Suatu hari terdapat sepasang suami istri yang tinggal disuatu rumah, pada keseharian si suami
sering marah marah dan dan sering terlihat gelisah karena takut riwayat penyakit yang dulu menyerang
dapat datang kembali. Pada suatu saat sang suami sedang mencari jaket yang sudah dia cari namun
tidak ketemu, si istri mengingatkan bahwa jaketnya berada di belakang pintu kamarnya namun si suami
malah marah marah dan memaki istrinya dan bilang bahwa istrinya tidak becus dalam mengurus rumah
dan sebagainya.
Istri: kan biasanya jaket aku taruh di belakang pintu kamar, ayah lupa?
Suami: kamu ini! Jaket tempatnya di lemari malah kamu taruh belakang pintu, pantas aku cari ke mana
mana tidak ada. km bisa gak sih ngurusin rumah, ngurua jaket gak becus ini rumah juga masih kotor,
kamu ini gimana mau jadi istri yg baik
Istri: iya ayah, kan biasanya juga jaket ada di belakang pintu, ibu juga biasanya menyapu nanti setelah
masak, ayah lupa?
Istri: (membatin) kenapa suamiku semakin lama semakin parah seperti ini ya, tiap hari aku di marahin
terus (lanjut mengerjakan pekerjaan rumah)
Pada suatu saat sang istri yang sudah merasa stress dalam mengurus suaminya menghubungi
seorang perawat homecare dan seorang psikiater untuk datang ke rumahnya untuk melihat keadaan
suaminya, setelah perawat dan psikiater datang sang istripun menceritakan semua kelakuan suaminya
yang dia alami selama ini sambil menangis. (sebelum psikiater datang bapak makan)
Istri: ah iyaa tunggu sebentar (membuka pintu) silahkan masuk, silahkan duduk
Psikiater: Selamat pagi bu saya .... psikiater yang ibu hubungi, dan ini .... perawat yg mendampingi saya.
Apakah benar ini dengan ibu....
Psikiater: baik bu, lalu bagaimana ibu menghadapi suami ibu apabila suami ibu sudah marah marah?
Istri: saya selalu mencoba untuk bersabar, karena saya sayang sama suami saya, saya selalu
mengingatkan dengan baik baik meakipun sumai saya membalas dengan marah marah
Psikiater: baik bu, kalau begitu biar perawat yang akan mengecek keadaan suami ibu terlebih dahulu,
apakah bapak ada di rumah?
Istri: (menghampiri suami) ayah boleh ikut ibu sebentar ke depan, ada pemeriksaan keaehatan
setelah itu psikiater dan perawat homecare memeriksa kesehatan sang suami serta keadaan
mental sang suami.
Perawat: (selesai mengecek) sudah selesai pak, semuanya dalam batas normal pak
Suami: tuhkan buk, saya nggak sakit apa apa ngapain juga dicek
Psikater: ah iya bapak, fisik bapak sehat. Boleh saya berbincang bincang sedikit dengan bapak?
Psikiater: iya bapak perkenalkan saya..... petugas kesehatan. Bapak bagaimana kabarnya?
Istri: loh pak! bukannya tadi bapak sudah makan sama saya tadi di meja makan?!
Psikiater: baik bapak, ibu, saya akam lanjutkam lagi beberapa pertanyaan kepada bapak
Psikiater mulai menanyakan kabar, keadaan, dan menanyakan sang suami sudah makan atau
belum, dan sang suami menyebutkan belum. Namun sang istri menyangkal dan mengatakan bahwa sang
suami sudah makan setengah jam sebelum perawat dan psikiater datang. setelah itu psikiater mulai
curiga dengan keadaan bapak lalu menanyakan beberapa pertanyaan terkait dengan memori sang
suami. Setelah diberikan beberapa pertanyaan diketahui bahwa bapak menderita alzeimer, selain itu
sang perawat juga menjelaskan bahwa dari hasil observasi ternyata tingkat stress yang dimiliki ibu lebih
besar dibanding sang suami, setelah itu ibu disarankan untuk tetap bersabar dalam merawat suaminya
serta selalu menahan emosi agar tingkat stresnya bisa menurun.
Pada hari berikutnya ibu menemukan selebaran kertas yang mengarahkannya pada sebuah
organisasi untuk memberikan perawatan pasien alzeimer. Setelah itu ibu mulai bergabung organisasi
tersebut dan bertemu dengan beberapa orang untuk sharing pengalaman dalam merawat pasien al
zeimer,
Istri: selebaran apa ini? (baca) ohe tentang alzeimer, boleh juga nih untuk menambah pengetahuan dan
informasi agar aku lebib bisa menangani suamiku, kapan ya ini? oh hari ini jam 11.00 boleh juga nih
kebetulan aku kosong.
( di tempat sharing)
ibu lainnya lagi: iya bu duduk sini kita sharing sharing untuk menambah pengetahuan
Ibu lain: kita mulai saja ya bu, cerita mulai dari saya dulu, jadi di keluarga saya juga ada yg mengidap
alzeimer, yaitu nenek saya. terkadang sayang geram dengan penyakit nenek ini, tp juga terkadang lucu
bisaembuat semua orang tertawa di dalam rumah, nenek saya ini untungnya adalah orang yg tidak
pernah marah marah hanya saja suka mengomel. Nenek sering lupa manruh barang atau lupa dalam
melakukan kegiatan tapi kita anggota rumah harus selalu siap dan ada yg menjaga nenek karena nenek
saya butuh perhatian lebih agar tidak bernahaya. untuk orang alzeimer janganlupa kalau minu obat
didampingi karena yang banyak lupa ya di obat ini
ibu lainnya lagi: iya bu, benar sekali memang obat yang palinh sering lupa (menceritakan keluarganya)
Istri:
setelah itu ibu lebih tenang dalam merawat sang suami karena dia merasa tidak sendirian dalam
merawat anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit alzeimer, selain itu beberapa kali teman
teman dalam organisasi itu berkunjung ke rumah ibu untuk sekedar main dan sharing sharing.