1. Kelompok 1 “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Agen Infeksius”
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit. Patogen atau mikroorganisme yang menyebabkan infeksi ini disebut dengan agen infeksius. Adapun agen-agen infeksius yaitu virus, bakteri, ricketsia, cendawan/jamur/fungi, dan cacing. Ada empat faktor yang dapat mempengaruhi agen infeksi tersebut dalam proses penginfeksiannya yaitu: a. Reservoir, yaitu tempat dimana agen infeksi atau patogen tersebut untuk hidup dan berkembang. b. Cara penularan c. Portal masuk atau jalan masuknya d. Daya tahan hospes
2. Kelompok 2 “Perbedaan Proses Infeksius berbagai Agen Infeksius”
a. Infeksi Bakteri Proses infeksi bakteri dimulai dari, dimana suatu bakteri harus menempel dan melekat pada sel inang biasanya pada sel epitel. Setelah bakteri mempunyai kedudukan yang tetap untuk menginfeksi, mereka mulai memperbanyak diri dan menyebar secara langsung melalui jaringan atau melalui sistem limfatik ke aliran darah. Infeksi ini (bakteremia) dapat berlangsung sementara atupun menetap. Bakteremia mempunyai kesempatan untuk menyebar ke dalam tubuh serta mencapai jaringan yang cocok untuk memperbanyak diri. b. Infeksi Jamur Proses infeksi jamur terjadi pada kulit berbeda dengan bakteri dan virus yang dapat menyerang organ luar maupun organ dalam. Tahapan proses infeksinya ada 3 yaitu Tahap Inkubasi, Tahap produmal, dan Tahap sakit. c. Infeksi Virus Proses infefksi virus ada enam dimulai dari tahap absorbsi dan tahap injeksi, kemudia tahap penggabungan, tahap pembelahan, tahap sintesis, tahap perakitan, dan terakhir tahap litik. d. Infeksi Parasit Prose infeksi parasit dimulai dengan cara parasit menginvasi imunitas protektif dengan mengurangi imunogenisitas dan menghambat respon imun host. e. Infeksi Riketsia Proses infeksi riketsia sebagai berikut : a. Riketsia typhi memperoleh bahan makanan dari darah yang diambil dari spesies inang lalu masuk dan tumbuh didalam sel epitel usus dari kutu dan keluar bersama dengan tinja yang dikeluarkan kutu b. Riketsia typhi yang beradapada tinja dari kutu tersebut menjangkiti tikus dan manusia melalui inokulasi intrakutan dengan penggarukan kulit, atau perpindahan oleh jari kedalam membran lendir. c. Riketsia typhi tidak menyebar secara efektif ke sel-sel lainnya sampai pembelahan binernya telah selesai, yang pada akhirnya membuat sel inang retak dan pecah serta membebaskan sejumlah besar riketsia typhi. d. Penggandaan diri inilah yang menyebabkan kehancuran sel endothelial yang selanjutnya mengakibatkan kerusakan organ, jaringan, dan kehilangan darah.
3. Kelompok 3 “Kondisi yang Menyebabkan Pertahanan Penjamu Melawan Mikroorganisme”
Pejamu adalah manusia atau makhluk hidup lainnya yang menjadi tempat terjadinya proses almiah penyakit. Faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan penurunan pertahanan pejamu melawan mikroba penyebab infeksi yaitu sistem kekebalan tubuh. Ketika sistem kekebalan tubuh atau sistem imun sebagai sistem pertahanan tubuh menurun, maka akan menyebabkan agen infeksi mudah menyerang tubuh manusia.