Anda di halaman 1dari 17

Putu Wijaya K

Hotel Paragon Solo, 11 Mei 2013


Pembagian Telinga

Telinga tengah

Telinga dalam

Telinga luar
Telinga luar

Liang Telinga Luar

Daun Telinga Membran Timpani


Telinga Tengah

Telinga tengah

Tulang – tulang pendengaran

Maleus – Incus - Stapes


Telinga Dalam
TELINGA BAGIAN TENGAH
 KAVUM TIMPANI

 ANTRUM TIMPANI

 TUBA EUSTACHIUS
Kavum Timpani
 Terdiri dari 3 bagian:
 Epitimpanum
 Mesotimpanum
 Hipotimpanum
 Isi kavum timpani
 Osikula: maleus, inkus, stapes
 Muskulus: tensor timpani, stapedius
 Lain-lain: ligamen, saraf (korda timpani)
Kavum Timpani
 Pada proses mendengar
 Membran timpani &
osikulae 
memperkuat
gelombang bunyi 22 kali
 M.tensor timpani &
m.stapedius 
mengurangi gelombang
bunyi yg terlalu keras
Tuba Eustachius
• Menghubungkan kavum timpani dgn nasofaring
• Fungsi: drainase, ventilasi (pertahankan tekanan udara &
oksigenasi)
• Bag. Tlg: 1/3 lateral, arah bawah, medial & anterior, selalu
terbuka
• Bag. Kartilago: 2/3 medial, terbuka jika
menelan, menguyah, menguap
• Epitel bersilia sama dgn mukosa nasofaring & kavum
timpani
• Pada bayi: lbh pendek, lebar dan horisontal
Gangguan fungsi Tuba
 Tubair catarrh Radang pada tuba
Eustachius, kelanjutan dari rhinitis
 Peradangan pada tuba Eustachius menyebabkan
gangguan sirkulasi udara pada hidung-tuba Eustachius-
cavum tympani
 Adanya tekanan negatif pada auris media, dan tekanan
diluar lebih besar maka membran timpani akan tampak
retraksi
 Membran timpani menjadi tegang dan tidak bergetar
dengan baik
Membran timpani
1. Pars tensa (tegang)
sebagain besar MT mrpkn pars tensa, terdiri dari 3
lapis:
– bagian luar lanjutan kulit liang telinga.
– di tengah jaringan ikat.
– bagian dalam yang mengarah ke telinga tengah 
lanjutan mukosa telinga tengah.
2. Pars flaksida
bagian atas gendang telinga (daerah atiq), hanya
terdiri dari dua lapis tanpa jaringa ikat di bagian
tengah.
Plika Posterior
Pars Flaksida

Pars Tensa Plika Anterior

Manubrium Mallei

Umbo

Refleks Cahaya
 Kerusakan gendang telinga berupa bolong/pecah
(perforasi) terutama disebabkan

 infeksi telinga tengah (Otitis Media),

 trauma (langsung /tidak langsung misal: tertusuk

alat pembersih kuping, suara


ledakan, menyelam, trauma kepala)
 Ruptur MT tanpa komplikasi
 hearing loss 10 – 15 dB

 Bila tekanan sangat besar  dpt merusak tulang


pendengaran  Hearing loss lebih berat

 Bila terjadi subluksasio stapes / kebocoran round window


(tulang pendengaran intak)  terjadi kebocoran labirin
 Hearing loss
Atau keduanya
 Vertigo
Traumatic perforation

fresh blood or a
blood clot on the
drum. (b)

A blow on the ear with the hand is a


common cause of traumatic
perforation
which has an irregular margin (a)
The defect is frequently slit-shaped
(c)
Penatalaksanaan
 Meredakan gejala dan sumber penyebabnya
 Laserasi MAE : antiseptik topikal + analgesik
 Antibiotik : amoksisilin 3x 500 mg, eritromisin 3x 500mg
 Perdarahan MAE : eartoilet + antiseptik + tampon steril +
analgesik
 Ruptur MT kecil : dapat sembuh sendiri, cegah infeksi
 Bila terjadi kerusakan yang berat / Ruptur menetap 
operasi (Miringoplasti )

Anda mungkin juga menyukai