Icu 4. Stroke
Icu 4. Stroke
Nama Mahasiswa :
NIM :
A. IDENTITAS PASIEN
Inisial pasien : Tn W
Usia : 58
Jenis kelamin : Laki - laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Alamat : Krandon Rt 02/2
Diagnosa medis : Stroke
No RM : 808421
Pananggung jawab
Inisial nama : Ny. M
Usia : 52 Th
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Alamat : Krandon
Hub dengan pasien : Istri
1
B. PENGKAJIAN
1. Wawancara
a. Keluhan utama : Penurunan kesadaran
(gangguan utama/terpenting yang dirasakan pasien saat dikaji
(pertama masuk ICU) : pasien mengalami penurunan kesadaran
(CGS ; E1 M1 V1 akibat hipoglikemi 40 mg/dl)
b. Riwayat penyakit sekarang : 2 hari SMRS pasien demam mengeluh tidak
enak badan kepala terasa berat, kemudian di kerik oleh istrinya. 4 jam SMRS
pasien tiba- tiba tidak sadar, ngorok. Dari IGD pasien di masukkan ke ICU.
Perjalanan penyakit sejak timbul keluhan hingga pasien meminta
pertolomngan
c. Riwayat penyakit dahulu : pasien menderita Hipertensi > 1 tahun
Penyakit yang pernah dialami sebelumnya
d. Riwayat penyakit keluarga : tidak ada keluarga yang sakit seperti pasien
Penyakit yang pernah dialami oleh keluarga, jika ada anggota keluarga yang
meninggal dunia tanyakan penyebaba kematiannya.
e. Riwayat pekerjaan : pasien bekerja sebagai pedagang Warteg di Jakarta
Situasi tempat bekerja dan lingkungan (apakah sering terpapar zat kimia,
debu, dsbnya)
f. Riwayat geografi :
Kondisi tempat tinggalnya
g. Riwayat alergi : tidak ada alergi makanan atau obat-obatan.
Kemungkinan adaya riwayat alergi terhadap cuaca, makanan, debu, obat dll
h. Kebiasaan sosial : tiap empat bulan sekali pasien di Jakarta dan empat bulan
berikutnya di Tegal (aplusan Warteg).
Kebiasaan dalam pola hidup (konsumsi makanan cepat saji, konsumsi
alcohol. Dsb)
i. Kebiasaan merokok : pasien merupakan perokok aktif sejak usia muda
Adakah ke
biasaan merokok sebelum sakit, berapa lama, berapa jumlah batang rokok
yang dihabiskan selama 1 hari
(
2
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : GCS ( E 1 M 2 V-ET )
2. Keluhan nyeri : PQRTS -
3. B1 (Breathing) pernafasan
Inspeksi : terpasang ET, lidah tidak jatuh, terdapat sekret.
Palpasi : terdapat retraksi otot paru kanan
Perkuasi :
Auskultasi : stridor
Respiratory rate : 32 x
Oksigenasi : Ventilator mode SIM V, F1O2 70%, PEEP + 5,
Dll
4. B2 (Blood) kardiovaskuler
Inspeksi : simetris
Palpasi : Ictus Cordis tak tampak
Perkuasi : Ictus Cordis tak teraba
Auskultasi : bunyi jantung I-II normal, tak ada bunyi jantung
tambahan
Heart rate : teratur
Kualitas nadi : cepat
Akral : hangat
JVP : 112 mmHg
EKG :
Dll
5. B3 (Brain) persyarafan
Tingkat kesadaran : coma
GCS : E1 M2 V-ET
Reaksi pupil : +/_, Miosis 2mm
Reflek Patologi : -
Dll :
6. B4 (Bladder) perkemihan
Distensi VU :-
Urine : .200... ml dalam ..4. jam
3
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan radiologi (thorak anterior) tanggal :
(foto jika memungkinkan & interpretasi hasil pemeriksaan)
2. EKG, tanggal :
(foto jika memungkinkan & interpretasi hasil pemeriksaan)
3. AGD, tanggal : Ph : 7,3; PCO2 : 30,6; PO2: 189,9; HCO3 : 17,3. Saturasi O2
97%; BE: -10,2 dengan interpretasi Asidosis Metabolik Terkompensasi
sebagian.
4
E. PROGRAM TERAPI
Inisial pasien
Nama obat Dosis Cara Waktu Fungsi
pemberian pemberian
1. Nexium 40 mg /12 jm
2. Dexamethason 1 amp /8 jm
3. Ecotrixon 2gr /24 jm
4. SNMC 1 amp /8 jm (drip)
5. Asering 20 tpm
6. Precedek+Ns 3,2 ml /jm
7. Lasik 20 mg /jm
8. Nebulizer 2 ml Tiap 8 jm
F. ANALISA DATA
No Tgl, jam Data Problem Etiologi
1 DO : - Bersihan jalan Akumulasi secret
DO : - KU soporkoma nafas tidak
- Terdapat sekret di ET efektif
- RR 32 x/mnt
- Suara nafas stridor.
3 DS : Gangguan Perdarahan
DO: - Kesadaran perfusi jaringan intraserebral.
soporkoma serebri
- GCS (E 1 M 2 V-ET)
- Pupil miosis 2mm
- Reaksi pupil +/-
4 DS : Resiko infeksi Prosedur invasif
DO :Keadaan umum dan bedrest total.
soporkoma
- S : 38,5
- Terpasang ET dan
infus line
- Bedrest total
- Reflek motor -/-
5
H. INTERVENSI
No Dx keperawatan NOC NIC
Bersihan jalan Respiratory status : Airway suction
Ventilation Pastikan kebutuhan oral /
1. nafas tidak efektif
Respiratory status : Airway tracheal suctioning
b/d Akumulasi patency Auskultasi suara nafas
Aspiration Control sebelum dan sesudah
secret
suctioning.
Informasikan pada klien dan
Kriteria Hasil : keluarga tentang suctioning
- Mendemonstrasikan batuk Minta klien nafas dalam
efektif dan suara nafas yang sebelum suction dilakukan.
bersih, tidak ada sianosis dan Berikan O2 dengan
dyspneu (mampu mengeluarkan menggunakan nasal untuk
sputum, mampu bernafas memfasilitasi suksion
dengan mudah, tidak ada nasotrakeal
pursed lips) Gunakan alat yang steril sitiap
- Menunjukkan jalan nafas yang melakukan tindakan
paten (klien tidak merasa Anjurkan pasien untuk istirahat
tercekik, irama nafas, frekuensi dan napas dalam setelah
pernafasan dalam rentang kateter dikeluarkan dari
normal, tidak ada suara nafas nasotrakeal
abnormal) Monitor status oksigen pasien
- Mampu mengidentifikasikan Ajarkan keluarga bagaimana
dan mencegah factor yang cara melakukan suksion
dapat menghambat jalan nafas Hentikan suksion dan berikan
oksigen apabila pasien
menunjukkan bradikardi,
peningkatan saturasi O2, dll.
Airway Management
Buka jalan nafas, guanakan
teknik chin lift atau jaw thrust
bila perlu
6
I. IMPLEMENTASI
No Hari, tanggal, Implementasi Respon
dx jam
- Mengukur TTV Data subjektif :
1. - Memposisikan pasien senyaman Data objektif :
mungkin
10
3. - memonitor TTV
- memonitor status neurologis
- melakukan reflek cahaya terhadap
pupil
- memonitor adanya peningkatan
TIK
- mempertahankan head of bed 30 0
4. - mengukur TTV
- melakukan tehnic aseptic setiap
melakukan tindakan
- lakukan personal oral care
- memonitor adanya tanda-tanda
infeksi
-
J. EVALUASI
No Hari, tanggal, Dx keperawatan SOAP
jam
Bersihan jalan nafas tidak efektif S : -
b/d Akumulasi secret. O : Kesadaran Umum lemah,
kesadaran koma dengan vital
Gangguan pertukaran gas b/d sign : TD 88/65 mmHg, Hr
Kegagalan proses difusi pada 130 x/menit, Sa02 90 %, dan
alveoli suhu 38,5°C. Leokosit 8,4
11
ribu/mmk
Gangguan perfusi jaringan serebri A : masalah belum teratasi
b/d Perdarahan intraserebral
P : Lanjutkan dan optimalkan
Resiko infeksi b/d Prosedur invasif kembali intervensi
dan bedrest total