Kapang
Kapang
MENTIMUN
DISUSUN OLEH
MILENIA WIDYASTUTI S
318012
BAB I PENDAHULUAN
1.1 DEFINISI
Fungi
Fungi merupakan organisme eukariotik, kemoheterotropik, dan bereproduksi secara
aseksual dan seksual. Penyusun dinding sel fungi adalah glukan dan kitin. Fungi mencerna
makanannya secara ekstraseluler dan mengabsorbsi nutrien sebagai bahan dasar metabolism
(Gandjar dkk,2006).
Fungi membutuhkan nutrien organik untuk melakukan pertumbuhan.Secara umum,
fungi memperoleh nutrien dengan menjadi saprofit atau parasit. Fungi sebagai saprofit
menyerap nutrien dari bahan organik yang telah mati kemudian diuraikan menjadi zat-zat
kimia yang lebih sederhana. Fungi sebagai parasit menyerap sebagian atau semua nutrien dari
inangnya yang masih hidup. Fungi parasit dapat menyebabkan penyakit pada organisme yang
menjadi inangnya (Deacon,2006).
Fungi termasuk ke dalam kingdom Eumycota. Fungi dibagi menjadi lima filum yaitu:
● Chytridiomycota,
● Zygomycota
● Glomeromycota
● Ascomycota
● Basidiomycota
(Deacon,2006)
Dasar pembagian filum tersebut berdasarkan alat reproduksi seksual yang dihasilkan(Hogg,2005)
Tubuh atau talus kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian yaitu miselium dan spora
(sel resisten, istirahat atau dorman).Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang
dinamakan hifa.Setiap hifa lebarnya 5-10 µm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya
berdiameter 1 µm.Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama
Seperti halnya bakteri, kapang juga dapat memberikan keuntungan bagi manusia,
namun juga dapat merugikan, salah satunya adalah penyebab kerusakan produk pangan.
Contoh bakteri yang menguntungkan adalah bakteri yang dibutuhkan dalam pemeraman keju
Roquefert dan dalam produksi kecap atau tempe. Selain itu beberapa jenis kapang
menghasilkan antibiotik yang disebut penisilin(Hogg,2005).
Kapang yang paling sering ditemukan pada daging dan unggas adalah Alternaria,
Aspergillus, Botrytis, Cladosporium, Fusarium, Geotrichum, Monilia, Manoscus, Mortierella,
Mucor, Neurospora, Oidium, Oosproa, Penicillium, Rhizopus dan Thamnidium. Kapang ini juga
dapat ditemukan di banyak makanan lainnya(Hogg,2005)..
Morfologi Kapang
Menurut morfologinya, kapang dibagi mejadi 3 macam hifa :
● Aseptat atau senosit
● tidak memiliki dinding sekat maupun
● septum.
Septat dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel
berisi nucleus tunggal, pada setiap septum terdapat pori ditengah-tengah yang memungkinkan
perpindahan nucleus dan sitoplasma dari satu ruang keruang yang lain, setiap ruang suatu hifa
yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel yang khas,
setiap ruang itu biasanya dinamakan sel.Septat dengan sel-sel multinukleat, septum membagi
hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu nukleus dalam setiap ruang(Hogg,2005).
Mengacu pada (Rahayu,1988) dari seluruh jenis kapang yang ditemukan terdapat enam
jenis yang bersifat patogen bagi manusia karena menghasilkan mikotoksin.
Jenis kapang tersebut adalah
● Trichoderma sp
● Aspergillus fumigatus
● A. Ochraceus
● A. Niger
● Penicillium citrinum,
● P. expansum.
● Kapang jenis A. fumigatus, A. niger, P. citrinum, dan P. expansum menghasilkan
aflatoksin dan sterigma
BAB II METODOLOGI
2.1 ALAT
● Inkubator
● Cawan petri
● Pipet ukur
● Pisau
● Neraca analitik
● Beacker glass
● Batang pengaduk
● Autoclaf
● Lampu spirtus
● Pipet tetes
● Blender
2.2 BAHAN
Bahan Bahan yang digunakan meliputi:
● acar mentimun varietas Hercules (diproduksi oleh PT Benih Inti Subur Intani,
Kediri)
● bawang merah varietas Filipina (Rukmana, 1996)
● gula pasir
● air
● garam
● asam cuka.
● Medium yang digunakan meliputi potato sucrose agar (PSA) dan czapeks dox
agar (CDA).
Isolasi Kapang.
Isolasi kapang dilakukan dengan metode dilution planting. Langkah yang dilakukan:
● 450 gram acar diblender, lalu 0,1 ml sampel diambil dan diinokulasikan
pada medium PSA.
● Dilakukan pula pengenceran pada tingkat 10-1 dan seterusnya, yaitu 1 ml
sampel dilarutkan dalam 9 ml air,
● kemudian diambil 0,1 ml dan diinokulasikan pada medium umum potato
sucrose agar (PSA).
● Biakan diinkubasi pada suhu 270C, selama 7 hari.
● Untuk mendapatkan isolat murni. Setiap jenis kapang yang tumbuh
diisolasi dalam agar miring PSA dan diinkubasi selama 7 hari untuk
diamati (Malloch, 1981; Pitt dalam Buckle et al., 1979). Medium yang
akan digunakan untuk isolasi diberi kloramfenikol dengan perbandingan
500 mg untuk 1 liter medium (Sutriswati, 1992).
DAFTAR PUSTAKA
Deacon, J. W. 2006. Fungal Biology. 4th ed. Blackwell Publishing
Gandjar, I., W. Sjamsuridzal, & A. Oetari. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta
Hogg, S. 2005. Essential microbiology. John Wiley & Son Ltd, Canada
Madigan, M. T., J. M. Martinko, P.V. Dunlap, & D. P. Clark. 2012. Brock’s Biology of Microorganisms. 13th
ed. Pearson Benjamin Cummings Inc., U.S.A
Pitt, J.I. & A. D. Hocking. 2009. Fungi and Food Spoilage. Springer Science + Business Media, New York:
Rukmana, R. 1996. Budidaya Bawang Merah. Yogyakarta: Kanisius
Rahayu, K. 1988. Mikrobiologi Pangan. Yogayakarta: PAU Universitas Gadjah Mada.
Sutriswati, E. 1992. Isolasi dan identifikasi jamur. Hand Out Kursus Singkat Uji Mikrobiologis Pangan
Mutakhir. Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada.