provinsi adalah
selebar 12 mil. Dari kedua Provinsi
ditentukan dengan cara menarik sejauh 12
mil laut kearah luar dari garis pangkal
masing-masing Provinsi.
Sehingga didapatkan batas
admisistrasi dari kedua Provinsi dengan
mengacu pada garis pangkal masing-masing
Provinsi sebagai berikut :
Gambar 7 : Daerah yang Bertampalan
Dengan kondisi perbatasan antara
Provinsi Bali dan Provinsi Nusa Tenggara
Barat yang seperti itu, maka untuk
menentukan batas administrasinya dapat
dilakukan beberapa hal sebagai berikut:
(1) Menggunakan metode garis tengah
(median line)
Gambar 6 : Batas Adiminstrasi Provinsi
(2) Dengan cara lain melalui persetujuan
Bali – Nusa Tenggara Barat
diantara daerah yang berkepentingan
Dari gambar tersebut terlihat terjadi
Sehingga dilakukan penyelesaian dari
pertampalan antara batas administrasi serta
penentuan batas wilayah maritim
yang dibentuk antara kedua Provinsi. Jarak
menggunakan metode pertama yaitu metode
antara Provinsi Bali – Provinsi Nusa
median line, pada penentuan median line
Tenggara Barat (Selat Lombok) yang tidak
penulis menggunakan Thiessen Polygon
lebih dari 24 mil, mengakibatkan terjadinya
pada ArcGIS dan dihasilkan batas maritim
pertampalan. Pertampalan antar Provinsi ini
Provinsi Bali dan Provinsi Nusa Tenggara
tidak diperbolehkan teradi karena dapat
Barat sebagai berikut :
memicu pemasalahan antar kedua Provinsi
tersebut.
Bali – Provinsi Nusa Tenggara Barat
sebagai berikut:

Gambar 8 : Penentuan Median Line Provinsi


Bali – Nusa Tenggara Barat
V.Kesimpulan
Menurut Undang-Undang No. 23
Gambar 9 : Peta Perbatasan Provinsi Bali –
Tahun 2014 pasal 27, menyatakan bahwa
Nusa Tenggara Barat
daerah yang memiliki wilayah laut diberi
kewenangan untuk mengelola wilayah
lautnya. Ketentuan penetapan dan
penegasan batas pengelolaan wilayah laut
daerah telah diatur dalam Permendagri
DAFTAR PUSTAKA
No. 76 Tahun 2012. Dalam kondisi yang
(1) USGS.
dialami pada Provinsi Bali – Provinsi
https://dds.cr.usgs.gov/ltaauth/hsm/lsat1
Lombok yang dimana wilayah perairan
/collection01/oli_tirs/T1/2018/125/059/
pada Selat Lombok sendiri tidak
LC08_L1TP_125059_20180508_20180
mencapai 24 mil laut, maka untuk
517_01_T1.tar.gz?id=cgqt40e72fa7ss37
mencegah terjadinya konflik dibutuhkan
04eg4mqohn&iid=LC81250592018128
sebuah batas wilayah maritime yang jelas
LGN00&did=492306434&ver=producti
antar keduanya. Karena kedua provinsi
on
tersebut sebagai wilayah pariwisata yang
(2) Arsana, Andi. 2006. Delimitasi Batas
mengundang wisatawan yang banyak
Maritim antara Provinsi Bali dan
baik wisatawan domestik maupun
Provinsi Nusa Tenggara Barat. UGM.
mancanegara.
(3) Sasmito, Bandi. 2017. Analisis Batas
Kesimpulan pada paper ini didapatkan
Provinsi Bali dan Provinsi Nusa
hasil berupa Peta Batas Maritim Provinsi
Tenggara Barat Dengan Metode Departemen Pertahanan Republik
Kartometrik. Universitas Diponogoro. Indonesia.
(4) Direktorat Wilayah Pertahanan. 2007. (5) UU No. 23 Tahun 2014.
Optimalisasi Penanganan Wilayah (6) Permendagri No. 76 Tahun 2012.
Perbatasan Maritim RI – RDTL Dalam (7) Permendagri No. 1 Tahun 2006
Rangka Menjaga Keutuhan RI.

Anda mungkin juga menyukai