Anda di halaman 1dari 4

Kel.

5 (Desi kunang)

=> sebutkan masing2 contoh ke 6 teknik bioteknologi dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari ?

= *fermentasi

1. Bidang Makanan

Dalam bidang makanan Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan

fermentasi, hasilnya antara lain : yoghurt , keju , tempe, roti, kecap, ,cuka, dan sebagainya.

a. Yogurt

Yogurt merupakan minuman hasil fermentasi susu yang menggunakan bakteri

Streptococcus thermophillus atau Lactobacillus bulgaricus. Bakteri ini akan mengubah laktosa

pada susu menjadi asam laktat. Efek lain dari proses fermentasi adalah pecahnya protein

pada susu yang menyebabkan susu menjadi kental. Hasil akhirnya susu akan terasa asam dan

kental. Proses penguraian ini disebut fermentasi asam laktat dan hasil akhirnya dinamakan.

b. Keju

Keju merupakan bahan makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat pada

susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini dilakukan dengan

bantuan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Bakteri ini akan

menghasilkan enzim renin, sehingga protein pada susu akan menggumpal dan membagi susu

menjadi cair dan padatan (dadih).

Selanjutnya enzim renin akan mengubah gula laktosa dalam susu menjadi asam dan

protein yang ada pada dadih. Dadih inilah yang akan diproses lebih lanjut melalui proses

pematangan dan pengemasan sehingga terbentuk olahan makanan yang dikenal dengan

keju.
c. Roti

Pembuatan roti juga memanfaatkan peristiwa fermentasi yang dibantu oleh yeast atau

khamir. Yeast merupakan sejenis jamur yang ditambah pada adonan tepung dan akan

menimbulkan proses fermentasi. Proses ini akan menghasilkan gas karbondioksida dan

alkohol. Gas karbondioksida berperan dalam mengembangkan roti, sedangkan alkohol akan

berkontribusi dalam menghasilkan aroma dan memberi rasa pada roti. Adonan akan tampak

lebih mengembang dan membesar pada saat adonan dimasukkan ke oven, karena gas akan

mengembang pada suhu tinggi.

e. Tempe

Tempe adalah makanan tradisional khas Indonesia yang sering dikonsumsi menjadi salah

satu makanan favorit. Pada dasarnya proses produksi tempe ini menggunakan teknik

fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan menumbuhkan jamur Rhizopus oryzae dan

Rhizopus oligosporus pada biji kedelai. Pada proses pertumbuhan, jamur akan menghasilkan

benang-benang yang disebut dengan hifa. Benang-benang itu mengakibatkan biji-bijian

kedelai saling terikat dan membentuk struktur yang kompak. Pada waktu pertumbuhan

jamur, jamur juga akan membuat suatu enzim protease yang dapat menguraikan protein

kompleks yang ada pada kedelai menjadi asam amino yang lebih mudah dicerna oleh tubuh

kita

f. Cuka

Bahan dasar pada proses pembuatan cuka adalah etanol yang dihasilkan oleh fermentasi

anaerob oleh ragi. Oleh bakteri asam asetat, seperti Acetobacter dan Gluconobacter, etanol

akan dioksidasi menjadi asam asetat.


* Analisis Genetik

Kel. 8 ( marlince Bussi )

=> salah satu contoh media khusus aseptik untuk kultur jaringan

= Jenis -- jenis media sebagai berikut:

*Hara makro

Hara makro merupakan salah satu unsur penting untuk meningkatkan kualitas media tanam itu sendiri
sekaligus menjadi sumber dari pertumbuhan jaringan makro dan sel.Unsur hara makro ini terdiri dari
unsur Kalium, Kalsium ,Magnesium ,dan Sulfur.

Kel. 10 ( yustin fatima)

=> keunggulan dari mikropropagasi

= 1. Dapat digunakan untuk memproduksi bibit dalam jumlah banyak dan waktu yang relatif singkat.
Salah satu keunggulan mikropropagasi adalah perbanyakan organ tanaman yang dihasilkannya.
Penggunaan hormon pertumbuhan sintetis memungkinkan perbanyakan eksplan dalam jumlah banyak
dan waktu singkat. Perbanyakan di dalam wadah kecil memungkinkan dilakukan perbanyakan cepat ini.
Dewasa ini telah dilakukan automatisasi dalam mikropropagasi menggunakan mesin pembuat media dan
sterilisasi media, pemotongan dan sterilisasi ekspan yang dikendalikan dengan komputer sehingga dapat
dilakukan perbanyakan secara lebih cepat dan lebih efisien.

2. Dapat menghasilkan bibit dengan ukuran seragam. Produksi klon secara in vitro dapat dikontrol lebih
mudah dbandingkan produksinya dilapangan karena perbanyakan dilakukan dalam wadah kecil. Oleh
karena itu bisa dihasilkan klon dengan ukuran yang seragam dalam saat yang bersamaan. Penanaman
bibit yang seragam mempermudah pemeliharaan tanaman di lapangan dan panen dapat dilakukan
secara serempak.

3. Tidak membutuhkan eksplan dalam jumlah banyak sehingga menghindari kerusakan tanaman induk.
Sebaliknya stek, cangkok, penyambungan/penempelan yang intensif dari satu pohon induk dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman induk bahkan dapat merusaknya.

4. Dapat digunakan untuk perbanyakan cepat tanaman langka, tanaman dengan nilai ekonomis tinggi,
atau varietas unggul hasil pemuliaan tanaman.
5. Dapat digunakan untuk memproduksi dan memperbanyak tanaman yang bebas virus melalui teknik
kultur meristem.

Penyakit virus menyebabkan banyak kerugian dan kehilangan produksi tanaman pertanian. Seringkali
infeksi virus tidak menyebabkan gejala awal yang dapat dilihat, namun akan nampak mengurangi vigor
atau penampilan tanaman dan menurunkan kualitas maupun kuantitas hasil. Dewasa ini belum ada cara
pengendalian dan pemberantasannya yang efektif.

Kel. 2 ( skolastika Taunaes)

=> bagaimana mekanisme dan contoh dalam teknik menumbuhkan jaringan atau sel menjadi individu
baru

= Teori totipotensi sudah ada sejak lama. Teori totipotensi sendiri dikembangkan oleh seorang ahli yang
bernama Gottlieb Haberlandt pada tahun 1898. Gottlieb Haberlandt adalah seorang ahli fisiologi yang
memiliki kewarganegaraan Jerman. Dan pada tahun 1969, ada seorang ahli yang bernama Frederick
Campion Steward yang melakukan percobaan terhadap sifat totipotensi ini. Adapun percobaan yang
dilakukannya adalah pada tanaman wortel. Dan totipotensi sel akan membentuk individu baru yang
mengalami berbagai tahapan yaitu pada bagian - bagian tumbuhan, jaringan floem pada akar milik
tanaman wortel kemudian dipotong menjadi bagian kecil - kecil dengan massa masing-masing 2 mg lalu
ditumbuhkan dengan memakai media bernutrien. Saat sel - sel mengalami pembelahan, maka sel -- sel
tersebut akan membentuk kalus. Kalus lalu dipisahkan ke dalam media bernutrisi. Kemudian kalus
tersebut akan membelah diri lalu embrio akan terbentuk. Akhirnya terbentuklah sebuah individu baru
hasil dari percobaan tersebut. Adapun kalus merupakan suatu kumpulan sel yang terbentuk dari sel-sel
jaringan awal yang membelah secara terus menerus namun belum terdiferensiasi. Teori totipotensi sel
atau yang Bahasa Inggris nya disebut Total Genetic Potential, memiliki arti bahwa setiap sel mempunyai
sebuah potensi genetika seperti sel zigot antara lain bisa melipatgandakan dan memisahkan diri menjadi
sebuah tanaman yang lengkap. Dengan demikian, dapat disimpulkan melakukan pembentukan pada
semua bagian organisme secara matang. Selain itu bagian pada tumbuhan bisa dilakukan kloning
menjadi tanaman yang identik dengan bahwa pengertian totipotensi yaitu kemampuan setiap sel
tanaman untuk membentuk individu baru yang sempurna. Jadi, sifat totipotensi yang ada pada jaringan
tanaman tersebut dimanfaatkan untuk memperoleh individu baru yang seragam atau sama dalam
jumlah yang banyak serta terbentuk dengan waktu yang cepat. Karena sel - sel pada tumbuhan memiliki
sifat totipotensi yaitu mempunyai potensi penuh, maka hal tersebut bisa mempertahankan potensi dari
zigot untuk metode genetik. Dari usaha tanaman dalam membentuk individu yang baru maka hal
tersebut disebut prinsip kultur sel atau kultur jaringan.

Anda mungkin juga menyukai