Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. i

1. Latar Belakang ................................................................................................................... 1

2. Dasar Hukum ...................................................................................................................... 3

3. Tujuan Kegiatan ................................................................................................................. 3

4. Output yang Diharapkan .................................................................................................... 3

5. Struktur Materi Bimtek ...................................................................................................... 4

6. Metode Bimtek ................................................................................................................... 5

7. Narasumber ........................................................................................................................ 5

8. Peserta Kegiatan ................................................................................................................. 5

9. Waktu dan Tempat Kegiatan .............................................................................................. 6

10. Jadwal Kegiatan ................................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 8


1. Latar Belakang
Eskalasi dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini memunculkan
ekses yang kontra produktif dengan upaya pembangunan karakter bangsa. Bangsa
Indonesia saat ini sedang dihadapkan dengan masalah serius yaitu kehadiran tenaga kerja
asing di Indonesia dalam jumlah ribuan akibat globalisasi, indikasi bangkitnya kembali
gerakan partai komunis, serta memudarnya semangat nasionalisme dan patriotisme di
kalangan generasi muda khususnya para mahasiswa, akibat semakin berkembangnya
budaya budaya materialisme dan pragmatisme.
Fenomena di atas telah menggoncangkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Masyarakat Indonesia yang plural baik dalam hal keyakinan, suku, etnis,
bahasa, budaya, dan adat istiadat; sejak dahulu kala telah hidup di wilayah Indonesia
yang sangat luas, dengan penuh kedamaian, keharmonisan, kerukunan, dan keselarasan.
Mereka telah lama hidup saling menolong, saling menghormati, dan bekerja sama,
kendatipun berbeda dalam banyak hal. Kekerabatan masyarakat dibingkai oleh semangat
bhinneka tunggal ika.
Sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia tersebut saat ini sedang mengalami
kemunduran pada titik nadzir. Egoisme, sarkasme, premanisme, saling mencurigai, saling
menghujat sudah menjadi warna kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Pada saat yang
sama; kesantunan, budi pekerti luhur, supremasi hokum menjadi barang yang sangat
mahal.
Persoalan-persoalan tersebut semakin menggurita dalam kehidupan masyarakat
Indonesia, yang jika tidak dilakukan upaya-upaya yang serius dan sistematis akan
berimbas pada terkikisnya nilai-nilai ideologi bangsa yaitu Pancasila secara terus
menerus.
Kondisi-kondisi di atas menjadi tantangan tersendiri bagi mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan di perguruan tinggi saat ini, untuk melakukan revitalisasi dan
restrukturisasi kajian sebagai upaya perbaikan tatanan kehidupan masyarakat. Pendidikan
Kewarganegaraan memiliki peran yang strategis dalam hal ini. Para mahasiswa yang
merupakan kader-kader bangsa terpilih dan kelak menjadi pemimpin, harus memiliki
pemahaman dan penghayatan yang kokoh mengenai ideologi Pancasila, wawasan
kebangsaan, dan ketahan nasional serta implementasinya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Di dalam pasal 35 ayat (3) UU RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi, ditegaskan bahwa Kurikulum Pendidikan Tinggi wajib memuat Mata Kuliah a.
Agama, b. Pancasila, c. Kewarganegaraan, dan d. Bahasa Indonesia. Urgensi Pendidikan
Kewarganegaraan (Civic Education) juga ditegaskan melalui Pasal 9 ayat (2) UU RI
Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, bahwa salah satu bentuk wujud
keikutsertaan warga negara dalam bela negara adalah keikutsertaan warga negara dalam
Pendidikan Kewarganegaraan.
Hal senada juga ditegaskan dalam Perpres RI Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, bahwa capaian pembelajaran umum bagi
semua jenjang pendidikan antara lain adalah berperan sebagai warga negara yang bangga
dan cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia, menghargai keanekaragaman
budaya, menjunjung tinggi penegakkan hukum serta memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan bangsa dan masyarakat luas. Indikator-indikator tersebut
sesungguhnya adalah tujuan substantif dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Hal ini sejalan pula dengan Sembilan Agenda Prioritas atau NAWA CITA
sebagaimana tercantum dalam Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019, khususnya pada butir ke
delapan, yaitu melakukan revolusi karakter bangsa. Melalui mata kuliah Pendidikan

1
Kewarganegaraan diharapkan terwujud warga Negara yang baik yang menurut Cogan dan
Derricott (1998: 4) bercirikan “a good citizen, by contrast, not only lives decently in his
or her private life, but is also committed to participation in public life.”. Warga negara
yang baik juga akan memiliki ciri 1) a sense of identity, 2) the enjoyment of certain rights,
3) the fulfillment of corresponding obligations, 4) a degree of interest and involvement in
public affairs, and 5) an acceptance of basic societal values. (Cogan 1998: 2-3).
Persoalannya kemudian, secara substantive pelaksanaan Pendidikan
Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi masih menemui beberapa kendala. Sampai saat ini
Pendidikan Kewarganegaraan masih dalam posisi yang ambigu (Audiger, 2006: 44) yang
disebabkan status, tujuan dan ruang lingkupnya belum dipahami secara integral dengan
konteks sosial dan kesejarahan (Balkansky, et.al, 1999: 90). Permasalahan yang paling
mencolok yaitu belum jelasnya batasan materi Pendidikan Kewarganegaraan sehingga
dirasakan terlalu luas (Sapriya dan Komalasari, 2014: 2). Mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan dianggap menjenuhkan sebab materi yang diajarkan cenderung
monoton, teoretik, kognitif, bahkan verbalistik (Samsuri, 2010: 130).
Keadaan tersebut diperkuat dengan hasil penelitian bahwa pada umumnya
mahasiwa beranggapan materi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi
menjenuhkan sebab sudah didapatkan pada jenjang SD sampai SMA. Hal ini terjadi
karena belum jelasnya batasan materi Pendidikan Kewarganegaraan sehingga bahan
Pendidikan Kewarganegaraan terlalu luas dan masih lemah dalam kajian konseptual-
filosofis. Materi Pendidikan Kewarganegaraan juga masih bersifat indoktrinatif dan
terlalu menonjolkan moral behavioristik, terjadi kesenjangan antara materi pelajaran
dengan basik keilmuan dari kewarganegaraan (Nurdin dan Dahliyana, 2016).
Mengkaji lebih jauh, implementasi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan
tinggi, akan sangat berkaitan dengan program pemerintah. Untuk selanjutnya pemerintah
mengorganisir, menginterpretasikan dan menerapkan kebijakan untuk
mengimplementasikan Pendidikan Kewarganegaraan dengan pertimbangan yang selektif
(Nurdin, 2015). Apalagi pengembangan materi PKn yang diserahkan pada masing-masing
perguruan tinggi dapat menyebabkan kebingungan para pelaksana kebijakan (dosen) yang
akan mengajarkan Pendidikan Kewargenegaraan tersebut. Implikasinya, konten
perkuliahan tidak standar, berbeda antara perguruan tinggi yang satu dengan perguruan
tinggi yang lainnya sehingga spirit dan tujuan sesungguhnya dari mata kuliah PKn tidak
tercapai.
Meskipun demikian, sebenarnya pemerintah telah memberikan arahan tentang
rambu-rambu materi pokok mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan berdasarkan
ketentuan dalam Pasal 4 Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 43/Dikti/2006 yang mana
ditentukan bahwa Substansi Kajian Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
mencakupi filsafat Pancasila, identitas nasional, politik dan strategi, demokrasi Indonesia,
hak asasi manusia dan rule of law, hak dan kewajiban warga negara, geopolitik Indonesia
dan geo strategi Indonesia.
Selain hal yang terkait dengan materi perkuliahan, permasalahan lain yang muncul
dalam pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan adalah sumber daya manusia, yaitu
tenaga pendidik. Dalam penelitian yang dilakukan pada 10 (sepuluh) perguruan tinggi di
Jawa Barat, ditemukan bahwa mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan masih diampu
oleh dosen yang bukan dari latar belakang keilmuan yang relevan. (Nurdin, 2015).
Padahal ketentuan mengenai sumber daya dalam mata kuliah Pendidikan
Kewarganegeraan di Perguruan Tinggi berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti No
43/Dikti/Kep/2006 Pasal 10 Ayat (2) ditentukan bahwa persyaratan dosen mata kuliah
pengembangan kepribadian untuk Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu (1) Dosen

2
berijazah Magister (S2) Ketahanan Nasional. dan Magister (S2) Pendidikan Ilmu Sosial,
Ilmu-ilmu Sosial, Budaya, Filsafat. Kenyataan di lapangan, para dosen pengampu mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan memiliki latar belakang akademik yang beragam,
yang dalam banyak kasus background akademiknya tidak relevan untuk mengajar mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Padahal pembinaan kompetensi dosen seperti yang
dilakukan Lemhannas dalam bentuk kursus calon dosen kewarganegaraan sudah sejak
tahun 2000-an tidak dilakukan lagi, dan pelatihan dosen Pendidikan Kewarganegaraan
oleh Ditjen Dikti pun sudah lama (sekitar 10 tahun terakhir ini) tidak diselenggarakan. Di
sisi lain jumlah dosennya relatif tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa yang
mengikuti mata kuliah tersebut, sebagai akibat dari banyaknya dosen yang pensiun
sedangkan rekrutasi dosen muda tidak dilakukan secara sistemik.
Atas dasar kondisi tersebut perlu segera dilakukan revitalisasi Pendidikan
Kewarganegaraan di perguruan tinggi, melalui kegiatan pembinaan teknis (Bimtek),
sebagai upaya restrukturasi kajian konten Pendidikan Kewarganegaraan, dan peningkatan
kompetensi para pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Dasar Hukum
a. Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
b. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
c. Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia
d. Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019, Lampiran Buku I, Agenda Pembangunan
Nasional.
e. Rentra Kemenristek-Dikti
f. Standar Nasional Pendidikan Tinggi
g. SK Dirjen Dikti No 43/Dikti/2006 tentang rambu-rambu pelaksanaan mata kuliah
pengembangan kepribadian di Perguruan Tinggi.

3. Tujuan Kegiatan
Pembinaan Teknis (Bimtek) ini diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan
kompetensi Dosen Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dalam penguasaan materi
pokok perkuliahan yang menunjang proses revolusi mental dan terwujudnya warga
negara yang memiliki keyakinan kokoh terhadap Ideologi Pancasila, mempertebal rasa
kebangsaan, dan memperkokoh kecintaan kepada tanah air. Sejalan dengan itu, tujuan
bimtek ini adalah meningkatkan kompetensi dosen Pendidikan Kewarganegaraan dalam
mengembangkan materi perkuliahan, serta penguasaan metode pembelajaran yang efektif
untuk terwujudnya tujuan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

4. Output yang Diharapkan


Setelah mengikuti Bimtek ini diharapkan terjadi peningkatan kompetensi peserta
khususnya dalam bidang-bidang sebagai berikut:
a. Meningkatnya penguasaan materi Pendidikan Kewarganegaan sebagai upaya
pembentukan warga negara yang baik (good citizenship).
b. Meningkatnya kemampun pengembangan materi perkuliahan Pendidikan
Kewarganegaan, melalui kajian-kajian empirik yang kontekstual.
c. Meningkatnya penguasaan metode pembelajaran yang berbasis pada Scientific
Approach
d. Meningkatnya kemampuan mengembangkan dan meningkatkan mutu pembelajaran
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

3
5. Struktur Materi Bimtek
Materi pembinaan teknis Pendidikan Kewarganegaraan mencakupi hal-hal sebagai
berikut;
No Materi Jam Narasumber
1 Kebijakan tentang perkuliahan MKWU 1,5 Prof. Dr. Bunyamin
Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan Maftuh, M.Pd., M.A.
tinggi. (Direktur Karir dan
Kompetensi SDM)

2 Struktur materi dan konsep pengembangan 16 1) Prof. Dr. Wasino,


Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan M.Hum.
(Penguatan pemahaman Ideologi Pancasila, 2) Prof. Dr. Dasim
Budimansyah, M.Si.
isu-isu aktual kehidupan berbangsa dan
3) Dr. Hadirin
bernegara, dan sebagainya). Suryanegara, M.Ap.
4) Dr. Mukhammad
Murdiono, M.Pd.
5) Dr. Arqom
Kuswanjono
6) Dr. Encep Syarief
Nurdin, M.Pd., M.Si
7) Prof. Dr. Masrukhi,
M.Pd.
3 Praktek belajar kewarganegaraan 4 Prof. Dr. Dasim
Budimansyah, M.Si.
4 Diskusi kelompok 4,5 1) Dr. Encep Syarief
Nurdin, M.Pd., M.Si
2) Prof. Dr. Masrukhi,
M.Pd.

5 Tugas Individual (Review dokumen pustaka, 5,5 1) Prof. Dr. Dasim


review artikel jurnal dan menganalisis Budimansyah, M.Si.
persoalan konstektual tentang 2) Dr. Mukhammad
Murdiono, M.Pd.
kewarganegaraan)
3) Prof. Dr. Wasino,
M.Hum

6 Refleksi pembelajaran pendidikan 1,5 1) Dr. Encep Syarief


kewarganegaraan Nurdin, M.Pd., M.Si
2) Prof. Dr. Masrukhi,
M.Pd.

Jumlah jam 33

4
6. Metode Bimtek
Proses pembinaan teknis dosen Pendidikan Kewarganegaraan ini diselenggarakan melalui
beberapa metode berikut.
a. Ceramah Bervariasi
Setiap materi pokok disampaikan oleh narasumber dengan metode ceramah selama 30
menit, dan dilanjutkan dengan tanya jawab selama 60 menit, kemudian diakhiri
dengan kesimpulan yang disampaikan oleh moderator atau dapat juga oleh perwakilan
peserta bimtek.
b. Diskusi dan Pelatihan secara Berkelompok
Peserta bimtek dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing akan berdiskusi dan
berlatih menyeleksi materi dan isu aktual terkait dengan bidang materi yang
ditugaskan oleh penyelenggara bagi kelompoknya. Pada akhir kegiatan ini setiap
kelompok diharapkan menghasilkan pointers materi pokok dan isu aktual terkait
bidang materi yang menjadi tugas kelompok yang bersangkutan.
c. Penugasan secara individual dengan tagihan
d. Praktek pembelajaran

7. Narasumber
Dalam kegiatan pembinaan teknis Pendidikan Kewarganegaraan ini yang dijadikan nara
sumber kegiatan adalah.
a. Prof. Dr. Bunyamin Maftuh, M.Pd., M.A. (Direktur Karir dan Kompetensi SDM)
b. Prof. Dr. Wasino, M.Hum. (Universitas Negeri Semarang)
c. Prof. Dr. Dasim Budimansyah, M.Si. (Universitas Pendidikan Indonesia)
d. Dr. Hadirin Suryanegara, M.Ap. (Sesdirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti)
e. Dr. Mukhammad Murdiono, M.Pd. (Universitas Negeri Yogyakarta)
f. Dr. Arqom Kuswanjono (Universitas Gadjah Mada)
g. Dr. Encep Syarief Nurdin, M.Pd., M.Si (Universitas Pendidikan Indonesia)
h. Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd. (Universitas Muhammadiyah Semarang)

8. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan Bimtek Dosen Pendidikan Kewarganegaraan dibatasi 50 orang. Adapun
persyaratan yang harus dipenuhi antara lain:
a. Memiliki ijazah sekurang-kurang S-2,
b. Diprioritaskan lulusan Program Studi:
1) Pendidikan Kewarganegaraan
2) Pendidikan Umum
3) Pendidikan IPS (Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi)
4) Ilmu Filsafat
5) Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora
6) Ilmu Hukum
c. Pengalaman mengajar mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan sekurang-kurangnya
2 (dua) semester, diprioritaskan dosen muda dengan masa kerja paling lama 5 tahun,
d. Belum pernah mengikuti diklat/bimtek Pendidikan Kewarganegaraan.
e. Membawa hard copy rencana pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
f. Bahan tugas individual berupa dua buah artikel jurnal terkait dengan Pendidikan
Kewarganegaraan

5
9. Waktu dan Tempat Kegiatan
a. Gelombang Pertama
Kegiatan bimtek Pendidikan Kewarganegaraan ini dilaksanakan pada
Hari dan tangal : Senin-Kamis, 15-18 Mei 2017
Tempat : Palembang
Pembukaan : 14.00 – 14.30

b. Gelombang Kedua
Kegiatan bimtek Pendidikan Kewarganegaraan ini dilaksanakan pada
Hari dan tangal : Rabu-Sabtu, 12-15 Juli 2017
Tempat : Makassar
Pembukaan : 14.00 – 14.30

10. Jadwal Kegiatan

JADWAL KEGIATAN BIMTEK DOSEN


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

HARI PUKUL MATERI PEMBICARA/


NARASUMBER
I 14.00 – Pembukaan Acara Panitia
14.30
15.00 – Kebijakan tentang perkuliahan MKWU Prof. Dr. Bunyamin
16.30 Maftuh, M.Pd., M.A

16.30 – Diskusi kelas tentang pengelolaan dan Dr. Encep Syarief


18.00 pelaksanaan mata kuliah wajib umum di Nurdin, M.Pd., M.Si
Perguruan Tinggi Prof. Dr. Masrukhi,
M.Pd.
19.00 – Pancasila dalam konteks kefilsafatan Dr. Arqom Kuswanjono
20.30
21.00 – Tugas Individual 1 Prof. Dr. Dasim
23.00 Review dokumen pustaka Budimansyah, M.Si.
Dr. Mukhammad
Murdiono, M.Pd.
Prof. Dr. Wasino,
M.Hum

II 08.00 – Ideologi Pancasila sebagai identitas Prof. Dr. Masrukhi,


09.30 Nasional M.Pd.
10.00 – Politik dan Strategi Nasional Dr. Mukhammad
12.00 Murdiono, M.Pd.
12.00 - Ishoma
13.00
13.00-15.00 Diskusi kondisi aktual implementasi Dr. Encep Syarief
Pancasila Nurdin, M.Pd., M.Si
Prof. Dr. Masrukhi,
M.Pd.
15.30 – Kajian Geopolitik Indonesia Prof. Dr. Wasino,
18.00 M.Hum

6
HARI PUKUL MATERI PEMBICARA/
NARASUMBER
19.30-21.30 Kajian Geostrategi Indonesia Prof. Dr. Wasino,
M.Hum

21.30 – Tugas Individual 2 Prof. Dr. Dasim


23.00 Review jurnal Budimansyah, M.Si.
Dr. Mukhammad
Murdiono, M.Pd.
Prof. Dr. Wasino,
M.Hum
III 08.00-09.30 Demokrasi Konstitusional Indonesia Dr. Hadirin Suryane
– (Kajian Hubungan antara negara dengan gara, M.AP.
agama)
10.00-11.30 Hak dan Kewajiban Warga Negara Dr. Encep Syarief
(kewajiban bela negara melalui Nurdin, M.Pd., M.Si
pengabdian sesuai profesi)
12.30-13.30 Diskusi implementasi nilai-nilai
Dr. Encep Syarief
konstitusi dalam ketatanegaraan RI Nurdin, M.Pd., M.Si
Prof. Dr. Masrukhi,
M.Pd.
13.30-15.00 Model Pembelajaran Pendidikan Prof. Dr. Dasim
Kewarganegaraan sebagai general Budimansyah, M.Si.
education yang berbasis pada Scientific
Approach
15.30-18.00 Praktek Belajar Kewarganegaraan 1. Prof. Dr. Dasim
Budimansyah, M.Si.
19.30-21.00 Praktek Belajar Kewarganegaraan 2. Prof. Dr. Dasim
Budimansyah, M.Si.
21.00-23.00 Tugas Individual 3 Prof. Dr. Dasim
Menganalisis persoalan konstektual Budimansyah, M.Si.
tentang kewarganegaraan Dr. Mukhammad
Murdiono, M.Pd.
Prof. Dr. Wasino,
M.Hum

IV 08.00-10.00 Kerja Kelompok Dr. Encep Syarief


1. Merumuskan dan mendiskusikan Nurdin, M.Pd., M.Si
konsep dasar dan isu aktual terkait Prof. Dr. Masrukhi,
revolusi mental (karakter) bangsa. M.Pd.
2. Merumuskan dan mendiskusikan
konsep dasar dan isu aktual filsafat,
dasar dan ideologi Negara, serta etika
Pancasila.
3. Merumuskan dan mendiskusikan
konsep dasar dan isu aktual hak dan
kewajiban warga Negara khususnya
dalam bela Negara demokrasi
konstitusional, geopolitik, dan

7
HARI PUKUL MATERI PEMBICARA/
NARASUMBER
geostrategi Indonesia.

4. Merumuskan dan mendiskusikan


metode pembelajaran yang
berorientasi scientific approach
10.30-12.00 Refleksi substansi Pendidikan Dr. Encep Syarief
Kewarganegaraan Nurdin, M.Pd., M.Si
Prof. Dr. Masrukhi,
M.Pd.
12.00 Penutupan Panitia

DAFTAR PUSTAKA
Audigier, F. (2006). Interdisciplinariy at School-Teoretical and Practical Question regarding
History, Geography and Civic Education. Journal of Social Science Education. 5 (2):
37-50
Balkansky, Peter; Zahariev, Zahari; Stoyanov, Svetoslav; Stoyanova, Neli. (1999).
Challenges in Developing a New System of Civic Education in Conditions of Social
Change: Bulgaria. In: Torney-Putra, John; Schwille, John; Amedeo, Jo-Ann, eds.
Civic Education across Countries: 24 Nationals Case Studies from the IEA Civic
Education Project. Amsterdam.
Bruen, J. (2013). Civic Education and Democratic Sosialisation: From Passive Subject to
Active Citizen in Post-Communist State and Beyond. Journal of Social Science
Education. 12 (4): 43-50
Colceru, E. (2013). The Impact of Civic Education on The Civic of Romanian Youth. Journal
of Social Science Education. 12 (4): 23-28
Samsuri. (2010). Transformasi Gagasan Masyarakat Kewargaan (Civil Society) Melalui
Reformasi Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia Studi Pengembangan
Kebijakan Pendidikan Kewarganegaraan pada Jenang Pendidikan Dasar dan
Menengah Era Reformasi). Disertasi Tidak Diterbitkan. Bandung: Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Sapriya dan Komalasari, K. (2014). “Analisis Kebutuhan Kurikulum Pendidikan
Kewarganegaraan Jenjang S2 Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia”. Jurnal CIVICUS. 18 (1), 1-20.
Nurdin, Encep S.,& Dahliyana, A. (2016). Penelaahan Materi Pendidikan Kewarganegaraan
di Perguruan Tinggi sebagai Pembinaan Nasionalisme dan Patriotisme Mahasiswa.
Laporan Penelitian Pembinaan dan Pengembangan Kelompok Bidang Keilmuan.
Bandung: Tidak diterbitkan.
Nurdin, Encep S. (2015). Pengaruh Implementasi Kebijakan Pendidikan Kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi terhadap Nasionalisme dan Patriotisme Mahasiswa. Penelitian
Mandiri. Bandung: Tidak diterbitkan.

Anda mungkin juga menyukai