Anda di halaman 1dari 8

Order Reaksi dan Mekanisme Reaksi

Mekanisme Reaksi

Dalam perubahaan kimia, beberapa ikatan-ikatan diceraikan dan ikatan-ikatan baru dibentuk.
Tidak jarang, perubahan-perubahaan ini begitu rumit untuk dilangsungkan dalam satu
langkah sederhana. Melainkan, reaksi sering berlangsung dalam beberapa tahap perubahaan-
perubahaan kecil.

Mekanisme reaksi menjelaskan satu atau lebih langkah yang terjadi di reaksi sehingga
mampu menggambarkan bagaimana beberapa ikatan tercerai dan terbentuk. Contoh-contoh
berikut ini berdasar dari kimia organik yang mudah dimengerti walaupun misalnya Anda
tidak terbiasa dengannya.

Reaksi dibawah ini merupakan reaksi 2-bromo-2-metilpropan dengan ion hidroksi dari
larutan natrium hidroksi.

Reaksi keseluruhan adalah pergantian atom brom dalam senyawa organik dengan gugus OH.

Hal pertama yang terjadi ialah ikatan karbon-brom dalam komposisi sedikit bercerai menjadi
ion-ion:

Ikatan karbon-brom cukup kuat, sehingga reaksi ini berlangsung lambat. Jika ion-ion inti
bertumbukan satu dengan yang lainnya, ikatan kovalen akan terbentuk kembali. Tanda anak
panah dalam persamaan menunjukkan perpindahan dari sepasang elektron.

Jika terdapat ion hidroksi dalam konsentrasi pekat, ion positif akan memiliki kemungkinan
tinggi untuk ditumbuk oleh ion-ion hidroksi. Langkah keseluruhan reaksi akan berlangsung
cepat. Ikatan kovalen baru akan dibentuk antara karbon dan oksigen, menggunakan satu dari
sepasang elektron kosong dari atom oksigen.
Karena ikatan karbon-oksigen kuat, sekali gugus OH berdempet dengan atom karbon, mereka
akan cenderung untuk terus berdempet.

Mekanisme menunjukkan reaksi berlangsung dalam dua langkah dan mengdeskripsikan


secara jelas bagaimana langkah-langkah itu berlangsung dalam ikatan-ikatan yang tercerai
dan terbentuk. Mekanisme juga menggambarkan bahwa langkah-langkah laju reaksi berbeda
-satu lambat dan satunya cepat.

Langkah penentuan laju reaksi

Laju reaksi keseluruhan (dimana pengukurannya diperlukan beberapa eksperimen) dikontrol


oleh laju reaksi yang paling lambat. Dalam contoh diatas, ion hidroksi tidak dapat
berinteraksi dengan ion positif sampai ion positif terbentuk. Lankah kedua dapat diandaikan
dengan reaksi yang menunggu langkah laju reaksi pertama terbentuk.

Langkah reaksi lambat ini disebut juga dengan langkah penentuan laju reaksi.

Sepanjang terdapat beberapa macam laju yang berbeda dari langkah-langkah, ketika kita
mengukur laju suatu reaksi, sebenarnya kita mengukur langkah penentuan laju reaksi.

Mekanisme reaksi dan order reaksi

Contoh-contoh yang kita gunakan pada halaman ini merupakan contoh yang sederhana
dimana reaksi berlangsung dalam orde 0, 1 atau 2. Dimana langkah reaksi lambat
berlangsung sebelum langkah-langkah reaksi cepat lainnya.

Contoh 1

Mekanisme dibawah ini merupakan mekanisme yang telah kita bahas. Bagaimana kita tahu
mekanisme berlangsung seperti ini?
Dengan melakukan eksperimen laju reaksi, kita dapat menemukan persamaan laju sebagai
berikut :

Reaksi ini berorder satu terhadap senyawa organik dan beroder nol terhadap ion hidrokis.
Konsentrasi dari ion hidroksi tidak mempengaruhi laju reaksi keseluruhan.

Bila ion hidroksi mengambil bagian dalam langkah reaksi lambat, peningkatan dari
konsentrasi akan mempercepat reaksi. Namun peningkatan konsentrasi ini tidak memiliki
perubahaan yang berarti, sehingga konsentrasi ion hidroksi berada dalam bagian langkah
reaksi cepat.

Peningkatan konsentrasi ion hidroksi akan mempercepat langkah reaksi cepat, tetapi hal ini
tidaklah memberikan pengaruh yang berarti pada laju reaksi keseluruhan. Dimana reaksi
keseluruhan ditentukan oleh cepatnya laju reaksi lambat.

Dalam kasus sederhana seperti ini, dimana langkah reaksi lambat merupakan langkah
pertama, persamaan laju memberitahukan apa saja yang mengambil bagian dalam laju reaksi
lambat. Dalam kasus ini, reaksi berorder satu terhadap senyawa organik.

Hal ini memberikan gambaran terhadap kita bagaimana menentukan kemungkinan


mekanisme. Apabila kita ingin menentukan suatu mekanisme, kita perlu mencari lebih
banyak bukti-bukti untuk memastikannya. Sebagai contoh, dalam kasus ini kita perlu
mendeteksi keberadaan ion positif yang dibentuk pada langkah pertama.

Contoh 2
Sekilas reaksi di bawah ini tampak mirip dengan reaksi di atas. Atom brom digantikan
dengan gugus OH pada senyawa organik.

Walaupun begitu, persamaan laju dari reaksi yang terlihat mirip ini cukup berbeda. Dimana
mekanisme reaksinya berlainan.

Reaksi ini berorde satu terhadap senyawa organik maupun ion hidroksi. Kedua darinya
haruslah mengambil bagian dalam langkah laju reaksi lambat. Reaksi haruslah berlangsung
dalam keadaan tumbukan langsung diantara mereka.

Atom karbon yang ditumbuk oleh ion hidroksi memiliki muatan positif dan atom brom
memiliki muatan negatif yang dikarenakan oleh perbedaan elektronegatifas diantaranya.

Ketika ion hidroksi mendekat, brom akan tertolak dalam suatu langkah yang mulus.

Molekularitas reaksi

Jika kita mengetahui mekanisme dari suatu reaksi, kita dapat menuliskan persamaan dari
suatu rangkaian langkah-langkah yang membentuk reaksi tersebut. Tiap langkah-langkah
tersebut memiliki molekularitas.

Molekularitas dari sebuat langkah dapat ditentukan dengan menghitung jumlah dari partikel
(molekul, ion , atom atau radikal bebas) yang terlibat dalam langkah tersebut. Sebagai
contoh, mari kita lihat mekanisme yang telah kita bahas sebelumnnya:
Langkah ini melibatkan satu molekul yang tercerai menjadi ion-ion. Karena hanya ada satu
jenis partikel yang terlibat didalam reaksi, maka reaksi ini memiliki molekularitas 1. Ini dapat
dideskripsikan sebagai reaksi unimolekular

Langkah kedua dari mekanisme melibatkan dua ion yang berinteraksi bersama.

Langkah ini memiliki molekularitas 2 atau disebut juga dengan reaksi bimolekular.

Reaksi lainnya yang telah kita bahas terjadi dalam satu langkah yaitu :

Karena dua jenis partikel terlibat (satu molekul dan satu ion), reaksi ini juga merupakan
reaksi bimolekular.

sKecuali reaksi keseluruhan yang terjadi dalam satu langka (seperti reaksi terakhir diatas),
kita tidak dapat menentukan molekularitasnya. Kita perlu mengetahui mekanisme dan tiap-
tiap langkah reaksi memilki molekuralitasnya sendiri.

Satu hal yang perlu diingat dan sering sekali kita dibingungkan adalah konsep molekularitas
tidak sama dengan dengan konsep order reaksi
Efek dari Suhu
Fakta-faktaApa yang sebenarnya terjadi ?
Ketika Anda meningkatkan temperatur laju reaksi akan meningkat. Sebagai perkiraan kasar,
sebagian reaksi berlangsung dalam temperatur ruangan, laju reaksi akan berlipatganda setiap
kenaikan 10oC suhu. Perkiraan ini bukan keadaan yang mutlak dan tidak bisa diterapkan pada
seluruh reaksi. Bahkan bilapun mendekati benar, laju reaksi akan berlipat ganda tiap 9oC atau
11oC atau tiap suhu tertentu. Angka dari derajat suhu yang diperlukan untuk melipatgandakan
laju reaksi akan berubah secara bertahap seiring dengan meningkatnya temperatur.

Beberapa reaksi pada hakekatnya sangat cepat, sebagai contoh, reaksi pernafasan
melibatkan ion yang terlarut menjadi zat padat yang tidak larut, atau reaksi antara ion
hidrogen dengan asam dan ion hidroksi dari alkali di dalam larutan. Sehingga memanaskan
salah satu dari contoh ini tidak memperoleh perbedaan laju reaksi yang cukup bereaksi.
Hampir sebagian besar reaksi yang terjadi baik di labotarium maupun industri akan
berlangsung lebih cepat apabila kita memanaskannya.

Penjelasan Peningkatan frekwensi tumbukan

Partikel hanya dapat bereaksi ketika mereka bertumbukan. Jika Anda memanaskan suatu
benda, maka partikel-partikelnya akan bergerak lebih cepat sehingga frekwensi tumbukan
akan semakin besar. Hal ini mempercepat laju dari reaksi.

Frekwensi dari tumbukan dua partikel gas berbanding lurus dengan akar dari temperatur
kelvin. Jika kita meningkatkan suhu dari 293 K ke 303 K (20oC ke 30oK)

Kita akan memperoleh 1.7 % peningkatan dari tiap kenaikan 10o. Laju reaksi akan
meningkat kurang lebih dua kali pada tiap kenaikan suhu – dengan kata lain peningkatan
sekitar 100%. Efek dari peningkatan frekwensi tumbukan pada laju reaksi sangatlah kecil.
Namun efek yang dihasilkannya sangat berbeda.

Pentingnya aktivasi energi


Tumbuka-tumbukan akan menghasilkan reaksi jika partikel-partikel bertumbukan dengan
energi yang cukup untuk memulai suatu reaksi. Energi minimum yang diperlukan disebut
dengan reaksi aktivasi energi.

Kita dapat menggambarkan keadaan dari energi aktivasi pada distribusi Maxwell-Boltzmann
seperti ini:

Hanya partikel-partikel yang berada pada area di sebelah kanan dari aktivasi energi yang
akan bereaksi ketika mereka bertumbukan. Sebagian besar dari partikel tidak memiliki energi
yang cukup dan tidak menghasilkan reaksi.

Untuk mempercepat reaksi, kita perlu untuk meningkatkan jumlah dari partikel-partikel
energik – partikel-partikel yang memiliki energi sama atau lebih besar dari aktivasi energi.
Peningkatan suhu memberi pengaruh yang tepat – merubah bentuk dari diagram.
Diagram berikut, grafik yang berlabel T merupakan suhu awal. Grafik yang berlabelkan T+t
adalah suhu yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai