Anda di halaman 1dari 57

BAHAN MAKALAH.

IV
RINITIS SEBAGAI BAGIAN DARI SICK BUILDING SYNDROME
Rhinitis
Rinitis atau radang selaput lendir hidung adalah kerusakan jaringan tubuh yang terdapat pada
selaput hidung [1]. Rinitis alergi ditandai dengan gejala kompleks yang terdiri dari kombinasi dari:
Bersin, hidung tersumbat, gatal hidung, dan Rhinorrhea [2]. Mata, telinga, sinus, dan tenggorokan
juga dapat terlibat. Rhinitis alergi adalah penyebab paling umum dari rhinitis. Ini adalah kondisi
yang sangat umum, mempengaruhi sekitar 20% dari populasi.
Meskipun rinitis alergi bukan kondisi yang mengancam jiwa, komplikasi dapat terjadi dan kondisi
secara signifikan dapat mengganggu kualitas hidup, [3], yang mengarah pada sejumlah biaya
tidak langsung.

Daftar isi

 1Pengobatan
o 1.1Antihistamin
o 1.2Kortikosteroid
o 1.3Dekongestan nasal
o 1.4Add-on perawatan
o 1.5Hiposensitasi (imunoterapi)
 2Referensi

Pengobatan[sunting | sunting sumber]


Jika Anda adalah rhinitis alergi ringan, Anda dapat mengobati gejala sendiri:

 dengan over-the-counter obat - seperti long-acting, non-


penenang antihistamin dan dekongestan untuk mengurangi
kemacetan dan hidung meler (lihat di bawah).
 dengan menghindari alergen tertentu yang memicu kondisi
(baca lebih lanjut tentang mencegah rinitis alergi)
 menggunakan hidung douching - teratur membilas hidung Anda
dengan larutan garam untuk menjaga hidung Anda bebas dari
iritasi
Anda harus mengunjungi dokter jika gejala yang lebih parah dan mempengaruhi kualitas hidup
Anda, dan swamedikasi tidak efektif. Pilihan pengobatan dijelaskan dibawah. Obat tidak akan
menyembuhkan alergi Anda, tetapi dapat digunakan untuk mengobati gejala umum, seperti
hidung meler, mulut gatal dan bersin. Jika gejala yang disebabkan oleh alergen musiman, seperti
serbuk sari, Anda harus dapat berhenti minum obat Anda setelah risiko pajanan telah berlalu.
Kunjungi dokter jika gejala tidak merespon pengobatan setelah dua minggu.
Antihistamin[sunting | sunting sumber]
Antihistamin meringankan gejala rinitis alergi dengan menghalangi aksi dari kimia yang disebut
histamin, yang tubuh melepaskan ketika berpikir itu sedang diserang dari alergen. Anda dapat
membeli tablet antihistamin over-the-counter dari apoteker tanpa resep, tetapi antihistamin
semprot hidung hanya tersedia dengan resep. Antihistamin kadang-kadang dapat menyebabkan
kantuk. Jika ou membawa mereka untuk pertama kalinya, melihat bagaimana Anda bereaksi
terhadap mereka sebelum mengemudi atau mengoperasikan mesin berat. Secara khusus,
antihistamin dapat menyebabkan kantuk jika Anda minum alkohol saat meminum antihistamin.
Kortikosteroid[sunting | sunting sumber]
Jika Anda memiliki gejala yang sering atau terus-menerus, dan Anda memiliki penyumbatan
hidung atau polip hidung, dokter mungkin merekomendasikan obat semprot hidung atau tetes
yang mengandung kortikosteroid. Kortikosteroid membantu mengurangi peradangan dan
pembengkakan. Mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk bekerja dari antihistamin, tapi
efeknya lebih lama. Efek samping dari kortikosteroid inhalasi jarang terjadi, tetapi bisa termasuk
kekeringan, iritasi hidung dan mimisan. Jika Anda memiliki serangan yang sangat parah gejala
dan membutuhkan bantuan cepat, dokter mungkin meresepkan kursus singkat tablet
kortikosteroid yang berlangsung 5-10 hari.
Dekongestan nasal[sunting | sunting sumber]
Dekongestan nasal membantu meringankan hidung tersumbat dan biasanya tersedia over-the-
counter. Obat ini tersedia sebagai tablet, kapsul, atau cairan semprot hidung. Dekongestan nasal
tidak boleh digunakan untuk mengobati rhinitis alergi selama lebih dari 5-7 hari. Menggunakan
obat ini lebih lama dapat membuat sumbatan lebih parah. Anda seharusnya tidak menggunakan
dekongestan nasal jika mengambil jenis antidepresan yang dikenal sebagai inhibitor monoamin
oksidase (MAOI).
Add-on perawatan[sunting | sunting sumber]
Jika rhinitis alergi Anda tidak menanggapi pengobatan, dokter dapat memilih untuk menambah
pengobatan asli Anda. Mereka mungkin menyarankan agar Anda:

 meningkatkan dosis kortikosteroid Anda semprot hidung


 menggunakan kursus jangka pendek dari obat semprot hidung
dekongestan untuk mengambil dengan obat lain
 menggabungkan penggunaan tablet antihistamin dengan
semprot hidung kortikosteroid dan mungkin dekongestan
 menggunakan obat semprot hidung yang mengandung obat
yang disebut ipratropium, yang akan membantu mengurangi
nasal discharge yang berlebihan
 menambahkan obat antagonis reseptor leukotrien
Jika Anda tidak menanggapi add-on perawatan, Anda akan dirujuk ke spesialis untuk penilaian
lebih lanjut dan pengobatan.
Hiposensitasi (imunoterapi)[sunting | sunting sumber]
Hiposensitasi juga dikenal sebagai imunoterapi, merupakan salah satu jenis pengobatan
digunakan untuk beberapa alergi. Ini hanya cocok untuk orang dengan beberapa jenis alergi,
seperti demam, dan biasanya hanya dipertimbangkan jika gejala yang berat. Hiposensitasi
bertahap memperkenalkan semakin banyak alergen ke dalam tubuh Anda untuk membuatnya
kurang sensitif terhadap alergen. Alergen ini biasanya disuntikkan di bawah kulit lengan atas
Anda. Anda awalnya akan diberikan suntikan dengan interval mingguan, dengan dosis alergen
yang secara bertahap meningkat. Serta menggunakan suntikan, imunoterapi juga dapat
dilakukan dengan menggunakan tablet yang mengandung alergen, seperti serbuk sari rumput,
yang ditempatkan di bawah lidah Anda. Ketika Anda mencapai dosis yang efektif dalam
mengurangi reaksi alergi Anda (dosis pemeliharaan), Anda akan perlu untuk melanjutkan
dengan suntikan atau tablet selama tiga tahun. Imunoterapi hanya harus dilakukan di bawah
pengawasan yang ketat dari dokter yang terlatih khusus karena ada risiko dapat menimbulkan
reaksi alergi yang serius.[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ (Inggris) Togias AG (2000). Systemic immunologic and inflammatory
aspects of allergic rhinitis. J Allergy Clin Immunol.
2. ^ (Inggris) Middleton EM Jr, Reed CE, Ellis EF, Adkinson NF Jr,
Yunginger JW, Busse WW, eds (1998). Allergy: Principles and Practice.
Louis, Mo: Mosby Year-Book.
3. ^ (Inggris) Thompson AK, Juniper E, Meltzer EO (2000). Quality of life
in patients with allergic rhinitis. Ann Allergy Asthma Immunol.
4. ^ www.nhs.uk, Rhinitis Allergic. Diakses pada 20 Agustus 2012.
 Halaman ini terakhir diubah pada 17 Februari 2019, pukul 13.22

Apa itu Rinitis Alergi: Penyebab, Gejala,


Diagnosis, dan Cara Mengobati
Apa itu Rinitis Alergi
Rinitis alergi adalah reaksi alergi terhadap alergen tertentu. Alergen yang umum adalah
serbuk sari pohon dan rumput, bulu binatang (kulit tua), jamur, dan debu. Ini terjadi ketika
orang-orang dengan gangguan tersebut menghirup zat yang memicu mereka terkena alergi
sehingga sistem kekebalan mereka akan merespons dengan melepaskan histamin. Respon
kekebalan ini menyebabkan sejumlah gejala, termasuk hidung yang berair dan tersumbat,
mata gatal dan berair, dan sering sakit kepala. Meski kelainan ini juga dikenal sebagai hay
fever, hal itu tidak menyebabkan demam.
Gangguan ini bisa terjadi sepanjang tahun (perennial) atau hanya selama musim tertentu
(musiman). Alergi musiman sering disebabkan oleh zat yang ditemukan di luar rumah dan
biasanya terjadi pada musim semi dan musim gugur. Di sisi lain, Alergi perennial umumnya
merupakan respons terhadap zat yang ditemukan di dalam ruangan, seperti bulu hewan
peliharaan dan tungau debu.

Kelainan ini sangat umum terjadi, terjadi hingga mencapai 30% orang di seluruh dunia. Hal
ini dapat mempengaruhi anak-anak dan orang dewasa. Kasus yang ringan bisa sembuh
sendiri atau tanpa pengobatan. Namun, untuk kasus parah dan berulang harus ditangani
dengan obat-obatan.

Penyebab Rinitis Alergi


Gejala akan mulai terlihat saat seseorang bernapas dengan adanya alergen. Hal ini
menyebabkan sistem kekebalan tubuhnya bereaksi berlebihan dan melepaskan terlalu
banyak histamin.

Faktor yang dapat meningkatkan risiko gangguan ini adalah:

 Polusi udara

 Asma, gangguan di mana saluran pernafasan paru-paru membengkak dan menyempit


 Asap rokok

 Suhu dingin

 Eksim, suatu kondisi di mana kulit teriritasi atau bengkak

 Riwayat keluarga tentang gangguan ini - Seseorang memiliki peningkatan risiko


pengembangan kelainan ini jika setidaknya salah satu orang tuanya memilikinya

 Asap

 Memiliki hewan peliharaan di rumah

 Sistem ventilasi yang buruk


 Sistem kekebalan tubuh sedang lemah

 Pergi ke lokasi baru yang ditumbuhi dengan berbagai jenis rumput, tanaman, dan
pepohonan

Gejala Utama Rinitis Alergi


Pasien dapat mengembangkan gejala berikut segera setelah mereka bersentuhan dengan
zat yang membuat mereka alergi:

 Hidung berair atau tersumbat

 Bersin

 Batuk

 Tenggorokan tergores atau sakit

 Mata gatal atau berair

 Lingkaran hitam di bawah mata

 Sakit kepala yang datang dan pergi

 Kulit kering dan gatal

 Lepuh

 Hives
 Kelelahan

Jika tidak diobati, kelainan ini bisa menyebabkan sejumlah komplikasi. Ini termasuk infeksi
telinga dan juga sinus. Gejala asma sendiri juga bisa berkembang atau memburuk. Hal ini
dapat menyebabkan pasien tidak mendapatkan tidur yang cukup, sehingga mereka mungkin
akan melewatkan sekolah atau pekerjaan.

Siapa yang Perlu Ditemui dan Jenis Pengobatan yang Tersedia


Dokter umum dan dokter keluarga dapat mendiagnosis dan mengobati gangguan tersebut.
Seorang dokter akan memulai dengan mengidentifikasi zat-zat spesifik yang menyebabkan
terjaidnya alergi. Hal ini dilakukan dengan tes tusukan kulit yang sederhana. Untuk tes ini,
beberapa zat diletakkan di kulit pasien, kemudian akan diamati yang mana yang
menyebabkan benjolan merah. Benjolan itu akan mengkonfirmasi diagnosisnya. Tes lainnya
meliputi pemeriksaan fisik dan tes darah. Ini digunakan untuk memastikan bahwa gejalanya
tidak disebabkan oleh penyakit atau kelainan lain.

Tidak ada obat untuk penyakit ini. Bagi kebanyakan pasien, ini adalah kondisi yang seumur
hidup sehingga membutuhkan manajemen jangka panjang. Perawatan yang bisa digunakan
untuk mengatasi gejala yang timbul adalah:

 Antihistamin - Obat ini mencegah tubuh melepaskan terlalu banyak histamin. Ini bisa
mengatasi peradangan dan gejala lainnya. Antihistamin dapat dibeli secara langsung di
apotek atau dengan resep.
 Dekongestan - Meringankan hidung tersumbat dan tekanan sinus
 Semprotan hidung dan tetes mata - Meringankan hidung tersumbat dan mata berair
 Kortikosteroid - Mengurangi peradangan yang disebabkan oleh alergi
Pasien yang mengalami gejala parah dapat berbicara dengan dokter mereka
tentang imunoterapi. Perawatan ini membantu tubuh untuk perlahan terbiasa terhadap
alergen. Perawatan ini bisa berlangsung hingga lima tahun. Dengan demikian, dibutuhkan
komitmen jangka panjang dari pasien.
Metode ini melibatkan penyuntikan pasien dengan dosis kecil alergen sekali atau dua kali
seminggu sampai enam bulan. Setelah tahap ini, suntikan diberikan setiap tiga minggu
untuk lima tahun ke depan. Mungkin diperlukan waktu lebih dari satu tahun untuk bisa
menghilangkan gejala. Perawatan ini tidak dianjurkan untuk pasien dengan masalah jantung
dan sistem kekebalan tubuh. Hal ini juga tidak disarankan untuk anak -anak yang sangat
muda yang tidak dapat menggambarkan reaksi tubuh mereka terhadap terapi.

Alternatif dari metode ini adalah dengan menggunakan tablet (sublingual immunotherapy
atau SLIT). Alih-alih mendapatkan suntikan, pasien akan melarutkan tablet yang
mengandung sejumlah kecil alergen di bawah lidah mereka. Sama seperti suntikan, tablet
ini harus dikonsumsi selama beberapa tahun. Dosis pertama akan diberikan di ruangan
dokter. Setelah itu, pasien akan dipantau untuk melihat adanya efek samping yang
merugikan. Kemudian, pasien dapat melanjutkan mengonsumsi sisa tablet di rumah selama
periode waktu yang ditentukan oleh dokter mereka.

Rujukan:

 Joint Task Force on Practice Parameters (2011). Allergen immunotherapy: A practice


parameter third update. Journal of Allergy and Clinical Immunology, 127(1, Suppl):
S1-S55.

1. HERPES

 Rinitis Alergi

Ditulis oleh
H O N E S T D O C S E D IT O R IA L T E A M

Ditinjau oleh
D R V IN A S E T IA W A N

Kenali Rinitis Alergi dari Penyebab,Gejala,dan


Pengobatannya
Update terakhir: Aug 13, 2019 Tinjau pada Mei 24, 2019 Waktu baca: 3 menit
Telah dibaca 678.755 orang

BAGIKAN ARTIKEL INI

Menangani Hidung Mampet Di Pagi Hari


Pernahkah Anda merasa jika hidung Anda terasa mampet atau hingusan
hanya pada pagi hari atau saat berada pada tempat-tempat tertentu atau
pada saat-saat tertentu? Jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama,
kemungkinan Anda menderita rinitis alergi.

Rinitis adalah suatu peradangan dari membran hidung yang ditandai


dengan gejala kompleks yang terdiri dari kombinasi dari beberapa gejala
seperti bersin, hidung tersumbat, hidung gatal, mata berair, batuk-batuk
dan kelelahan.

Saat ini digunakan klasifikasi rinitis alergi berdasarkan rekomendasi dari


WHO Iniative ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun
2000, yaitu berdasarkan sifat berlangsungnya dibagi menjadi :

 Intermiten (kadang-kadang) : bila gejala kurang dari 4 hari/minggu atau


kurang dari 4 minggu
 Persisten/menetap bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan atau lebih dari 4
minggu
Sedangkan untuk tingkat berat ringannya penyakit, rinitis alergi dibagi
menjadi :

 Ringan, bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktifitas harian


bersantai, berolahraga, belajar, bekerjadan hal-hal lain yang mengganggu
 Sedang atau berat bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut
diatas

Penyebab Rinitis Alergi


Rinitis alergi adalah peradangan pada membran mukosa hidung, reaksi
peradangan yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh terhadap
pemicu alergi, dimana sistem kekebalan tubuh menganggap bahwa alergen
adalah zat berbahaya dan menimbulkan reaksi pembengkakan,
serta iritasi pada hidung. Selain karena sistem kekebalan tubuh, rinitis
alergi juga dapat disebabkan oleh asma, faktor keturunan, paparan
asam rokok dan debu lingkungan.

Rinitis alergi merupakan masalah kesehatan dunia yang menyerang 10 –


25% populasi dunia. Dengan peningkatan angka kejadian selama 1 dekade
terakhir. Rinitis alergi merupakan kondisi kronik tersering pada anak dan
diperkirakan mempengaruhi 40% anak-anak.

Berdasarkan lama berlangsungnya,rinitis alergi dibagi menjadi yaitu :

 Rinitis alergi musiman (seasonal, hay fever, polinosis)


 Rinitis alergi sepanjang tahun (perenial)
Gejala keduanya hampir sama,yang berbeda hanyalah waktu terjadinya.

Faktor apa saja yang dapat memicu timbulnya


gejala Rinitis Alergi?
Walaupun gejala alergi disebabkan oleh sistem pertahanan tubuh yang
bereaksi berlebihan, tapi ada faktor pemicu yang berperan dibalik
sistem imun yang bereaksi berlebihan. Faktor pemicu yang menyebabkan
munculnya gejala alergi dikenal dengan istilah alergen. Ada beberapa jenis
alergen, yaitu :

 Alergen luar ruangan, seperti serbuk sari dari rumput, pohon, dan gulma
 Alergen dalam ruangan, seperti bulu hewan peliharaan, tungau, debu, dan
jamur
 Irritants, seperti asap rokok, parfum dan knalpot diesel

Gejala Rinitis Alergi


Gejala-gejala yang ditimbulkan pada penderita rinitis alergi adalah:

 Bersin-bersin
 Hidung tersumbat
 Mata berair
 Batuk-batuk
 Produksi cairan hidung berlebih

Diagnosis Rinitis Alergi


Jika Anda memiliki rinitis alergi dalam jangka waktu yang lama,
disarankan untuk pergi ke dokter spesialis. Dokter spesialis akan
merekomendasikan tes kulit, di mana sejumlah kecil alergen yang
dicurigai memicu munculnya reaksi alergi diperkenalkan ke kulit Anda.
Tes kulit adalah cara paling mudah, paling sensitif dan umumnya paling
murah dalam mengidentifikasi alergen.

Selain itu, pemeriksaan lainnya juga mungkin diperlukan termasuk CT


scan untuk mencari tahu kelainan yang dapat menjadi penyebab gejala.
Tes darah untuk mendeteksi kadar imunoglobulin E (IgE) juga dapat
dilakukan.

Jenis tes kulit


 Skin Prick Test: Dalam tes ini, setetes kecil alergen yang mungkin ditusuk
atau tergores ke kulit, ini adalah jenis tes kulit yang paling umum.
Hasilnya diketahui dalam 10 hingga 20 menit
 Tes intradermal: Sejumlah kecil alergen yang mungkin menyebabkan
reaksi alergi disuntikkan di bawah kulit menggunakan jarum tipis
.Laludiperiksa apakah terjadi reaksi alergi setelah sekitar 20 menit atau
tidak. Tes ini biasanya lebih sensitif daripada Skin Prick Test.

Penanganan Rinitis Alergi yang dapat dilakukan


1. Hindari kontak dengan alergen penyebabnya (avoidance) dan eliminasi.
Keduanya merupakan terapi paling ideal. Seperti:

Tutup jendela rumah Anda jika Anda alergi terhadap serbuk sari.

 Kenakan kacamata atau kacamata hitam saat berada di luar ruangan untuk
menjauhkan serbuk sari dari mata Anda.
 Gunakan penutup tempat tidur "anti-tungau" untuk membatasi paparan
tungau.
 Cuci tangan Anda setelah menyentuh binatang
 Kurangi paparan asap kendaraan saat Anda berkendara dengan
menggunakan masker bila perlu
2. Pengobatan sesuai gejala yang muncul yaitu menggunakan obat-
obatan antihistamin, obat-obatan simpatomimetik, kortikosteroid dan
sodium kromoglikat.

3. Operasi. Konkotomi merupakan tindakan memotong konka nasi inferior


(daerah dimana terjadinya masalah saat seseorang mengalami alergi
rinitis). Lakukan setelah kita gagal mengecilkan konka nasi inferior
menggunakan kauterisasi yang memakai AgNO3 25% atau triklor asetat.
4. Imunoterapi. Imunoterapi atau hiposensitisasi
digunakan ketika pengobatan dengan obat-obatan gagal mengontrol gejala
atau menghasilkan efek samping yang tidak dapat dikompromi.
Imunoterapi menekan pembentukan IgE. Sehingga dapat menekan reaksi
alergi yang dihasilkan dari dari reaksi autoimun.

Rinitis Alergi
21 Jun 2017

Rinitis alergi - Gejala, penyebab dan mengobati - Alodokter


https://www.alodokter.com › rinitis-alergi
Rinitis alergi adalah peradangan yang terjadi pada rongga hidung akibat
reaksi alergi. Gejala pada kondisi ini biasanya langsung timbul setelah seseorang
terpapar pemicu alergi (alergen). Beberapa gejalanya meliputi:

 Hidung berair atau tersumbat.


 Bersin-bersin.
 Mata yang gatal atau berair.
 Kelelahan.
 Batuk-batuk.

Tiap penderita alergi bisa mengalami gejala yang berbeda. Umumnya gejala pada
rinitis alergi terbilang ringan dan mudah ditangani. Tetapi dapat juga muncul gejala-
gejala yang cukup berat sehingga menghambat aktivitas sehari-hari. Periksakan diri
Anda ke dokter jika:

 Mengalami gejala-gejala yang terasa sangat mengganggu dan tidak kunjung


membaik.
 Obat alergi yang diminum tidak efektif atau justru memicu efek samping yang
mengganggu.
 Memiliki penyakit lain yang bisa memperparah rinitis alergi,
misalnya sinusitis, asma, atau polip dalam rongga hidung.

Penyebab Rinitis Alergi


Penyebab utama dari rinitis alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap
pemicu alergi. Sistem kekebalan tubuh yang menganggap alergen sebagai
substansi berbahaya kemudian melepaskan senyawa histamin ke dalam
darah. Reaksi inilah yang bisa memicu pembengkakan dan iritasi pada hidung serta
produksi cairan hidung yang berlebih.
Terdapat beragam alergen yang bisa memicu reaksi sistem kekebalan tubuh jika
terhirup melalui hidung. Beberapa jenis alergen yang umum adalah serbuk sari,
tungau, debu, serta bulu hewan.

Faktor Risiko Rinitis Alergi


Rinitis alergi dapat dialami oleh siapa saja, tetapi ada beberapa faktor yang diduga
bisa meningkatkan risiko terjadinya rinitis alergi. Faktor-faktor pemicu tersebut
meliputi:

 Faktor keturunan. Risiko seseorang untuk mengalami rinitis alergi akan


meningkat jika orang tua atau saudara kandungnya juga memiliki kondisi
yang sama.
 Memiliki alergi jenis lain, misalnya asma.
 Pajanan dari lingkungan. Contohnya, pengrajin mebel yang terus terpajan
debu kayu.
 Paparan asap rokok. Bayi yang terpapar asap rokok, memiliki risiko
mengalami rinitis alergi di kemudian hari.

Diagnosis Rinitis Alergi


Proses diagnosis rinitis alergi akan diawali dengan menanyakan gejala-gejala yang
dialami serta riwayat kesehatan pasien. Dokter kemudian akan memeriksa hidung
pasien untuk mencari kelainan yang dapat menjadi penyebab gejala. Contoh
pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah endoskopi hidung, CT scan, atau tes
pernapasan melalui hidung (nasal inspiratory flow test).
Apabila dibutuhkan, dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan
adanya alergi, seperti pemeriksaan darah untuk melihat kadar imunoglobulin E (IgE)
dan tes tusuk kulit untuk mengetahui jenis alergen.

Pengobatan Rinitis Alergi


Metode pengobatan rinitis alergi berbeda-beda bagi tiap penderita. Perbedaan
dalam penanganan ini tergantung pada tingkat keparahan gejala dan pengaruhnya
pada kehidupan penderita.
Menghindari pemicu alergi atau alergen adalah metode penanganan sekaligus
pencegahan utama pada rinitis alergi. Contohnya jika mengalami alergi terhadap
debu, maka bersihkan rumah secara teratur, terutama ruangan yang sering
digunakan.
Rinitis alergi memang tidak bisa disembuhkan, tapi gejalanya bisa diredakan dan
dikendalikan melalui langkah penanganan yang tepat. Beberapa di antaranya
adalah:
 Obat-obatan, seperti antihistamin, dekongestan, serta kortikosteroid. Gejala
rinitis alergi yang ringan umumnya bisa diatasi dengan dekongestan atau
antihistamin yang dapat dibeli secara bebas di apotek. Tetapi apabila
mengalami gejala rinitis alergi yang cukup berat, penderita sebaiknya ke
dokter untuk mendapatkan jenis obat yang tepat. Saat dibutuhkan, dokter
juga akan mengombinasikannya dengan obat semprot hidung yang
mengandung ipratropium atau penghambat leukotrien.
 Imunoterapi atau desensitisasi. Tindakan ini dilakukan dengan
menyuntikkan alergen ke kulit penderita, setiap interval waktu tertentu
(biasanya seminggu sekali), dengan dosis yang makin ditinggikan. Tujuannya
adalah untuk menurunkan sensitivitas imun tubuh terhadap alergen tersebut.
Pemberian alergen juga bisa dalam bentuk tablet yang diminum.
 Irigasi hidung (nasal irrigation). Tindakan ini adalah untuk membersihkan
rongga hidung dengan menyemprotkan atau menyedot cairan khusus melalui
hidung, lalu mengeluarkannya melalui mulut.

Terakhir diperbarui: 21 Juni 2017


Ditinjau oleh: dr. Marianti

Hello Sehat > Alergi > Apa itu Alergi Rhinitis?

Apa itu Alergi Rhinitis?


Oleh Lika Aprilia Samiadi
Direview tanggal: Juni 20, 2019 | Terakhir Diedit: Juni 20, 2019

Alergi rhinitis, juga disebut hay fever, adalah sekelompok gejala tidak nyaman yang terjadi
ketika tubuh Anda terkena alergen tertentu. Alergen adalah zat biasanya tidak berbahaya,
seperti rumput atau debu, yang menyebabkan reaksi alergi. Serbuk sari adalah alergen yang
paling umum bagi kebanyakan orang.

Ketika tubuh Anda kontak dengan alergen, ia melepaskan histamin. Zat ini adalah bahan
kimia alami yang sebenarnya dimaksudkan untuk mempertahankan tubuh dari alergen.
Namun, bahan kimia ini menyebabkan banyak gejala yang tidak nyaman (alergi rhinitis) yang
meliputi pilek, bersin, dan mata gatal.

Kondisi ini dapat mengganggu kegiatan sehari-hari hidup Anda, sehingga sangat penting
untuk melakukan pengobatan.
Jenis-jenis alergen
Alergen umum yang dapat menyebabkan kondisi ini termasuk serbuk sari, debu, bulu
binatang, air liur kucing, dan jamur.

Serbuk sari adalah alergen penyebab alergi yang utama, terutama pada saat-saat tertentu di
mana tanaman dan bunga-bunga sedang bermekaran.

Siapa yang berisiko alergi rhinitis?


Alergi dapat terjadi pada siapa saja, tetapi kondisi ini cenderung genetik. Anda lebih mungkin
untuk mengalami alergi rhinitis jika keluarga Anda memiliki riwayat alergi. Menurut
National Institutes of Health (NIH) , kemungkinan bahkan lebih tinggi jika ibu Anda
memiliki sejarah masalah alergi.

Ada juga zat yang dapat memicu kondisi ini atau membuatnya lebih buruk, seperti:

 asap rokok
 bahan kimia
 suhu dingin
 kelembapan
 angin
 polusi
 hairspray
 asap kayu
 uap

Gejala alergi rhinitis


Gejala yang paling umum dari kondisi ini termasuk:

 bersin
 ingusan
 hidung tersumbat
 hidung gatal
 batuk
 sakit tenggorokan
 mata gatal dan berair
 lingkaran di bawah mata yang gelap
 sering sakit kepala
 eksim (kulit sangat kering, kulit gatal yang sering lecet)
 gatal-gatal (kulit merah, kadang-kadang gatal, benjolan pada kulit)
 kelelahan yang berlebihan

Mendiagnosis alergi rhinitis


Alergi ringan biasanya hanya memerlukan pemeriksaan fisik. Namun, dokter Anda dapat
merekomendasikan tes khusus untuk membantu menentukan perawatan yang terbaik dan
langkah-langkah pencegahan.

Tes kulit merupakan salah satu tes yang paling umum digunakan. Selama tes ini, dokter
menempatkan berbagai zat ke kulit Anda untuk melihat bagaimana tubuh Anda bereaksi
terhadap masing-masing zat tersebut. Biasanya, benjolan merah kecil muncul jika Anda
alergi terhadap zat tersebut.

Tes alergi umum lain adalah tes darah, kadang-kadang disebut sebagai tes RAST. Tes ini
mengukur jumlah immunoglobin (Ig) e antibodi terhadap alergen tertentu yang hadir dalam
darah Anda.

Alergi rhinitis dapat diklasifikasikan sebagai alergi musiman atau abadi (sepanjang tahun).

Pengobatan alergi rhinitis

Kondisi ini diobati dengan salah satu metode berikut:

 antihistamin
 dekongestan
 obat tetes mata
 semprotan hidung
 immunotherapy (suntikan alergi)

Antihistamin efektif mengobati alergi. Obat jenis ini juga dapat membantu mencegah kondisi
ini karena mereka memblokir pembentukan histamin dalam tubuh. Beberapa produk obat
yang beredar di pasaran mungkin membantu, tapi ingat untuk selalu berkonsultasi dengan
dokter Anda sebelum memulai pengobatan baru, terutama jika Anda
sedang menggunakan obat lain atau memiliki kondisi medis lainnya.

Dekongestan digunakan selama periode waktu yang singkat untuk membantu meringankan
hidung tersumbat dan tekanan sinus. Tanyakan kepada dokter Anda sebelum menggunakan
obat ini jika Anda memiliki tekanan darah tinggi.

Anda sementara dapat menggunakan obat tetes mata dan semprotan hidung untuk meredakan
rasa gatal dan gejala lain yang berhubungan dengan alergi. Namun, jangan menggunakan
produk ini secara jangka panjang.

Dokter mungkin menyarankan imunoterapi jika Anda memiliki alergi parah. Umumnya
dikenal sebagai suntikan alergi, rencana pengobatan ini digunakan bersama dengan obat
untuk mengontrol gejala. Suntikan ini dimaksudkan untuk menurunkan respon kekebalan
tubuh terhadap alergen tertentu dari waktu ke waktu.

Hasil pengobatan tergantung pada kondisi unik Anda. Alergi rhinitis musiman biasanya tidak
parah dan dapat dikelola dengan baik dengan obat-obatan. Namun, tingkat parah dari kondisi
ini kemungkinan akan memerlukan pengobatan jangka panjang. Beberapa pasien bahkan bisa
mengalami sinusitis (hidung meradang yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan
sakit) atau asma bersama dengan kondisi ini.
Mencegah alergi
Cara terbaik untuk mencegah gejala alergi adalah untuk mengelola alergi Anda sebelum
tubuh Anda memiliki kesempatan untuk menanggapi zat alergen. Cara lain yang efektif
untuk mencegah alergi rhinitis adalah dengan menghindari alergen yang menyebabkan gejala
Anda. Misalnya, tinggal di dalam rumah ketika terdapat jumlah serbuk sari yang tinggi, dan
mandi segera setelah berada di luar. Bersihkan juga rumah Anda dari bulu hewan peliharaan,
jamur, dan debu

Hello Sehat > Penyakit > Kesehatan A-Z > Penyakit A-Z > Rhinitis Vasomotor

Apa itu rhinitis vasomotor?


Oleh Lika Aprilia SamiadiInformasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Tania Savitri - Dokter Umum
 Klik untuk membagikan
berbagi di
pada di Facebook(Membuka
Twitter(Membuka di jendela
dijendela
jendela yang yang
baru)baru)
baru)
Klik untuk berbagi LineTumblr(Membuka
Linkedln(Membuka
new(Membukadididi jendela
jendela yang
yang
yangbaru)
baru)

Definisi
Apa itu rhinitis vasomotor?
Rhinitis vasomotor atau yang juga dikenal sebagai rhinitis non-alergi adalah peradangan pada
mukosa hidung yang meliputi bersin-bersin kronis atau hidung tersumbat, atau mengeluarkan
ingus tanpa penyebab pasti. Rhinitis vasomotor tidak membahayakan hidup. Gejala yang
dirasakan mungkin tidak nyaman, namun tidak serius.

Seberapa umumkah rhinitis vasomotor?


Rhinitis vasomotor sangat umum ditemui. Walau dapat terjadi pada pasien dengan usia
berapapun, umumnya kondisi ini menyerang orang dewasa di atas 20 tahun. Wanita memiliki
risiko 2 kali lipat dibandingkan dengan pria. Rhinitis vasomotor dapat ditangani dengan
mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala


Apa saja tanda-tanda dan gejala rhinitis vasomotor?
Gejala dari rhinitis vasomotor dapat datang dan pergi sepanjang tahun. Gejala dapat
berlangsung beberapa minggu atau berlangsung lama jika tidak ditangani. Gejala-gejala
umum dari rhinitis vasomotor biasanya meliputi:

 Lendir pada tenggorokan


 Hidung beringus
 Bersin-bersin
 Hidung tersumbat.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?


Anda harus menghubungi dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut ini:

 Gejala yang Anda alami parah


 Anda mengalami tanda-tanda dan gejala yang tidak menghilang setelah diberikan obat bebas
atau perawatan di rumah
 Anda mengalami efek samping yang mengganggu dari pengobatan bebas atau pengobatan
dengan resep untuk rhinitis vasomotor

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya,
konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu
konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Penyebab
Apa penyebab rhinitis vasomotor?
Rhinitis vasomotor terjadi apabila pembuluh darah di dalam hidung melebar. Pembesaran ini
dapat menyebabkan pembengkakan, hidung tersumbat, dan hidung penuh dengan lendir.
Tidak diketahui penyebab pembuluh darah membengkak. Beberapa pemicu yang dapat
menyebabkan reaksi ini adalah:

 Iritan pada lingkungan, seperti parfum, bau-bauan, asap, atau perokok pasif
 Perubahan cuaca dan musim kering
 Infeksi virus yang terkait dengan pilek dan flu
 Konsumsi makanan atau minuman panas dan pedas
 Penggunaan obat-obatan seperti aspirin atau ibuprofen
 Perubahan hormon akibat kehamilan, menstruasi, penggunaan kontrasepsi oral atau kondisi
hormonal lainnya seperti hipotiroidisme.
Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk rhinitis vasomotor?
Ada banyak faktor risiko untuk rhinitis vasomotor, yaitu:

 Paparan terhadap iritan, seperti kabut, asap knalpot, atau asap rokok.
 Berusia di atas 20 tahun. Tidak seperti rhinitis alergi, rhinitis vasomotor umumnya
menyerang orang di atas 20 tahun.
 Penggunaan nasal drop dekongestan atau spray yang berkepanjangan: menggunakan nasal
drop dekongestan atau spray (Afrin, Dristan, dll) selama lebih dari beberapa hari dapat
menyebabkan penyumbatan apabila dekongestan telah hilang, yang sering disebut dengan
rebound congestion
 Jenis kelamin wanita: akibat perubahan hormon, penyumbatan hidung sering kali memburuk
selama menstruasi dan kehamilan.
 Memiliki masalah kesehatan tertentu: berbagai kondisi medis tertentu dapat menyebabkan
atau memperburuk rhinitis vasomotor, seperti hipotiroidisme dan sindrom kelelahan kronis.
 Stress: stress emosional atau fisik dapat memicu rhinitis vasomotor pada beberapa orang.

Obat & Pengobatan


Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan
pada dokter Anda.

Bagaimana rhinitis vasomotor didiagnosis?


Jika Anda memiliki gejala rhinitis vasomotor, dokter akan melakukan berbagai tes untuk
melihat apakah rhinitis disebabkan oleh alergi atau penyebab lainnya. Setelah mengeliminasi
kemungkinan penyebab lainnya, dokter dapat mendiagnosis rhinitis vasomotor jika Anda
mengalami hidung tersumbat, hidung beringus atau postnasal drip, dan tes untuk kondisi lain
yang tidak menunjukkan penyebab seperti alergi atau masalah sinus.

Untuk mendeteksi masalah alergi, dokter dapat melakukan tes alergi (tes tusuk kulit dan tes
darah).

Pada beberapa kasus, CT scan pada sinus dapat dilakukan untuk mengeliminasi sinusitis
atau poliposis. Penting untuk memiliki diagnosis yang akurat agar Anda dapat mengatasi
kondisi dengan tepat. Karena gejala-gejala yang mirip, tes alergi sering kali direkomendasi
untuk mengeliminasi rhinitis alergi.

Apa saja pengobatan untuk rhinitis vasomotor?


Jika gejala-gejala parah, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk mengendalikan gejala.
Obat-obatan dengan resep yang dapat digunakan untuk mengatasi rhinitis vasomotor
meliputi:

 Spray hidung saline


 Spray hidung corticosteroid seperti fluticasone (Flonase) atau triamcinolone (Nasacort)
 Spray hidung antihistamin seperti azelastine (Astelin, Astepro) dan olopatadine hydrochloride
(Patanase)
 Spray hidung anti-drip anticholinergic seperti ipratropium (Atrovent)
 Pengobatan dekongestan oral seperti pseudoephedrine.

Pada beberapa kasus, operasi untuk mengangkat polip hidung atau memperbaiki septum yang
bengkok dapat meningkatkan efek pengobatan rhinitis vasomotor. Operasi hanya
dipertimbangkan apabila perawatan lainnya tidak berhasil meringankan gejala.

Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi rhinitis vasomotor?
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi
rhinitis vasomotor:

 Spray hidung nasal saline


 Dekongestan seperti pseudoephedrine atau phenylephrine
 Antihistamin seperti diphenhydramine (benadryl), clemastine atau loratadine (Claritin)
 Spray hidung corticosteroid seperti fluticasone.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Hello Health Group tidak memberikan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.

Sumber

Direview tanggal: Maret 24, 2017 | Terakhir Diedit: Maret 24, 2017

Mengenal Rhinitis Vasomotor Penyebab Gangguan


pada Hidung

Mengenal Rhinitis Vasomotor Penyebab Gangguan pada Hidung ...

https://www.alodokter.com › mengenal-rhinitis-vasomotor-penyebab-gang...

1.
13 Nov 2017
Rhinitis vasomotor, dikenal juga dengan rhinitis non alergi, adalah peradangan
yang terjadi pada bagian dalam hidung, yang tidak disebabkan oleh alergi.
Kondisi ini disebabkan oleh gangguan pada saraf hidung. Apakah Anda sering
mengalami hidung meler, bersin, dan hidung tersumbat tanpa penyebab yang
pasti? Jika benar, berhati-hatilah. Mungkin Anda mengalami rhinitis
vasomotor.
Lapisan dinding di dalam hidung kaya akan pembuluh darah. Dalam kondisi normal,
pembuluh darah ini menyempit sehingga sirkulasi udara di dalam hidung dapat
berjalan dengan lancar. Namun jika terjadi peradangan, pembuluh darah akan
melebar sehingga membuat saluran udara pada hidung terganggu. Peradangan ini
biasanya diakibatkan oleh pembengkakan pembuluh darah dan penumpukan cairan
di jaringan dalam hidung.

Tanda dan Gejala Rhinitis Vasomotor


Penyakit rhinitis dibagi menjadi dua jenis, yakni alergi dan non-alergi. Rhinitis alergi
adalah rhinitis yang paling umum terjadi. Rhinitis alergi bisa bersifat permanen,
musiman, atau disebabkan karena risiko pekerjaan seseorang.
Sedangkan rhinitis vasomotor adalah salah satu penyakit yang termasuk ke dalam
rhinitis non-alergi. Rhinitis vasomotor terjadi saat pembuluh darah di dalam hidung
melebar atau mengembang. Pelebaran pembuluh darah di hidung menghasilkan
pembengkakan dan bisa menyebabkan hidung tersumbat. Hal ini dapat membuat
lendir mengering di hidung.
Penyebab rhinitis vasomotor masih belum diketahui secara pasti. Namun, gejalanya
dapat dipicu oleh sesuatu yang mengiritasi hidung, misalnya:

 Polusi udara

 Perubahan cuaca & udara kering

 Asap rokok

 Alkohol & parfum

 Obat tertentu seperti obat antihipertensi, beta blockers, antidepresan, aspirin,


dan pil KB

 Penggunaan obat dekongestan semprot hidung yang terlalu sering

 Makanan pedas

 Stres berat

 Perubahan hormon saat kehamilan atau menstruasi

Beberapa gejala dari penyakit ini yaitu hidung meler, tersumbat, bersin, berair, serta
iritasi ringan atau adanya ketidaknyamanan di dalam atau sekitar hidung yang bisa
mengurangi fungsi indera penciuman Anda.
Jika Anda mengalami rhinitis vasomotor, Anda tidak akan merasakan gejala hidung
gatal, mata berair atau gatal, dan tenggorokan gatal. Karena gejala ini hanya terjadi
jika Anda mengalami rhinitis alergi.

Pengobatan dan Pencegahan


Rhinitis non-alergi seperti rhinitis vasomotor, rupanya dapat menyerang anak-anak
dan orang dewasa. Namun, penyakit ini lebih sering terjadi pada usia di atas 20
tahun. Jika Anda kerap mengalami beberapa gejala penyakit ini, Anda perlu
berkonsultasi ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan
pemeriksaan penunjang seperti tes alergi dan pemeriksaan endoskopi untuk melihat
bagian dalam hidung. Jika tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan tersebut,
maka dokter mungkin akan mendiagnosisnya sebagai rhinitis vasomotor.
Prinsip pengobatan utama pada rhinitis vasomotor adalah menghindari faktor
penyebab munculnya gejala. Tidur dengan bantal yang lebih tinggi dapat membantu
mengurangi hidung tersumbat. Untuk membantu mengatasi gejala rhinitis vasomotor
dapat digunakan obat-obatan bebas seperti cairan saline semprot hidung untuk
irigasi hidung, kortikosteroid semprot
hidung, dekongestan (pseudoephedrine atau phenylephrine), dan antihistamin
semprot hidung.
Namun jika gejala yang Anda alami memburuk atau Anda mengalami efek samping
dari obat–obatan bebas, dokter mungkin akan meresepkan obat semprot hidung
seperti mometasone,azelastine, olopatadine, atau ipratropium.
Hingga saat ini belum terdapat metode pencegahan yang efektif sepenuhnya dalam
menangani kondisi rhinitis vasomotor. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui
apa saja faktor pencetus yang bisa memicu timbulnya gejala dan menghindarinya.
Sebaiknya Anda jangan terlalu sering menggunakan obat dekongestan hidung,
karena penggunaan obat ini jika terlalu sering dapat menyebabkan perburukan
gejala. Jika rhinitis vasomotor tidak dapat teratasi dengan pengobatan, dokter
mungkin akan menyarankan tindakan operasi.
Segera konsultasikan dengan dokter, jika gejala rhinitis vasomotor yang Anda alami
semakin parah meski telah menggunakan obat bebas, atau Anda mengalami efek
samping dari obat bebas untuk rhinitis vasomotor.
Terakhir diperbarui: 13 November 2017
Ditinjau oleh: dr. Kevin Adria

Hello Sehat > Informasi Kesehatan > Hidup Sehat > Tips Sehat > Sering Pilek Tanpa Sebab? Mungkin Anda
Mengidap Rhinitis Vasomotor

Sering Pilek Tanpa Sebab? Mungkin


Anda Mengidap Rhinitis Vasomotor
https://hellosehat.com › Informasi Kesehatan › Hidup Sehat › Tips Sehat

1.
25 Jan 2018 -

Oleh Andisa ShabrinaInformasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Tania Savitri - Dokter Umum
 Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka
Twitter(Membuka di jendela
dijendela
jendela yang yang
baru)baru)
baru)
 Klik
Klik untuk
untuk berbagi
berbagi pada Tumblr(Membuka
Linkedln(Membuka
di Line didi
new(Membukadi jendela
jendela yang
yang
yangbaru)
baru)
Rhinitis merupakan peradangan yang terjadi pada selaput hidung. Rhinitis terbagi menjadi
rhinitis yang disebabkan oleh alergen dan rhinitis yang bukan disebabkan oleh alergen atau
rhinitis vasomotor. Bila rhinitis alergi disebabkan oleh alergen, lalu apa yang menyebabkan
rhinitis vasomotor?

Apa itu rhinitis vasomotor?


Rhinitis vasomotor atau disebut juga dengan rhinitis non-alergi adalah peradangan pada
selaput hidung yang gejalanya meliputi bersin-bersin kronis atau hidung tersumbat, atau
mengeluarkan ingus tanpa penyebab pasti.

Meski menimbulkan gejala yang mungkin membuat Anda tidak nyaman, kondisi ini pada
umumnya tidak membahayakan.

Rhinitis ini sering terjadi pada orang dewasa setelah usia 20 tahun. Wanita memiliki risiko
dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan pria.

Apa saja penyebab dan pemicu rhinitis


vasomotor?
Penyebab pasti dari rhinitis vasomotor belum diketahui. Namun, kondisi ini terjadi saat
pembuluh darah di hidung melebar sehingga menyebabkan pembengkakan. Pelebaran
pembuluh dari di hidung juga menghasilkan darah atau cairan pada hidung, sehingga hidung
menjadi mampet.

Ada beberapa kemungkinan penyebab pembengkakan di hidung. Salah satunya adalah ujung
saraf di hidung mengalami hiperresponsif, yaitu respon saraf hidung yang berlebihan
terhadap berbagai rangsangan.

Beberapa pemicu yang dapat menyebabkan rhinitis vasomotor atau rhinitis non-alergi antara
lain:
1. Iritasi dari lingkungan

Iritasi lingkungan merupakan pemicu yang paling umum dari rhinitis non-alergi. Beberapa
mungkin ditemukan di rumah dan lainnya lebih sering terjadi di tempat kerja.

Contoh dari apa yang bisa memicu gejala meliputi debu, asap rokok, asap pabrik, asap
kendaraan, atau bau yang menyengat seperti parfum.

2. Obat-obatan

Beberapa obat-obatan tertentu antara lain obat nonsteroid antiinflamasi seperti aspirin (Bayer)
dan ibuprofen(Advil, Motrin), pil Kb, obat hipertensi seperti beta blocker (Propanol,
Metoprolol, Atenolol), beberapa obat penenang, obat-obatan untuk disfungsi ereksi, dan
antidepresan.

3. Makanan dan minuman

Makanan panas dan pedas juga dapat memicu timbulnya rhinitis non-alergi. Selain itu,
minuman beralkohol juga dapat memicu konidisi ini.

4. Perubahan cuaca

Perubahan suhu atau kelembaban secara mendadak juga dapat memicu rhinitis non-alergi.
Misalnya saat musim hujan, orang sering mengalami pilek atau dalam beberapa kasus, orang
mulai bersin-bersin setelah meninggalkan ruangan yang dingin.

5. Perubahan hormon

Rhinitis non-alergi sering terjadi saat ketidakseimbangan hormon dalam tubuh. Misalnya,
saat pubertas, menstruasi, atau kehamilan.

Biasanya dimulai pada bulan kedua kehamilan dan berlangsung sampai persalinan. Kondisi
hormonal seperti hipotiroidisme juga bisa memicu gejala ini.

Tanda dan gejala rhinitis vasomotor


Gejala rhinitis non-alergi mungkin akan hilang dan muncul sepanjang tahun. Gejala hanya
menetap selama beberapa minggu. Gejala umum yang mungkin terjadi antara lain hidung
mampet, hidung meler, bersin, adanya dahak di tenggorokan, dan batuk.

Gejalanya mungkin hampir mirip dengan rhinitis alergi. Namun, rhinitis non-alergi tidak
menyebabkan hidung, mata, dan tenggorokan gatal.

Apakah rhinitis vasomotor bisa dicegah?


Pencegahan rhinitis non-alergi dapat dilakukan dengan mengetahui penyebab dan pemicunya.
Hindari pemicu-pemicu yang bisa menyebabkan kondisi ini.
Mengurangi penggunaan dekongestan hidung juga dapat mencegah kondisi ini. Meskipun
obat ini dapat memberikan pengobatan jangka pendek untuk gejala Anda, menggunakannya
selama lebih dari tiga atau empat hari justru bisa memperburuk gejala Anda.

Jika gejala yang Anda miliki semakin parah, segera hubungi dokter. Dokter akan
mendiagnosis masalah kesehatan yang mungkin memperburuk gejala Anda. Dokter juga akan
memberikan perawatan yang tepat untuk gejala Anda

klikdokter

 HOME
 PENYAKIT
 OBAT
 SPESIALIS
 LIVE CHAT
 INFO SEHAT
 TANYA DOKTER
 VIDEO


 Info Sehat

Rhinitis Vasomotor si Penyebab Pilek


Berulang

dr. Andika Widyatama


05 Dec 2018, 12:35 WIB
15
Sering pilek tanpa sebab yang jelas? Mungkin saja rhinitis vasomotor penyebabnya!
Rhinitis Vasomotor si Penyebab Pilek Berulang (AstroStar/Shutterstock)

Klikdokter.com, Jakarta Semua orang pernah mengalami pilek, yang ditandai dengan hidung
berair, bersin-bersin, dan pernapasan tersumbat. Saat pilek, terjadi proses peradangan di
lapisan dinding bagian dalam hidung. Peradangan itu dapat disebabkan infeksi kuman atau zat
pencetus alergi (alergen) yang terhirup saat bernapas. Lalu, bagaimana jika seseorang
mengalami pilek berulang tanpa sebab yang jelas? Dalam istilah medis, pilek yang disebabkan
oleh sesuatu yang tidak spesifik ini disebut rhinitis vasomotor atau rhinitis non-alergi.
Rhinitis vasomotor dapat dialami segala umur, baik dewasa dan anak-anak. Namun, pada
umumnya, rhinitis vasomotor ditemui pada orang berusia 20 tahun ke atas. Biasanya, gejala
rhinitis vasomotor akan terjadi berulang dan hilang timbul dalam setahun.

Baca Juga

 Pertahanan Tubuh Ganda untuk Anak yang Sering Batuk dan Pilek
 Tips Merawat Anak yang Sakit Flu

 Bagaimana Membedakan Flu dan Pneumonia?

Gejalanya meliputi hidung tersumbat, hidung berair, bersin-bersin, liur di tenggorokan (post nasal
drip), hingga batuk-batuk. Yang membedakan dari pilek yang disebabkan oleh proses alergi,
rhinitis vasomotor biasanya tidak disertai gejala gatal pada hidung, mata, dan tenggorokan.

Apa pemicu yang menyebabkan rhinitis vasomotor belum diketahui secara pasti. Namun,
terdapat mekanisme yang terjadi ketika rhinitis vasomotor berlangsung, yaitu adanya pelebaran
(dilatasi) pembuluh darah di dalam hidung. Pelebaran pembuluh itu membuat lapisan dalam
hidung menebal serta terisi darah dan cairan. Selain itu, muncul dugaan bahwa reaksi
peradangan dan pelebaran pembuluh darah di dalam hidung pada rhinitis vasomotor terjadi
karena ujung saraf hidung bereaksi secara berlebihan.

Faktor pencetus rhinitis vasomotor


Memang penyebab rhinitis vasomotor belum diketahui dengan pasti. Namun, terdapat beberapa
hal yang dipercaya juga berperan menjadi faktor pencetus terjadinya rhinitis vasomotor, di
antaranya:

 Debu
 Asap rokok
 Bau menyengat parfum
 Zat kimia industri
 Perubahan suhu dan kelembaban
 Makanan pedas atau panas
 Minuman beralkohol
 Infeksi virus
 Obat tertentu (misalnya: aspirin, ibuprofen, beta bloker, antidepresan, sedative, dan kontrasepsi
oral)
 Perubahan hormon (misalnya: hamil dan haid)
 Stres

Perlu diketahui bahwa gejala rhinitis vasomotor dapat menyerupai beberapa gejala yang dimiliki
penyakit lain, terutama yang melibatkan saluran pernapasan seperti flu, rhinitis alergi, atau
sinusitis. Oleh karena itu, selain wawancara medis mengenai gejala yang dialami, pengecekan
fisik dan pemeriksaan penunjang diperlukan untuk menyatakan seseorang mengalami rhinitis
vasomotor. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan seperti skin test, IgE antibody test,
endoskopi hidung, dan CT scan untuk membantu menyingkirkan kemungkinan diagnosis lainnya.

Pereda gejala rhinitis vasomotor


Rhinitis vasomotor dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor pencetusnya. Namun, jika
sudah telanjur kambuh hingga mengganggu aktivitas, maka perlu diberi pengobatan yang dapat
meredakan gejalanya. Beberapa obat yang dapat digunakan, antara lain cairan saline semprot
hidung, kortikosteroid semprot hidung, antihistamin semprot hidung, dan dekongestan oral.
Sebaiknya penggunaan obat-obatan tersebut dalam pengawasan dokter.

Meskipun tidak mengancam jiwa, rhinitis vasomotor dapat menimbulkan komplikasi. Jika tidak
ditangani dengan baik, rhinitis vasomotor dapat menyebabkan beberapa komplikasi, di
antaranya polip hidung, sinusitis, dan infeksi telinga. Selain itu, rhinitis vasomotor terbukti dapat
menurunkan produktivitas seseorang dalam keseharian.

Jadi, jangan sepelekan gejala pilek berulang yang Anda alami. Jika sebabnya belum jelas, patut
dicurigai bahwa Anda mengalami rhinitis vasomotor. Namun, sebelum berasumsi lebih jauh,
sebaiknya periksakan terlebih dahulu diri Anda ke dokter

Rhinitis Vasomotor
Ditinjau oleh: Redaksi Halodoc

31 July 2019

Pengertian Rhinitis Vasomotor

Rhinitis vasomotor, atau disebut juga dengan rhinitis non alergi, merupakan suatu peradangan
pada mukosa hidung yang ditandai dengan hidung berair, bersin-bersin, dan hidung
tersumbat, tanpa adanya penyebab yang jelas. Kondisi ini diakibatkan oleh gangguan saraf
pada hidung. Meskipun rhinitis vasomotor tidak mengancam nyawa, kondisi ini
menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengidapnya.

Faktor Risiko Rhinitis Vasomotor


Beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya rhinitis vasomotor, antara lain:

 Berusia di atas 20 tahun.


 Jenis kelamin wanita, oleh karena dipengaruhi oleh perubahan hormon.
 Paparan terhadap bahan iritan, seperti asap rokok, asap knalpot, atau kabut.
 Pengguna nasal drop dekongestan atau spray selama lebih dari beberapa hari.
 Pengidap kondisi medis, seperti hipotiroidisme atau sindrom kelelahan kronis.
 Stres emosional atau stres fisik.

Penyebab Rhinitis Vasomotor

Rhinitis vasomotor terjadi akibat pelebaran pembuluh darah di dalam hidung. Hal ini
menyebabkan pembengkakan, hidung tersumbat, dan hidung dipenuhi dengan lendir. Hingga
saat ini, belum diketahui secara pasti mengapa pelebaran pembuluh darah ini dapat terjadi.
Diduga terdapat beberapa pemicu dari kondisi ini, seperti:

 Infeksi virus yang terkait dengan flu.


 Konsumsi makanan atau minuman panas dan pedas.
 Konsumsi minuman beralkohol.
 Paparan bahan iritan dari lingkungan, seperti parfum, asap, atau perokok pasif.
 Pengguna obat-obatan tertentu, seperti aspirin, ibuprofen, antihipertensi, beta
blockers, atau antidepresan.
 Pengidap penyakit tertentu, seperti hipotiroidisme.
 Perubahan cuaca atau musim yang kering.
 Perubahan hormon akibat kehamilan, menstruasi, atau kontrasepsi oral.

Gejala Rhinitis Vasomotor

Gejala yang dirasakan pengidap rhinitis vasomotor dapat datang dan pergi kapan saja. Gejala
dapat dirasakan selama beberapa minggu, bahkan lebih lama dari itu. Beberapa gejala umum
yang dirasakan, antara lain:

 Hidung beringus.
 Hidung tersumbat.
 Fungsi penciuman menurun.
 Bersin-bersin.
 Lendir pada tenggorokan.

Diagnosis Rhinitis Vasomotor

Dokter akan melakukan wawancara medis lengkap, pemeriksaan fisik di daerah hidung, serta
pemeriksaan penunjang, untuk mengetahui apakah rhinitis disebabkan oleh alergi atau akibat
hal lain. Jika tidak ditemukan tanda yang mengarah pada rhinitis alergi, maka dokter dapat
menegakkan diagnosis rhinitis vasomotor. Dokter umumnya akan meminta untuk dilakukan
tes alergi (tes tusuk kulit dan tes darah) untuk mengidentifikasi alergi yang dimiliki pengidap,
serta endoskopi hidung untuk melihat gambaran mukosa hidung. Pada sebagian kasus, dokter
akan meminta untuk dilakukan CT scan pada daerah sinus untuk melihat kemungkinan yang
mengarah pada sinusitis atau polyposis.
Pengobatan Rhinitis Vasomotor
Metode pengobatan utama dari rhinitis vasomotor adalah dengan menghindari faktor
pemicunya. Saat gejala sedang berlangsung, pengidap dianjurkan untuk tidur dengan bantal
yang lebih tinggi, untuk membantu mengurangi gejala hidung tersumbat. Pada rhinitis alergi
yang parah atau sangat mengganggu aktivitas sehari-hari pengidap, dokter umumnya akan
memberikan obat-obatan, seperti:

 Dekongestan oral, seperti Pseudoephedrine.


 Spray hidung saline.
 Spray hidung corticosteroid, seperti Fluticasone atau Triamcinolone.
 Spray hidung antihistamin, seperti Azelastine atau Olopatadine hydrochloride.
 Spray hidung anticholinergic seperti Ipratropium.

Pada sebagian kecil kasus yang tidak membaik dengan pemberian obat-obatan, dokter dapat
mempertimbangkan tindakan operasi untuk mengangkat polip hidung atau memperbaiki
septum yang bengkok, agar efek pengobatan yang diberikan dapat lebih optimal.

Pencegahan Rhinitis Vasomotor


Upaya untuk mencegah rhinitis vasomotor adalah dengan menghindari pemicunya. Beberapa
upaya yang dapat dilakukan, antara lain:

 Hindari terlalu sering menggunakan obat dekongestan hidung, karena dapat


menyebabkan perburukan gejala.
 Hindari menggunakan obat-obatan bebas secara sembarangan, jika tidak sesuai
dengan indikasi.

Kapan Harus ke Dokter?


Jika seseorang mengalami beberapa gejala yang telah disebutkan sebelumnya di atas yang
sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, segera berkonsultasi dengan dokter untuk menjalani
pemeriksaan lengkap dan penanganan lebih lanjut. Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa
langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit sesuai domisilimu

 Rhinitis Vasomotor

Ditinjau oleh
D R S C IE N T IA IN U KIR A N A
ttps://www.honestdocs.id › rhinitis-vasomotor

1.
Skor: 4,8 - 16.542 suara
13 Agu 2019 -

Rhinitis Vasomotor - Penyebab, Gejala, dan


Pengobatan
Update terakhir: Aug 13, 2019 Tinjau pada Agu 27, 2019 Waktu baca: 3 menit
Telah dibaca 890.992 orang

BAGIKAN ARTIKEL INI

Rhinitis sendiri adalah peradangan yang terjadi pada selaput hidung.


Peradangan ini disebabkan karena adanya iritan atau alergen. Rhinitis
Vasomotor sendiri tidaklah mengancam jiwa seseorang,
namun gejala yang ditimbulkan sangat membuat seseorang merasa tidak
nyaman.

Iklan dari HonestDocs

Beli Obat GRATIS Ongkir via HonestDocs!

Klik di sini dan beli obat via HonestDocs, langsung dapat


GRATIS ongkir minimal pembelanjaan Rp50.000.

Pesan Sekarang

Penyebab Rhinitis Vasomotor


Rhinitis Vasomotor terjadi akibat terjadinya pelebaran pembuluh darah
yang berada di dalam hidung. Pelebaran pembuluh darah ini dapat
menyebabkan terjadinya pembengkakan dan dapat
menyebabkan hidung tersumbat, walaupun lendir akan tetap mengalir dari
hidung.

Belum diketahui secara pasti apa penyebab melebarnya pembuluh darah


ini, namun diduga pemicunya adalah :

 Iritasi pada lingkungan, seperti parfum, bau asap, atau rokok


 Perubahan cuaca yang mengering
 Virus, seperti yang berhubungan dengan flu dan pilek
 Makanan yang panas atau pedas
 Obat-obatan seperti Aspirin ,Bayer, Ibuprofen, obat penenang tertentu, anti
depresan, obat untuk disfungsi ereksi, dan sebagainya
 Terlalu sering menggunakan semprotan dekongestan pada hidung
 Perubahan hormon yang berkaitan dengan kehamilan atau menstruasi
 Hipotiroidisme
Gejala Rhinitis Vasomotor

Gejala Rhinitis vasomotor bisa saja datang dan pergi. Gejala umum yang
biasanya terjadi adalah :

 Hidung tersumbat
 Hidung beringus
 Adanya lendir pada tenggorokan
 Bengkak pada mukosa hidung
 Hidung yang gatal
 Mata yang gatal dan berair
 Tenggorokan gatal
Gejala-gejala ini akan berlebihan jika disertai dengan bau-bauan tertentu
seperti parfum, asap rokok, bau cat atau tinta. Gejala juga akan semaki
parah ketika Anda mencium bau alcohol, makanan pedas, dan berada pada
ruangan atau tempat yang sangat terang.

Jika anda mengalami Rhinitis Vasomotor, maka anda tidak akan


mengalami hal dibawah ini

Gejala di atas adalah gejala umum Rhinitis yang terjadi akibat alergi,
berbeda dengan Rhinitis Vasomotor.

Diagnosa Rhinitis Vasomotor

Dokter akan mendiagnosa pasien yang terkena Rhinitis Vasomotor dengan


melakukan beberapa tes untuk mengetahui terjadinya alergi atau
masalah kesehatan lain yang menyebabkan terjadinya Rhinitis Vasomotor.

Untuk menentukan apakah penyebab Rhinitis tersebut akibat alergi, dokter


akan melakukan tes pada kulit untuk menentukan penyebab alergi atau
bisa juga dilakukan tes darah untuk memeriksa sistem kekebalan tubuh.

Dokter juga akan melakukan tes untuk melihat apakah ada masalah sinus
yang dapat menyebabkan terjadinya Rhinitis anda. Tes ini meliputi
endoskopi hidung untuk melihat hidung bagian dalam atau mungkin Ct
Scan untuk melihat sinus.
Jika dokter tidak menemukan penyebab dari Rhinitis anda, dokter akan
mendiagnosis pasien dengan Rhinitis Vasomotor.

Pengobatan Rhinitis Vasomotor

Jika anda didiagnosa mengalami Rhinitis Vasomotor, maka ada beberapa


solusi yang dapat anda gunakan untuk mengobati kondisi yang terjadi,
diantaranya :

 Salep hidung
 Dekongestan OTC seperti Pseudoefedrin dan Fenilerin
 Semprotan hidung Corticosteroid OTC seperti Fluticasone
Jika anda memiliki gejala yang parah atau memiliki efek samping dari obat
OTC ini, doter mungkin saja akan meresepkan obat untuk membantu
mengendalikan gejala yang muncul. Obat yang diresepkan biasanya
meliputi :

 Semprotan hidung kortikosteroid seperti mometason


 Semprotan hidung antihistamin seperti Azelatine atau Olopatadine
Hidroklorida
Dalam kasus tertentu, dokter dapat merekomendasikan
tindakan bedah untuk mengobati gejala yang muncul. Terutama jika anda
memiliki masalah kesehatan yang mengharuskan tindakan bedah ini,
seperti polip atau septum.

Mencegah Rhinitis Vasomotor


Untuk mencegah Rhinitis Vasomotor mungkin saja sulit jika anda tidak
tahu apa yang menjadi penyebabnya. Jika sejak awal anda sudah
mengetahui penyebabnya, maka anda dapat menghindarinya.

Hubungi dokter jika gejala yang ditimbulkan semakin parah. Dengan


begitu, dokter akan menemukan pengobatan terbaik untuk anda. Dokter
juga dapat menemukan diagnosa yang tepat

Hindari penggunaan dekongestan hidung yang berlebihan, seperti


Oxymetazoline (Afrin). Walaupun obat-obatan ini dapat membantu dalam
jangka pendek, namun jika menggunakannya dalam jangka waktu 3-4 hari
justru dapat memperburuk keadaan

RINITIS VASOMOTOR

Dr. Andrina Yunita Murni Rambe

Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Gangguan vasomotor hidung adalah terdapatnya gangguan fisiologik lapisan mukosa hidung yang

disebabkan oleh bertambahnya aktivitas parasimpatis.1 Rinitis vasomotor adalah gangguan pada

mukosa hidung yang ditandai dengan adanya edema yang persisten dan hipersekresi kelenjar pada

mukosa hidung apabila terpapar oleh iritan spesifik.2 Kelainan ini merupakan keadaan yang non-

infektif dan non-alergi. Rinitis vasomotor disebut juga dengan vasomotor catarrh, vasomotor

rinorrhea, nasal vasomotor instability, non spesific allergic rhinitis, non - Ig E mediated rhinitis atau

intrinsic rhinitis. 1,3-5 Rinitis vasomotor mempunyai gejala yang mirip dengan rinitis alergi sehingga

sulit untuk dibedakan. Pada umumnya pasien mengeluhkan gejala hidung tersumbat, ingus yang
banyak dan encer serta bersin-bersin walaupun jarang. 1,6 Etiologi yang pasti belum diketahui,

tetapi diduga sebagai akibat gangguan keseimbangan fungsi vasomotor dimana sistem saraf

parasimpatis relatif lebih dominan. Keseimbangan vasomotor ini dipengaruhi oleh berbagai faktor

yang berlangsung temporer, seperti emosi, posisi tubuh, kelembaban udara, perubahan suhu luar,

latihan jasmani dan sebagainya, yang pada keadaan normal faktor-faktor tadi tidak dirasakan

sebagai gangguan oleh individu tersebut. 1,3,4 Diagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesis yang

cermat, pemeriksaan THT serta beberapa pemeriksaan yang dapat menyingkirkan kemungkinan jenis

rinitis lainnya. 2,3 Penatalaksanaan rinitis vasomotor bergantung pada berat ringannya gejala dan

dapat dibagi atas tindakan konservatif dan operatif. 6,7 ANATOMI A. Hidung Luar. Hidung luar

berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah : 8 1. Pangkal hidung ( bridge ) 2.

Dorsum nasi 3. Puncak hidung ( apeks ) 4. Ala nasi 5. Kolumela 6. Lubang hidung ( nares anterior )

Hidung luar dibentuk oleh tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan

beberapa otot yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung.8 Kerangka

tulang terdiri dari : 8,9 1. Sepasang os nasalis ( tulang hidung ) 2. Prosesus frontalis os maksila 3.

Prosesus nasalis os frontalis ©2003 Digital by USU digital library 2 Sedangkan kerangka tulang rawan

terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak dibagian bawah hidung, yaitu :8,9 1.

Sepasang kartilago nasalis lateralis superior 2. Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior ( kartilago

alar mayor ) 3. Beberapa pasang kartilago alar minor 4. Tepi anterior kartilago septum nasi Otot-otot

ala nasi terdiri dari dua kelompok yaitu :9 1. Kelompok dilator : - m. dilator nares ( anterior dan

posterior ) - m. proserus - kaput angulare m. kuadratus labii superior 2. Kelompok konstriktor : - m.

nasalis - m. depresor septi B. Hidung dalam Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan

dari depan ke belakang, dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya. Kavum nasi bagian

anterior disebut nares anterior dan bagian posterior disebut nares posterior ( koana ) yang

menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring.8 a. Vestibulum Terletak tepat dibelakang nares

anterior, dilapisi oleh kulit yang mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang

yang disebut vibrisae.8 b. Septum nasi Septum dibentuk oleh tulang dan tulang rawan. Bagian tulang

terdiri dari : 8,9 - lamina perpendikularis os etmoid - vomer - krista nasalis os maksila - krista nasalis

os palatina Bagian tulang rawan terdiri dari : 8,9 - kartilago septum ( lamina kuadrangularis ) -

kolumela c. Kavum nasi ! Dasar hidung Dasar hidung dibentuk oleh prosesus palatina os maksila dan
prosesus horisontal os palatum.8,9 ! Atap hidung Terdiri dari kartilago lateralis superior dan inferior,

os nasal, prosesus frontalis os maksila, korpus os etmoid dan korpus os sfenoid. Sebagian besar atap

hidung dibentuk oleh lamina kribrosa yang dilalui filamen-filamen n. olfaktorius yang berasal dari

permukaan bawah bulbus olfaktorius berjalan menuju bagian teratas septum nasi dan permukaan

kranial konka superior. 8,9 ! Dinding lateral Dinding lateral dibentuk oleh permukaan dalam prosesus

frontalis os maksila, os lakrimalis, konka superior, konka media, konka inferior, lamina

perpendikularis os palatum dan lamina pterigoideus medial.9 ! Konka ©2003 Digital by USU digital

library 3 Pada dinding lateral hidung terdapat 4 buah konka. Yang terbesar dan letaknya paling

bawah ialah konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media dan konka superior,

sedangkan yang terkecil disebut konka suprema. Konka suprema ini biasanya rudimenter. Konka

inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila dan labirin etmoid, sedangkan

konka media, superior dan suprema merupakan bagian dari labirin etmoid.8 ! Meatus nasi Diantara

konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit yang disebut meatus. Meatus

inferior terletak diantara konka inferior dengan dasar hidung dan dinding lateral rongga hidung.

Pada meatus inferior terdapat muara duktus nasolakrimalis. Meatus media terletak diantara konka

media dan dinding lateral rongga hidung. Disini terdapat muara sinus maksila, sinus frontal dan sinus

etmoid anterior. Pada meatus superior yang merupakan ruang diantara konka superior dan konka

media terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus sfenoid.8 ! Dinding medial Dinding medial

hidung adalah septum nasi. 8 Pendarahan Hidung Pendarahan untuk hidung bagian dalam berasal

dari 3 sumber utama: 9 1. a. etmoidalis anterior, yang mendarahi septum bagian superior anterior

dan dinding lateral hidung. 2. a. etmoidalis posterior ( cabang dari a. oftalmika ), mendarahi septum

bagian superior posterior. 3. a. sfenopalatina, terbagi menjadi a. nasales posterolateral yang menuju

ke dinding lateral hidung dan a. septi posterior yang menyebar pada septum nasi. Bagian bawah

rongga hidung mendapat pendarahan dari cabang a. maksilaris interna, diantaranya ialah ujung a.

palatina mayor dan a. sfenopalatina yang keluar dari foramen sfenopalatina bersama n.

sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di belakang ujung posterior konka media. Bagian depan

hidung mendapat pendarahan dari cabang-cabang a. fasialis. 8 Pada bagian depan septum terdapat

anastomosis dari cabang-cabang a. sfenopalatina, a. etmoid anterior, a. labialis superior dan a.

palatina mayor, yang disebut pleksus Kiesselbach ( Little’s area ) yang letaknya superfisial dan mudah
cedera oleh trauma, sehingga sering menjadi sumber epistaksis.8 Vena-vena hidung mempunyai

nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan arterinya. Vena di vestibulum dan struktur luar

hidung bermuara ke vena oftalmika superior yang berhubungan dengan sinus kavernosus.8,9

Persarafan hidung 1. Saraf motorik oleh cabang n. fasialis yang mensarafi otot-otot hidung bagian

luar. 3 2. Saraf sensoris. Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n.

etmoidalis anterior, merupakan cabang dari n. nasosiliaris, yang berasal dari n. oftalmika ( N.V-1 ).

Rongga hidung lainnya , sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n. maksila melalui

ganglion sfenopalatina. 3 3. Saraf otonom. Terdapat 2 macam saraf otonom yaitu : 3 a. Saraf post

ganglion saraf simpatis ( Adrenergik ). ©2003 Digital by USU digital library 4 Saraf simpatis

meninggalkan korda spinalis setinggi T1 – 3, berjalan ke atas dan mengadakan sinapsis pada ganglion

servikalis superior. Serabut post sinapsis berjalan sepanjang pleksus karotikus dan kemudian sebagai

n. petrosus profundus bergabung dengan serabut saraf parasimpatis yaitu n. petrosus superfisialis

mayor membentuk n. vidianus yang berjalan didalam kanalis pterigoideus. Saraf ini tidak

mengadakan sinapsis didalam ganglion sfenopalatina, dan kemudian diteruskan oleh cabang palatina

mayor ke pembuluh darah pada mukosa hidung. Saraf simpatis secara dominan mempunyai peranan

penting terhadap sistem vaskuler hidung dan sangat sedikit mempengaruhi kelenjar. b. Serabut saraf

preganglion parasimpatis ( kolinergik ). Berasal dari ganglion genikulatum dan pusatnya adalah di

nukleus salivatorius superior di medula oblongata. Sebagai n. pterosus superfisialis mayor berjalan

menuju ganglion sfenopalatina dan mengadakan sinapsis didalam ganglion tersebut. Serabut-

serabut post ganglion menyebar menuju mukosa hidung. Peranan saraf parasimpatis ini terutama

terhadap jaringan kelenjar yang menyebabkan sekresi hidung yang encer dan vasodilatasi jaringan

erektil. Pemotongan n. vidianus akan menghilangkan impuls sekretomotorik / parasimpatis pada

mukosa hidung, sehingga rinore akan berkurang sedangkan sensasi hidung tidak akan terganggu. 4.

Olfaktorius ( penciuman ) Nervus olfaktorius turun melalui lamina kribosa dari permukaan bawah

bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius

didaerah sepertiga atas hidung.8 Fisiologi hidung Hidung berfungsi sebagai jalan nafas, alat pengatur

kondisi udara ( air conditioning ), penyaring udara, indra penghidu ( olfactory ), untuk resonansi

suara , refleks nasal dan turut membantu proses bicara. 3,8 KEKERAPAN Mygind ( 1988 ), seperti

yang dikutip oleh Sunaryo ( 1998 ), memperkirakan sebanyak 30 – 60 % dari kasus rinitis sepanjang
tahun merupakan kasus rinitis vasomotor dan lebih banyak dijumpai pada usia dewasa terutama

pada wanita.10 Walaupun demikian insidens pastinya tidak diketahui.2,5 Biasanya timbul pada

dekade ke 3 – 4.3 Secara umum prevalensi rinitis vasomotor bervariasi antara 7 – 21%.5 Dalam suatu

penelitian yang dilakukan oleh Jessen dan Janzon ( 1989 ) dijumpai sebanyak 21% menderita keluhan

hidung non – alergi dan hanya 5% dengan keluhan hidung yang berhubungan dengan alergi.

Prevalensi tertinggi dari kelompok non – alergi dijumpai pada dekade ke 3.5 Sibbald dan Rink ( 1991 )

di London menjumpai sebanyak 13% dari pasien, menderita rinitis perenial dimana setengah

diantaranya menderita rinitis vasomotor.5 Sunaryo, dkk ( 1998 ) pada penelitiannya terhadap 2383

kasus rinitis selama 1 tahun di RS Sardjito Yogyakarta menjumpai kasus rinitis vasomotor sebanyak

33 kasus ( 1,38 % ) sedangkan pasien dengan diagnosis banding rinitis vasomotor sebanyak 240

kasus ( 10,07 % ). 10 ETIOLOGI Etilogi pasti rinitis vasomotor belum diketahui dan diduga akibat

gangguan keseimbangan sistem saraf otonom yang dipicu oleh zat-zat tertentu.1,2,5,11 Beberapa

faktor yang mempengaruhi keseimbangan vasomotor : 1,3,12 ©2003 Digital by USU digital library 5

1. obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis, seperti ergotamin,

chlorpromazin, obat anti hipertensi dan obat vasokonstriktor topikal. 2. faktor fisik, seperti iritasi

oleh asap rokok, udara dingin, kelembaban udara yang tinggi dan bau yang merangsang. 3. faktor

endokrin, sepeti keadaan kehamilan, pubertas, pemakaian pil anti hamil dan hipotiroidisme. 4.

faktor psikis, seperti stress, ansietas dan fatigue. PATOFISIOLOGI Sistem saraf otonom mengontrol

aliran darah ke mukosa hidung dan sekresi dari kelenjar. Diameter resistensi pembuluh darah di

hidung diatur oleh sistem saraf simpatis sedangkan parasimpatis mengontrol sekresi kelenjar. Pada

rinitis vasomotor terjadi disfungsi sistem saraf otonom yang menimbulkan peningkatan kerja

parasimpatis yang disertai penurunan kerja saraf simpatis. Baik sistem simpatis yang hipoaktif

maupun sistem parasimpatis yang hiperaktif, keduanya dapat menimbulkan dilatasi arteriola dan

kapiler disertai peningkatan permeabilitas kapiler, yang akhirnya akan menyebabkan transudasi

cairan, edema dan kongesti.5,6,13,14 Teori lain mengatakan bahwa terjadi peningkatan peptide

vasoaktif dari selsel seperti sel mast. Termasuk diantara peptide ini adalah histamin, leukotrin,

prostaglandin, polipeptide intestinal vasoaktif dan kinin. Elemen-elemen ini tidak hanya mengontrol

diameter pembuluh darah yang menyebabkan kongesti, tetapi juga meningkatkan efek asetilkolin

dari sistem saraf parasimpatis terhadap sekresi hidung, yang menyebabkan rinore. Pelepasan
peptide-peptide ini tidak diperantarai oleh Ig-E (non-Ig E mediated) seperti pada rinitis alergi.14

Adanya reseptor zat iritan yang berlebihan juga berperan pada rinitis vasomotor. Banyak kasus yang

dihubungkan dengan zat-zat atau kondisi yang spesifik. Beberapa diantaranya adalah perubahan

temperatur atau tekanan udara, perfume, asap rokok, polusi udara dan stress ( emosional atau

fisikal ).14 Dengan demikian, patofisiologi dapat memandu penatalaksanaan rinitis vasomotor yaitu

:4,14 1. meningkatkan perangsangan terhadap sistem saraf simpatis 2. mengurangi perangsangan

terhadap sistem saraf parasimpatis 3. mengurangi peptide vasoaktif 4. mencari dan menghindari zat-

zat iritan. PATOGENESIS Rinitis vasomotor merupakan suatu kelainan neurovaskular

pembuluhpembuluh darah pada mukosa hidung, terutama melibatkan sistem saraf parasimpatis.

Tidak dijumpai alergen terhadap antibodi spesifik seperti yang dijumpai pada rinitis alergi. Keadaan

ini merupakan refleks hipersensitivitas mukosa hidung yang non – spesifik. Serangan dapat muncul

akibat pengaruh beberapa faktor pemicu.10,11 1. Latar belakang 2,15 - adanya paparan terhadap

suatu iritan ! memicu ketidakseimbangan sistem saraf otonom dalam mengontrol pembuluh darah

dan kelenjar pada mukosa hidung ! vasodilatasi dan edema pembuluh darah mukosa hidung ! hidung

tersumbat dan rinore. - disebut juga “ rinitis non-alergi ( nonallergic rhinitis ) “ - merupakan respon

non – spesifik terhadap perubahan – perubahan lingkungannya, berbeda dengan rinitis alergi yang

mana merupakan respon terhadap protein spesifik pada zat allergen nya. ©2003 Digital by USU

digital library 6 - tidak berhubungan dengan reaksi inflamasi yang diperantarai oleh IgE ( IgE-

mediated hypersensitivity ) 2. Pemicu ( triggers ) : 2,11,15 - alkohol - perubahan temperatur /

kelembapan - makanan yang panas dan pedas - bau – bauan yang menyengat ( strong odor ) - asap

rokok atau polusi udara lainnya - faktor – faktor psikis seperti : stress, ansietas - penyakit – penyakit

endokrin - obat-obatan seperti anti hipertensi, kontrasepsi oral GEJALA KLINIS Gejala yang dijumpai

pada rinitis vasomotor kadang-kadang sulit dibedakan dengan rinitis alergi seperti hidung tersumbat

dan rinore. Rinore yang hebat dan bersifat mukus atau serous sering dijumpai. Gejala hidung

tersumbat sangat bervariasi yang dapat bergantian dari satu sisi ke sisi yang lain, terutama sewaktu

perubahan posisi.1,2,6,7,11 Keluhan bersin-bersin tidak begitu nyata bila dibandingkan dengan

rinitis alergi dan tidak terdapat rasa gatal di hidung dan mata.1,2,6,7 Gejala dapat memburuk pada

pagi hari waktu bangun tidur oleh karena adanya perubahan suhu yang ekstrim, udara lembab, dan

juga oleh karena asap rokok dan sebagainya.1 Selain itu juga dapat dijumpai keluhan adanya ingus
yang jatuh ke tenggorok ( post nasal drip ). 11 Berdasarkan gejala yang menonjol, rinitis vasomotor

dibedakan dalam 2 golongan, yaitu golongan obstruksi ( blockers ) dan golongan rinore ( runners /

sneezers ). Prognosis pengobatan golongan obstruksi lebih baik daripada golongan rinore. Oleh

karena golongan rinore sangat mirip dengan rinitis alergi, perlu anamnesis dan pemeriksaan yang

teliti untuk memastikan diagnosisnya.1 DIAGNOSIS Dalam anamnesis dicari faktor yang

mempengaruhi keseimbangan vasomotor dan disingkirkan kemungkinan rinitis alergi.1 Biasanya

penderita tidak mempunyai riwayat alergi dalam keluarganya dan keluhan dimulai pada usia

dewasa.1,6,11 Beberapa pasien hanya mengeluhkan gejala sebagai respon terhadap paparan zat

iritan tertentu tetapi tidak mempunyai keluhan apabila tidak terpapar.3 Pada pemeriksaan rinoskopi

anterior tampak gambaran klasik berupa edema mukosa hidung, konka hipertrofi dan berwarna

merah gelap atau merah tua ( karakteristik ), tetapi dapat juga dijumpai berwarna pucat. Permukaan

konka dapat licin atau berbenjol ( tidak rata ). Pada rongga hidung terdapat sekret mukoid, biasanya

sedikit. Akan tetapi pada golongan rinore, sekret yang ditemukan bersifat serosa dengan jumlah

yang banyak.1,7,11,12 Pada rinoskopi posterior dapat dijumpai post nasal drip. 11 Pemeriksaan

laboratorium dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan rinitis alergi. Test kulit ( skin test )

biasanya negatif, demikian pula test RAST, serta kadar Ig E total dalam batas normal. Kadang- kadang

ditemukan juga eosinofil pada sekret hidung, akan tetapi dalam jumlah yang sedikit. Infeksi sering

menyertai yang ditandai dengan adanya sel neutrofil dalam sekret.1,2,7,11 Pemeriksaan radiologik

sinus memperlihatkan mukosa yang edema dan mungkin tampak gambaran cairan dalam sinus

apabila sinus telah terlibat.1 Tabel 1. Gambaran klinis dan pemeriksaan pada rinitis vasomotor (

Dikutip dari kepustakaan 5 ) ©2003 Digital by USU digital library 7 Riwayat penyakit - Tidak

berhubungan dengan musim - Riwayat keluarga ( - ) - Riwayat alergi sewaktu anak-anak ( - ) - Timbul

sesudah dewasa - Keluhan gatal dan bersin ( - ) Pemeriksaan THT - Struktur abnormal ( - ) - Tanda –

tanda infeksi ( - ) - Pembengkakan pada mukosa ( + ) - Hipertrofi konka inferior sering dijumpai

Radiologi X – Ray / CT - Tidak dijumpai bukti kuat keterlibatan sinus - Umumnya dijumpai penebalan

mukosa Bakteriologi - Rinitis bakterial ( - ) Test alergi Ig E total - Normal Prick Test - Negatif atau

positif lemah RAST - Negatif atau positif lemah DIAGNOSIS BANDING11 1. Rinitis alergi 2. Rinitis

infeksi Rinitis alergi Rinitis vasomotor Mulai serangan Belasan tahun Dekade ke 3 – 4 Riwayat

terpapar allergen ( + ) Riwayat terpapar allergen ( - ) Etiologi Reaksi Ag - Ab terhadap rangsangan


spesifik Reaksi neurovaskuler terhadap beberapa rangsangan mekanis atau kimia, juga faktor

psikologis Gatal & bersin Menonjol Tidak menonjol Gatal dimata Sering dijumpai Tidak dijumpai Test

kulit Positif Negatif Sekret hidung Peningkatan eosinofil Eosinofil tidak meningkat Eosinofil darah

Meningkat Normal ©2003 Digital by USU digital library 8 Ig E darah Meningkat Tidak meningkat

Neurektomi n. vidianus Tidak membantu Membantu Tabel 2. Dikutip dari kepustakaan 11,12

PENATALAKSANAAN Pengobatan rinitis vasomotor bervariasi, tergantung kepada faktor penyebab

dan gejala yang menonjol. Secara garis besar, pengobatan dibagi dalam : 1-3,5,6,11-17 1.

Menghindari penyebab / pencetus ( Avoidance therapy ) 2. Pengobatan konservatif ( Farmakoterapi

) : - Dekongestan atau obat simpatomimetik digunakan untuk mengurangi keluhan hidung

tersumbat. Contohnya : Pseudoephedrine dan Phenylpropanolamine ( oral ) serta Phenylephrine dan

Oxymetazoline ( semprot hidung ). - Anti histamin : paling baik untuk golongan rinore. -

Kortikosteroid topikal mengurangi keluhan hidung tersumbat, rinore dan bersin-bersin dengan

menekan respon inflamasi lokal yang disebabkan oleh mediator vasoaktif. Biasanya digunakan paling

sedikit selama 1 atau 2 minggu sebelum dicapai hasil yang memuaskan. Contoh steroid topikal :

Budesonide, Fluticasone, Flunisolide atau Beclomethasone - Anti kolinergik juga efektif pada pasien

dengan rinore sebagai keluhan utamanya. Contoh : Ipratropium bromide ( nasal spray ) 3. Terapi

operatif ( dilakukan bila pengobatan konservatif gagal ) : - Kauterisasi konka yang hipertrofi dengan

larutan AgNO3 25% atau triklorasetat pekat ( chemical cautery ) maupun secara elektrik ( electrical

cautery ). - Diatermi submukosa konka inferior ( submucosal diathermy of the inferior turbinate ) -

Bedah beku konka inferior ( cryosurgery ) - Reseksi konka parsial atau total (partial or total turbinate

resection) - Turbinektomi dengan laser ( laser turbinectomy ) - Neurektomi n. vidianus ( vidian

neurectomy ), yaitu dengan melakukan pemotongan pada n. vidianus, bila dengan cara diatas tidak

memberikan hasil. Operasi sebaiknya dilakukan pada pasien dengan keluhan rinore yang hebat.

Terapi ini sulit dilakukan, dengan angka kekambuhan yang cukup tinggi dan dapat menimbulkan

berbagai komplikasi Simptom Jenis terapi Prosedur Obstruksi hidung Reduksi konka - Kauterisasi

konka ( chemical atau electrical ) - Diatermi sub mukosa - Bedah beku ( cryosurgery ) Reseksi konka -

Turbinektomi parsial atau total - Turbinektomi dengan laser ( laser turbinectomy ) ©2003 Digital by

USU digital library 9 Rinore Vidian neurectomy - Eksisi nervus vidianus - Diatermi nervus vidianus

Tabel 3. Terapi operatif terhadap rinitis vasomotor ( Dikutip dari kepustakaan 5 ) KOMPLIKASI 11 1.
Sinusitis 2. Eritema pada hidung sebelah luar 3. Pembengkakan wajah PROGNOSIS Prognosis dari

rinitis vasomotor bervariasi. Penyakit kadang-kadang dapat membaik dengan tiba –tiba, tetapi bisa

juga resisten terhadap pengobatan yang diberikan.11 KESIMPULAN 1. Rinitis vasomotor merupakan

suatu gangguan fisiologik neurovaskular mukosa hidung dengan gejala hidung tersumbat, rinore

yang hebat dan kadang – kadang dijumpai adanya bersin – bersin. 2. Penyebab pastinya tidak

diketahui. Diduga akibat gangguan keseimbangan sistem saraf otonom yang dipicu oleh faktor-faktor

tertentu. 3. Biasanya dijumpai setelah dewasa ( dekade ke – 3 dan 4 ). 4. Rinitis vasomotor sering

tidak terdiagnosis karena gejala klinisnya yang mirip dengan rinitis alergi, oleh sebab itu sangat

diperlukan pemeriksaan - pemeriksaan yang teliti untuk menyingkirkan kemungkinan rinitis lainnya

terutama rinitis alergi dan mencari faktor pencetus yang memicu terjadinya gangguan vasomotor. 5.

Penatalaksanaan dapat dilakukan secara konservatif dan apabila gagal dapat dilakukan tindakan

operatif. KEPUSTAKAAN 1. Elise Kasakeyan. Rinitis Vasomotor. Dalam : Soepardi EA, Nurbaiti

Iskandar, Ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit THT. Edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FK UI, 1997. h. 107 – 8.

2. Rhinitis vasomotor : http://www.icondata.com/health/pedbase/files/RHINITI1.HTM 3. Kopke RD,

Jackson RL. Rhinitis. Dalam : Byron J, Bailey JB,Ed. Otolaryngology Head and Neck Surgery.

Philadelphia: Lippincott Comp, 1993.p. 269 – 87.

RHINITIS VASOMOTOR
RHINITIS VASOMOTOR

M Sulistiawan

Rhinitis vasomotor adalah terdapatnya gangguan fisiologik lapisan


mukosa hidungyang disebabkan oleh bertambahnya aktivitas
parasimpatis.

Rinitis vasomotor adalahgangguan pada mukosa hidung yang ditandai


dengan adanya edema yang persisten danhipersekresi kelenjar pada
mukosa hidung apabila terpapar oleh iritan spesifik.
2
Kelainan inimerupakan keadaan yang non-infektif dan non-alergi. Rinitis
vasomotor disebut juga dengan
vasomotor catarrh, vasomotor

rinorrhea, nasal vasomotor instability, non spesific allergicrhinitis, non -


Ig E

mediated rhinitis
atau
intrinsic rhinitis.

ETIOLOGI :
Etiologi yang pasti belum diketahui, tetapi diduga sebagai akibat
gangguankeseimbangan fungsi vasomotor dimana sistem saraf
parasimpatis relatif lebih dominan.Keseimbangan vasomotor ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berlangsung temporer,seperti
emosi, posisi tubuh, kelembaban udara, perubahan suhu luar, latihan
jasmani dansebagainya, yang pada keadaan normal faktor-faktor tadi
tidak dirasakan sebagai gangguanoleh individu tersebut. Beberapa
faktor yang mempengaruhi keseimbangan vasomotor :1. obat-obatan
yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis, seperti
ergotamin,chlorpromazin, obat anti hipertensi dan obat vasokonstriktor
topikal.2. faktor fisik, seperti iritasi oleh asap
rokok, udara dingin, kelembaban udara yang tinggidan bau yang
merangsang.3. faktor endokrin, sepeti keadaan kehamilan,
pubertas, pemakaian pil anti hamil danhipotiroidisme.4. faktor
psikis, seperti stress, ansietas dan fatigue.
EPIDEMIOLOGI :
Mygind ( 1988 ), seperti yang dikutip oleh Sunaryo ( 1998 ),
memperkirakan sebanyak30

60 % dari kasus rinitis sepanjang tahun merupakan kasus rinitis
vasomotor dan
lebih banyak dijumpai pada usia dewasa terutama pada wanita.10 Wala
upun demikian insidens pastinya tidak diketahui.2,5 Biasanya timbul
pada dekade ke 3

4.3 Secara umum prevalensirinitis vasomotor bervariasi antara 7

21%.Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Jessen dan Janzon (
1989 ) dijumpai sebanyak21% menderita keluhan hidung non

alergi dan hanya 5% dengan keluhan hidung yang

berhubungan dengan alergi. Prevalensi tertinggi dari kelompok non



alergi dijumpai padadekade ke 3.Sibbald dan Rink ( 1991 ) di London
menjumpai sebanyak 13% dari pasien, menderita rinitis perenial dimana
setengah diantaranya menderita rinitis vasomotor.Sunaryo, dkk ( 1998 )
pada penelitiannya terhadap 2383 kasus rinitis selama 1 tahun di
RSSardjito Yogyakarta menjumpai kasus rinitis vasomotor sebanyak 33
kasus ( 1,38 % )sedangkan pasien dengan diagnosis banding rinitis
vasomotor sebanyak 240 kasus ( 10,07 %).PATOFIOLOGI :Sistem saraf
otonom mengontrol aliran darah ke mukosa hidung dan sekresi
darikelenjar. Diameter resistensi pembuluh darah di hidung diatur oleh
sistem saraf simpatissedangkan parasimpatis mengontrol sekresi
kelenjar. Pada rinitis vasomotor terjadi disfungsisistem saraf otonom
yang menimbulkan peningkatan kerja parasimpatis yang
disertai penurunan kerja saraf simpatis. Baik sistem simpatis yang hipoa
ktif maupun sistem parasimpatis yang hiperaktif, keduanya dapat menim
bulkan dilatasi arteriola dan kapilerdisertai peningkatan permeabilitas
kapiler, yang akhirnya akan menyebabkan transudasicairan, edema dan
kongesti.Peningkatan peptide vasoaktif dari sel - sel seperti sel mast.
Termasuk diantara peptide iniadalah histamin, leukotrin, prostaglandin,
polipeptide intestinal vasoaktif dan kinin. Elemen-elemen ini tidak hanya
mengontrol diameter pembuluh darah yang menyebabkan
kongesti,tetapi juga meningkatkan efek asetilkolin dari sistem saraf
parasimpatis terhadap sekresihidung, yang menyebabkan rinore.
Pelepasan peptide-peptide ini tidak diperantarai oleh Ig-E(non-Ig E
mediated) seperti pada rinitis alergi.Adanya reseptor zat iritan yang
berlebihan juga berperan pada rinitis vasomotor. Banyakkasus yang
dihubungkan dengan zat-zat atau kondisi yang spesifik. Beberapa
diantaranyaadalah perubahan temperatur atau tekanan udara, perfume,
asap rokok, polusi udara danstress ( emosional atau fisikal
).MANISFESTASI KLINIS :Gejala klinis Rhinitis Vasomotor sulit sekali
dibedakan dengan Rhinitis Alergikan namunadapun gejala klinis yang
sering dijumpai dari Rhinitis Vasomotor adalah
:1. Hidung tersumbat : diakibatkan adanya paparan terhadap suatu iritan
seperti obat

obatvasokontriktor topical yang digunakan berlebihan dapat memicu
ketidak seimbangan sistem
saraf otonom dalam mengontrol pembuluh darah pada hidung yang
mengakibatkanvasodilatasi dan edema pembuluh darah mukosa hidung
yang menyebabkan hidungtersumbat.2. Rinore : disebabkan karena
paparan terhadap suatu iritan seperti obat

obat vasokontriktortopical yang digunakan berlebihan dapat memicu
ketidak seimbangan sistem saraf otonomdalam mengontrol kelenjar
pada mukosa hidung yang mengakibatkan Rinore.DIAGNOSIS
:Gambaran pemeriksaan Rhinitis Vasomotor adalah :1. Riwayat
penyakit- Tidak berhubungan dengan musim- Riwayat keluarga ( - )-
Riwayat alergi sewaktu anak-anak ( - )- Timbul sesudah dewasa-
Keluhan gatal dan bersin ( - )2. Pemeriksaan THT- Struktur abnormal ( -
)- Tanda

tanda infeksi ( - )- Pembengkakan pada mukosa ( + )- Hipertrofi konka
inferior sering dijumpai3. RadiologiX

Ray / CT- Tidak dijumpai bukti kuat keterlibatan sinus- Umumnya
dijumpai penebalan mukosa4. Bakteriologi- Rinitis bakterial ( - )5. Test
alergia. Ig E total : didapatkan hasil Normal b. Prick Test : didapatkan
hasil Negatif atau positif lemahc. RAST : diapatkan hasil Negatif atau
positif lemahPENATALAKSANAAN :Pengobatan rhinitis vasomotor
bervariasi, tergantung dengan penyebab dan gejala yangmenonjol.
Rhinitis
Terakhir diperbarui: 15 April 2019
Ditinjau oleh: dr. Tjin Willy

Komplikasi Rhinitis - Alodokter


https://www.alodokter.com › rhinitis › komplikasi
15 Apr 2019

PENGERTIAN

GEJALA

PENYEBAB
DIAGNOSIS

PERAWATAN

KOMPLIKASI

PENCEGAHAN

Pengertian Rhinitis

Rhinitis adalah peradangan atau iritasi di lapisan dalam hidung, yang


ditandai dengan gejala berupa pilek, hidung tersumbat, dan bersin-
bersin.
Berdasarkan penyebabnya, rhinitis dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu
aktivitas, atau berat hingga mengganggu tidur bahkan tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari. Bila rhinitis terjadi secara berkepanjangan, dapat timbul
komplikasi berupa sinusitis, infeksi telinga tengah, atau polip hidung.
Penyebab Rhinitis
Rhinitis paling sering muncul akibat alergi, misalnya terhadap bulu hewan
peliharaan, serbuk sari, asap, dan debu. Selain itu, infeksi, obat-obatan, dan
perubahan cuaca juga dapat menyebabkan rhinitis.

Diagnosis Rhinitis
Untuk mendiagnosis rhinitis, dokter akan menanyakan seputar gejala dan riwayat
penyakit, serta melakukan pemeriksaan fisik. Setelah itu, dokter akan melakukan tes
alergi untuk mencari tahu ada-tidaknya alergi serta zat yang menjadi pemicu alergi.
Bila penyebabnya bukan alergi, dokter akan melakukan pemeriksaan lain, seperti
teropong hidung atau CT scan.

Pengobatan dan Pencegahan Rhinitis


Rhinitis dapat diatasi dengan irigasi atau bilas hidung dan obat pilek yang dapat
dibeli tanpa resep. Bila tidak membaik, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan
dokter. Namun yang terpenting dalam mengatasi rhinitis adalah mengobati
penyebabnya dan menghindari pemicunya
Baik karena alergi ataupun bukan alergi, rhinitis dapat menimbulkan gejala yang
sama, yaitu:

 Pilek
 Hidung tersumbat
 Gatal-gatal pada hidung
 Bersin-bersin
 Batuk
 Mata gatal dan berair
 Sakit kepala

Berat ringannya gejala bervariasi pada tiap orang, mulai dari tidak mempengaruhi
aktivitas sehari-hari, menyebabkan susah tidur, hingga tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari.

Kapan Harus ke Dokter


Rhinitis dapat diatasi dengan beristirahat dan minum obat pilek yang dijual bebas,
tetapi konsultasikan kepada dokter bila:

 Gejala tidak berkurang dalam 3 hari atau bahkan memburuk


 Muncul efek samping dari obat yang diminum

Gejala yang timbul akibat rhinitis bisa juga muncul akibat infeksi sinus (sinusitis).
Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter THT bila muncul gejala
sinusitis, seperti:

 Ingus berwarna kuning kehijauan


 Nyeri atau rasa seperti tertekan pada bagian wajah
 Penciuman terganggu

Penyebab Rhinitis

Rhinitis bisa terjadi akibat reaksi alergi dan reaksi lain di luar alergi. Berikut ini
adalah penjelasannya.

Penyebab Rhinitis Alergi


Rhinitis alergi muncul ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap suatu zat.
Zat pemicu alergi ini disebut sebagai alergen. Ada sejumlah zat yang dapat memicu
rhinitis alergi, antara lain:

 Jamur
 Serbuk sari tumbuhan
 Cairan tubuh dan sel kulit mati hewan peliharaan
 Asap
 Tungau debu

Tidak diketahui apa yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap
zat-zat tersebut, tetapi ada beberapa hal yang dapat membuat seseorang lebih
berisiko menderita rhinitis alergi, yaitu:

 Menderita penyakit alergi lain, misalnya asma.


 Memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit alergi.
 Dikandung oleh ibu yang merokok saat hamil.

Penyebab Rhinitis Nonalergi


Selain alergi, rhinitis juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik yang ada di
dalam tubuh maupun dari lingkungan.
Faktor dari lingkungan yang dapat menimbulkan rhinitis, antara lain:

 Bau yang menyengat, seperti parfum.


 Perubahan cuaca.
 Polusi udara.

Penyakit tertentu juga dapat menimbulkan rhinitis. Beberapa penyakit yang bisa
menyebabkan rhinitis adalah:

 Infeksi, misalnya infeksi virus.


 Gangguan hormon, seperti hipotiroidisme atau akromegali.
 Penyakit autoimun, seperti lupus atau sindrom Sjogren.
 Penyakit refluks asam lambung (GERD).
 Cystic fibrosis.
Selain itu, rhinitis dapat disebabkan oleh faktor gaya hidup, seperti konsumsi
minuman beralkohol dan stres; konsumsi obat-obatan, seperti obat antiinflamasi
nonsteroid atau obat hipertensi; serta adanya benda asing di dalam rongga hidung.
Risiko seseorang untuk mengalami rhinitis nonalergi bisa meningkat karena
beberapa faktor berikut ini:

 Sering terpapar asap rokok, asap kendaraan, atau asap pabrik.


 Menggunakan obat pelega hidung (dekongestan) untuk jangka lama.
 Berusia di atas 20 tahun.
 Berjenis kelamin wanita, karena wanita mengalami perubahan hormon
selama siklus menstruasi atau kehamilan

Diagnosis Rhinitis

Pada tahap awal, dokter akan menanyakan seputar gejala dan riwayat kesehatan
pasien, kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan melakukan
pemeriksaan lanjutan untuk memastikan penyebabnya, terutama alergi. Terdapat
dua tes alergi yang dapat dilakukan, yaitu:

 Tes darah
Untuk memeriksa keberadaan antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan
tubuh ketika mengalami alergi, yaitu imunoglobulin E (IgE).
 Tes kulit
Untuk mengetahui zat yang menjadi pemicu alergi (alergen), dengan cara
menusukkan jarum ke kulit di bagian lengan, yang telah diolesi berbagai jenis
alergen.

Bila ternyata rhinitis bukan disebabkan oleh alergi, dokter akan melakukan beberapa
tes lanjutan untuk mencari tahu penyebabnya, antara lain:

 Endoskopi hidung
Tes ini dilakukan oleh dokter THT untuk melihat bagian dalam hidung,
menggunakan selang tipis dengan kamera dan sinar lampu di bagian
ujungnya.
 CT scan
Tes ini dilakukan untuk melihat kondisi bagian dalam tubuh secara detail.

Perawatan Rhinitis

Untuk mengatasi rhinitis, yang terpenting adalah mengobati penyebabnya atau


menghindari pemicunya. Bila seseorang mengalami rhinitis setiap dekat dengan
hewan peliharaan, cobalah untuk lebih sering memandikan hewan tersebut, atau bila
memungkinkan, jangan memelihara hewan peliharaan.
Rhinitis yang ringan dapat diatasi dengan pengobatan sendiri di rumah, sedangkan
untuk rhinitis yang sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, disarankan untuk
berkonsultasi dengan dokter.

Perawatan Rhinitis secara Mandiri di Rumah


Rhinitis alergi ringan dapat diredakan dengan bilas hidung atau irigasi hidung, untuk
mengeluarkan zat-zat penyebab alergi atau iritasi. Irigasi hidung dilakukan
menggunakan larutan garam yang dapat dibeli secara bebas. Untuk membilas
hidung dengan larutan garam, dapat digunakan botol semprot.
Berikut ini adalah langkah-langkah melakukan irigasi hidung:

 Irigasi hidung sebaiknya dilakukan di wastafel.


 Miringkan kepala ke salah satu sisi tubuh.
 Semprotkan larutan garam secara perlahan ke dalam lubang hidung yang
berlawanan dengan sisi miring kepala.
 Setelah itu biarkan cairannya keluar dengan sendirinya dari lubang hidung
satunya.
 Sewaktu menyemprot rongga hidung, bernapaslah melalui mulut.
 Ulangi langkah di atas untuk lubang hidung yang lain.

Selain dengan irigasi hidung, rhinitis dapat diredakan dengan obat pilek dan hidung
tersumbat yang bisa dibeli tanpa resep, yaitu obat yang
berisi chlorpheniramine, pseudoephedrine, atau oxymetazoline.

Pengobatan Rhinitis oleh Dokter


Rhinitis berat atau yang sudah mengganggu aktivitas sehari-hari perlu
dikonsultasikan kepada dokter. Dokter akan memberikan obat untuk mengatasi
rhinitis, baik rhinitis alergi maupun nonalergi. Obat-obatan yang umum diberikan
adalah:

 Obat antialergi atau antihistamin


Contohnya loratadine, cetirizine, atau fexofenadine.
 Obat pelega hidung atau dekongestan
Contohnya phenylephrine.
 Obat semprot hidung
Contohnya mometasone atau ipratropium.

Rhinitis yang disebabkan oleh kelainan bentuk rongga hidung, misalnya akibat tumor
atau penyempitan saluran hidung, dapat diatasi dengan tindakan operasi untuk
memperbaiki struktur rongga hidung.

Komplikasi Rhinitis

Rhinitis yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi berupa:
 Sinusitis
Rhinitis dapat menyebabkan rongga sinus terinfeksi dan mengalami
peradangan (sinusitis).
 Infeksi telinga bagian tengah (otitis media)
Rhinitis dapat menyebabkan infeksi telinga bagian tengah karena terdapat
saluran yang menghubungkan hidung dengan telinga.
 Polip hidung
Polip hidung dapat tumbuh akibat rhinitis berkepanjangan.

Penderita rhinitis juga dapat menjadi mudah marah, mengantuk di siang hari, dan
sulit berkonsentrasi. Hal-hal ini terjadi karena tidur malam yang terganggu oleh
hidung tersumbat atau berair. Jika rhinitis terjadi pada penderita asma, kondisi asma
yang dialami bisa bertambah parah atau menjadi sering kambuh.

Pencegahan Rhinitis

Rhinitis dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor pemicunya, misalnya


menghindari debu, hewan peliharaan, atau lingkungan yang banyak polusi.
Penderita rhinitis alergi perlu mengenali dan menghindari zat-zat pemicu alergi
(alergen). Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari alergen, yaitu:

 Cuci barang-barang, seperti tirai, bantal, sprei dan sarung bantal, serta
boneka, secara rutin.
 Bersihkan permukaan barang atau perabot dalam rumah dengan kain lap
basah yang bersih.
 Jangan memasukkan pakaian yang lembap ke dalam lemari pakaian atau
menjemur pakaian di dalam ruangan tertutup.
 Pastikan rumah memiliki ventilasi yang baik.
 Jika memiliki hewan peliharaan, mandikan secara rutin, setidaknya dua
minggu
 Jangan biarkan hewan peliharaan masuk ke ruangan yang beralaskan karpet.

Jika Anda sedang berkunjung ke rumah kerabat atau teman yang memiliki hewan
peliharaan, mintalah mereka untuk tidak menyedot debu atau menyapu rumah ketika
Anda berkunjung, sebab hal tersebut akan membuat alergen beterbangan ke udara.
Terakhir diperbarui: 15 April 2019
Ditinjau oleh: dr. Tjin Willy

Rizal Zuhdy
FOLLOW

Simple medical doctor


Seorang dokter umum yang gemar berbagi informasi dan pengetahuan kesehatan.
KESEHATAN
Mengenal Penyakit Rhinitis Alergi
17 Oktober 2018 20:00 Diperbarui: 17 Oktober 2018 20:07 1316 0 0

Penyakit rhinitis alergi adalah reaksi alergi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh
bereaksi secara berlebihan terhadap zat yang telah dihirup, seperti serbuk sari, debu dan
sebagainya. Ada dua jenis rhinitis alergi, diantaranya seperti rhinitis alergi musiman (hay
fever) dan rhinitis alergi perennial yang biasanya terjadi sepanjang tahun. Hay fever
disebabkan oleh alergi yang berada di luar ruangan, sedangkan perennial rhinitis alergi
disebabkan oleh alergi yang pada umumnya berada dalam ruangan seperti debu, bulu hewan
peliharaan, dan jamur.

Gejala rhinitis alergi dapat menyerupai dingin, tapi tidak disebabkan oleh virus seperti flu.
Ketika Anda menarik nafas di saat alergi, sistem kekebalan tubuh bereaksi, kemudian
melepaskan zat yang dikenal sebagai IGES ke hidung anda. Penggunaan bahan kimia
inflamasi seperti antihistamin dapat menyebabkan hidung, sinus, atau mata menjadi gatal dan
sesak.

Review Tentang Penyakit Rhinitis Alergi


Rhinitis Alergi adalah penyakit yang sangat umum terjadi, di indonesia 5:1 orang hampir
mengalaminya . Gejalanya rhinitis alergi terjadi bisa ringan atau berat, kebanyakan orang
yang mengalami rhinitis alergi biasanya memiliki penyakit asma.

Tanda-tanda dan Gejala Penyakit rhinitis Alergi


Rhinitis alergi dapat menyebabkan banyak gejala, termasuk tanda-tanda seperti yang berikut
ini:

 Pengap, pilek,
 Bersin,
 Cairan dari hidung,
 Merah, gatal, dan berair pada mata,
 Kelopak mata bengkak,
 Gatal di mulut, tenggorokan, telinga, dan wajah,
 Sakit tenggorokan,
 Batuk kering,
 Sakit kepala, dan nyeri wajah,
 Hilangnya sebagian pendengaran, penciuman, dan rasa,
 Kelelahan, dan
 Lingkaran hitam di bawah mata.

Penyebab rhinitis Alergi


Sistem kekebalan tubuh (anti body) dirancang untuk melawan zat berbahaya seperti bakteri
dan virus. Tetapi bila Anda memiliki rhinitis alergi, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi
secara berlebih terhadap zat yang tidak berbahaya dan tak merugikan - seperti serbuk sari,
jamur, dan bulu hewan peliharaan -- yang menyerang. Serangan ini disebut reaksi alergi.

Rhinitis alergi musiman dipicu oleh serbuk sari dan spora jamur. Sumber-sumbernya adalah:

 Ragweed - alergi musiman yang paling umum (seperti musim gugur),


 Serbuk sari rumput, di akhir musim semi dan musim panas,
 Serbuk sari pohon, di musim semi,
 Jamur, jamur yang tumbuh di daun-daun kering, umumnya di musim panas dan musim gugur,
dan/ atau
 Alergi makanan.

Dikehidupan sehari-hari rhinitis alergi mungkin di sebabkan oleh:

 Bulu hewan peliharaan,


 Debu dan kutu yang ada di rumah,
 Kecoa, dan
 Jamur yang tumbuh di dinding, tanaman rumah, karpet, dan pelapis.

Faktor Risiko Rhinitis Alergi


 Alergi yang menular pada keluarga,
 Memiliki alergi lain, seperti alergi makanan atau eksim,
 Sensitif terhadap asap rokok, dan/ atau
 Mempengaruhi fungsi kejantanan.

Melakukan Diagnosa ke Dokter

Dokter akan menanyakan tentang keluarga dan sejarah pribadi tentang alergi rhinitis tersebut.
Anda mungkin diminta menjawab beberapa pertanyaan seperti berikut ini:

 Apakah gejala berubah tergantung pada waktu hari atau musim?


 Apakah Anda memiliki hewan peliharaan?
 Apakah Anda membuat perubahan diet Anda?
 Apakah Anda meminum obat ?

(Untuk melihat kode diagnosis penyakit ini dapat lihat di: Kode Diagnosis Penyakit untuk
Kepentingan BPJS)

Dokter Anda akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin juga merekomendasikan tes
kulit untuk mengetahui alergi yang anda alami. Pada tes awal, beberapa alergi kecil yang
dicurigai kulit akan di tusukan jarum atau goresan. Jika ada alergi, daerah yang dicurigai akan
menjadi bengkak dan merah. Terkadang tes darah juga akan di lakukan untuk mengetahui
lebih jauh alergi rhinitis tersebut tingkat keseriusannya

Mengenal Penyakit Rhinitis Alergi


17 Oktober 2018 20:00 Diperbarui: 17 Oktober 2018 20:07 1316 0 0

Pendiagnosaan pada anak, untuk mengetahui apakah anak-anak mengalami rhinitis alergi
dapat di analisa dengan melihat apa yang mereka rasakan. Sebagai contoh, seorang anak yang
mengalami rhinitis alergi dapat mencoba metode dengan menggoyangkan hidungnya dan
mendorongnya ke atas dengan telapak tangan anda.

Pencegahan rhinitis Alergi


Cara terbaik untuk mencegah rhinitis alergi adalah dengan menghindari terkenanya alergi
tersebut yang dapat memicu gejala rhinitis semakin berkembang. (Baca juga: Tips
menghindari alergi). Langkah-langkah berikut ini dapat membantu memecahkan solusinya.

Jika Anda memiliki demam, selama berhari-hari atau alergi pada musim yang bertekanan
udara tinggi:

 Tinggal di dalam rumah, dan menutup jendela.


 Gunakan AC di rumah Anda dan mobil.
 Hindari menggunakan kipas angin yang menghisap udara dari luar ruangan.
 Jangan menggantung cucian di luar.
 Mandi atau shower dan berganti pakaian Anda setelah berada di luar.
 Gunakan filter udara HEPA di kamar tidur Anda.

Jika Anda memiliki alergi dalam kehidupan sehari-hari solusinya adalah :

 Jangan gunakan bantal dan kasur kapuk.


 Lepas karpet dan pasang ubin atau lantai kayu. Gunakan karpet dan selalu cuci dalam air
yang sangat panas.
 Gunakan tirai bukan gorden.
 Jauhkan hewan peliharaan dari kamar tidur.
 Gunakan filter HEPA pada vacuum cleaner anda.
 Gunakan alat pembersih udara.
 Cuci selimut dan mainan seperti boneka di air yang sangat panas satu kali seminggu.

Pengobatan Rhinitis Alergi


Cara terbaik untuk menangani gejala rhinitis alergi adalah dengan mencegah
perkembangannya.

Obat-obatan seperti antihistamin, dekongestan, dan spray kortikosteroid nasal dapat


membantu mengontrol gejala rhinitis alergi. Beberapa terapi komplementer dan alternatif
juga dapat digunakan untuk mengobati gejala rhinitis alergi. Dokter pada umumnya akan
menyarankan immunotherapy, atau "suntikan alergi." Dengan pengobatan ini, Anda di
berikan suntikan rutin dengan dosis sedikit lebih besar dari dosis sebelumnya. Sistem
kekebalan tubuh anda secara bertahap harus terbiasa dengan alergi ini sehingga tidak lagi
bereaksi. Selain itu, perubahan gaya hidup dan pola makan yang baik dan sehat tentunya akan
dapat membantu mencegah gejala rhinitis alergi.
Gaya hidup

Meskipun Anda tidak bisa tinggal di rumah atau dalam ruangan selama musim kemarau,
sebaiknya gunakan AC mobil apabila sedang keluar mengendarai kendaraan dan biasakan
untuk selalu menggunakan masker saat diluar ruangan.

Untuk alergi dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat mengambil langkah-langkah sebagai
berikut:

 Singkirkan karpet dan furniture yang menumpuk.


 Cuci seprai setiap minggu dengan air yang sangat panas.
 Jangan membawa boneka mainan keluar dari kamar tidur.
 Tutup bantal dan tempat tidur dengan selimut.
 Membersihkan permukaan yang berjamur, jamur sering ditemukan dalam pendingin udara,
humidifier dan kulkas.
 Gunakan dehumidifier di dalam ruangan untuk mengurangi kelembaban kurang dari 50%.
 Memperbaiki kebocoran air dan membersihkan kerusakan air segera.
 Pastikan dapur, kamar mandi, dan ruang memiliki ventilasi yang baik.
 Memasang exhaust fan bisa membantu.

Obat-obatan

Tergantung pada jenis rhinitis alergi yang di alami, dokter pada umumnya akan
merekomendasikan obat-obatan yang sesuai dengan penyakit dan gejalanya. Jika mengalami
alergi rhinitis menetap, mungkin perlu untuk mengkonsumsi obat sesuai resep dan anjuran
yang berlaku. Apabila Anda memiliki alergi rhinitis musiman anda bisa menggunakan obat
yang telah di rekomendasikan dokter untuk mengantisipasinya
Antihistamin

Antihistamin tersedia dalam bentuk semprot mulut dan hidung, sebagai resep obat dan obat
penawar. Penawar antihistamin beraksi secara singkat dan dapat meredakan gejala ringan
maupun sedang. Bekerja dengan menghalangi pelepasan histamin dalam tubuh Anda.

Penawar antihistamin - Sertakan diphenhydramine (Benadryl), chlorpheniramine (Chlor-


Trimeton), clemastine (Tavist). Ini antihistamin yang paling lama dan dapat menyebabkan
kantuk. Loratadin (Claritin), cetrizine (Zyrtec), fexofenadine dan (Allegra) tidak
menyebabkan mengantuk seperti antihistamin yang lama.

Resep Antihistamin - Obat ini lebih lama bereaksi dari penawar antihistamin dan biasanya
diminum sekali sehari. Mereka termasuk desloratadine (Clarinex).

Dekongestan

Banyak penawar dan resep dekongestan tersedia dalam bentuk pil atau semprot hidung,
sering digunakan dengan antihistamin.
Dekongestan oral dan nasal - Sertakan Sudafed, Actifed, Afrin, Neo-Synephrine. Beberapa
dekongestan mungkin berisi pseudoephedrine, yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Orang dengan tekanan darah tinggi atau pembesaran prostat sebaiknya tidak mengambil obat
yang mengandung pseudoephedrine.

Menggunakan semprotan hidung dekongestan selama lebih dari 3 hari dapat menyebabkan "
rebound congestion," yang dapat mengakibatkan kemampatan. Hindari menggunakan
semprotan dekongestan pada hidung selama lebih dari 3 hari berturut-turut, kecuali atas
rekomendasi dari dokter. Tapi tidak dianjurkan bagi yang memiliki emfisema atau bronkitis
kronis.

Kortikosteroid hidung

Semprotan, resep ini mengurangi peradangan hidung dan membantu meringankan bersin,
gatal, dan hidung meler. Mungkin butuh beberapa hari atau seminggu untuk menunggu
perbaikan gejala tersebut.

 Beklometason (Beconase)
 Flutikason (Flonase)
 Mometason (NASONEX)
 Triacinolone (Nasacort)

Pengubah leukotriene
esep obat ini memblokir produksi leukotrien, merupakan bahan kimia inflamasi yang
diproduksi oleh tubuh. Diambil sekali sehari dan tidak menyebabkan kantuk, dan digunakan
untuk mengobati asma alergi. Pengubah leukotrien meliputi montelukast (Singulair) dan
zafirlukast (Accolate).

Cromolyn sodium (NasalCrom)

Spray penawar hidung untuk mencegah pelepasan histamin dan membantu meringankan
pembengkakan dan hidung meler. Digunakan beberapa kali sehari sebagai antisipasi sebelum
gejala tersebut menyerang.

ADVERTISING
inRead invented by Teads
Atropin Nasal

Ipratropium bromide (Atrovent) adalah resep spray hidung yang dapat membantu
meringankan hidung meler berlebih. Apabila glaukoma atau prostat yang membesar tidak
harus menggunakan Atrovent.

Obat tetes mata


Tetes mata antihistamin - meringankan kedua hidung dan gejala mata. Contohnya termasuk
azelastine, olopatadine, ketotifen, dan levocabastine

Tetes mata dekongestan - seperti fenilefrin dan naphazoline

Tetes mata dapat menyebabkan sakit kepala.

Tindakan Pencegahan Rhinitis Alergi


Beberapa peringatan dan pencegahannya adalah :

 Jangan mengambil tindakan terlalu jauh sebelum berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu
dalam menggunakan obat untuk tekanan darah, antikoagulan (pengencer darah), diuretik (pil
air), atau memiliki diabetes.
 Jangan menggunakan cordifolia Tinospora bila Anda memiliki diabetes atau penyakit
autoimun seperti rheumatoid arthritisatau penyakit Crohn.
 Jangan menggunakan astragalus jika Anda memiliki penyakit autoimun seperti rheumatoid
arthritis atau penyakit Crohn. Orang-orang yang menggunakan lithium tidak harus
menggunakan astragalus.
 Butterbur dapat berinteraksi dengan beberapa obat yang diproses oleh hati, konsultasikan dan
tanyakan kepada dokter Anda sebelum menggunakan Butterbur.
 Dengan antihistamin dapat membuat mengantuk namun harus sesuai anjuran, solusinya
adalah dengan menggunakan penutup kepala sebagai alat untuk anda menjadi mengantuk.

Anda mungkin juga menyukai