A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi tata guna lahan pada peta citra suatu wilayah.
2. Mahasiswa dapat menginterpretasikan tata guna lahan dalam suatu peta.
C. Kajian Praktikum
1. ArcGIS
ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI
(Environment Science & Research Institute) yang merupakan kompilasi fungsi-
fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop,
server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI pada tahun
2000. Produk utama dari ArcGIS adalah ArcGIS desktop, dimana arcGIS desktop
merupakan software GIS professional yang komprehensif dan dikelompokkan atas
tiga komponen yaitu : ArcView (komponen yang fokus ke penggunaan data yang
komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih fokus ke arah editing data
spasial) dan ArcInfo (lebih lengkap dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS
termasuk untuk keperluan analisis geoprosesing) (Tim SIG PT Geomatik
Konsultan, 2010).
2. Interpretasi Citra
Interpretasi citra adalah pembuatan mengkaji foto citra dengan maksud untuk
mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Di dalam
pengenalan objek yang tergamabar pada citra, ada tiga rangkaian kegiatan yang
diperlukan yaitu deteksi, identifikasi, dan analisis. Deteksi ialah pengamatan atas
adanya objek, identifikasi ialah upaya untuk mencirikan objek yang telah
dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup, sedangkan analisis ialah
tahap mengumpulkan keterangan lebih lanjut (Somantri, 2010).
3. Tata Guna Lahan
Tata guna lahan adalah rangkaian kegiatan penataan, pengaturan, peruntukan,
penggunaan tanag secara berencana untuk kegiatan manusia berdasarkan aturan
dan system yang berlaku (Tatura, 2012).
1
D. Langkah Kerja
1. Menampilkan Citra Quick Bird di layar ArcGIS
Membuka aplikasi ArcGIS.
Memasukkan peta citra Quick Bird dengan cara pilih ikon add data →cari
folder data citra disimpan→pilih add.
2
3. Membuat Shapefile Baru
Memilih ArcCatalog→ cari folder tempat menyimpan file citra→ klik kanan
pada daerah kosong →new→shapefile.
Setelah muncul kotak dialog Create New Shapefile maka memberi nama dan
tipe pada shapefile yang akan dibuat. Setelah itu, mengedit Spatial Reference.
Setelah muncul kotak dialog Spatial Reference Properties, maka pilih select
untuk menentukan WGS 1984, SUTM 49 kemudian OK.
3
4. Membuat Attribute Table
Klik kanan pada shapefile yang telah dibuat yaitu TGL kemudian pilih Open
Attribute table.
Pilih options→Add Field→muncul kotak dialogAdd Field. Menuliskan nama
tabel dan jenis tabel yang akan dibuat.
Setelah itu, memulai mendigitasi dengan teknik potongan kue yaitu pada
toolbar, pilih start editing→ pada task pilih cut polygon features, pada target
pilih TGL. Pilih bagian mana yang akan dipotong. Mulai memotong dari
bagian luar bagian lain. Mengidentifikasi tata guna lahan Kecamatan
Banyumanik.
4
.
Setelah itu membuka atribut dengan cara yang sama seperti sebelumnya dan
mulai mengisi tabel atribut. Setelah selesai maka, klik stop editing→ save.
5
Memberi label pada kecamatan agar pada peta batas kecamatan tersebut
dilengkapi nama kecamatannya.
Hasilnya sebagai berikut
7. Pembuatan ITP
Merubah dari data view ke layout view.
Merubah layout kertas dari portrait ke landscape dengan cara pilih file→print
and page setup→ kertas A4 dan landscape →OK.
6
Membuat kotak ITP sesuai standar yang telah ditentukan. Menu yang dapat
digunakan adalah menu insert.
E. Hasil
1. Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Banyumanik Kota Semarang (terlampir).
F. Pembahasan
Kecamatan Banyumanik memiliki tata guna lahan yang beragam. Tata guna
lahan tersebut antara lain kawasan industri, kawasan institusi, pemerintahan, dan
pendidikan, kawasan militer, kawasan perdagangan dan pertokoan, kawasan
pertanian, lahan kosong dan padang rumput, perairan, permukiman teratur,
permukiman tidak teratur, ruang terbuka, dan terminal. Kecamatan Banyumanik
sebagaian besar tata guna lahannya diperuntukan kawasan pemukiman baik itu teratur
dan tidak teratur. Akan tetapi, ruang terbuka di Kawasan Banyumanik juga besar.
Hasil interpretasi tata guna lahan tersebut belum sepenuhnya benar dan detail karena
diperlukan observasi lapangan untuk memvalidasi kebenaran interpretasi tersebut.
G. Kesimpulan
1. Kecamatan Banyumanik memiliki tata guna lahan yang beragam.
7
Daftar Pustaka
Puewadhi, S. H. (2001). Interpretasi Citra Digital. Jakarta: Grasindo.
Somantri, L. (2010). Pengantar Pendidikan Geografi. Retrieved April 2014, from Universitas
Pendidikan Indonesia:
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/132314541-
LILI_SOMANTRI/makalah_Guru.pdf
Tim SIG PT Geomatik Konsultan. (2010). Modul Pelatihan SIG ArcGIS. Makasar: PT
Geomatik Konsultan.
8
9