Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

N DENGAN GANGGUAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ENDRO TENOYO
RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

Disusun Oleh :
1. Galih kurniawan (20151182)
2. Imam Suta Wijaya (20151187)
3. Indah Setiyaningsih (20151188)
4. Istiqomah (20151191)
5. Muhammad Ainun Najib (20151201)

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH KENDAL


2017/2018
LEMBAR PENGESAHAN

Lembar pengesahan asuhan keperawatan dengan gangguan resiko perilaku kekerasan


pada Tn.N diruang endro tenoyo RSJD Dr. Amino gondohutomo semarang

Semarang, juli 2018

Mahasiswa

Mengetahui,

CI/ Pembibing Lahan Pembibing Akademik


BAB I
LANDASAN TEORI
LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. Pengertian
Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respons
terhadap kecemasan/ kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai
ancaman (Stuart dan Sundeen, 1995). Perasaan marah normal bagi tiap
individu, namun perilaku yang dimanifestasikan oleh perasaan marah dapat
berfluktuasi sepanjang rentang adaptif dan maladaptive.
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri
sendiri, orang lain, maupun lingkungan (fitria, 2009).

B. Etiologi

Pada pengkajian awal dapat diketahui alasan utama klien dibawa ke rumah
sakit adalah perilaku kekerasan di rumah. Klien dengan perilaku kekerasan sering
menunjukkan adanya (Boyd & Nihart, 1998) antara lain :
1. Data Obyektif :
a. Muka merah,
b. Pandangan tajam,
c. Otot tegang,
d. Nada suara tinggi,
e. Berdebat,
f. Sering pula tampak klien memaksakan kehendak
g. Merampas makanan, memukul jika tidak senang
2. Data Subyektif :
a. Mengeluh perasaan terancam
b. Mengungkapkan perasaan tidak berguna
c. Mengungkapkan perasaan jengkel
d. Mengungkapkan adanya keluhan fisik, berdebar-debar, merasa
tercekik, dada sesak, bingung.

C. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor
predisposisi, artinya mungkin terjadi/ mungkin tidak terjadi perilaku
kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu:
a. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang
tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau
sanksi penganiayaan.
b. Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan
di rumah atau di luar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu
mengadopsi perilaku kekerasan.
c. Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif
agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku
kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima
(permisive).
d. Bioneurologis, banyak pendapat bahwa kerusakan system limbic,
lobus frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan neutrotransmiter
turut berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau
interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik
(penyakit fisik), keputusasaan, ketidakberdayaan, kepercayaan, percaya
diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian
pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah
pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/ pekerjaan dan kekerasan
merupakan faktor penyebab yang lain. Interaksi sosial yang provokatif dan
konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan.

D. Akibat
Menurut Townsend, M.C., (1998: 156) perilaku kekerasan adalah
suatu keadaan dimana seseorang melakukan suatu tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik pada diri sendiri ataupun orang
lain.Seseorang yang dapat beresiko melakukan perilaku kekerasan pada diri
sendiri dan orang lain dapat menunjukkan perilaku:
1. Data Subyektif :
a. Mengungkapkan melihat atau mendengar sesuatu yang mengancam
b. Mengungkapkan perasaan takut, cemas dan khawatir
c. Wajah tegang, merah
d. Mondar-mandir
e. Mata melotot
f. Rahang mengatup
g. Tangan mengepal
h. Keluar banyak keringat
i. Tatapan mata tajam
j. Muka merah
E. Rentang Respon

Respon adaptif Respomaladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk

Respons kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif – mal


adaptif. Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut :
(Keliat, 1997).

1. Assertif adalah mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai


perasaan orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.
2. Frustasi adalah respons yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau
keinginan. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan
kecemasan. Akibat dari ancaman tersebut dapat menimbulkan
kemarahan.
3. Pasif adalah respons dimana individu tidak mampu mengungkapkan
perasaan yang dialami.
4. Agresif merupakan perilaku yang menyertai marah namun masih dapat
dikontrol oleh individu. Orang agresif biasanya tidak mau mengetahui
hak orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung
untuk mendapatkan kepentingan sendiri dan mengharapkan perlakuan
yang sama dari orang lain
5. Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan kontrol diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya
sendiri maupun terhadap orang lain.
F. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku kekerasan / amuk

Gangguan harga diri : harga diri rendah


(Budiana,Keliat 1999)

G. Masalah dan data yang perlu dikaji

N Masalah
Data Subyektif Data Obyektif
o keperawatan
1 Masalah utama : Klien mengatakan telah Tampak cemas dan
perilaku kekerasan merusak alat-alat khawatir.
rumah tangga dan
Wajah tampak tegang.
memukul orang lain
Mondar-mandir

Merasa diremehkan
orang lain.
2 MK : penyebab Mengungapkan ingin Merusak diri sendiri
Gangguan konsep diakui jati dirinya.
Merusak orang lain
diri : harga diri
Mengungkapkan tidak
rendah Ekspresi malu
ada lagi yang peduli.
Menarik diri dari
Mengungkapkan tidak
hubungan social
bisa apa-apa.
Tampak mudah
Mengungkapkan
tersinggung
dirinya tidak berguna.
Mengkritik diri sendiri Tidak mau makan dan
tidur
Perasaan tidak mampu
3 MK : Akibat - Klien - Wajah klien
mengungkapkan tampak tegang
Resiko mencederai
takut, cemas dan - Mata merah
diri sendiri dan
khawatir dan melotot
orang lain
- Klien - Rahang
mengungkapkan apa mengatup
yang dilihat dan - Tangan
didengar mengepal
mengancam dan - Mondar-mandir
membuatnya takut

H. Diagnosa Keperawatan

1. Risiko mencederai orang lain berhubungan dengan perilaku kekerasan


2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah

I. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Tujuan Umum : Klien tidak menciderai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
2. Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :

1) Bina hubungan saling percaya : salam terpeutik, empati,


perkenalan dan jelaskan tujuan interaksi
2) Beri perhatian dan penghargaan : temani klien walau tidak
menjawab
3) Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.

b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan


Tindakan :

1) Beri kesempatan mengungkapkan perasaan


2) Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel/kesal
3) Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan
bermusuhan klien dengan tenang.

c. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan


Tindakan :

1) Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami


dan dirasakan saat jengkel atau kesal
2) Observasi tanda perilaku kekerasan
3) Simpulkan bersama klien tanda-tanda
jengkel/kesal yang dialami klien

d. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan


Tindakan :

1) Anjurkan klien mengungkapkan


perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
2) Bantu klien bermain peran sesuai
dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
3) Tanyakan apakah dengan tindakan
seperti itu dapat menyelesaikan masalah
e. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
Tindakan :

1) Bicarakan akibat/kerugian dari


cara yang dilakukan
2) Bersama klien menyimpulkan
akibat dari cara yang digunakan
3) Tanyakan apakah klien ingin
mempelajari cara baru yang sehat

f. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap


kemarahan
Tindakan :

1) Beri pujian jika


mengetahui cara lain yang sehat
2) Diskusikan cara lain yang
sehat. Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal,
berolahraga, memukul bantal atau kasur
3) Secara verbal : katakan
bahwa anda sedang marah tau kesal/tersinggung
4) Secara spiritual : berdoa,
ibadah, memohon kepada Tuhan untuk diberikan kesabaran

g. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol pelrilaku kekerasan


Tindakan :

1) Bantu memilih
cara yang paling tepat
2) Bantu
mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih
3) Bantu
menstimulasikan cara yang t5elah dipilih
4) Beri
reinforcment positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi
5) Anjurkan
menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel/marah

h. Klien mendapat dukungan dari keluarga


Tindakan :

1) Beri
pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan
keluarga
2) Beri
reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

i. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program)


Tindakan :

1) Dis
kusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan
efek samping)
2) Ba
ntu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama, obat,
dosis, cara dan waktu)
3) Anj
urkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan
DAFTAR PUSTAKA

Dadang Hawari, 2001, Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Schizofrenia, FKUI;
Jakarta.

Depkes RI, 1996, Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Pelayanan


Keperawatan, 2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan, Jakarta.

Depkes RI, 1996, Proses Keperawatan Jiwa, jilid I.

Keliat Budi Anna, dkk, 1998, Pusat Keperawatan Kesehatan Jiwa, penerbit buku
kedokteran EGC : Jakarta.

Keliat Budi Anna, 1996, Marah Akibat Penyakit yang Diderita, penerbit buku
kedokteran EGC ; Jakarta.

Keliat Budi Anna, 2002, Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan, FIK, UI : Jakarta.

Rasmun, 2001, Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan


Keluarga, Edisi 1, CV. Agung Seto; Jakarta.
Stuart, GW dan Sundeen, S.J, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, edisi 3, Penerbit :
Buku Kedokteran EGC ; Jakarta.

Townsend C. Mary , 1998, Diagnosa Keperawatan Psikiatri, Edisi 3, Penerbit Buku


Kedokteran, EGC ; Jakarta.

WF Maramis, 1998, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, penerbit : Buku Kedokteran EGC
; Jakarta.

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Tn.N DENGAN MASALAH UTAMA
RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG ENDRO TENOYO
RSJD Dr. AMINO GODOHUTOMO SEMARANG

A. Pengkajian
1. Identitas klien
a. Nama : Tn.N
b. Usia : 23 tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Status perkawinan : Belum menikah
f. Alamat : Kendal
g. Pekerjaan : Tidak Bekerja
h. Pendidikan : Smp / sederajat
i. Tanggal masuk : 28 juni 2018
j. Tanggal pengkajian : 04 juli 2018
k. No. RM : 00121503
l. Bangsal : endro tenoyo
2. Identitas penanggung jawab
a. Nama : Ny.N
b. Jenis kelamin : perempuan
c. No. Telp :-
d. Pekerjaan :-
e. Alamat : Kendal
f. Hubungan dengan klien : Kakak

B. Alasan Masuk
Kurang lebih satu minggu sebelum masuk ke RSJ pasien marah
-marah dan mengamuk tanpa alasan yang jelas kepada keluarga, tetangga,
teman, dan juga melempari batu ke rumah tetangga, merusak barang – barang
di rumah sehingga pasien di bawa ke RSJD Dr. amino gondohutomo

Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan

C. Faktor predisposisi dan pretisipasi


1. Faktor prediposisi
Kurang lebih 2 minggu yang lalu pasien terkena phk dan di putus oleh
pacarnya dan sebelumnya klien mengalami gangguan jiwa. Klien baru kali
ini di rawat di RSJ karena sering marah – marah dan mengamuk tanpa
alasan yang jelas dalam keluarga tidak ada yang mengalami gangguan
jiwa sebelumnya

2. Faktor presipitasi
Pasien mengatakan marah dan kesal akibat perkataan kekasihnya yang
mengatakan bahwa dirinya seorang pengangguran dan tidak bisa di
andalkan Dan pasien melakukan aniyaya fisik, tindakan kriminal seperti
mengganggu tetangga dengan kekerasan

Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan

D. Riwayat keluarga yang mengalami gangguan jiwa


Kakak perempuan dari ibu pasien pernah di rawat di RSJ

Masalah keperawatan : -

E. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Pasien tidak pernah dianggap oleh pacarnya, klien juga tidak melanjutkan
sekolah menengah atas karena tidak di belikan motor sehingga malu dengan
teman – temannya.

Masalah keperawatan : -

F. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Composmetis

2. Tanda – tanda vital


TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,5 oC
3. Pengukuran antopometri
TB : 165 cm
BB : 70 kg
IMT : 25 (status gizi sedang)
4. Pemeriksaan head to toe
a. Kepala : tidak ada kelainan bentuk tengkorak, tidak ada luka,
rambut di cat kemerahan.
b. Wajah :
1) Mata : simetris
2) Hidung : simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada
Sekret, tidak ada nyeri tekan.
3) Mulut : bersih, tidak ada stomatitis, mukosa
lembab
c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada luka,
tidak ada nyeri tekan
d. Thorak : simetris, tidak ada lesi, tidak menggunakan alat bantu
Pernafasan
e. Abdomen : tidak ada nyeri tekan
f. Ekstrimitas atas dan bawah : simetris, tidak ada edema, tidak ada
fraktur, tidak ada nyeri tekan

masalah keperawatan : -

G. Pengkajian psikososial
1. Genogram
Keterangan :
: laki- laki : garis keturunan

: perempuan : orang terdekat

: garis keterunan : klien

X : meniggal : tinggal serumah

2. Status psikososial
a. Pola asuh
Pola asuh antara klien dan keluarga sistem pola demokratis.
(memprioritaskan kepentingan anak tetapi tidak ragu – ragu

Masalah keperawatan : -

b. Pola komunikasi
Pola komunikasi yang dilakukan klien dengan keluarga searah : pasien
tidak selalu mengerti apa yang di bicarakan oleh salah satu keluarga

Masalah keperawatan : -

c. Pola pengambilan keputusan


Pasien tidak terlibat dalam pengambilan keputusan dalam keluarga

Masalah keperawatan : -
H. Konsep diri
1. Gambaran diri
Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak di sukainya,
tidak ada bagian tubuh yang mengalami kecacatan, pasien menerima
keadaan fisiknya karena klien tau itu pemberian tuhan
Masalah keperawatan : -

2. Identitas pasien
Klien mengatakan bahwa dirinya laki – laki dewasa yang belum menikah,
klien merupakan anak ke 4 dari 8 bersaudara
Masalah keperawatan :-

3. Peran diri
Klien mengatakan dirinya adalah seorang anak yang belum bisa jadi yang
terbaik buat keluarganya.
Masalah keperawatan : -

4. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat pulang ke rumah dan berkumpul dengan
ibu dan adik – adiknya, sesamapainya di rumah klien ingin segera bekerja
kembali untuk membiyayai kebutuhan sehari – hari ibu dan adiknya
Masalah keperawatan : -

5. Harga diri
Pasien mangatakan merasa malu dengan keluarga dan masyarakat sekitar
karena klien sudah menyadari kesalahannya seperti melempari batu ke
rumah tetangga dan marah – marah.
Masalah keperawatan : harga diri rendah
I. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti adalah keluarganya, terutama ibunya
Masalah keperawatan : -

2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat


Klien mengatakan sering mengikuti kegiatan yang ada dalam
lingkungannya, seperti gotong royong.
Masalah keperawatan :-

3. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain


Klien mengatakan tidak mengalami hambatan saat berhubungan dengan
orang lain.
Masalah keperawatan :-

J. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama islam
Masalah keperawatan :-

2. Kegiatan ibadah
Dahulu klien selalu melaksanakan sholat 5 waktu dengan giat, tetapi
setahun belakangan klien jarang melakukan ibadah, termasuk sholat 5
waktu
Masalah keperawatan :-

K. Status mental
1. Penampilan
Pasien tampak cukup rapi, rambut warna kemerahan dan agak panjang,
kuku bersih dan memakai seragam rumah sakit khusus pasien
Masalah keperawatan :-

2. Pembicaraan
Dalam berinteraksi pasien cukup kooratif, komunikasi jelas, dan mudah
dipahami orang lain, dan juga dapat memulai pembicaraan dengan
perawat maupun orang lain.
Masalah keperawatan :-

3. Aktivitas motorik
Aktivitas motorik baik, pasien mampu mengikuti semua bimbingan dan
arahan dari perawat
Masalah keperawatan : -

4. Alam perasaan
Pasien merasa malu dengan apa yang sudah pasien perbuat sebelum
masuk ke RSJD, pasien mengatakan kangen dengan ibunya
Masalah keperawatan : harga diri rendah

5. Afek
Afek pasien sesuai dengan stimulus yang dibicarakan, saat ditanya dapat
menjawab pertanyaan dengan lancar
Masalah keperawatan :-

6. Interaksi selama wawancara


Klien aktif selama diwawancarai, pasien dapat mempertahan kontak mata,
pasien mampu menjawab pertanyaan
Masalah keperawatan : -

7. Persepsi
Klien mengatakan terkadang masih merasa kesal dan marah jika teringat
masalahnya,
Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan

8. Proses pikir
Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan baik, dalam proses pikir masih
berfungsi dengan baik
Masalah keperawatan :-
9. Isi pikir
Pasien mengatakan ingin cepat pulang karena merasa kangen dengan
ibunya dan merasa mempunyai tanggung jawab untuk adik – adiknya
Masalah keperawatan : -

10. Tingkat kesadaran dan orientasi


Kesadaran klien komposmetis, orientasi tempat, waktu dan orang cukup
baik
Masalah keperawatan :-

11. Memori
a. Jangka panjang
Klien dapat menyebutkan siapa yang membawanya ke RSJ dan klien
ingat sudah berapa lama klien dirawat dan berapa kali klien masuk
RSJ
b. Jangka pendek
Klien mampu menyebutkan aktivitas sehari – hari di RSJ
c. Saat ini
Klien mampu menyebutkan kegiatan yang dilakukan setelah makan
Masalah keperawatan :-

12. Tangkat konsentrasi dan berhitung


Klien mampu berhitung mundur dari angka 1000 sampai 980
Masalah keperawatan :-

13. Kemampuan penilaian


Klien mampu mengambil keputusan ringan, misalnya berdoa sebelum
makan
Masalah keperawatan :-

14. Daya tilik diri


Klien menyadari bahwa dirinya dirawat di RSJ karena emosi yang
berlebihan, dan sering marah – marah

L. Kebutuhan persiapan pulang


1. Makan dan minum
Klien makan 3xsehari, 1 porsi habis, klien mampu menghabiskan
makan secara mandiri, minum kurang lebih 6 gelas sehari, klien juga
mampu membersihkan alat makan secara mandiri.
Masalah keperawatan :-

2. BAK/BAB
Klien melakukan BAK/BAB secara mandiri dan mampu
membersihkan WC setelah BAK/BAB, klien tidak mengalami kesulitan
dalam melakukan BAK/BAB.
Masalah keperawatan : -

3. Mandi
Klien mandi 2xsehari, pagi pada jam 05.30 dan sore pada jam 15.00,
klien mampu mandi secara mandiri tanpa bantuan dari perawat.
Masalah keperawatan :-

4. berpakaian
Klien mampu memilih dan memakai pakaian secara mandiri, klien
mampu mengambil pakaian yang bersih dan kotor.
Masalah keperawatan :-

5. Istirahat dan tidur


Klien mengatakan susah tidur pada malam hari karena klien merasa
gelisah dan mengatakan ingin segera pulang.
Masalah keperawatan :-

6. Penggunaan obat
Klien tidak begitu mengerti tentang jenis obat, dosis dan reaksi obat
yang di minumnya, klien minum obat dengan arahan dan pengawasan dari
perawat.
Masalah keperawatan :-

7. Pemeliharaan kesehatan
Klien jarang merasa sakit, apabila klien sakit klien konsultasi/periksa ke
dokter.
Masalah keperawatan :-
8. Aktifitas didalam rumah
Pasien mengatakan jarang melakukan kegiatan didalam rumah karena
sebelumnya klien bekerja
Masalah keperawatan :-

9. Aktifitas diluar rumah


Klien menghadiri setiap ada gotong royong di lingkungannya, klien
dapat bersosialisasi dengan orang – orang di sekelilingnya.
Masalah keperawatan :-

M. Mekanisme koping
Pasien mengatakan jika klien mempunyai masalah, kklien selalu meminta
bantuan kakaknya untuk menyelesaikan masalahnya
N. Aspek medis
1. Diagnosa medis
Skrizofenia tak terinci
2. Terapi medis
Injeksi prazepam 10 mg / iv .
Lodomer 5 mg/ im.
Cpz 100mg/1x50.
Fluoxetin 10 mg/ 1x10 mg.

O. Pengelompokan data
1. Data subyektif
- klien mengatakan marah -marah kepada keluarga, tetangga, dan teman
- Klien merusak barang – barang di rumah
- klien mengatakan merasa malu dengan keluarga dan masyarakat
sekitar akan kesalahan dan tindakan yang sudah di perbuat sebelum
masuk ke RSJ
- klien mengatkan pernah melempari batu ke rumah tetangga
- Klien mengatakan marah – marah kepada keluarga, taman, dan
tetangganya

2. Data objektif
- mata tampak melotot
- Tampak gelisah
- TD : 120/80 mmHg
- RR : 20x/menit
- N : 80x/menit

- S : 36,50C
- klien tampak menunduk sewaktu menjawab pertanyaan
- pasien masih merasa kesal dan marah saat ditanya dan disinggung
pertanyaan tersebut
P. Analisa data
Tgl/ja Data fokus Diagnosa
m
4 juli Ds: klien mengatakan marah Resiko perilaku kekerasan
(RPK)
2017 -marah kepada keluarga,
09.10
tetangga, dan teman
- Klien merusak barang
– barang di rumah
Do: - mata tampak melotot
- Tampak gelisah
- TD : 120/80 mmHg
- RR : 20x/menit
- N : 80x/menit
- S : 36,50C
Harga diri rendah
(HDR)

Ds: klien mengatakan merasa


malu dengan keluarga dan
5 juli masyarakat sekitar akan
2017
08.45
kesalahan dan tindakan yang
sudah di perbuat sebelum
masuk ke RSJ
Resiko menciderai diri
Do: klien tampak menunduk sendiri dan orang lain
sewaktu menjawab
pertanyaan

Ds: klien mengatkan pernah


melempari batu ke rumah
tetangga
- Klien mengatakan
6 juli marah – marah kepada
2017 keluarga, taman, dan
09.30
tetangganya

Do: pasien masih merasa


kesal dan marah saat ditanya
dan disinggung pertanyaan
tersebut

Q. Pohon masalah

Resiko menciderai diri sendiri dan orang lain

Resiko perilaku kekerasan

Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah


R. Diagnosa Keperawatn
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah
3. Resiko Menciderai diri sendiri dan orang lain

Anda mungkin juga menyukai