Sia Bab 1
Sia Bab 1
1
2. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) menggambarkan penggunaan computer
untuk menyediakan informasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan
manejer. Subsistem SIM Fungsional banyak organisasi yang menerapkan
konsep SIM dalam area fungsional dalam organisasi. Sistem informasi
pemanufakturan merupakan SIM yang menyediakan informasi untuk
digunakan oleh fungsi produksi. Sistem informasi daya menusia adalah SIM
yang menyediakan informasi yang berguna untuk fungsi personalia atau sumber
daya manusia.
3. Sistem Pendukung Keputusan,
Sistem pendukung keputusan (DSS) dimana dalam sistem keputusan (DSS)
data diproses kedalam format pengambilan keputusan untuk memudahkan
pengguna. DSS dirancang untuk melayani kebutuhan informasi yang tidak
rutin, spesifik, dan khusus sedangkan sistem DP dirancang untuk melayaniu
kebutuhan informasi secara umum.
4. Sistem pakar,
Sistem pakar (ES) adalah informasi yang berdasarkan pengetahuan mengenai
area aplikasi tertentu sehingga sistem tersebut dapat bertindak sebagai
konsultan ahli bagi pengguna akhir.
5. Sistem Informasi Eksekutif
Sistem Informasi Eksekutif (EIS) dikaitkan dengan banyaknya informasi yang
berasal dari sumber lain di luar sistem informasi yang digunakan oleh manager
puncak untuk kebutuhan informasi stratejik. Maka dari itu EIS ini
mememungkinkan dan mempermudah manajer puncak dalam mengakses
informasi tertentu yang telah diolah oleh sistem informasi organisasi , dimana
informasi ini merupakan factor kunci yang telah diidentifikasisebagai informasi
kritis bagi sukses organisasi.
6. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan sistem berbasis computer yang
dirancang untuk mentranformasi data akuntansi menjadi informasi.
2
B. Proses Bisnis
Proses bisnis adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan yang
melibatkan data, unit organisasi, dan suatu urutan waktu yang logis. Proses bisnis selalu
dipicu oleh kejadian ekonomi. Berikut ini adalah sembilan kelompok proses bisnis
dasar.
1) Logistik penjualan inbound (persediaan, pengendalian, retur ke pemasok).
2) Logistik penjualan outbound (pemrosesan order penjualan, pengiriman
pesanan, pengumpulan piutang).
3) Operasi (mesin, perakitan, pengepakan, dan lain-lain)
4) Pemasaran (periklanan, promosi, penawaran, dan lain-lain)
5) Jasa (instalasi, reparasi, layanan purnajual, dan lain-lain)
6) Prokuremen (pembelian, pemesanan, evaluasi penawaran dari pemasok, dan
lain-lain)
7) Pengembangan teknologi (sumber daya dan pengembangan)
8) Organisasi dan manajemen manusia (rekrutmen, pelatihan, dan lain-lain)
9) Infrastruktur perusahaan (akuntansi, perencanaan dan pengendalian bisnis,
pengelolaan modal, dan lain-lain).
Lima proses yang pertama merupakan proses bisnis primer, yaitu proses bisnis
yang melibatkan aktivitas secara langsung menambah nilai bagi produk perusahaan.
Sementara empat proses yang tersisa termasuk proses bisnis pendukung, yaitu proses
bisnis yang melibatkan aktivitas yang tidak sescara langsung menambah nilai bagi
produk, singkatnya proses bisnis pendukung hanya mendukung proses bisnis primer.
Proses bisnis primer dan pendukung membentuk rantai nilai secara kolektif.
Rantai nilai adalah suatu cara pandang aktivitas perusahaan sedemikian rupa sehingga
memudahkan menilai keunggulan kompetitif perusahaan. Rantai nilai membagi
aktivitas ke dalam bagian-bagian sehingga setiap aktivitas secara individu dapat
dioptimalkan dalam rangka mencapai tujuan dan strategi organisasi.
3
C. Siklus Pemrosesan Transaksi
Aktivitas perusahaan dalam suatu organisasi juga dapat dipandang dengan cara
yang berbeda, yaitu dengan pendekatan siklus transaksi. Siklus transaksi secara
tradisional mengelompokkan aktivitas suatu bisnis ke dalam empat siklus aktivitas
bisnis. Keempat siklus tersebut adalah:
1. Siklus pendapatan. Kejadian yang terkait dengan distribusi barang dan jasa ke
entitas lain dan pengumpulan kas yang terkait dengan distribusi tersebut.
2. Siklus pengeluaran. Kejadian yang terkait dengan perolehan barang dan jasa
dari entitas lain serta pelunasan kewajiban terkait dengan perolehan barang dan
jasa tersebut.
3. Siklus produksi. Kejadian yang terkait dengan transformasi sumber daya
menjadi barang dan jasa.
4. Siklus keuangan. Kejadian yang terkait dengan akuisisi dan pengelolaan dana,
termasuk kas.
Siklus pemrosesan transaksi terdiri dari satu atau lebih sistem aplikasi. Sistem
aplikasi memproses transaksi yang saling terkait secara logis. Siklus pendapatan
perusahaan biasanya mencakup sistem aplikasi untuk merekam pesanan konsumen,
membuat tagihan, merekam piutang dagang, dan membuat laporan penjualan. Siklus
pengeluaran biasanya mencakup sistem aplikasi untuk memilih vendor, membeli
barang atau jasa, merekam utang dagang, dan merekam penggajian karyawan. Siklus
produksi biasanya mencakup aplikasi untuk mengendalikan produksi, membuat
laporan produksi, menentukan harga produk, mengendalikan pęrsediaan, dan merekam
aktiva tetap, Siklus keuangan perusahaan biasanya mencakup sistem aplikasi yang
terkait dengan pengelolaan dan pengendalian kas, pengelolaan utang, serta administrasi
restitusi dan dana pensiun karyawan.
Pada model siklus transaksi, selain keempat siklus tersebut, ada siklus kelima,
yaitu siklus pelaporan keuangan. Siklus pelaporan keuangan bukan merupakan suatu
siklus operasi. Siklus ini mendapatkan data akuntansi dan data operasi dari siklus-
siklus yang lain serta memproses data tersebut sedemikian rupa sehingga laporan
keuangan dapat disajikan. Kesesuaian penyajian laporan keuangan dengan prinsip
4
akuntansi yang berlaku umum memerlukan banyak jurnal penyesuaian dan penilaian,
Penilaian dan jurnal penyesuaian ini tidak semata-mata berasal dari transaksi
pertukaran yang terjadi dalam aktivitas bisnis, misalnya depresiasi dan penghitungan
kurs valuta asing. Aktivitas semacam ini merupakan bagian dari siklus pelaporan
keuangan perusahaan.
5
Elemen Proses Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan satu proses yang dirancang untuk
menyediakan keyakinan yang rasional atas tercapainya tujuan (1) reliabilitas pelaporan
keuangan, (2) efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan, dan (3) kesesuaian
organisasi dengan aturan serta regulasi yang ada. Proses pengendalian internal
organisasi terdiri dari lima elemen: lingkungan pengendalian, pengukuran risiko,
aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pengawasan.
Pengendalian internal melibatkan penataan tanggungjawab dalam organisasi.
Setiap orang mesti bertanggung jawab untuk setiap tugas atau pekerjaan tertentu. Ada
dua alasan yang mendasari hal ini: pertama, tanggung jawab harus diberikan secara
jelas sehingga memudahkan identifikasi area yang bermasalah; kedua, sekali karyawan
memahami cakupan tanggung jawab mereka, mereka akan cenderung bekerja lebih
keras untuk menjalankan tanggung jawab yang telah dipercayakan kepada mereka.
Pengendalian internal juga menuntut adanya pencatatan yang memadai dalam
upaya menjaga kekayaan perusahaan dan menganalisis pelaksanaan tanggung jawab.
Dokumentasi yang baik berarti catatan tersebut harus dilaksanakan oleh semua pihak
yang terlibat di dalam sebuah transaksi. Konsekuensinya, semua catatan harus
memungkinkan adanya pengecekan antar-area pertanggungjawaban. Tanggung jawab
untuk satu transaksi yang berhubungan harus dibagi-bagi. Dalam proses, satu area
pertanggungjawaban akan mengecek pekerjaan area lain, demikian pula sebaliknya.
Orang yang bertanggung jawab atas penyimpanan kekayaan seharusnya tidak
bertanggung jawab untuk mencatat kekayaan tersebut. Karyawan akan enggan
melakukan penyalahgunaan kekayaan perusahaan jika menyadari bahwa ada pihak lain
yang mencatat apa dan berapa banyak yang mereka pakai. Adanya kegiatan saling
mengecek ini tidak berarti harus ada duplikasi pekerjaan, walaupun dalam banyak
kasus, beberapa duplikasi tidak dapat dihindarkan. Idealnya, satu tugas dipecah-pecah
sedemikian rupa sehingga secara alamiah akan tercipta situasi saling mengecek.
Sebagai contoh, catatan persediaan yang dikelola oleh sistem aplikasi
persediaan menciptakan akuntabilitas barang yang ada di gudang. Penghitungan fisik
persediaan yang dilakukan secara periodik dapat berguna untuk menyingkapkan
6
kemungkinan adanya kehabisan persediaan atau kesalahan dalam catatan persediaan.
Tambahan lagi, kesadaran karyawan persediaan bahwa catatan mereka suatu saat akan
dicek dengan adanya penghitungan fisik, akan memotivasi mereka untuk bekerja
dengan lebih teliti dan hati-hati. Karyawan persediaan akan bertanggung jawab atas
keakuratan penghitungan barang yang diterima karena menyadari bahwa laporan
penerimaan barang akan menjadi dasar pencatatan persediaan yang harus dijaga oleh
karyawan gudang.
7
pelaporan pajak dan analisis transaksi yang memiliki konsekuensi pajak yang
signifikan bagi organisasi. Manajer akuntansi mengawasi fungsi operasi departemen
akuntansi secara rutin, seperti posting pada buku besar dan penyajian laporan
keuangan.
8
dagang pada saat kas diterima berarti tanggung jawab manajer kredit telah selesai. Di
sisi lain, pada saat yang bersamaan, rekening kas akan didebet yang berarti tanggung
jawab kasir terkait dengan dana yang terkumpul.
9
organisasi. Fungsi setiap sistem informasi dalam organisasi telah mengalami evolusi.
Dulu, fungsi ini diawali dengan struktur organisasi yang sederhana, yang hanya
melibatkan beberapa orang. Sekarang fungsi tersebut telah berkembang menjadi
struktur yang kompleks yang melibatkan banyak spesialis.
b) Lokasi Organisasi
Pentingnya pola fungsi sistem informasi dalam organisasi tergantung pada
pentingnya suatu aplikasi komputer dalam suatu organisasi. Jika aplikasi komputer
yang diterapkan lintas fungsi dan anggaran sistem komputer semakin meningkat, maka
peran fungsi sistem informasi dalam organisasi juga akan cenderung meningkat. Dalam
banyak perusahaan, CIO berada langsung di bawah manajer puncak atau dua level di
bawah manajer puncak. Namun, di sebagian organisasi, banyak departemen sistem
informasi masih berada di bawah manajer keuangan senior, seperti controller.
Biasanya ini terjadi pada perusahaan kecil atau perusahaan yang baru mulai
menggunakan sistem informasi. Terlepas dari lokasi fungsi sistem informasi dalam
struktur organisasi, dewan penasihat merupakan alat bagi manajer dari area lain untuk
mengendalikan dan memengaruhi kebijakan, anggaran dan perencanaan jasa informasi
dalam organisasi. Dewan penasihat mencakup manajer sistem informasi itu sendiri, dan
sebagian staf departemen sistem informasi. Dewan penasihat bertemu secara berkala
satu bulan sekali untuk menetapkan dan mengevaluasi kebijakan, anggaran, dan
keputusan proyek sistem informasi. Mengingat anggota dewan adalah pengguna jasa
sistem informasi, dewan penasihat dapat memberi masukan pengguna sekaligus
memngendalikan fungsi sistem informasi. Staf dari fungsi audit internal juga dapat
menjadi anggota dari dewan penasihat atau juga bias fungsi audit memberikan saran
dan mengevaluasi fungsi sistem informasi melalui saluran yang lain. Dapat dilihat pada
gambar berikut, pimpinan fungsi sistem informasi disebut dengan Chief Information
Officer (CIO) dan dewan penasihat (Steering Committee). Setiap fungsi dalam gambar
tersebut mewakili hubungan terkait pembagian tugas dan tanggung jawab untuk
seluruh fungsi sistem informasi.
10
c) Spesialisasi Fungsional
Struktur departemen sistem informasi yang paling lazim adalah fungsi, yaitu
pemberian wewenang dan tanggung jawab berdasarkan area keahlian teknis setiap staf.
Semakin besar departemen sistem informasi, setiap fungsi dalam departemen tersebut
akan cenderung semakin terspesialisasi. Departemen sistem informasi dibagi menjadi
lima fungsi utama : analisis sistem, pemrograman, operasi, technical suupport, dan
usser support.
1. Fungsi analisis bertugas mengidentifikasi masalah dan proyek untuk
mendesain sistem yang dapat menyelesaikan masalah tersebut.
11
2. Fungsi pemrograman bertanggung jawab untuk mendesain, membuat kode,
menguji, dan men-debug program komputer yang diperlukan untuk
mengimplementasikan sistem yang telah dirancang oleh analis.
3. Fungsi operasi bertanggung jawab menyiapkan data, mengoperasikan
peralatan, dan memelihara sistem.
4. Fungsi technical support bertanggung jawab dengan sistem operasi,
perangkat lunak, desain database, pengelolaan data, dan teknnologi
komunikasi.
5. Fungsi user support bertugas melayani pengguna, serupa dengan fungsi
technical support yang bertugas melayani personel di departemen sistem
informasi. Fungsi usser support sering berperan sebagai pusat informasi.
Pusat informasi adalah suatu fasilitas pendukung bagi pengguna dalam
organisasi.
Kelima fungsi tersebut, masing-masing masih dapat dipecah lagi seiring dengan
membesarnya departemen sistem informasi. Fungsi analisis dapat dipecah lagi menjadi
analisis informasi dan perancangan sistem. Analisis informasi secara khusus
bertanggungjawab mengidentifikasi kebutuhan pengguna, sedangkan perancangan
sistem bertugas menerjemahkan kebutuhan tersebut ke dalam sistem aplikasi. Fungsi
pemrograman dapat dibagi menjadi pemrograman sistem , pemrograman aplikasi, dan
pemrograman pemelihataan. Fungsi operasi dapat dipecah menjadi operasi komputer,
penyiapan data, pustakawan program, maupun pustakawan data.
Spesialisasi technical support mencakup pemrograman sistem, yang
bertanggungjawab atas pengembangan perangkat lunak. Hal ini memungkinkan fungsi
sistem analis untuk berkonsentrasi mengidentifikasi kebutuhan pengguna dan desain
sistem secara konseptual. Administrasi data, sebagai bagian dari technical support,
berkoordinasi dengan penyimpanan data dan penggunaan data oleh user. Selain itu,
fungsi administrasi data juga bertanggungjawab atas integritas database perusahaan.
Analis komunikasi memiliki tanggung jawab atas teknologi komunikasi, sebagai alat
transfer data antarjaringan.
12
Spesialisasi dalam fungsi technical support bervariasi tergantung pada
lingkungan sistem informasi. Hal ini juga berlaku pada fungsi analis pemrograman,
operasi, dan user support. Sebagai contoh, programmer pemeliharaan berada di bawah
manajer operasi dan bukan di bawah manajer pemrograman. Penugasan beberapa
programmer pemeliharaan ke fungsi operasi sering terjadi dalam perusahaan yang
memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sistem informasi berbasis komputer.
Banyaknya program menjadikan fungsi pemeliharaan menjadi satu aktivitas yang
kontinu.
Fungsi user support penting dalam teknologi pemrosesan yang terdistribusi,
seperti di perusahaan yang melegalkan komputasi pengguna akhir. Manajer user
support bekerja sama dengan CIO untuk merencanakan pemenuhan layanan jasa
komputasi bagi pengguna. Fungsi user support sering berperan sebagai fungsi
informasi. Pusat informasi adalah suatu fasilitas pendukung bagi pengguna dalam
organisasi. Pusat ini membantu pengguna mengembangkan aplikasi pemrosesan
mereka buat untuk diri mereka sendiri. Pusat informasi menyediakan baik perangkat
keras, perangkat lunak, maupun jasa konsultasi bagi pengguna. Dalam banyak
organisasi, pusat informasi membantu pengguna untuk mengevaluasi perangkat keras
dan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Fungsi user support
juga dapat berperan untuk menerima komentar ataupun saran dari pengguna mengenai
operasi departemen sistem informasi.
Sekalipun bentuk organisasi fungsional itu lazim, tetapi ada variasi yang sering
pula terjadi, yaitu struktur fungsi analisis dan pemrograman berdasarkan proyek.
Dalam organisasi proyek, analis dan programmer diberi tugas untuk proyek aplikasi
tertentu dan mereka akan bekerja sama untuk menyelesaikan proyek tersebut di bawah
tanggung jawab pimpinan proyek. Organisasi proyek membebankan tanggung jawab
setiap proyek aplikasi pada satu kelompok personel sistem informasi. Berbeda dengan
organisasi fungsional, tanggung jawab untuk suatu proyek tertentu menjadi bagian
tanggung jawab dari berbagai area fungsional yang berbeda.
13
d) Komputasi Pengguna-Akhir
Komputasi pengguna akhir (EUC) adalah penggunaan komputer oleh
pengguna-akhir yang menjalankan sendiri aktivitas pemrosesan informasi dengan
perangkat keras, perangkat lunak, dan sumber daya profesional yang disediakan oleh
organisasi. Salah satu aplikasi EUC umumnya adalah pengambilan informasi dari
database organisasi dengan menggunakan bahasa query dari suatu sistem manajemen
database (DBMS).
14
informasi, dan kemudian menunggu departemen sistem informasi mengirimkan
laporan yang diminta. Jika permohonan tersebut ditolak atau ditunda, pengguna harus
membuat laporan tersebut secara manual, jika memang memungkinkan untuk membuat
laporan tersebut secara manual.
15
Contohnya pesanan pembelian produk diproses secara periodic per kelompok dan
dikirim ke vendor untuk pengisian kembali persediaan. Persediaan dipertahankan pada
suatu level tertentu untuk mengantisipasi kebutuhan di masa yang akan datang. Biaya
pesan diminimalkan dengan menerapkan konsep EOQ ketika mengambil keputusan
kapan harus memesan vendor. Bebeda dengan JIT, pesanan ke pemasok didasarkan
atas penjualan aktual untuk dengan cepat mengisi kembali persediaan barang yang
terjual. Jadi, pesanan didasarkan pada pola pembelian konsumen saat ini.
16
(c) Electronic Data Interchange
Electronic Data Interchange merupakan tukar-menukar dokumen bisnis dari
komputer langsung ke komputer lain melalui jaringan komunikasi. Jaringan EDI antara
komputer pengecer dan sistem komputer pemasok mengeliminasi pemrosesan kertas
dan memingkinkan pemrosesan order pembelian secara instan. Hal ini memfasilitasi
pengiriman barang dengan respon-cepat. Pemasok juga dapat mengirimkan tagihan
lewat EDI. Dalam beberapa kasus, pengecer dapat juga membayar ke pemasok lewat
transfer dana elektronik (EFT). Semua kejadian ini dapat terjadi tanpa campur tangan
manusia.
17
informasi dan, dengan EDI, membuat produsen, pemasok, dan pelanggan menjadi lebih
dekat satu dengan yang lain.
Otomatisasi data sumber dari aktivitas produksi merupakan hal penting dalam
CIM, karena itu bar code yang dapat dibaca oleh mesin dan teknologi scanner
merupakan komponen sistem yang penting. Bar code pada produk pemanufakturan
memungkinkan komputer atau robot mengidentifikasi bahan baku, memproses
informasi, dan menjalankan prosedur yang harus dijalanakan.
18
digunakan jika kreditor dan pelanggan memiliki rekening pada satu bank yang sama.
Sistem POS memungkinkan terjadinya otorisasi transaksi secara elektronik dan
pendebetan rekening pelanggan di lokasi penjual. Sistem POS dapat terhubung
langsung dengan database kartu kredit maupun kartu debet sehingga mengurangi biaya
kurir untuk mengirimkan dokumen secara fisik. ATM menjalankan fungsi perbankan
dengan lebih cepat melalui pengurangan intervensi manual. ATM terhubung dengan
jaringan komputer yang memproses transaksi keuangan dan, dalam hal penggunaan
jaringan secara bersama-sama, ATM juga menyediakan fungsi kliring dengan bank
lain. ATM digunakan antara lain untuk penarikan uang tunai, deposit uang, transfer
dana dari satu rekening ke rekening yang lain, dan melakukan pembayaran.
19
Tujuan tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dan kadang
kala saling bertentangan. Imbal balik antara kualitas, ekonomis dan manfaat,
ataupun aritara kemudahan dan realitas, hamslali ditentukan. Kerap kali,
evaluasi imbal balik antar berbagai tujuan harus dilakukan secara subjektif
mengingat faktor-faktor penentunya banyak yang tidak dapat dikuantifikasi.
b) Desain sistem merupakan proses merancang secara rinci solusi yang telah
dipilih dalam proses analisis. Desain sistem mencakup evaluasi efektivitas
dan efisiensi altematif rancangan sistem terkait dengan kebutuhan sistem
secara keseluruhan.
c) Implementasi sistem merupakan proses penerapan prosedur dan metode
yang telah dirancang ke dalam operasi. Implementasi sistem mencakup
pengujian solusi sebelum implementasi, dokumentasi, serta evaluasi sistem
pada saat sistem tersebut mulai dioperasikan untuk memastikan bahwa
sistem berfungsi sesuai dengan yang telah direncanakan.
Pendekatan sistem merupakan suatu prosedur untuk mengadministrasi proyek
sistem. Tujuan pendekatan ini adalah untuk membantu terlaksananya pengembangan
sistem yang efektif dan teratur, pendekatan sistem merupakan satu proses yang terdiri
dari enam tahap, yaitu:
a) Menetapkan tujuan sistem
b) Menyusun berbagai alternatif solusi
c) Analisis sistem
d) Desain sistem
e) Implementasi sistem
f) Evaluasi sistem
Pendekatan sistem, serupa dengan sistem itu sendiri, memiliki subsistem. Oleh
karena itu, setiap tahapan dalam proses dapat menjadi subjek dari pendekatan sistem.
Sebagai contoh, tahap pertama adalah menetapkan tujuan sistem. Tujuan tahap ini
adalah menentukan tujuan sistem. Untuk mencapai tujuan tersebut, dapat digali
berbagai alternatif tujuan, apakah tujuan A, B, C atau kombinasi dari altematif tersebut.
20
Kemudian altematif tujuan tersebut dianalisis, dan salah satu tujuan yang paling pas
dipilih untuk dirancang, diimplementasikan, dan dievaluasi.
Tahap kedua dan seterusnya dari pendekatan sistem tersebut, masing-masing
juga dapat, dipandang sebagai satu proses yang melibatkan keenam tahap pendekatan
sistem. Perancangan secara top down (dari atas ke bawah) dengan perbaikan yang
terus-menerus merupakan esensi pendekatan sistem untuk menyelesaikan masalah.
Setiap langkah perbaikan akan menambah detail tingkat perencanaan sistem, dan
pendekatan top down terhadap perbaikan yang terus-menerus memungkinkan
terjadinya proses perbaikan dengan cara yang teratur.
21
b) Identifikasi input sistem
c) Identifikasi output sistem
d) Strategi untuk memproduksi output sistem
Spesifikasi desain dokumen Hal ini mencakup spesifikasi setiap elemen data
input dan output dan semua kondisi
penggunaan input dan output tersebut
Evaluasi spesifikasi desain Hal ini mencakup pengujian output yang
diinginkan dari proses yang dirancang
(spesifikasi desain yang efektif dan efisien).
Evaluasi atas desain harus mempertimbangkan
apakah:
a) Dikembangkan sesuai dengan model
pendekatan sistem
b) Didasarkan pada strategi sistem yang
dihasilkan dari analisis sistem yang hati-
hati dan rinci
c) Efektif, efisien, sederhana, jelas, mudah
diubah, dan mudah untuk dites atau
dievaluasi
22
perusahaan dapat lebih memusatkan perhatian pada proses bisnis yang menjadi kunci
bagi tercapainya tujuan strategis organisasi.
Perusahaan yang menjadi perintis pendekatan cetak biru adalah SAP.
Perusahaan ini mengembangkan basis pengetahuan mengenai proses bisnis ribuan
perusahaan yang dapat dengan mudah diadaptasi dengan kebutuhan konsumen.
Pendekatan ini semakin populer di tahun-tahun terakhir ini.
Perlu diperhatikan bahwa cetak biru bukan satu-satunya obat kebutuhan sistem
yang mujarab. Masalah yang tidak terjadi ketika perusahaan mengembangkan sendiri
sistemnya, dapat saja muncul ketika perusahaan menerapkan cetak biru. Cetak biru
juga bisa sama mahalnya dengan atau lebih mahal ketimbang altematif
mengembangkan sistem sendiri.
23
dibina. Menjadwal input, laporan, dan lain sebagainya lebih merupakan tanggung
jawab departemen sistem, tetapi untuk mengimplementasikan dan melaksanakan
jadwal tersebut: diperlukan kerja sama dengan pengguna.
Filosofi perancangan berorientasi pengguna mengindikasikan pentingnya sikap
dan pendekatan pengembangan sistem yang secara sadar mempertimbangkan seluruh
konteks organisasi. Pengguna perlu dilibatkan dalam perancangan aplikasi. Sikap yang
teliti dalam perancangan output, baik dalam hal kuantitas maupun format, dapat
mengurangi kerepotan pengguna untuk mengolah data lebih lanjut atau meminta
format laporan yang baru setelah sistem dioperasikan. Output perlu dirancang dengan
fokus pada kebutuhan pengambil keputusan. Pengguna harus dapat memahami tujuan
dan karakteristik setiap output supaya output tersebut dapat dimanfaatkan secara
maksimal. Pelatihan personel perlu ada dalam fase desain, dan bukannya setelah sistem
dijalankan. Terakhir, sistem harus disiapkan untuk menerima perubahan dan untuk
diubah setelah operasi dimulai. Pengguna biasanya akan meminta perubahan.
Antisipasi terhadap kemungkinan ini dan faktor-faktor lain yang telah disebutkan di
atas merupakan hal yang penting dalam filosofi perancangan sistem yang berorientasi
pada pengguna.
Referensi
Bodnar, George H. and William S. Hopwood, 2010. Accounting Information. System.
10 th edition. United State Of America: Pearson Education
24