Anda di halaman 1dari 19

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN HEWAN:

 Laporan diketik dengan menggunakan Font Times New Roman, ukuran


huruf 12, spasi 1,5 dengan batas margin kiri 4 cm, atas, kanan dan bawah
2,5 cm pada kertas kuarto (A4).
 Laporan terdiri atas :
Halaman Judul
I. PENDAHULUAN
a. Tujuan
b. Manfaat
II. MATERI DAN PROSEDUR KERJA
a. Materi
b. Prosedur Kerja
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil
b. Pembahasan (menggunakan pustaka untuk mendukung
argumen)
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR REFERENSI
Daftar referensi yang digunakan minimal:
- Jurnal ilmiah berbahasa Indonesia atau Inggris min. 5
- Text book berbahasa Indonesia atau Inggris min. 5
Referensi menggunakan peraturan Harvard Anglia
Gambar atau data hasil praktikum wajib dilampirkan dalam laporan

Halaman 0 dari 19
Kegiatan Praktikum I
PENGENALAN ALAT DAN KONSEP ASEPTIS

Hari : Rabu
Tanggal : 18 september 2019

Nama : Wildan Mukholladun


NIM : B1J012036
Rombongan : IV
Kelompok :1

LABORATORIUM KULTUR JARINGAN HEWAN


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN
A. Tujuan
Tujuan praktikum pengenalan alat dan konsep aseptis adalah untuk
mengetahui berbagai jenis alat yang digunakan beserta fungsinya dan untuk
mengetahui prosedur kerja secara aseptis dalam melakukan kultur jaringan hewan.

B. Manfaat
Manfaat praktikum pengenalan alat dan konsep adalah mengetahui tata cara
penyediaan bahan tanaman untuk kultur jaringan serta mengetahui tata cara
sterilisasi media biakan dan alat untuk kultur jaringan.

Halaman 2 dari 19
II. MATERI DAN PROSEDUR KERJA

A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pengenalan alat dan konsep
aseptis adalah adalah mikroskop, Laminar Air Flow Cabinet (LAFC), incubator,
enkas, autoclave, cawan petri, mikro pipet, tip, objek glass, hand counter, Bunsen,
organ culture dish, welplate, hemositometer (coloni counter), sentrifugator, oven,
freezer (kulkas), water bath.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum pengenalan alat dan konsep
aseptis adalah alcohol

B. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:


1. Modul dan alat tulis disiapkan
2. Semua peserta di bagi berdasarkan kelompoknya.
3. Perkelompok berjalan dari ruangan ke ruangan yang lain untuk mendapatkan
penjelasan tentang alat-alat dan bahan yang digunakan dalam kultur jaringan
4. Semua praktikan menulis penjelasan yang diberikan dan menanyakan apabila ada
yang kurang jelas.

Halaman 3 dari 19
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

2
1

Gambar 1. Autoclave

Keterangan Gambar:
1. Tabung autoclave tempat mnyimpan barang yang akan di sterilisasi
2. Tutur autoclave

6
3

Gambar 2. Laminar Air Flow Cabinet (LAFC)

Keterangan Gambar:
1. Penutup
2. Badan
3. Meja laminar air flow
4. Tombol pengatur
5. Kaki
6. Lubang udara
7. Kabel

3
Halaman 4 dari 19
1

Gambar 3. Enkas

Keterangan Gambar:
1. Penutup enkas
2. Kaca penutup
3. Lubang tempat memasukkan tangan
4. Pegangan
5. Badan enkas

Gambar 4.

Keterangan Gambar:
1. lensa okuler 7. Sendi inkinasi 13. Pengatur konselor
2. tabung 8. cermin
3. sekrup pengarah kasar 9. revolver
4. Sekrup pengarah halus 10. Lensa objektif
5. Pegangan 11. konselor
6. Pegangan sedia 12. Diafragma

Halaman 5 dari 19
Gambar 5. Inkubator

Keterangan Gambar:
1. Kabel Konektor. Berfungsi untuk menghubungkan arus listrik ke mesin
2. Alas. Berfungsi untuk menopang body agar tetap dalam keadaan stabil
3. Tutup. Berfungsi untuk menututup Incubator
4. Gagang. Berfungsi untuk membuka incubator
5. Body. Berfungsi untuk menopang seluruh bagian komponen
6. Monitor Suhu. Berfungsi untuk menampilkan keadaan suhu yang ada didalam
incubator
7. Tombol Set. Berfungsi untuk menetapkan program suhu yang ingin
digunakan
8. Tombol Temperatur. Berfungsi untuk mengubah dan membuat program suhu
9. Tombol Fresh Air. Berfungsi Untuk mengatur terbuka atau tertutupnya flap
udara
10. Lampu Power. Berfungsi Sebagai penanda aktifnya alat
11. Lampu Alarm. Berfungsi untuk memberikan keterangan alaram waktu
12. Lampu Heat. Berfungsi sebagai penanda bahwa incubator sedang melakukan
pemanasan
13. Tombol Power. Berfungsi untuk mengaktifkan alat
14. Alarm Set. Berfungsi untuk membuat program alarm
15. Dinding Pemanas. Berfungsi ntuk menjaga kestabilan suhu incubator
16. Wadah. Berfungsi untuk menampung media yang ingin diinkubasikan
17. Elemen. Berfungsi untuk memberikan hawa panas
18. Tutup Kaca. Berfungsi untuk menutup bagian dalam incubator
19. Flap. Berfungsi sebagai katup udara

Halaman 6 dari 19
Gambar 6. Oven

Keterangan gambar:
1. Kabel Konektor. Berfungsi Untuk menghubungkan arus listrik ke mesin
2. Gagang. Berfungsi untuk membuka oven
3. Body. Berfungsi untuk menopang seluruh bagian komponen
4. Alas. Berfungsi untuk menopang body agar tetap dalam keadaan stabil
5. Tombol ON/OFF. Berfungsi untuk mengaktifkan seluruh bagian komponen
6. Monitor Suhu. Berfungsi untuk menampilkan keadaan suhu yang ada didalam
oven
7. Monitor Waktu. Berfungsi untuk Menampilkan waktu timer
8. Monitor Flap. Berfungsi Untuk menampilkan keterangan % terbuka atau
tertutupnya katup udara
9. Dinding Pemanas. Berfungsi untuk menjaga kestabilan suhu
10. Tombol Menu. Berfungsi untuk menampilkan seluruh program
11. Flap. Berfungsi sebagai katub udara
12. Tombol Set. Berfungsi untuk menetapkan program
13. Elemen. Berfungsi untuk memberikan hawa panas
14. Monitor Program. Berfungsi untuk menampilkan program oven yang telah
kita buat pada computer
15. Monitor Alarm. Berfungsi untuk memberikan peringatan ketikan batasan
suhu terlampaui
16. Monitor Grafik. Berfungsi untuk menampilkan aktifitas penggunaan oven
17. Tutup. Berfungsi Untuk Menutup oven

Halaman 7 dari 19
Gambar 7. Hemocytometer (coloni counter)

Keterangan gambar:
1. Pinggang Kaca Pembesar. Berfungsi untuk menopang kaca pembesar agar
tetap dalam keadaan stabil
2. Kabel konektor. Berfungsi untuk menghubungkan arus listrik ke mesin
3. Kaca Pembesar. Berfungsi untuk memberikan bayangan yang kecil agar
terlihat lebih besar dan jelas.
4. Monitor Angka. Berfungsi untuk menampilkan keterangan jumlah angka
secara digital dan otomatis
5. Spidol. Berfungsi untuk memberikan keterangan hitungan terhadap sampel
yang diamati.
6. Cakram Cahaya. Berfungsi untuk menyaring cahaya agar tidak terlalu terang
pada saat pengamatan sampel
7. Penopang. Berfungsi untuk menopang cawan petri agar tetap pada posisi
yang stabil
8. Body. Berfungsi untuk menopang seluruh bagian komponen
9. Filter Udara. Berfungsi untuk menyalurkan udara ke mesin agar tetap dalam
keadaan yang tidak terlalu panas
10. Tombol ON/OFF. Berfungsi untuk mengaktifkan atau mematikan alat
11. Alas. Berfungsi untuk menobang body dan menjaga kestabilan alat
12. Klep. Berfungsi untuk mengenca ngkan pinggang kaca pembesar
13. Tombol Reset. Berfunsi untuk memulai dari awal hitungan angka
14. Lampu Cahaya.Berfungsi untuk memberikan cahaya agar mudah untuk
melakukan pengamatan

Halaman 8 dari 19
Gambar 8. Water bath

Keterangan gambar:
1. Tutup Transparan. Berfungsi untuk menutup wadah waterbath yang
digunakan untuk pengamatan media secara langsung
2. Tutup Logam. Berfungsi untuk menutup wadah waterbath yang digunakan
tampa melakukan pengamatan langsung
3. Body. Berfungsi untuk menopang seluruh bagian komponen
4. Kabel Konektor. Berfungsi untuk menghubungkan arus listrik ke mesin
5. Tombol Program Bagian Kiri. Berfungsi untuk mengaktifkan waterbath
sebelah kiri
6. Tombol Program Bagian Kanan. Berfungsi untuk mengaktifkan waterbath
sebelah kanan
7. Alas. Berfungsi untuk menopang body
8. Gagang. Berfungsi untuk mempermudah dalam memindahkan alat
9. Tombol Power. Berfungsi untuk mengaktifkan waterbath
10. Tombol Over Temperatur. Berfungsi untuk membuat program batasan suhu
tertentu
11. Monitor Suhu. Berfungsi untuk menampilkan keadaan suhu yang ada di
dalam wadah waterbath
12. Tombol Set. Berfungsi untuk mengelolah program
13. Tombol Lock. Berfungsi untuk mengunci program
14. Tombol Start. Berfungsi untuk memulai program
15. Tombol Automatic. Berfungsi untuk melakukan perbaikan alat
16. Tombol Enter. Berfungsi untuk menetapkan program
17. Tombol Magnetic Stirel. Berfungsi untuk mengaktifkan pengaduk otomatis
18. Tombol Temp. Berfungsi untuk membuat 3 program yang berbeda

Halaman 9 dari 19
Gambar 9. Mikro pipet

Keterangan gambar:
1. Plunger button/ tombol penekan, yang berfungsi untuk memompa larutan
atau cairan dengan cara menekan tombol tersebut.
2. Tips ejector button, yang berfungsi untuk melepaskan tips setelah selesai
digunakan dengan cara menekan tombol tersebut.
3. scale volume/skala volume, bagian yang menunjukkan angka/ volume
pengambilan cairan sesuai yang diinginkan. untuk mengatur volume putar-putar
bagian bawah plunger button ( pada gambar kiri )
4. Shaft/ batang ujung mikropipet, yang berfungsi untuk menghubungkan
mikropipet dengan tips.
5. Pipette tips, yang berfungsi untuk menampung larutan atau cairan yang
dipipet. Pemilihan tip sangat penting untuk menentukan keakuratan dalam
pemipetan. Penggunaan tip sebaiknya disesuaikan dengan merek yang sama
dengan pipetnya karena tidak semua pipet cocok dengan semua tip yang tersedia.

Halaman 10 dari 19
2

Gambar 10. Cawan petri

Keterangan gambar:
1. tutup cawan petri
2. badan cawan petri

Gambar 11. Bunsen

Keterangan gambar:

1. Penutup Bunsen
2. Badan Bunsen
3. Sumbu api
4. Cairan bahan bakar

Halaman 11 dari 19
2

Gambar 12. Sentrifugator

Keterangan gambar:
1. Penutup
2. Tempat meletakan specimen
3. Tombol pengatur

Halaman 12 dari 19
B. Pembahasan

Alat alat yang akan digunakan dalam praktikum kultur jaringa hewan adalah

sebagai berikut:

1. Autoclave
Autoklaf adalah sebuah alat yang digunakan untuk melakukan sterilisasi
dengan memanfaatkan panas uap air di bawah tekanan. Temperatur panas uap air
pada tekanan atmosfer hanya mencapai 100 °C. Akan tetapi, temperatur akan
meningkat dengan adanya tekanan, misalnya pada tekanan 1 bar (kira-kira 15 lb/in 2)
temperatur menjadi 121°C. Bakteri akan dibunuh pada temperatur tersebut kurang
lebih selama 15-20 menit (Collins & Lyne, 2004; Black, 2008). Autoklaf dapat
digunakan untuk sterilisasi kultur media, jarum suntik, dan larutan yang termostabil
(Cappuccino & Sherman, 2001).
Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf memiliki kisaran tekanan,
waktu dan temperatur, tergantung material yang akan disterilisasi. Tekanan yang
dipakai pada alat autoklaf berkisar antara 15-20 lb, temperatur yang diizinkan
berkisar antara 121-125 °C (250-256 °F), dan waktu yang dibutuhkan berkisar antara
15-45 menit, tergantung bahan atau material yang akan dimuat (Morello dkk., 2003).
Udara juga merupakan faktor penting yang memengaruhi keefektifan alat autoklaf.
Kehadiran udara pada muatan autoklaf akan memberi pengaruh kurang baik terhadap
penetrasi panas uap air ke kultur media (Collins & Lyne, 2004).
2. Luminary Flow
Luminary Flow adalah sebuah alat yang digunakan sebagai tempat untuk
melakukan pengujian secara aseptik (dalam keadaan steril) yang memanfaatkan dua
komponen utama yaitu melalui filtrasi udara dan sterilisasi ruang kerja menggunakan
sinar ultra violet.
3. Enkas
Enkas berfungsi untuk pengerjaan medium misalnya pada isolasi atau
penanaman bakteri dalam kondisi ruang yang aseptis agar tidak terkontaminasi
dengan udara. Cara menggunakannya adalah pada saat sebelum memasukkan media,
alat ini harus disterilkan terlebih dahulu.
4. Mikroskop
Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-
benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya

Halaman 13 dari 19
5. Inkubator
Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menginkubasi atau mengerami
suatu biakan. Inkubator menyediakan kondisi temperatur yang optimum untuk
mikroorganisme bisa melakukan pertumbuhan. Inkubator memiliki alat pengatur
suhu, sehingga temperatur dapat diatur sesuai biakan yang akan diinkubasi.
Inkubator memanfaatkan panas-kering seperti oven. Pada beberapa jenis inkubator,
kelembapan disediakan dengan memberikan air di dalam inkubator selama periode
pertumbuhan mikroba. Lingkungan yang basah memperlambat dehidrasi pada
medium sehingga menghindari kondisi lingkungan yang bias (Cappuccino &
Sherman, 2001).
6. Oven
Oven adalah alat yang digunakan pula dalam melakukan sterilisasi. Berbeda
dengan autoklaf, oven tidak memanfaatkan panas uap air untuk melakukan sterilisasi.
Oven dapat mensterilkan barang-barang dengan memanfaatkan aliran udara panas.
Aliran udara panas tersebut didapatkan secara elektrik. Barang-barang yang
disterilkan oleh oven antara lain cawan petri, labu erlenmeyer, pipet, dan objek metal
(Collins & Lyne, 2004: 45). Barang pecah belah tersebut akan tergores dan rusak
apabila diberikan panas uap air (Harley & Prescott, 2002).

Kelemahan sterilisasi menggunakan oven adalah waktu yang diperlukan


untuk melakukan sterilisasi cukup lama, yaitu sekitar dua jam. Temperatur yang
diizinkan untuk melakukan sterilisasi pada oven, berkisar antara 160-170 °C.
Apabila lebih dari 180 °C, barang yang disterilisasi akan menjadi gosong (Harley &
Prescott, 2002).

7. Hemocitometer (coloni counter)


Hemocitometer (coloni counter) adalah alat yang digunakan untuk
menghitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada suatu sampel dengan
menggunakan cara otomatis.
8. Waterbath
Waterbath adalah alat yang digunakan untuk memanaskan media agar dengan
keadaan steril dengan memanfaatkan metode uap panas basah dengan suhu 90-120
derajat cellcius
9. Mikro pipet

Halaman 14 dari 19
Mikropipet atau sering disebut dengan pipet otomatis adalah suatu alat
laboratorium yang digunakan untuk pengukuran volume yang sangat kecil secara
akurat dalam satuan µl ( mikroliter ). Mikropipet biasanya digunakan di laboratorium
biologi atau kedokteran.
10. Cawan petri
Cawan petri adalah wadah bulat dangkal, terbuat dari kaca atau plastik yang
memiliki tutup, dan menjadi kelengkapan vital di laboratorium.Cawan petri memiliki
berbagai fungsi, tetapi yang paling penting antara lain digunakan sebagai wadah
untuk perkembangan kultur sel, bakteri, serta virus yang hendak diteliti.
11. Bunsen
Bunsen merupakan alat pembakar ( burner ) pertama yang dapat
menghasilkan nyala api premix ( premix flame ). Alat ini ditemukan oleh Robert
William Bunsen (1811-1899) pada tahun 1855. Bunsen burner ini menggunakan
prinsip pengaturan aliran campuran udara-bahan bakar gas secara kontinyu. Bahan
bakar gas masuk ke dalam burner melalui saluran masuk pipa di dasar burner yang
ujung pipanya berbentuk nozzle agar bahan bakar gas langsung dapat bercampur
dengan baik dengan udara primer ( primary air ) yang masuk secara radial melalui
control ring.
12. Sentrifugator
Sentrifugator adalah alat yang digunakan untuk mempelajari struktur dan
fungsi suatu komponen sel. Prinsip kerjanya adalah dengan memisahkan atau
memfraksionasi setiap komponen sel berdasarkan berat jenis dari tiap komponen sel.
Alat tersebut memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan
mengendap dan substansi yang lebih ringan akan berada di atas. Jika kecepatan
sentrifugator semakin meningkat, komponen yang lebih ringan akan mengendap di
dasar. Komponen sel yang mengendap disebut pellet, dan komponen sel yang
tersuspensi di atasnya disebut supernatan. Pellet yang berhasil didapatkan nantinya
akan dipelajari lebih lanjut untuk diketahui fungsinya (Campbell & Reece, 2009).

Halaman 15 dari 19
Steril adalah keadaan dimana suatu objek atau benda berada di posisi aman
dan bebas dari mikroba hidup, seperti pathogen (menimbulkan penyakit)
atau apatogen / non patogen (tidak menimbulkan penyakit) dari bakteri atau material
yang akan merugikan bagi objek itu sendiri. (Jutono dkk 2000).
Pengertian sterilisasi adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan
semua jenis organisme hidup, nah dalam hal ini bisaberarti untuk menghilangkan
mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang ada pada suatu
benda. Dalam proses Sterilisasi desain untuk bisa membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme yang fungsinya untuk menjaga kebersihan suatu benda atau objek
yang akan di pakai oleh manusia. (Jutono dkk 2000).
Cara sterilisasi ada 2 yang umumnya digunakan, yaitu:

1. Terminal Sterlization (sterilisasi akhir)


Menurut PDA Technical Monograph dibagi menjadi dua, yaitu :

Overkill Method, adalah metode sterilisasi menggunakan pemanasan dengan


uap panas pada suhu 121C selama 15 menit. Penggunaan metode ini biasanya dipilih
untuk bahan-bahan yang tahan panas seperti zat anorganik. Dasar pemilihan metode
ini adalah karena lebih efisien, cepat, dan aman.

Bioburden Sterilitation, merupakan suatu metode sterilisasi yang dilakukan


dengan monitoring terkontrol dan ketat terhadap beban mikroba sekecil mungkin di
beberapa lokasi jalur produksi sebelum menjalani proses sterilisasi lanjutan dengan
tingkat sterilitas yang dipersyaratkan SAL 10 -6. Dalam metode ini digunakan suatu
zat yang dapat mengalami degradasi kandungan bila dipanaskan pada suhu yang
sangat tinggi. Sebagai contoh adalah penggunaan Dextrose yang bila dipanaskan
dapat menghasilkan senyawa Hidro Methyl Furfural (HMF) yang merupakan suatu
senyawa hepatotoksik.

2. Aseptic Processing
Metode ini merupakan metode pembuatan produk steril menggunakan
saringan dengan filter khusus untuk bahan obat steril atau bahan baku steril yang
diformulasi dan dimasukkan ke dalam kontainer steril dalam lingkungan terkontrol.
Suplai udara, material, peralatan, dan petugas telah terkontrol sedemikian hingga
kontaminasi mikroba tetap berada pada level yang dapat diterima dalam clear zone.

Halaman 16 dari 19
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat diambil kesimpulan


sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan proses kerja kultur jaringan hewan alat alat harus disiapkan
terlebih dahulu
2. Sebelum memulai kerja kultur jaringan hewan harus dilalukan sterilisasi terlebih
dahulu baik dari alat ataupun ruangan yang digunakan

B. Saran

Untuk pembagian diktat praktikumnya disarankan untuk di bagikan sebelum


acara praktikum di mulai.

Halaman 17 dari 19
DAFTAR REFERENSI

Campbell, N. A. & J. B. Reece. 2009. Biology, 8th ed.

Cappuccino, J. G. & N. Sherman. 2002. Microbiology: A laboratory manual.

Collins, C. H. & P. M. Lyne. 2004. Collins & Lyne’s microbiological methods.

Harley & Prescott. 2002. Laboratory exercises in microbiology, 5th ed.

Jutono et al 2000. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum. UGM Press. Jogjakarta.

Halaman 18 dari 19

Anda mungkin juga menyukai