Anda di halaman 1dari 4

1

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi pengendalian banjir di sub DAS Jeroan Kabupaten Madiun
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis peta tataguna lahan tahun 2006, 2009, 2012 dan 2015 telah
terjadi fluktuasi perubahan penggunaan lahan di sub DAS Jeroan yang diindikasikan
dengan naik dan turunnya luas penggunaan lahan. Sehingga berdampak pada
berubahnya respon sub DAS Jeroan terhadap hujan. Hal ini ditunjukkan pada
perubahan debit puncak yang terjadi pada tahun 2007 pada tataguna lahan tahun 2006,
2009, 2012 dan 2015 sebesar 295,80 m3/dt, 200,89 m3/dt, 171,81 m3/dt, 239,82 m3/dt.
2. Dengan perhitungan debit banjir metode HSS Nakayasu diperoleh debit banjir di sub
DAS Jeroan periode ulang 2 tahun (Q2th) = 208,948 m3/dt, periode ulang 5 tahun
(Q5th) = 254,531 m3/dt, periode ulang 10 tahun (Q10th) = 276,206 m3/dt, periode ulang
20 tahun (Q20th) = 293,367 m3/dt, periode ulang 25 tahun (Q25th) = 296,967 m3/dt,
periode ulang 50 tahun (Q50th) = 308,857 m3/dt, periode ulang 100 tahun (Q100th) =
318,491 m3/dt. Sedangkan dari data debit AWLR Jeroan periode tahun 2004 – 2015
diperoleh data debit terbesar tanggal 29 Desember 2007 sebesar 295,753 m3/dt,
dimana mendekati debit banjir kala ulang 25 tahun (Q25th) = 296,927 m3/dt. sehingga
dalam kajian ini perhitungan selanjutnya menggunakan debit banjir kala ulang 25
tahun (Q25th).
3. Dari hasil pemodelan HEC-RAS 5.0.1 dengan skenario sungai jeroan input debit
banjir kala ulang 25 tahun (Q25th) sebesar 296.927 m3/dt dan sungai uneng input debit
banjir kala ulang 25 tahun (Q25th) sebesar 190.73 m3/dt serta pada hilir dibatasi elevasi
tertinggi pertemuan sungai Madiun dan Jeroan yaitu + 55.22, maka kapasitas sungai
Jeroan dan Uneng tidak dapat menampung. Hal ini dapat dilihat pada patok P.0, P.0.4,
P.50-P.51, P.68, P.73-P.75, P.77, P.79-P.81, P.93, P.95-P.97 untuk sungai Jeroan,
sedangkan untuk sungai Uneng P.31-P.40. Akibat kapasitas sungai tidak dapat
menampung maka mengakibatkan genangan dilahan sebesar 5.169.952 m3.
4. Pengendalian banjir dilakukan dengan pembuatan bendungan dihulu dan normalisasi
serta pembuatan tanggul dihilir Sub DAS Jeroan. Perencanaan bendungan di 2 (dua)
lokasi di sub DAS Jeroan dengan kapasitas tampungan sebesar 35,153 juta m3 dengan
debit outflow sebesar 30 m3/dt untuk bendungan 1 dan kapasitas tampungan sebesar
10,811 juta m3 dengan debit outflow 9,10 m3/dt. Sehingga dapat mereduksi debit banjir
kala ulang 25 tahun (Q25th) menjadi 205,516 m3/dt. Setelah dilakukan running HEC-
RAS volume genangan di lahan menjadi 2.577.721 m3, sehingga dengan adanya
pengendalian banjir berupa bendungan dapat mereduksi genangan akibat banjir
sebesar 50,14 %. Dengan demikian maka penanganan banjir dengan pembuatan
bendungan 1 dan 2 belum tuntas, untuk itu perlu dilakukan penanganan lain yaitu
berupa normalisasi dan pembuatan tanggul sungai di beberapa patok yang meluap
yang terjadi dihilir Sub DAS Jeroan yang secara efektif dapat mereduksi sisa dari
luapan sungai Uneng dan Jeroan.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan maka penyusun dapat memberikan saran sebagai beriku:
1. Perlunya memperbaiki dan mempertahankan pengelolaan tanaman baik hutan, sawah
maupun penggunaan lahan lainnya dengan tindakan teknik konservasi, sehingga tidak
terjadi peningkatan limpasan yang lebih besar dari tahun ke tahun.
2. Desain pengendalian banjir ini masih merupakan dasar desain, sehingga masih perlu
adanya studi lanjutan yang lebih detail untuk mengkajinya.
4

Anda mungkin juga menyukai