PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pelanggaran hak asasi manusia (HAM)saat ini memang meningkat secara cepat,
baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat. Pelanggaran-pelanggaran
tersebut seharusnya mendapatkan perhatian lebih, harus ada lembaga-lembaga yang
dapat menampung kasus pelanggaran ham tersebut. Upaya perlindungan Ham
ditekankan pada berbagai tindakan pencegahaan terhadap terjadinya pelanggaran
Ham.
Perlindungan ham terutama melalui pembentukan instrument hukum dan
kelembagaan Ham. Juga dapat melalui berbagai factor yang berkaitan dengan upaya
pencegahan pelanggaran ham yang dilakukan individu, masyarakat maupun Negara.
Menurut Sosiolog Lukman Soetrisno, indicator suatu pembangunan telah
menjalankan hak-hak asasi manusia apabila telah menunjukan indicator-indikator,
sebagai berikut.
1. Dalam bidang Politik berupa kemauan masyarakat untuk mengakui pluralism
pendapat dan kepentingan masyarakat.
2. Dalam bidang social berupa perlakuan yang sama oleh hukum antara wong cilik
dan priyayi dan toleransi dalam masyarakat terhadap perbedaan atau latar belakang
agama dan ras warga Negara indonnesia.
3. Dalam bidang ekonomi dalam bentuk tidak adanya system ekonomi yang berlaku.
Apabila ketiga indicator tersebut dipakai secara baik oleh kita, maka Indonesia akan
cenderung membaik. Akan tetapi, pelaksanaan pembangunan di Indonesia dewasa ini
dalam bidang politik, ekonomi dan social belum menampakan perubahan yang
signifikan.
1.2.Rumusan Masalah
Konsep penyelesaian ham berat dapat dilakukan juga melalui komisi kebenaran
dan rekonsiliasi/KKR. Konsep penyelesaian tersebut diambil apabila kasus
penyelesaian masalah HAM berat masa lampau tersebut telah melalui penyelidikan
secara mendalam oleh Komnas HAM tidak Prospektif dan akan banyak mengalami
banyak kendala bila diselesaikan melalui jalur pengadilan.
Upaya-upaya untuk menyelesaikan masalah HAM berat dimasa lampau
diharapkan dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan perlindungan HAM dapat
tercapai dan dapat mencegah terjadinya / terulangnya pelanggaran serupa dimasa
yang akan dating. Dengan penegakan hukum dan keadilan, maka perlindungan hak
asasi manusia warga Negara Indonesia dapat tercapai cita-cita Negara hukum dan
demokratis (democratische rechtsstaat) atau Negara demokrasiyang berdasar atas
hukum (constitutional democracy).
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dari penulisan Karya Tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hakekat dan pengertian HAM
2. Mengetahui dasar-dasar hukum yang mengatur HAM di Indonesia
3. Upaya perwujudan Perlindungan Hak Asasi Manusia di Indonesia
1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini kami dapat pembelajaraan tentang HAM yang ada di
Indonesia, dan kami dapat mengetahui ternyata masih lemahnya penegak hukum di
Indonesia, membuat kita prihatin, contohnya saja banyak pejabat yang melakukan
pelanggaran hukum sulit dijamah oleh hukum sementara pelanggaran itu dilakukan
oleh masyarakat kecil hukum itu mulai menampakan exsistensinya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian HAM
Hak asasi Manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam
kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam
deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan
tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1, pasal
28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1
Dalam teori perjanjian bernegara, adanya Pactum Unionis dan Pactum
Subjectionis. Pactum Unionis adalah perjanjian antara individu-individu atau
kelompok-kelompok masyarakat membentuik suatu negara, sedangkan pactum
unionis adalah perjanjian antara warga negara dengan penguasa yang dipiliah di
antara warga negara tersebut (Pactum Unionis). Thomas Hobbes mengakui adanya
Pactum Subjectionis saja. John Lock mengakui adanya Pactum Unionis dan Pactum
Subjectionis dan JJ Roessaeu mengakui adanya Pactum Unionis. Ke-tiga paham ini
berpenbdapat demikian. Namun pada intinya teori perjanjian ini meng-amanahkan
adanya perlindungan Hak Asasi Warga Negara yang harus dijamin oleh penguasa,
bentuk jaminan itu mustilah tertuang dalam konstitusi (Perjanjian Bernegara).
Dalam kaitannya dengan itu, HAM adalah hak fundamental yang tak dapat
dicabut yang mana karena ia adalah seorang manusia. , misal, dalam Deklarasi
Kemerdekaan Amerika atau Deklarasi Perancis. HAM yang dirujuk sekarang adalah
seperangkat hak yang dikembangkan oleh PBB sejak berakhirnya perang dunia II
yang tidak mengenal berbagai batasan-batasan kenegaraan. Sebagai konsekuensinya,
negara-negara tidak bisa berkelit untuk tidak melindungi HAM yang bukan warga
negaranya. Dengan kata lain, selama menyangkut persoalan HAM setiap negara,
tanpa kecuali, pada tataran tertentu memiliki tanggung jawab, utamanya terkait
pemenuhan HAM pribadi-pribadi yang ada di dalam jurisdiksinya, termasuk orang
asing sekalipun. Oleh karenanya, pada tataran tertentu, akan menjadi sangat salah
untuk mengidentikan atau menyamakan antara HAM dengan hak-hak yang dimiliki
warga negara. HAM dimiliki oleh siapa saja, sepanjang ia bisa disebut sebagai
manusia.
Alasan di atas pula yang menyebabkan HAM bagian integral dari kajian dalam
disiplin ilmu hukum internasional. Oleh karenannya bukan sesuatu yang kontroversial
bila komunitas internasional memiliki kepedulian serius dan nyata terhadap isu HAM
di tingkat domestik. Malahan, peran komunitas internasional sangat pokok dalam
perlindungan HAM karena sifat dan watak HAM itu sendiri yang merupakan
mekanisme pertahanan dan perlindungan individu terhadap kekuasaan negara yang
sangat rentan untuk disalahgunakan, sebagaimana telah sering dibuktikan sejarah
umat manusia sendiri. Contoh pelanggaran HAM:
1. Penindasan dan merampas hak rakyat dan oposisi dengan sewenang-
wenang.
2. Menghambat dan membatasi kebebasan pers, pendapat dan berkumpul
bagi hak rakyat dan oposisi.
3. Hukum (aturan dan/atau UU) diperlakukan tidak adil dan tidak
manusiawi.
4. Manipulatif dan membuat aturan pemilu sesuai dengan keinginan
penguasa dan partai tiran/otoriter tanpa diikut/dihadir rakyat dan oposisi.
5. Penegak hukum dan/atau petugas keamanan melakukan
kekerasan/anarkis terhadap rakyat dan oposisi di manapun.
2.2. Undang-Undang yang mengatur tentang perlindungan HAM
Dalam perjalanan sejarah kenegaraan Indonesia, pelaksanaan perlindungan
terhadap hak-hak asasi manusia telah mengalami kemajuan. Setelah pemerintah
soeharto dibentuk Komnas Ham, walaupun pelaksanaan belum semaksimal saat ini.
Berdasarkan pada tujuan Negara sebagai terkandung dalam pembukuan UUD
1945 tersebut, pada alineal IV pemukaan UUD 1945 disebutkan, bahwa Negara
Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusia pada warganya, terutama
kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya, baik jasmaniah maupun rohaniah, antara
lain berkaitan dengan hak-hak asasi dibidang politik, ekonomi, social, kebudayaan,
pendidikan, dan agama. Rincian hak-hak asasi manusia dalam pembukaan dan pasal-
pasal UUD 1945 adalah sebagai berikut.
2.2.1. Hak asasi manusia dalam pembukaan UUD 1945
Prinsip pengakuan dan jaminan Hak asasi manusia yang terdapat dalam
pembukaan UUD 1945, berbunyi sebagai berikut.
1. Alinea Pertama
“….Kemerdekaan ialah hak segala bangsa…”
Pada alinea ini memuat pengakuan hak asasi manusia atras kebebasan/ kemerdekaan
dari segala bentuk penjajahan dan penindasan bangtsa lain.
2. Alinea Kedua
“….Mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur…”
Indonesia mengakui adanya Hak Asasi manusia dalam bidang politik.
3. Alinea Ketiga
“… Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas..”
Pada kalimat tersebut menyatakan bahwa adanya pengakuan kemerdekaan bangsa
merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
4. Alinea Keempat
“…Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia…”
Alinea keempat menjelaskan tentang pengakuan kemerdekaan nasional yang
memberikan jaminan atas kesejahteraan social, menghormati kemerdekaan bangsa
didunia serta menjamin perdamaian hidup dan kesejahteraan hidup.
2.2.2 Hak Asasi Manusia dalam Batang Tubuh Undang Undang Dasar 1945
Negara Indonesia merupakan Negara yang menjungjung tinggi HAM. Hal
tersebut terlihat dalam penyusunan UUD 1945 yang beberapa pasal menjelaskan
tentang Hak-Hak warga negaranya. Hak Asasi Manusia diatur dalam Batang Tubuh
Undang-Undang tahun 1945 antara lain sebagai berikut.
a. Pasal 27
Pasal ini menerangkan bahwa Negara menjamin persamaan didalam Hukum,
Pemerintahan, dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
b. Pasal 28
Pasal ini menjamin kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pendapat
atau pikiran secara lisan maupun tulisan serta HAM.
c. Pasal 29
Pasal ini menjamin kebebasan atau kemerdekaan setiap warga Negara Indonesia
untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing.
d. Pasal 30
Pasal ini menjelaskan tentang keikut sertaan dalam usaha pembelaan Negara
e. Pasal 31
Pasal ini menerangkan jaminan setiap warga Negara untuk mendapatkan pengajaran
atau pendidikan yang layak.
f. Pasal 32
Pasal ini menerangkan jaminan tentang perlindungan budaya.
g. Pasal 33
Pasal ini menjamin kebebasan setiap warga negaranya dalam bidang ekonomi, yakni
hak-hak warga Negara dalam aktivitas perekonomian.
h. Pasal 34
i. Setiap pakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara Indonesia.
Pasal-Pasal tersebut dengan jelas menyatakan dan menjelaskan tentang Hak-Hak yang
diterima oleh detiap warga Negara.
1. Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
2. Pasal 28B
1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.
2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
3. Pasal 28C
1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia.
2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.
4. Pasal 28D
1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja.
5. Pasal 28E
1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
2) Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya.
3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.
6. Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
7. Pasal 28G
1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi.
2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.
8. Pasal 28H
1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
medapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.
9. Pasal 28 I
1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
2) Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa
pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.
3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
5) Untuk menegakan dan melindungi hak assi manusia sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan
dituangkan dalam peraturan perundangan-undangan.
Pelanggaran HAM tidak saja dapat dilakukan oleh negara (pemerintah), tetapi
juga oleh suatu kelompok, golongan, ataupun individu terhadap kelompok, golongan,
atau individu lainnya. Selama ini perhatian lebih banyak difokuskan pada pelanggaran
HAM yang dilakukan oleh negara, sedangkan pelanggaran HAM oleh warga sipil
mungkin jauh lebih banyak, tetapi kurang mendapatkan perhatian. Oleh sebab itu
perlu ada kebijakan tegas yang mampu menjamin dihormatinya HAM di Indonesia.
Hal ini perlu dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
2. Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif.
3. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam
masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat
masing-masing.
4. Memperkuat dan melakukan konsolidasi demokrasi.
Pengakuan dan jaminan atas hak asasi manusia secara tegas dicantumkan dalam
pembukuan UUD 1945, pasal-pasal dalam batang tubuh UUD 1945, serta peraturan
perundang-undangansebagai instrument Ham Nasional di Indonesia. Oleh sebab itu,
kita sebagai warga Negara Indonesia yang patuh dan taat terhadap hokum yang
berlaku harus menghargai dan menjungjung tinggi upaya-upaya penegakan HAM.
Upaya-upaya penegakan HAM yang telah dilakukan oleh pemerintah, lembaga-
lembaga Negara yang berwenang dan segenap warga masyarakat wajib kita dukung
dan kita hargai.
Bentuk-bentuk penghargaan terhadap upaya penegakan Ham dapat kita lakukan
dalam kehidupan sehari-hari, seperti dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
1. Dilingkungan keluarga:
a. Membiasakan diri hidup rukun dengan anggota keluarga
b. Menghormati tindakan orangtua dalam melindungi anak-anak
c. Menghormati tindakan orangtua dalam mendidik anak-anak
d. Menghargai dan menghormati sikap dan tindakan orang tua dalam membina
kehidupan keluarga yang sehat dan sebagainya.
2. Dilingkungan sekolah:
a. Mematuhi dan menghargai tata tertib yang dibuat oleh sekolah.
b. Menghargai upaya bapak ibu guru dalam membina dan mendidik siswa disekolah.
c. Mendukung kehidupan yang demokratis disekolah.
d. Mendukung kebiasaan hidup bersahabat, ruku dan saling menghargai
e. Menghargai dan menghormati waktu belajar dan sebagainya.
3. Dilingkungan masyarakat:
a. Menghargai dan mendukung kehidupan yang demokratis
b. Menghargai sikap yang berciri kekeluargaan dan bersatuan
c. Turut serta dalam membina kehidupan yang harmonis
d. Turut derta menjaga kehidupan y67ang tertib, aman, dan damai.
e. Turut serta dalam membantu tegaknya keadilan dan kebhenmara.
f. Bersikap jujura dalam pergaulan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan
sebagainya.
Pembentukan lembaga penegakan hak asasi manusia merupakan tindak lanjut dari
kebijakan penegakan HAM di Indonesia. Berikut lembaga-lembaga penegakan HAM
di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya.
Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang
perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam sudah
lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat dijumpai dalam
sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang merupakan sumber
ajaran normatif, juga terdapat dalam praktik kehidupan umat Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam
pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui
hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang
pengadilan HAM.
3.2 Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan
HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga
HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan
sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.
Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi
antara HAM kita dengan HAM orang lain.Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah
hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai
suatu anugerah Allah yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi.Sedangkan hakikat
Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi
manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan
dengan kepentingan umum.Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab
bersama antara individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun
Militer), dan negara.
DAFTAR PUSTAKA