Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HERNIA INGUINALIS

BLUD RSUD PALABUHANRATU


KABUPATEN SUKABUMI
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyakit Bedah


Sub topik : Hernia Inguinalis
Sasaran : pasien dan keluarga pasien
Tempat : BLUD RSUD Palabuhanratu
Hari/Tanggal :
Waktu :
I. Tujuan Instruksional Umum
Pada akhir proses penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat mengetahuimengenai Herna
Inguinalis
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan audience dapat :
1. Mengetahui dan menjelaskan pengertian hernia inguinalis
2. Mengetahui dan menjelaskan penyebab dari hernia inguinalis
3. Mengetahui dan menjelaskan tanda dan gejala dari hernia inguinalis
4. Mengetahui dan menjelaskan tentang patologi dan patogenesis hernia inguinalis
5. Mengetahui dan menjelaskan pengobatan / penatalaksanaan dari hernia inguinalis
Materi
1. Pengertian hernia inguinalis
2. Penyebab hernia inguinalis
3. Tanda dan gejala hernia inguinalis
4. Patologi dan patogenesis hernia inguinalis
5. Pengobatan dan penatalaksanaan hernia inguinalis
III. Metode
1. Ceramah.
2. Tanya Jawa
IV. Media
 Leaflet hernia inguinalis
V. Pengorganisasian
Pemberi Materi :
Moderator :
Evaluatot/ observer :
Pembimbing :
Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
· Peserta hadir ditempat penyuluhan
· Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Diponegoro.
· Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
· Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
· Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
· Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
· Pasien dan keluarga pasien mengerti mengenai hernia inguinalis
· Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 5 orang.
VI. KEGIATAN PENYULUHAN

No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA


1. 5 menit Pembukaan
 Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam. Mendengarkan
 Memperkenalkan diri Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang akan
diberikan
2. 35 menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan pengertianhernia Memperhatikan
inguinalis Memperhatikan
 Menjelaskan penyebab hernia
inguinalis Memperhatikan
 Menjelaskan tentang tanda dan
Memperhatikan
gejala hernia inguinalis
 Menjelaskan tentang patologi
danpatogenesis herniainguinalis Memperhatikan
 Menjelaskan
tentangpenatalaksanaan hernia
inguinalis
3. 10 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada pesertaMenjawab
tentang pertanyaan
materi yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada pasien atau
Mendengarkan
keluarga pasien yang dapat
menjawab pertanyaan. Menjawab salam
Terminasi :
 Mengucapkan terimakasih
atas peran serta peserta.
 Mengucapkan salam penutup
MATERI
1. Pengertian
Hernia merupakan kelemahan di dinding rongga peritoneum yang dapat
menyebabkan terjadinya penonjolan berbentuk kantung yang di lapisi oleh serosa, dan
disebut kantung hernia ( Richard E, 1992 )
Hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam anulus inginalis di atas kantong
skrotum yang disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan menutup yang bersifat kongenital. (
Cecily L. Betz, 1997)
2. Penyebab
 Kelemahan atau kegagalan menutup yang bersifat congenital
 Anomali Kongenital
 Adanya prosesus vaginalis yang terbuka
 Peninggian tekanan di dalam rongga perut
 Kelemahan dinding perut karena usia
 Anulus inguinalis yang cukup lama
3. Tanda dan Gejala
 Menangis terus
 Muntah
 Distensi Abdoman
 Feses berdarah
 Nyeri
 Benjolan yang hilang timbul di paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau
megedan dan menghilang setelah berbaring
 Gelisah, kadang-kadang perut kembung
 Konstipasi
 Tidak ada flatus
4. Patologi dan patogenesis
Selama tahap-tahap akhir perkembangan prosesus vaginalis janin, suatu penonjolan
peritoneum yang berasal dari cincininterna terbentang ke arah medial serta menuruni setiap
kanalis inguinalis. Setelahmeninggalkan kanalis tersebut pada cincin eksterna, maka prosesus
tersebut pada pria akan berbelok ke bawah memasuki skrotum dan akan membungkus testis
yang sedang berkembang. Lumen biasanya menutup dengan sempurna sebelum lahir kecuali
pada bagian yang membungkus testis. Bagian tersebut akan tetap tinggal sebagai suatu
kantung potensial tunika vaginalis. Pada wanita prosesus tersebut terbentang mulai dari
cincin eksterna hingga ke dalam labia mayora. Bagian proximal prosesus vaginalis dapat
mengalami kegagalan penutupan sehingga membentuk suatu kentung hernia dimana viskus
abdomaen dapat memasukinya. Bagian yang tetap terbuka itu dapat membantang ke bawah
kadang-kadang hingga ke dalam kantung testis dan dapat menyatu dengan tunuka vaginalis
sehingga bersama-sama membentuk suatu hernia lengkap.
Hernia inguinalis terutama sering di temukan pada bayi prematur. Di duga karena lebih
sedikitnya waktu perkembangna di dalam kandungan serta lebih sedikitnya waktu bagi
penutupan seluruh penutupan seluruh prosesus tersebut. Jika testis gagal untuk turun
( Kriptorkoid ), maka biasanya terdapat kantung hernia yang besar karena sesuatu telah
menghentikan penurunan testis maupan penutupan prosesus peritoneum tersebut. Anak-anak
dengan anomali kongnital terutama yang melibatkan daerah abdoman bagian bawah, pelvis
atau perineum seringmempunyai hernia inguinalis sebagai bagian dari kompleks tersebut.

5. Pengobatan dan Pelaksanaan


1. Konservatif
a. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara perlahan
menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong.
b. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah
5 menit di evaluasi kembali.
c. Celana penyangga
d. Istirahat baring
e. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen, antibiotic
untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit.
f. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi
seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengedan selama BAB,
hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk
gejala-gejala.
2. Pembedahan (Operatif) :
a. Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding
belakang.
b. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi
hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat
setinggi lalu dipotong.
c. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup celah
yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus
internus abdominus ke ligamen inguinal

DAFTAR PUSTAKA

Swearingen. Keperawatan Medikal Bedah. 2001. Jakarta: EGC.


Reeves, J. C. Keperawatan Medikal Bedah. 2002. Jakarta: salemba Medika.
Suzanne. Keperawatan Medikal Bedah. 2009. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai