Anda di halaman 1dari 25

RINGKASAN MATERI KULIAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

KONSEP-KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


Nama Dosen: I Made Pande Dwiana Putra, S.E., M.M., Ak

Diusulkan oleh Kelompok 1:


Gusti Ayu Intan Puspita Dewi (1707532088)/12
I Putu Artha Satria Wibawa (1707532099)/19
Kadek Rahayu Nopiani (1707532102)/21
I Made Gilang Jhuniantara (1707532104)/23
I Gusti Ayu Ngurah Pradnyadevi Utami (1707532111)/29

PROGRAM STUDI AKUNTANSI REGULER DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2019
BALI
A. Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Bisnis
Sebuah organisasi sangat bergantung terhadap sistem informasi untuk dapat
berdaya saing, dimana Informasi merupakan sekumpulan sumber daya, seperti manusia
dan peralatan. Sedangkan akuntansi merupakan suatu sistem informasi,
mengidentifikasi, mengumpulkan, memproses, dan mengkomunikasikan informasi
ekonomi mengenai suatu entitas. Sistem merupakan sekumpulan data yang saling
berkaiatan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa sistem informasi akuntansi merupakan sekumpulan sumber daya, seperti
manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangandan data lainnya
ke dalam informasi.
a. Informasi dan keputusan
Dalam sebuah organisasi akan dibentuk sekumpulan orang atau unit pengambil
keputusan untuk mengejar suati tujuan, dalam sebuah organisasi akan menerima input
dan mengolah atau mengubahnya menjadi output dalam bentuk produk dan jasa. Secara
konseptual sebuah informasi akan berguna jika mendukung suatu sistem untuk
mencapai tujuan sistem tersebut maka dari itu informasi sumber daya yang sangat
penting untuk sebuah organisasi.
Pengguna informasi akuntansi ini dapat dibagi menjadi dua kelomok yaitu
kelomok eksternal dan kelompok internal. Dalam kelompok eksternal ini pengguna
dapat menerima dan memanfaatkan output dari sistem informasi akuntansi. Sedangkan
dalam kelompok internal ini pengguna ini tergantung pada level atau jabatannya di
sebuah organisasi.
Namun dalam proses pembuatan informasi yang berguna memiliki beberapa
kendala, yaitu lingkungan suatu sistem informasi akuntansi dan struktur biaya yang
melekat dengan pengambilan keputusan pengguna. Dalam sudut pandang organisasi
informasi akuntasi dapat dikategorikan sebagai wajib dan tidak wajib.
b. Sistem Informasi
1. Pemerosesan data
Pemerosesan data elektronik (EDP) merupakan penggunaan teknologi
computer untuk menjalankanproses transaksi suatu organisasi

1
2. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) menggambarkan penggunaan computer
untuk menyediakan informasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan
manejer. Subsistem SIM Fungsional banyak organisasi yang menerapkan
konsep SIM dalam area fungsional dalam organisasi. Sistem informasi
pemanufakturan merupakan SIM yang menyediakan informasi untuk
digunakan oleh fungsi produksi. Sistem informasi daya menusia adalah SIM
yang menyediakan informasi yang berguna untuk fungsi personalia atau sumber
daya manusia.
3. Sistem Pendukung Keputusan,
Sistem pendukung keputusan (DSS) dimana dalam sistem keputusan (DSS)
data diproses kedalam format pengambilan keputusan untuk memudahkan
pengguna. DSS dirancang untuk melayani kebutuhan informasi yang tidak
rutin, spesifik, dan khusus sedangkan sistem DP dirancang untuk melayaniu
kebutuhan informasi secara umum.
4. Sistem pakar,
Sistem pakar (ES) adalah informasi yang berdasarkan pengetahuan mengenai
area aplikasi tertentu sehingga sistem tersebut dapat bertindak sebagai
konsultan ahli bagi pengguna akhir.
5. Sistem Informasi Eksekutif
Sistem Informasi Eksekutif (EIS) dikaitkan dengan banyaknya informasi yang
berasal dari sumber lain di luar sistem informasi yang digunakan oleh manager
puncak untuk kebutuhan informasi stratejik. Maka dari itu EIS ini
mememungkinkan dan mempermudah manajer puncak dalam mengakses
informasi tertentu yang telah diolah oleh sistem informasi organisasi , dimana
informasi ini merupakan factor kunci yang telah diidentifikasisebagai informasi
kritis bagi sukses organisasi.
6. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan sistem berbasis computer yang
dirancang untuk mentranformasi data akuntansi menjadi informasi.

2
B. Proses Bisnis
Proses bisnis adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan yang
melibatkan data, unit organisasi, dan suatu urutan waktu yang logis. Proses bisnis selalu
dipicu oleh kejadian ekonomi. Berikut ini adalah sembilan kelompok proses bisnis
dasar.
1) Logistik penjualan inbound (persediaan, pengendalian, retur ke pemasok).
2) Logistik penjualan outbound (pemrosesan order penjualan, pengiriman
pesanan, pengumpulan piutang).
3) Operasi (mesin, perakitan, pengepakan, dan lain-lain)
4) Pemasaran (periklanan, promosi, penawaran, dan lain-lain)
5) Jasa (instalasi, reparasi, layanan purnajual, dan lain-lain)
6) Prokuremen (pembelian, pemesanan, evaluasi penawaran dari pemasok, dan
lain-lain)
7) Pengembangan teknologi (sumber daya dan pengembangan)
8) Organisasi dan manajemen manusia (rekrutmen, pelatihan, dan lain-lain)
9) Infrastruktur perusahaan (akuntansi, perencanaan dan pengendalian bisnis,
pengelolaan modal, dan lain-lain).
Lima proses yang pertama merupakan proses bisnis primer, yaitu proses bisnis
yang melibatkan aktivitas secara langsung menambah nilai bagi produk perusahaan.
Sementara empat proses yang tersisa termasuk proses bisnis pendukung, yaitu proses
bisnis yang melibatkan aktivitas yang tidak sescara langsung menambah nilai bagi
produk, singkatnya proses bisnis pendukung hanya mendukung proses bisnis primer.
Proses bisnis primer dan pendukung membentuk rantai nilai secara kolektif.
Rantai nilai adalah suatu cara pandang aktivitas perusahaan sedemikian rupa sehingga
memudahkan menilai keunggulan kompetitif perusahaan. Rantai nilai membagi
aktivitas ke dalam bagian-bagian sehingga setiap aktivitas secara individu dapat
dioptimalkan dalam rangka mencapai tujuan dan strategi organisasi.

3
C. Siklus Pemrosesan Transaksi
Aktivitas perusahaan dalam suatu organisasi juga dapat dipandang dengan cara
yang berbeda, yaitu dengan pendekatan siklus transaksi. Siklus transaksi secara
tradisional mengelompokkan aktivitas suatu bisnis ke dalam empat siklus aktivitas
bisnis. Keempat siklus tersebut adalah:
1. Siklus pendapatan. Kejadian yang terkait dengan distribusi barang dan jasa ke
entitas lain dan pengumpulan kas yang terkait dengan distribusi tersebut.
2. Siklus pengeluaran. Kejadian yang terkait dengan perolehan barang dan jasa
dari entitas lain serta pelunasan kewajiban terkait dengan perolehan barang dan
jasa tersebut.
3. Siklus produksi. Kejadian yang terkait dengan transformasi sumber daya
menjadi barang dan jasa.
4. Siklus keuangan. Kejadian yang terkait dengan akuisisi dan pengelolaan dana,
termasuk kas.
Siklus pemrosesan transaksi terdiri dari satu atau lebih sistem aplikasi. Sistem
aplikasi memproses transaksi yang saling terkait secara logis. Siklus pendapatan
perusahaan biasanya mencakup sistem aplikasi untuk merekam pesanan konsumen,
membuat tagihan, merekam piutang dagang, dan membuat laporan penjualan. Siklus
pengeluaran biasanya mencakup sistem aplikasi untuk memilih vendor, membeli
barang atau jasa, merekam utang dagang, dan merekam penggajian karyawan. Siklus
produksi biasanya mencakup aplikasi untuk mengendalikan produksi, membuat
laporan produksi, menentukan harga produk, mengendalikan pęrsediaan, dan merekam
aktiva tetap, Siklus keuangan perusahaan biasanya mencakup sistem aplikasi yang
terkait dengan pengelolaan dan pengendalian kas, pengelolaan utang, serta administrasi
restitusi dan dana pensiun karyawan.
Pada model siklus transaksi, selain keempat siklus tersebut, ada siklus kelima,
yaitu siklus pelaporan keuangan. Siklus pelaporan keuangan bukan merupakan suatu
siklus operasi. Siklus ini mendapatkan data akuntansi dan data operasi dari siklus-
siklus yang lain serta memproses data tersebut sedemikian rupa sehingga laporan
keuangan dapat disajikan. Kesesuaian penyajian laporan keuangan dengan prinsip

4
akuntansi yang berlaku umum memerlukan banyak jurnal penyesuaian dan penilaian,
Penilaian dan jurnal penyesuaian ini tidak semata-mata berasal dari transaksi
pertukaran yang terjadi dalam aktivitas bisnis, misalnya depresiasi dan penghitungan
kurs valuta asing. Aktivitas semacam ini merupakan bagian dari siklus pelaporan
keuangan perusahaan.

Proses Pengendalian Internal


Barangkali aspek yang paling penting dari sistem informasi akuntansi adalah
perannya dalam proses pengendalian internal organisasi. Istilah proses pengendalian
internal mengindikasikan tindakan yang diambil dalam suatu organisasi untuk
mengatur dan mengarahkan aktivitas dalam organisasi tersebut.
Banyak informasi yang dibutuhkan oleh manajemen untuk mengendalikan
keuangan dan operasi berasal dari sistem informasi akuntansi. Salah satu tanggung
jawab utama manajemen adalah stewardship. Manajemen harus melindungi sumber
daya organisasi dari kemungkinan kerugian, baik kerugian karena kecurangan yang
disengaja seperti pencurian maupun kecerobohan penggunaan bahan baku dan bahan
habis pakai, pemberian kredit yang terlalu agresif, kegagalan untuk membeli bahan
baku dari pemasok yang menawarkan harga yang paling murah, ketidakefisienan
karyawan, dan lain sebagainya.
Pengendalian memastikan bahwa kebijakan dan arahan manajemen dijalankan
secara semestinya. Pada organisasi yang besar, manajemen berada jauh dari aktivitas
operasi perusahaan. Sebagai pengganti kehadiran, manajemen harus mengandalkan diri
pada berbagai teknik pengendalian untuk mengimplementasikan keputusannya dan
tujuan organisasi, serta untuk mengatur aktivitas yang menjadi tanggung jawab utama
manajer. Pengendalian mencakup rentang aktivitas yang cukup luas, seperti
pengawasan kuantitas persediaan, konsumsi bahan habis pakai dalam proses produksi
maupun dalam kegiatan administrasi, serta pembayaran tagihan dalam periode
potongan. Pengendalian internal yang baik merupakan faktor kunci pengelolaan
organisasi yang efektif.

5
Elemen Proses Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan satu proses yang dirancang untuk
menyediakan keyakinan yang rasional atas tercapainya tujuan (1) reliabilitas pelaporan
keuangan, (2) efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan, dan (3) kesesuaian
organisasi dengan aturan serta regulasi yang ada. Proses pengendalian internal
organisasi terdiri dari lima elemen: lingkungan pengendalian, pengukuran risiko,
aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pengawasan.
Pengendalian internal melibatkan penataan tanggungjawab dalam organisasi.
Setiap orang mesti bertanggung jawab untuk setiap tugas atau pekerjaan tertentu. Ada
dua alasan yang mendasari hal ini: pertama, tanggung jawab harus diberikan secara
jelas sehingga memudahkan identifikasi area yang bermasalah; kedua, sekali karyawan
memahami cakupan tanggung jawab mereka, mereka akan cenderung bekerja lebih
keras untuk menjalankan tanggung jawab yang telah dipercayakan kepada mereka.
Pengendalian internal juga menuntut adanya pencatatan yang memadai dalam
upaya menjaga kekayaan perusahaan dan menganalisis pelaksanaan tanggung jawab.
Dokumentasi yang baik berarti catatan tersebut harus dilaksanakan oleh semua pihak
yang terlibat di dalam sebuah transaksi. Konsekuensinya, semua catatan harus
memungkinkan adanya pengecekan antar-area pertanggungjawaban. Tanggung jawab
untuk satu transaksi yang berhubungan harus dibagi-bagi. Dalam proses, satu area
pertanggungjawaban akan mengecek pekerjaan area lain, demikian pula sebaliknya.
Orang yang bertanggung jawab atas penyimpanan kekayaan seharusnya tidak
bertanggung jawab untuk mencatat kekayaan tersebut. Karyawan akan enggan
melakukan penyalahgunaan kekayaan perusahaan jika menyadari bahwa ada pihak lain
yang mencatat apa dan berapa banyak yang mereka pakai. Adanya kegiatan saling
mengecek ini tidak berarti harus ada duplikasi pekerjaan, walaupun dalam banyak
kasus, beberapa duplikasi tidak dapat dihindarkan. Idealnya, satu tugas dipecah-pecah
sedemikian rupa sehingga secara alamiah akan tercipta situasi saling mengecek.
Sebagai contoh, catatan persediaan yang dikelola oleh sistem aplikasi
persediaan menciptakan akuntabilitas barang yang ada di gudang. Penghitungan fisik
persediaan yang dilakukan secara periodik dapat berguna untuk menyingkapkan

6
kemungkinan adanya kehabisan persediaan atau kesalahan dalam catatan persediaan.
Tambahan lagi, kesadaran karyawan persediaan bahwa catatan mereka suatu saat akan
dicek dengan adanya penghitungan fisik, akan memotivasi mereka untuk bekerja
dengan lebih teliti dan hati-hati. Karyawan persediaan akan bertanggung jawab atas
keakuratan penghitungan barang yang diterima karena menyadari bahwa laporan
penerimaan barang akan menjadi dasar pencatatan persediaan yang harus dijaga oleh
karyawan gudang.

Pemisahan Fungsi-Fungsi Akuntansi


Pemisahan tugas penting untuk memastikan bahwa tidak ada individu atau
departemen yang mengelola catatan akuntansi terkait dengan operasi aktivitas
mereka.Pelanggaran yang lumrah terjadi adalah pendelegasian tanggung jawab
akuntansi dan keuangan ke satu individu atau departemen. Fungsi akuntansi dan
keuangan terkait dengan uang. Oleh karena itu, dianggap wajar menempatkan kedua
tanggung jawab tersebut kepada satu orang. Fungsi keuangan dalam suatu bisnis
sebenarnya merupakan tanggung jawab operasi, yang serupa dengan fungsi produksi
maupun fungsi penjualan. Oleh karena itu, perlu pemisahan fungsi akuntansi dan
keuangan.
Satu pendekatan yang lumrah adalah mendelegasikan fungsi akuntansi ke
controller dan fungsi keuangan ke tangan bendahara. Biasanya, controller dan
bendahara merupakan manajemen puncak yang berada pada posisi yang sama dengan
eksekutif lain yang memiliki kewenangan langsung dibawah manajemen puncak.
Fungsi akuntansi melibatkan beberapa subfungsi. Dalam perusahaan skala kecil
biasanya menangani sendiri semua subfungsi tersebut. Tetapi, dalam perusahaan besar,
tugas setiap subfungsi biasanya didelegasikan kepada asisten staf atau ke departemen.
Gambar menunjukkan beberapa posisi staf yang biasanya bertanggungjawab
kepada controller. Fungsi penganggaran berfungsi menyusun anggaran operasi,
anggaran pengeluaran dana, serta prediksi dan analisis terkait yang digunakan
manajemen untuk menyusun perencanaan dan menjalankan pengendalian operasi
organisasi. Fungsi perencanaan pajak bertanggungjawab untuk mengurus administrasi

7
pelaporan pajak dan analisis transaksi yang memiliki konsekuensi pajak yang
signifikan bagi organisasi. Manajer akuntansi mengawasi fungsi operasi departemen
akuntansi secara rutin, seperti posting pada buku besar dan penyajian laporan
keuangan.

Bendaharawan bertanggungjawab untuk masalah keuangan bisnis. Dia


mengelola untuk mendapatkan dana yang diperlukan untuk membiayai operasi. Dia
juga bertanggung jawab untuk memastikan keamanan dana yang dibutuhkan, dengan
mempertimbangkan biaya untuk mengamankan dana harus wajar sesuai dengan
kebutuhan bisnis akan dana tersebut. Tambahan lagi, bendaharawan juga bertanggung
jawab terhadap keamanan aktiva-aktiva likuid seperti kas, piutang dagang, dan
investasi. Catatan atas aktiva tersebut berada di bawah wewenang controller dengan
tujuan untuk memisahkan tugas antara aktivitas operasi dan akuntansi. Di bawah
bendaharawan terdapat manajer kredit yang bertanggung jawab untuk pemberian kredit
dan penagihan kredit. Sekalipun demikian, tanggung jawab pertama piutang dagang
dan akuntansi untuk piutang dagang ditangani oleh departemen akuntansi. Kas yang
berhasil ditagih dari piutang dagang menjadi tanggung jawab kasir, yang juga
bertanggung jawab kepada bendaharawan. Akuntabilitas atas kasir didasarkan pada
catatan piutang dagang dan catatan buku besar kas. Pengkreditan atas rekening piutang

8
dagang pada saat kas diterima berarti tanggung jawab manajer kredit telah selesai. Di
sisi lain, pada saat yang bersamaan, rekening kas akan didebet yang berarti tanggung
jawab kasir terkait dengan dana yang terkumpul.

Fungsi Audit Internal


Menyadari pentingnya dan kompleksnya pengendalian internal yang memadai
dalam organisasi yang besar telah menyebabkan terjadinya evolusi audit internal
sebagai alat pengendalian atas semua pengendalian internal yang ada dalam organisasi.
Audit internal bertugas memonitor dan mengevaluasi kesesuaian dengan kebijakan dan
prosedur organisasi.
Audit internal merupakan aktivitas penilaian yang independen dalam sebuah
organisasi. Level organisasi dari fungsi audit internal harus cukup tinggi untuk
memungkinkan fungsi tersebut bertindak independen. Gambar 1.5 menunjukkan
bahwa direktur audit internal berada satu level di bawah pimpinan puncak dan satu
level dengan manajer eksekutif departemen yang lain. Penempatan tanggung jawab
audit internal seperti itu, saat ini lazim dilakukan di perusahaan besar karena posisi
tersebut akan mendukung independensi audit internal, sekalipun dalam sejarahnya
banyak fungsi audit internal yang berada di bawah wewenang controller ataupun chief
accounting officer. Apapun status organisasinya, fungsi audit internal harus terpisah
dari fungsi akuntansi dan juga tidak boleh memiliki tanggung jawab dan wewenang
atas aktivitas operasi perusahaan.

D. Akuntansi dan Teknologi Informasi


Istilah sistem informasi akuntansi mencakup penggunaan teknologi informasi
untuk menyediakan informasi bagi pengguna. Teknologi informasi melibatkan
komputer, tetapi juga melibatkan teknologi yang lain untuk memproses informasi.

a) Fungsi Sistem Informasi


Fungsi sistem informasi bertanggungjawab atas pemrosesan data. Pemrosesan
data merupakan aplikasi sistem informasi akuntansi yang paling mendasar di setiap

9
organisasi. Fungsi setiap sistem informasi dalam organisasi telah mengalami evolusi.
Dulu, fungsi ini diawali dengan struktur organisasi yang sederhana, yang hanya
melibatkan beberapa orang. Sekarang fungsi tersebut telah berkembang menjadi
struktur yang kompleks yang melibatkan banyak spesialis.

b) Lokasi Organisasi
Pentingnya pola fungsi sistem informasi dalam organisasi tergantung pada
pentingnya suatu aplikasi komputer dalam suatu organisasi. Jika aplikasi komputer
yang diterapkan lintas fungsi dan anggaran sistem komputer semakin meningkat, maka
peran fungsi sistem informasi dalam organisasi juga akan cenderung meningkat. Dalam
banyak perusahaan, CIO berada langsung di bawah manajer puncak atau dua level di
bawah manajer puncak. Namun, di sebagian organisasi, banyak departemen sistem
informasi masih berada di bawah manajer keuangan senior, seperti controller.
Biasanya ini terjadi pada perusahaan kecil atau perusahaan yang baru mulai
menggunakan sistem informasi. Terlepas dari lokasi fungsi sistem informasi dalam
struktur organisasi, dewan penasihat merupakan alat bagi manajer dari area lain untuk
mengendalikan dan memengaruhi kebijakan, anggaran dan perencanaan jasa informasi
dalam organisasi. Dewan penasihat mencakup manajer sistem informasi itu sendiri, dan
sebagian staf departemen sistem informasi. Dewan penasihat bertemu secara berkala
satu bulan sekali untuk menetapkan dan mengevaluasi kebijakan, anggaran, dan
keputusan proyek sistem informasi. Mengingat anggota dewan adalah pengguna jasa
sistem informasi, dewan penasihat dapat memberi masukan pengguna sekaligus
memngendalikan fungsi sistem informasi. Staf dari fungsi audit internal juga dapat
menjadi anggota dari dewan penasihat atau juga bias fungsi audit memberikan saran
dan mengevaluasi fungsi sistem informasi melalui saluran yang lain. Dapat dilihat pada
gambar berikut, pimpinan fungsi sistem informasi disebut dengan Chief Information
Officer (CIO) dan dewan penasihat (Steering Committee). Setiap fungsi dalam gambar
tersebut mewakili hubungan terkait pembagian tugas dan tanggung jawab untuk
seluruh fungsi sistem informasi.

10
c) Spesialisasi Fungsional
Struktur departemen sistem informasi yang paling lazim adalah fungsi, yaitu
pemberian wewenang dan tanggung jawab berdasarkan area keahlian teknis setiap staf.
Semakin besar departemen sistem informasi, setiap fungsi dalam departemen tersebut
akan cenderung semakin terspesialisasi. Departemen sistem informasi dibagi menjadi
lima fungsi utama : analisis sistem, pemrograman, operasi, technical suupport, dan
usser support.
1. Fungsi analisis bertugas mengidentifikasi masalah dan proyek untuk
mendesain sistem yang dapat menyelesaikan masalah tersebut.

11
2. Fungsi pemrograman bertanggung jawab untuk mendesain, membuat kode,
menguji, dan men-debug program komputer yang diperlukan untuk
mengimplementasikan sistem yang telah dirancang oleh analis.
3. Fungsi operasi bertanggung jawab menyiapkan data, mengoperasikan
peralatan, dan memelihara sistem.
4. Fungsi technical support bertanggung jawab dengan sistem operasi,
perangkat lunak, desain database, pengelolaan data, dan teknnologi
komunikasi.
5. Fungsi user support bertugas melayani pengguna, serupa dengan fungsi
technical support yang bertugas melayani personel di departemen sistem
informasi. Fungsi usser support sering berperan sebagai pusat informasi.
Pusat informasi adalah suatu fasilitas pendukung bagi pengguna dalam
organisasi.
Kelima fungsi tersebut, masing-masing masih dapat dipecah lagi seiring dengan
membesarnya departemen sistem informasi. Fungsi analisis dapat dipecah lagi menjadi
analisis informasi dan perancangan sistem. Analisis informasi secara khusus
bertanggungjawab mengidentifikasi kebutuhan pengguna, sedangkan perancangan
sistem bertugas menerjemahkan kebutuhan tersebut ke dalam sistem aplikasi. Fungsi
pemrograman dapat dibagi menjadi pemrograman sistem , pemrograman aplikasi, dan
pemrograman pemelihataan. Fungsi operasi dapat dipecah menjadi operasi komputer,
penyiapan data, pustakawan program, maupun pustakawan data.
Spesialisasi technical support mencakup pemrograman sistem, yang
bertanggungjawab atas pengembangan perangkat lunak. Hal ini memungkinkan fungsi
sistem analis untuk berkonsentrasi mengidentifikasi kebutuhan pengguna dan desain
sistem secara konseptual. Administrasi data, sebagai bagian dari technical support,
berkoordinasi dengan penyimpanan data dan penggunaan data oleh user. Selain itu,
fungsi administrasi data juga bertanggungjawab atas integritas database perusahaan.
Analis komunikasi memiliki tanggung jawab atas teknologi komunikasi, sebagai alat
transfer data antarjaringan.

12
Spesialisasi dalam fungsi technical support bervariasi tergantung pada
lingkungan sistem informasi. Hal ini juga berlaku pada fungsi analis pemrograman,
operasi, dan user support. Sebagai contoh, programmer pemeliharaan berada di bawah
manajer operasi dan bukan di bawah manajer pemrograman. Penugasan beberapa
programmer pemeliharaan ke fungsi operasi sering terjadi dalam perusahaan yang
memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sistem informasi berbasis komputer.
Banyaknya program menjadikan fungsi pemeliharaan menjadi satu aktivitas yang
kontinu.
Fungsi user support penting dalam teknologi pemrosesan yang terdistribusi,
seperti di perusahaan yang melegalkan komputasi pengguna akhir. Manajer user
support bekerja sama dengan CIO untuk merencanakan pemenuhan layanan jasa
komputasi bagi pengguna. Fungsi user support sering berperan sebagai fungsi
informasi. Pusat informasi adalah suatu fasilitas pendukung bagi pengguna dalam
organisasi. Pusat ini membantu pengguna mengembangkan aplikasi pemrosesan
mereka buat untuk diri mereka sendiri. Pusat informasi menyediakan baik perangkat
keras, perangkat lunak, maupun jasa konsultasi bagi pengguna. Dalam banyak
organisasi, pusat informasi membantu pengguna untuk mengevaluasi perangkat keras
dan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Fungsi user support
juga dapat berperan untuk menerima komentar ataupun saran dari pengguna mengenai
operasi departemen sistem informasi.
Sekalipun bentuk organisasi fungsional itu lazim, tetapi ada variasi yang sering
pula terjadi, yaitu struktur fungsi analisis dan pemrograman berdasarkan proyek.
Dalam organisasi proyek, analis dan programmer diberi tugas untuk proyek aplikasi
tertentu dan mereka akan bekerja sama untuk menyelesaikan proyek tersebut di bawah
tanggung jawab pimpinan proyek. Organisasi proyek membebankan tanggung jawab
setiap proyek aplikasi pada satu kelompok personel sistem informasi. Berbeda dengan
organisasi fungsional, tanggung jawab untuk suatu proyek tertentu menjadi bagian
tanggung jawab dari berbagai area fungsional yang berbeda.

13
d) Komputasi Pengguna-Akhir
Komputasi pengguna akhir (EUC) adalah penggunaan komputer oleh
pengguna-akhir yang menjalankan sendiri aktivitas pemrosesan informasi dengan
perangkat keras, perangkat lunak, dan sumber daya profesional yang disediakan oleh
organisasi. Salah satu aplikasi EUC umumnya adalah pengambilan informasi dari
database organisasi dengan menggunakan bahasa query dari suatu sistem manajemen
database (DBMS).

Sebagai contoh, akuntan mengakses data piutang dagang dari database


perusahaan yang terpusat, memanipulasi data tersebut, dan mencetak laporan. Dengan
menggunakan komputer personal yang tersambung ke jaringan dan query, pengguna
membuat dan mengirimkan permintaan ke perangkat lunak pengendali akses database.
Pekerjaan tersebut kemudian diproses oleh prosesor bahasa query, dan berikutnys
laporan yang diminta dikirim ke pengguna. Pengguna tidak melewati spesialis sistem
informasi untuk mendapatkan informasi, tetapi mengembangkan sendiri aplikasi
pemrosesan data dan mengimplementasikannya dengan menggunakan perangkat lunak
bahasa query. Penggunaan komputer secara langsung oleh pengguna untuk
menjalankan fungsi yang sebelumnya menjadi wewenang spesialis sistem informasi
merupakan karakterikstik EUC. Sebelum adanya fasilitas EUC pengguna harus
mengajukan permohonan informasi apa yang dibutuhkan ke departemen sistem

14
informasi, dan kemudian menunggu departemen sistem informasi mengirimkan
laporan yang diminta. Jika permohonan tersebut ditolak atau ditunda, pengguna harus
membuat laporan tersebut secara manual, jika memang memungkinkan untuk membuat
laporan tersebut secara manual.

Komputer personal memungkinkan pengguna memiliki kemampuan untuk


memproses data sendiri. Sekali pengguna telah mendapatkan data, mereka dapat
melakukan proses apapun seperti yang mereka butuhkan.

e) Teknologi Respons Cepat


Teknologi respons-cepat adalah teknologi yang cepat dan responsif demi
terwujudnya total quality performance (TQP), atau juga dikenal total quality
management (TQM), dalam bisnis. TQP adalah suatu filosofi bahwa setiap orang harus
melakukan yang benar dengan cara yang benar sejak pertama kali. Teknologi semacam
Electronic Data Interchange (EDI) dan Universal Product Code (UPC) merupakan
teknologi yang berperan penting dalam mewujudkan sistem respons-cepat.
(a) Just-in-Time,
Just-in-Time adalah sistem persediaan yang melakukan order pembelian sesuai
dengan “tarikan permintaan konsumen”, bukannya atas dasar “tingkat permintaan yang
diinginkan penjual” dalam interval waktu tertentu untuk mempertahankan tingkat
persediaan. Dalam lingkuan yang tidak just-in time, aktivitas proses bersifat sporadik.

15
Contohnya pesanan pembelian produk diproses secara periodic per kelompok dan
dikirim ke vendor untuk pengisian kembali persediaan. Persediaan dipertahankan pada
suatu level tertentu untuk mengantisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Biaya
pesan diminimalkan dengan menerapkan konsep EOQ ketika mengambil keputusan
kapan harus memesan vendor. Bebeda dengan JIT, pesanan ke pemasok didasarkan
atas penjualan aktual untuk dengan cepat mengisi kembali persediaan barang yang
terjual. Jadi, pesanan didasarkan pada pola pembelian konsumen saat ini.

(b) Web Commerce


Web Commerce, adalah penjualan yang dilakukan melalui World Wide Web.
Penjualan semacam ini memberikan banyak manfaat bagi konsumen dan pedagang.
Maanfaat bagi konsumen adalah:
1. Tidak ada antrian untuk mengetahui informasi produk.
2. Jika konsumen memiliki pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan terkait
dengan produk, maka melalui perangkat lunak berbasis web, pelanggan dapat
memperoleh jawaban yang cepat.
3. Transaksi berbasis web dienkripsi sehingga meningkatkan keamanan transaksi
lewat web.
Manfaat bagi pedagang adalah sebagai berikut.
1. Pengehematan biaya dengan adanya pemesanan otomatis.
2. Pengkodean data transaksi secara elektronik dan otomatis.
3. Biaya overhead murah. Toko internet dapat ditempatkan hanya pada sebuah
komputer desktop.
4. Informasi mengenai produk perusahaan tersedia secara luas.
5. Kemampuan untuk secara cepat memperbarui (update) dan menyebarkan
informasi mengenai produk baru maupun harga baru.
Pertimbangan utama bagi banyak orang untuk membeli lewat internet adalah keamanan
dan privasi. Untuk alasan ini, American Institute of Public Accountants mensponsori
Web Trust yang secara khusus melatih akuntan public untuk mengevaluasi dan
menilai website dengan menggunakan kriteria keamanan tertentu.

16
(c) Electronic Data Interchange
Electronic Data Interchange merupakan tukar-menukar dokumen bisnis dari
komputer langsung ke komputer lain melalui jaringan komunikasi. Jaringan EDI antara
komputer pengecer dan sistem komputer pemasok mengeliminasi pemrosesan kertas
dan memingkinkan pemrosesan order pembelian secara instan. Hal ini memfasilitasi
pengiriman barang dengan respon-cepat. Pemasok juga dapat mengirimkan tagihan
lewat EDI. Dalam beberapa kasus, pengecer dapat juga membayar ke pemasok lewat
transfer dana elektronik (EFT). Semua kejadian ini dapat terjadi tanpa campur tangan
manusia.

(d) Extensible Bussiness Reporting (XBRL)


Extensible Bussiness Reporting (XBRL) adalah bahasa yang memfasilitasi
pertukaran berbagai jenis dokumen bisnis dan laporan keuangan lewat internet. XBRL
memiliki standar yang berdampak lebih luas dibanding EDI. Banyak orang merasa
bahwa XBRL kemungkinan dapat menggantikan EDI. Tuntutan pelaporan keuangan
oleh Securities and Exchange Commission (SEC) merupakan contoh penerapan SBRL.
SEC mengizinkan perusahaan untuk mengirimkan laporan keuangan secara elektronik
dalam format XBRL. Laporan yang dikirimkan dengan cara ini akan segera
dipublikasikan dalam web SEC dalam hitungan menit setelah laporan tersebut dikirim.

(e) Pemanufakturan Terintegrasi-Komputer (CIM)


Pemanufakturan Terintegrasi-Komputer (CIM) merupakan satu pendekatan
penggunaan teknologi informasi dalam perusahaan pemanufakturan yang terintegrasi.
Komponen sistem CIM mencakup desain dengan bantuan komputer (Computer-Aided
Design, CAD), sistem pengawasan dan pengendalian produksi yang real time, serta
sistem pengendalian persediaan dan pemesanan persediaan. Komponen CIM
terkoneksi ke jaringan komputer dan dilengkapi dengan sistem perangkat lunak yang
dirancang untuk mendukung operasi yang terdistribusi. CIM mengurangi biaya

17
informasi dan, dengan EDI, membuat produsen, pemasok, dan pelanggan menjadi lebih
dekat satu dengan yang lain.
Otomatisasi data sumber dari aktivitas produksi merupakan hal penting dalam
CIM, karena itu bar code yang dapat dibaca oleh mesin dan teknologi scanner
merupakan komponen sistem yang penting. Bar code pada produk pemanufakturan
memungkinkan komputer atau robot mengidentifikasi bahan baku, memproses
informasi, dan menjalankan prosedur yang harus dijalanakan.

(f) Sistem Pembayaran Elektronik (EFT)


Sistem Pembayaran Elektronik (EFT) merupakan satu sistem pembayaran
elektronik, dalam arti yang pemrosesan dan komunikasi terjadi secara elektronik.
Sistem EFT memungkinkan terjadinya perpindahan dana antar-organisasi secara
elektronik atas dasar intruksi pelanggan. Bank dapat terkait dengan aplikasi EDI
perusahaan.
Industri perbankan dan keuangan menggunakan FedWire, Clearing House
Interbank Payment Sistem (CHIPS), dan Clearing House Automated Payment Sistem
(CHAPS). FedWire merupakan sistem komunikasi dan pembayaran elektronik. Bank
yang menyimpan rekening cadangan di US Federal Reserve Bank menggunakan
FedWire untuk mentransfer dana. CHIPS merupakan sistem kliring otomatis yang
digunakan untuk melakukan kliring pembayaran Eurodollar antara lembaga keuangan
U.S. dengan institusi keuangan di luar U.S. CHAPS digunakan terutama oleh banyak
bagian terutama kliring di U.K. dan Bank of England. CHAPS memungkinkan layanan
transfer dana poundsterling dalam satu hari yang sama.
Sistem EPT eceran mencakup sistem pembayaran menggunakan telepon dan
telegram, sistem pembayaran preauthorized, aplikasi POS, dan anjungan tunai mandiri
(ATM). Telegram merupakan bentuk paling tua dari pertukaran dana, dan masih cukup
manual. Sistem pembayaran per telepon, sering disebut aplikasi pay-by-phone, serupa
dengan telegram, hanya saja medium komunikasi data yang utama adalah telepon.
Dalam pembayaran lewat telepon, pelanggan menelepon bank mereka dan membayar
langsung ke penjual dengan touch-tone phone. Sistem pembayaran preauthorized

18
digunakan jika kreditor dan pelanggan memiliki rekening pada satu bank yang sama.
Sistem POS memungkinkan terjadinya otorisasi transaksi secara elektronik dan
pendebetan rekening pelanggan di lokasi penjual. Sistem POS dapat terhubung
langsung dengan database kartu kredit maupun kartu debet sehingga mengurangi biaya
kurir untuk mengirimkan dokumen secara fisik. ATM menjalankan fungsi perbankan
dengan lebih cepat melalui pengurangan intervensi manual. ATM terhubung dengan
jaringan komputer yang memproses transaksi keuangan dan, dalam hal penggunaan
jaringan secara bersama-sama, ATM juga menyediakan fungsi kliring dengan bank
lain. ATM digunakan antara lain untuk penarikan uang tunai, deposit uang, transfer
dana dari satu rekening ke rekening yang lain, dan melakukan pembayaran.

E. Akuntan dan Pengembangan Sistem


Istilah Sistem informasi akuntansi melibatkan aktivitas pengembangan Sistem.
Dalam aktivitas pengembangan sistem, diharapkan akuntan dan auditor dapat bertindak
secara profesional. Akuntan dapat menjalankan aktivitas pengembangan sistem baik
untuk perusahaan mereka sendiri ataupun untuk perusahaan lain, dalam hal mereka
memiliki posisi sebagai konsultan. Auditor eksternal maupun intenal berhadapan
dengan aktivitas pengembangan sistem pada saat mereka mengevaluasi pengendalian
sistem informasi sebagai bagian dari penugasan audit suatu perusahaan.
1. Karakteristik Pengembangan Sistem
Sebuah proyek pengembangan sistem biasanya terdiri dari tiga fase: analisis sistem,
desain sistem, dan implementasi sistem.
a) Analis Sistem melibatkan penyusunan solusi dan evaluasi solusi untuk
menyelesaikan masalah sistem. Analisis sistem menekankan tujuan sistem
secara keselumhan. Dasar dari analisis ini adalah imbal balik antartujuan
Sistem. Tujuan umum analisis sistem , yaitu:
 Untuk meningkatkan kualitas informasi
 Untuk meningkatkan pengendalian internal
 Untuk meminimalkan biaya, jika memungkinkan

19
Tujuan tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dan kadang
kala saling bertentangan. Imbal balik antara kualitas, ekonomis dan manfaat,
ataupun aritara kemudahan dan realitas, hamslali ditentukan. Kerap kali,
evaluasi imbal balik antar berbagai tujuan harus dilakukan secara subjektif
mengingat faktor-faktor penentunya banyak yang tidak dapat dikuantifikasi.
b) Desain sistem merupakan proses merancang secara rinci solusi yang telah
dipilih dalam proses analisis. Desain sistem mencakup evaluasi efektivitas
dan efisiensi altematif rancangan sistem terkait dengan kebutuhan sistem
secara keseluruhan.
c) Implementasi sistem merupakan proses penerapan prosedur dan metode
yang telah dirancang ke dalam operasi. Implementasi sistem mencakup
pengujian solusi sebelum implementasi, dokumentasi, serta evaluasi sistem
pada saat sistem tersebut mulai dioperasikan untuk memastikan bahwa
sistem berfungsi sesuai dengan yang telah direncanakan.
Pendekatan sistem merupakan suatu prosedur untuk mengadministrasi proyek
sistem. Tujuan pendekatan ini adalah untuk membantu terlaksananya pengembangan
sistem yang efektif dan teratur, pendekatan sistem merupakan satu proses yang terdiri
dari enam tahap, yaitu:
a) Menetapkan tujuan sistem
b) Menyusun berbagai alternatif solusi
c) Analisis sistem
d) Desain sistem
e) Implementasi sistem
f) Evaluasi sistem
Pendekatan sistem, serupa dengan sistem itu sendiri, memiliki subsistem. Oleh
karena itu, setiap tahapan dalam proses dapat menjadi subjek dari pendekatan sistem.
Sebagai contoh, tahap pertama adalah menetapkan tujuan sistem. Tujuan tahap ini
adalah menentukan tujuan sistem. Untuk mencapai tujuan tersebut, dapat digali
berbagai alternatif tujuan, apakah tujuan A, B, C atau kombinasi dari altematif tersebut.

20
Kemudian altematif tujuan tersebut dianalisis, dan salah satu tujuan yang paling pas
dipilih untuk dirancang, diimplementasikan, dan dievaluasi.
Tahap kedua dan seterusnya dari pendekatan sistem tersebut, masing-masing
juga dapat, dipandang sebagai satu proses yang melibatkan keenam tahap pendekatan
sistem. Perancangan secara top down (dari atas ke bawah) dengan perbaikan yang
terus-menerus merupakan esensi pendekatan sistem untuk menyelesaikan masalah.
Setiap langkah perbaikan akan menambah detail tingkat perencanaan sistem, dan
pendekatan top down terhadap perbaikan yang terus-menerus memungkinkan
terjadinya proses perbaikan dengan cara yang teratur.

Mendefiniskan Tujuan Mengembangkan spesifikasi yang sederhana,


Perancangan jelas, dan spesifik demi terlaksananya
implementasi sistem yang efektif dan efisien
Merencanakan alternatif Mengembangkan rencana desain alternatif
perancangan yang mungkin yang dapat memenuhi tujuan perancangan
dapat diterapkan
Menganalisis alternative Hal ini mencakup:
perancangan yang mungkin a) Memisahkan rencana ke dalam bagian-
dapat diterapkan bagian rencana yang logis
b) Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi
relative setiap alternatif terhadap kebutuhan
output sistem
c) Menggunakan pendekatan tim dalam
berbagai kasus
d) Memilih alternative terbaik untuk membuat
strategi desain
Mengembangkan spesifikasi Hal ini mencakup:
desain yang rinci a) Detail yang cukup untuk menjadi dasar dari
proses implementasi

21
b) Identifikasi input sistem
c) Identifikasi output sistem
d) Strategi untuk memproduksi output sistem
Spesifikasi desain dokumen Hal ini mencakup spesifikasi setiap elemen data
input dan output dan semua kondisi
penggunaan input dan output tersebut
Evaluasi spesifikasi desain Hal ini mencakup pengujian output yang
diinginkan dari proses yang dirancang
(spesifikasi desain yang efektif dan efisien).
Evaluasi atas desain harus mempertimbangkan
apakah:
a) Dikembangkan sesuai dengan model
pendekatan sistem
b) Didasarkan pada strategi sistem yang
dihasilkan dari analisis sistem yang hati-
hati dan rinci
c) Efektif, efisien, sederhana, jelas, mudah
diubah, dan mudah untuk dites atau
dievaluasi

2. Cetak Biru Proses Bisnis


Dengan cetak biru proses bjsnis, perusahaan menggunakan cetak biru standar
industri atau yang berlaku umum, dan bukannya mendesain sendiri sistem
perusahaannya. Perusahaan perancang bekerja sama dengan pembeli untuk memilih
sekumpulan cetak biru dari berbagai ragam cetak biru yang ada. Cetak biru yang
terpilih kemudian disesuaikan dengan kebutuhan spesifik pembeli.
Banyak perusahaan memilih cetak biru karena cetak biru lebih efektif dan
efisien daripada mendesain sendiri sistem mulai dari no. 1. Dalam banyak kasus, cetak
biru memungkinkan perusahaan untuk menghemat tenaga sehingga sumber daya

22
perusahaan dapat lebih memusatkan perhatian pada proses bisnis yang menjadi kunci
bagi tercapainya tujuan strategis organisasi.
Perusahaan yang menjadi perintis pendekatan cetak biru adalah SAP.
Perusahaan ini mengembangkan basis pengetahuan mengenai proses bisnis ribuan
perusahaan yang dapat dengan mudah diadaptasi dengan kebutuhan konsumen.
Pendekatan ini semakin populer di tahun-tahun terakhir ini.
Perlu diperhatikan bahwa cetak biru bukan satu-satunya obat kebutuhan sistem
yang mujarab. Masalah yang tidak terjadi ketika perusahaan mengembangkan sendiri
sistemnya, dapat saja muncul ketika perusahaan menerapkan cetak biru. Cetak biru
juga bisa sama mahalnya dengan atau lebih mahal ketimbang altematif
mengembangkan sistem sendiri.

3. Pertimbangan Perilaku dalam Pengembangan Sistem


Manajemen, pengguna, dan personel sistem terlibat dalam perancangan dan
operasi suatu sistem informasi. Biasanya, tim perancang yang terdiri dari wakil
pengguna, analis, dan manajemen dibentuk untuk mengidentifikasi kebutuhan,
mengembangkan spesifikasi teknis, dan mengimplementasikan sistem yang baru.
Masalah pengelolaan proyek pengembangan sistem, masalah organisasi, dan
masalah teknis biasanya terjadi dalam implementasi sistem. Sistem informasi yang
baru menyebabkan perubahan relasi kerja antarpersonel, mengubah deskripsi pekerjaan
personel, dan bahkan perubahan struktur organisasi secara formal. Faktor teknis,
perilaku, situasi, dan personel semuanya harus dipertimbangkan. Kegagalan
mempertimbangkan semua hal tersebut dapat menyebabkan output sistem tidak
digunakan oleh pengguna, bahkan sekalipun sistem tersebut secara teknis baik.
Tambahan lagi, kerja sama dari pengguna sistem secara terus-menerus diperlukan
untuk mengoperasikan sistem setelah sistem diimplementasikan.
Kerja sama pengguna yang diperlukan demi keberhasilan operasi sistem harus
dipastikan sejak perancangan sistem. Hampir semua aplikasi akuntansi merupakan
kegiatan rutin organisasi. Dalam rangka memastikan kesesuaian dengan jadwal
produksi, hubungan antara pengguna dan personel sistem informasi penting untuk

23
dibina. Menjadwal input, laporan, dan lain sebagainya lebih merupakan tanggung
jawab departemen sistem, tetapi untuk mengimplementasikan dan melaksanakan
jadwal tersebut: diperlukan kerja sama dengan pengguna.
Filosofi perancangan berorientasi pengguna mengindikasikan pentingnya sikap
dan pendekatan pengembangan sistem yang secara sadar mempertimbangkan seluruh
konteks organisasi. Pengguna perlu dilibatkan dalam perancangan aplikasi. Sikap yang
teliti dalam perancangan output, baik dalam hal kuantitas maupun format, dapat
mengurangi kerepotan pengguna untuk mengolah data lebih lanjut atau meminta
format laporan yang baru setelah sistem dioperasikan. Output perlu dirancang dengan
fokus pada kebutuhan pengambil keputusan. Pengguna harus dapat memahami tujuan
dan karakteristik setiap output supaya output tersebut dapat dimanfaatkan secara
maksimal. Pelatihan personel perlu ada dalam fase desain, dan bukannya setelah sistem
dijalankan. Terakhir, sistem harus disiapkan untuk menerima perubahan dan untuk
diubah setelah operasi dimulai. Pengguna biasanya akan meminta perubahan.
Antisipasi terhadap kemungkinan ini dan faktor-faktor lain yang telah disebutkan di
atas merupakan hal yang penting dalam filosofi perancangan sistem yang berorientasi
pada pengguna.

Referensi
Bodnar, George H. and William S. Hopwood, 2010. Accounting Information. System.
10 th edition. United State Of America: Pearson Education

24

Anda mungkin juga menyukai

  • Wa0011
    Wa0011
    Dokumen12 halaman
    Wa0011
    Umul fatdillah
    Belum ada peringkat
  • AKL - Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan
    AKL - Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan
    Dokumen63 halaman
    AKL - Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • KLP 4
    KLP 4
    Dokumen45 halaman
    KLP 4
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab 19
    Bab 19
    Dokumen8 halaman
    Bab 19
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Bab 17
    Bab 17
    Dokumen15 halaman
    Bab 17
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • Sia
    Sia
    Dokumen25 halaman
    Sia
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • KWU
    KWU
    Dokumen18 halaman
    KWU
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat
  • SIA
    SIA
    Dokumen29 halaman
    SIA
    Pradnyadevi Utami
    Belum ada peringkat