METODE ANALISIS
Kelompok 1
Disusun oleh :
FANDI WAKID
MUH KHOIRUS SAHAR
MUH IDRIS SALEH
EKO S SUPRANTO
FAHRI HEHAUSA
NELBEN KIERAHA
NOVENDI HOATA
RANTI SALIHI
TERNATE
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………
BAB 1. PENDAHULUAN
Latar belakang
Tujuan
BAB III.PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA…………………………….
PENDAHULUAN
Dalam batuan terdapat mineral-mineral yang menyusung sehigga batuan tersebut dapat
menjadi padat dan tersusun dengan rapi. Dan dengan adanya mineral akan mempertambah
cantik suatu batuan contohnya batu bacan, batu akik, batu merah delima, dan masih banyak
lagi karena adanya mineral akhirnya batuan tersebut dapat terlihat cantik dan bagus untuk di
jadikah perhiasan. Juga batuan dalam kehidupan sehaari hari kita sangat di butuhkan karena
pada jaman sekarang in manusia banyak menggunakan batuan untuk membangun rumah dan
gedung yang kita pakai sehari-hari
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui metode-metode yang digunakan dalam menentukan mineral
Untuk mengetahui alat-alat yang di gunakan dalam metode analisis
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam metode ini kita hanya menganalisi mineral dengan menggunakan mata telanjang
karena dalam metode ini biasanya hanya mensugesti mineral di batuan tersebut hanya lewat tekstur
dan warna dari batuan tersebut.
Belum dapat membuktikann 100% kadungan mineral yang terdapat dalam batuan
tersebut
Hanya bisa di lakukan oleh orang yang memiliki pengelihatan bagus atau haru bawa
kacamata dalam analisis ini bagi yang mata mines
2.2 Analisis Dengan Cara XRD Dan SEM/TEM
a. XRD
X-Ray Diffraction (XRD) merupakan salah satu analisis non-destruktif yang paling
penting untuk menganalisis semua jenis materi, mulai dari cairan, serbuk, maupun kristal. Mulai
dari penelitian, produksi, sampai rekayasa. XRD merupakan metode yang sangat diperlukan untuk
karakterisasi bahan dan kontrol kualitas.
1. Prinsip kerja
Difraksi sinar-X terjadi pada hamburan elastis foton-foton sinar-X oleh atom dalam sebuah kisi
periodik. Hamburan monokromatis sinar-X dalam fasa tersebut memberikan interferensi yang
konstruktif. Dasar dari penggunaan difraksi sinar-X untuk mempelajari kisi kristal adalah
berdasarkan persamaan
Bragg:
n.λ = 2.d.sin θ ; n = 1,2,...
Dengan λ adalah panjang gelombang sinar-X yang digunakan, d adalah jarak antara dua bidang
kisi, θ adalah sudut antara sinar datang dengan bidang normal, dan n adalah bilangan bulat yang
disebut sebagai orde pembiasan Berdasarkan persamaan Bragg, jika seberkas sinar-X di jatuhkan
pada sampel kristal, maka bidang kristal itu akan membiaskan sinar-X yang memiliki panjang
gelombang sama dengan jarak antar kisi dalam kristal tersebut. Sinar yang dibiaskan akan
ditangkap oleh detektor kemudian diterjemahkan sebagai sebuah puncak difraksi. Makin banyak
bidang kristal yang terdapat dalam sampel, makin kuat intensitas pembiasan yang dihasilkannya.
Tiap puncak yang muncul pada pola XRD mewakili satu bidang kristal yang memiliki orientasi
tertentu dalam sumbu tiga dimensi. Puncak-puncak yang didapatkan dari data pengukuran ini
kemudian dicocokkan dengan standar difraksi sinar-X untuk hampir semua jenis material. Standar
ini disebut JCPDS.
2. Kelebihan
3. Cara Kerja
Sinar-X adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 0,5-2,0 mikron. Sinar ini
dihasilkan dari penembakan logam dengan elektron berenergi tinggi. Elektron itu mengalami
perlambatan saat masuk ke dalam logam dan menyebabkan elektron pada kulit atom logam
tersebut terpental membentuk kekosongan. Elektron dengan energi yang lebih tinggi masuk ke
tempat kosong dengan memancarkan kelebihan energinya sebagai foton sinar-X.
Metode difraksi sinar X digunakan untuk mengetahui struktur dari lapisan tipis yang terbentuk.
Sampel diletakkan pada sampel holder difraktometer sinar X. Proses difraksi sinar X dimulai
dengan menyalakan difraktometer sehingga diperoleh hasil difraksi berupa difraktogram yang
menyatakan hubungan antara sudut difraksi 2θ dengan intensitas sinar X yang dipantulkan. Untuk
difraktometer sinar X, sinar X terpancar dari tabung sinar X. Sinar X didifraksikan dari sampel
yang konvergen yang diterima slit dalam posisi simetris dengan respon ke fokus sinar X. Sinar X
ini ditangkap oleh detektor sintilator dan diubah menjadi sinyal listrik. Sinyal tersebut, setelah
dieliminasi komponen noisenya, dihitung sebagai analisa pulsa tinggi. Teknik difraksi sinar x juga
digunakan untuk menentukan ukuran kristal, regangan kisi, komposisi kimia dan keadaan lain
yang memiliki orde yang sama.
Gambar microscop
SEM TEM
a. Pengertian XRF
XRF merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis komposisi kimia beserta
konsentrasi unsur-unsur yang terkandung dalam suatu sample dengan menggunakan metode
spektrometri. XRF umumnya digunakan untuk menganalisa unsur dalam mineral atau batuan.
Analisis unsur di lakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk
menganalisi jenis unsur yang terkandung dalam bahan dan analisis kuantitatif dilakukan untuk
menentukan konsentrasi unsur dalam bahan.
b. Jenis XRF
XRF ada dua 2 jenis yaitu : WDXRF ( Wave Length Dispersive XRF ) dan EDXRF (Energy
Dispersive XRF ). Secara umum perbedaan kedua alat ini adalah :
c. Prinsip kerja XRF
Analisis menggunakan XRF dilakukan berdasarkan identifikasi dan pencacahan
karakteristik sinar-X yang terjadi akibat efek fotolistrik. Efek fotolistrik terjadi karena electron
dalam atom target pada sample terkena sinar berenergi tinggi (radiasi gamma, sinar-X). berikut
penjelasanya :
1. Elektron di kulit K terpental keluar dari atom akibat dari radiasi sinar X yang datang.
Akibatnya, terjadi kekosongan/vakansi elektron pada orbital (gambar 1).
2. Elektron dari kulit L atau M “turun” untuk mengisi vakansi tersebut disertai oleh emisi
sinar X yang khas dan meninggalkan vakansi lain di kulit L atau M (gambar 2).
3. Saat vakansi terbentuk di kulit L, elektron dari kulit M or N “turun” untuk mengisi vakansi
tersebut sambil melepaskan Sinar X yang khas (gambar 3).
4. Spektrometri XRF memanfaatkan sinar-X yang dipancarkan oleh bahan yang
selanjutnya ditangkap detector untuk dianalisis kandungan unsur dalam bahan (gambar
4).
d. karakteristik sampel pada XRF
Beberapa sample yang dapat dianalisis dengan menggunakan XRF yaitu :
Tipe sample yang diperoleh dari lingkungan seperti minyak dan air
Tidak membutuhkan preparasi yang rumit
c. Sample padatan dengan batas maximum tinggi 2.5 cm dan diameter 2.5 cm
d. Presed Powder
Tipe sample yang dapat dibentuk press powder seperti batuan, semen, lumpur, alumina,
fly ash dan lain-lain
Agen pengikat seperti lilin atau selulosa dapat digunakan untuk memperkuat sample
Tipe sample yang termasuk dipreparasi seperti fused bead adalah batuan, semen, bijih
besi dan lain-lain
Sample dicmpur dengan flux. Digesti fluxing selalu penting bila dibutuhkan presisi yang
tinggi dan borat Spectromelt dapat digunakan untuk proses ini
Sample dan flux dipanaskan pada suhu ≈ 1000 oC
Permukaan harus homogen
Keunggulan XRF :
1. Mudah digunakan dan Sample dapat berupa padat, bubuk (butiran) dan cairan
2. Tidak merusak sample (Non Destructive Test), sample utuh dan analisa dapat dilakukan
berulang-ulang
3. Banyak unsur dapat dianalisa sekaligus (Na- U)
4. Konsentrasi dari ppm hingga kadar dalam %
5. Hasil keluar dalam beberapa detik (hingga beberapa menit, tergantung aplikasi)
6. Menjadi metoda analisa unsur standar dengan banyaknya metoda analisa ISO dan ASTM
yang mengacu pada analisa XRF
Kelemahan dari metode XRF :
1. Tidak dapat mengetahui senyawa apa yang dibentuk oleh unsur-unsur yang terkandung
dalam material yang akan kita teliti.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa dari metode - metode tadi yang kita bahas, itu adalah metode untuk mengetahui mineral
mineral apa saja yang terdapat di dalam batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf . Dan saya
mohon maaf apabila makalah saya ini kurang jelas atau tidak sesuai harapan ibu, maafkan saya karena saya
masih dalam proses belajar
DAFTAR PUSTAKA
http://lppt.ugm.ac.id/Posts/read/16
http://led-almasy.blogspot.co.id/2011/12/tem-dan-sem.html?m=1
http://berjuang-di,blogspot.co.id/2011/12/mineral-dan-mineralogi