Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“KONSEP DASAR MASJID”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Manajemen Masjid

DosenPengampu : Moh. Ali Saifudin Zuhri S.EI. M.M

Oleh :

1. Yeni Yusiati (083143058)


2. Ludita Cosa Arlian (083143089)
3. M. Hilmi Gufron (083143185)
4. Machallafri Iskandar (E20151001)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
2017

KATA PENGANTAR

1
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan dan keteguhan hati kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta
salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang menjadi suri
tauladan bagi umat manusia yang merindukan keindahan surga.
Kami menulis makalah ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui ilmu tentang
konsep dasar masjid yang diberikan oleh dosen mengenai pendidikan manajemen masjid.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan kurangnya ilmu pengtahuan. Namun, berkat kerjasama dan kesungguhan dalam
menyelesaikan makalah ini, akhirnya dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari, sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya tidak seberapa yang
masih perlu belajar dalam penulisan makalah, bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi, serta berdayaguna di masa yang akan datang.
Besar harapan, mudah-mudahan makalah yang sesederhana ini dapat bermanfaat dan
maslahat bagi semua orang.
Wasalamu'alaikum Wr.Wb

Jember, Februari 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

2
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................... . iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

C. TujuanMakalah ..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Masjid................................................................................................... 2

B. Ruang lingkup masjid............................................................................................. 2

C. Peran dan fungsi masjid......…………………………............................................ 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………….. 10
B. Saran................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Masjid merupakan pusat tempat ibadah kaum muslim, selain itu masjid juga
merupakan tempat rang berkumpul dan melakukan sholat berjamaah, dengan tujuan
untuk meningkatkan solidaritas dan silaturahmi dikalangan kaum muslim, dimasjid
pula merupakan tempat untuk melangsungkan shlat Jumat. Adanya pengetahuan
mengenai konsep dasar masjid sangat dibutuhkan untuk meningkatkan rasa solidaritas
akan pentingnya keberadaan masjid, dan tetap menjaga eksistensi keberadaanya.
Khususnya bagi kalangan muda yang semestinya mengetahui akan pentingnya
keberadaan masjid dilingkungan mereka.
Fenomena yang muncul, terutama di kota – kota besar, memperlihatkan
banyak masjid yang telah menunjukkan fungsinya sebagai tempat ibadah, tempat
pendidikan, dan kegiatan – kegiatan sosial lainnya.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian masjid ?
2. Apa saja ruang lingkup masjid ?
3. Apa saja peran dan fungsi masjid ?

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui apa pengertian masjid.
2. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup masjid.
3. Untuk mengetahui apa saja peran dan fungsi masjid.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian masjid
Masjid berasal dari bahasa arab sajadah yang berarti tempat sujud atau tempat
menyembah Allah SWT bumi yang kita tempati inilah masjid bagi kaum muslimin
seirang muslim boleh melakukan sholat di belahan bumi manapun, terkecualidiatas
kuburan, diatas tempat yang bernajis, dan ditempat-tempat yang menurut syariat islam
tidak sesuai untuk dijadikan tempat sholat.
Secara bahasa masjid adalah tempat yang digunakan atau dipakai untuk
bersujud. Kemudian maknanya meluas menjadi bangunan khusus yang dijadikan
orang – orang untuk tempat berkumpul menunaikan shalat berjamaah. Az- zarkasyi
berkata, “ manakala sujud merupakan perbuatan paling mulia dalam sholat,
disebabkan kedekatan hamba Allah kepada – Nya di dalam sujud, maka tempat untuk
melaksanakan shlat di ambil dari kata sujud (yakni masjad = tempat sujud), kemudian
perkembangan berikutnya lafazh masjad berubah menjadi masjid, yang secara istilah
berarti bangunan khusus yang disediakan untuk sholat lima waktu.

B. Ruang lingkup masjid


Adapun ruang lingkup yang mendasari berdirinya masjid adalah sebagai berikut:1
1. Keberadaan Masjid
Dewasa ini umat Islam terus menerus mengupayakan pembangunan
masjid.Bermunculan masjid-masjid baru di berbagai tempat, disamping renovasi
atas masjid-masjid lama.Semangat mengupayakan pembangunan rumah-rumah
Allah itu layak dibanggakan.Hampir di seantero tanah air tidak ada yang tidak
tersentuh oleh pembangunan masjid.Ada yang berukuran kecil tapi mungfil, ada
yang besar dan megah.Namun, tidak sedikit pula masjid yang terkatung –katung
pembangunannya dan tak kunjung frampung, terutama di daerah-daerah yang
solidaritas jamaahnya belum kuat.
Setelah bangunan fisik masjid berdiri, volume kegiatan yang berlangsung
didalamnya juga beragam.Ada yang mampu mengintensifkan kegiatannya
seharian penuh dengan menyelenggarakan tingkat pendidikan rendah sampai

1
E. Mohammad.Ayub., Muhsin, Ramlan.Mardjoned, manajemen masjid (Jakarta: Gema Insani Press, 1996),15.

5
tingkat tinggi. Sebaliknya, tidak sedikit jumlah masjid yang pembangunannya
diusahakan dengan susah payah justru sunyi dari kegiatan. Disana sini dijumpai
masjid yang berfungsi seminggu sekali, yakni untuk shalat Jum’at.
Di dalam proses pembangunan masjid, hal-hal ironis pun makin jadi
pemandangan biasa. Sebagai “proyek”, si pemborong yang terbiasa berfikir
dalam perhitungan benefit medmpergunakan para pekerja. Mereka bekerja keras
membangun masjid bahkan tinggal di masjid, tapi tidak kenal shalat.Bagi mereka,
taka da bedanya antara kerja membangun gedung biasa dengan mendirikan
masjid.Belum pernah terdengar ada pihak yang memberlakukan sanksi bagi
pekerja suatu masjid yang tidak shalat mungkin saja ada yang mengingatkan atau
menasehati mereka, tetapi tidak sampai pada tindakan pemecatan.Padahal, tidak
sedikit pemborong bangunan masjid yang berpredikat haji.
Rasulullah mempraktikkan masjid sebagai pusat pembinaan umat.Benang
merah kemakmuran masjid dirangkai dari pembinaannya yang intensif.Pada
zaman Rasul, masjid senantiasa padat dengan kegiatan terutama shalat
berjamaah.Setiap shalat di selenggarakan berjamaah, sehingga masjid tidak pernah
sepi dari kegiatan takwa.Jika akhir-akhir ini kita melihat mujud fisik yang
bangunannya megah tetapi sunyi dari kegiatan, itu jelas merupakan
penyiumpangan fungsi yang keterlaluan.
Kekurang berdayaan “masjid membina umat” terlihat nyata di masjid yang
tersebar di desa-desa.Suara adzan saja terkadang belum dikumandangkan setiap
waktu, apalagi waktu subuh. Dikota-kota, banyak masjid yang megah indah dan
strategis tempatnya tapi jamaahnya tidak lebih dari lima orang pada saat shalat
subuh.
2. Dinamika Masjid
Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam.Makmur atau sepinya
masjid sangat bergantung pada mereka.Apabila mereka rajin beribadah ke masjid,
maka makmurlah tempat ibadah itu.Tapi apabila mereka enggan dan malas
beribadah ke masjid, maka sepi pulalah baitullah tersebut.Logis pula jika keadaan
umat Islam dapat di ukur dari kehidupan dan kemakmuran masjidnya.Masjid yang
makmur menunjukan kemajuan umat disekitarnya, sedangkan masjid yang
terlantar dan kurang terawat mengisyaratkan tipisnya iman dan kurangnya rasa
tanggung jawab umat di sekitarnya.

6
Dinamika sebuah masjid amat ditentukan oleh faktor objektif umat Islam di
sekitarnya. Umat yang dinamis akan menjadikan masjidnya dinamis. Berbagai
aktivitas dan kreativitasnya tentu akan berlangsung di masjid. Tempat ibadah ini
jadi memiliki daya tarik bagi jamaahnya.
3. Problematika Masjid
Masjid tidak luput dari berbagai problematika, baik menyangkut pengurus,
kegiatan, maupun yang berkenaan dengan jamaah.Jika saja rupa-rupa
problematika ini dibiarkan berlarut-larut, kemajuan dan kemakmuran masjid bisa
terhambat.Fungsi masjid menjadi tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga
keberadaan masjid tak berbeda dengan bangunan biasa.
- Pengurus tertutup
pengurus masjid dipilih oleh jamaah dan dari jamaah secara demokratis.
Mereka dianggap mampu mengemban amanah jamaah.Yakni, melaksanakan
tugas dengan baik dan membuat laporan pertanggungjawaban kerja secara
berkala. Lantaran harapan tak selalu sama dengan kenyataan, jamaah dapat
saja salah pilih. Muncullah pengurus yang tidak aktif, atau yang bersifat
keluarga sentris, atau yang menetapkan corak kepimimpinan tertutup dalam
hal program kegiatan masjid dan keuangan.
- Jamaah pasif
Jamaah yang pasif juga salah satu faktor penghambat kemajuan dan
kemakmuran masjid. Pembangunan masjid akan sangat tersendat-sendat
apabila jamaahnya enggan turun tangan, berkeberatan mengeluarkan sebagian
kecil rezekinya untuk sumbangan, atau malas menghadiri kegiatan-kegiatan
yang direncanakan oleh pihak pengelola masjid. Tanpa dukungan aktif dari
jamaah di sekitar, tentu saja berlebihan mendambakan hasil yang berarti dxari
masjid.
- Berpihak pada satu golongan atau paham
Pengurus masjid yang dalam melaksanakan tugas pembangunan atau kegiatan
pelaksanaan ibadah memihak satu golongan atau paham akan mengakibatkan
jamaah itu pasif. Menolak sikap/paham golongan yang kebetulan tidak
senaluan, disamping tidak memperlihatkan jiwa besar, juga akan menjadikan
kegiatan masjid kehilangan gairah. Perbedaan paham dalam masalah
khilafiyah, misalnya, bukan harga mati untuk menolak kerja sama yang
berdimensi keagamaan. Adalah ironis jika pengurus masjid sampai terjebak

7
pada fanatisme sempit atas nuansa perbedaan yang bersifat tidak terlalu
prinsip.
- Kegiatan kurang
memfungsikan masjid semata-mata sebagai tempat ibadah shalat Jum’at
otomatis menisbikan inisiatif untuk menggelorakan kegiatan kegiatan lain.
Masjid hanya ramai sekali dalam seminggu.Di luar jadwal itu barangkali
hanya para musafir yang dating untuk shalat dan beristirahat.Masjid seperti ini
namanya tetap masjid, tapi sungguh jauh dari status maju apalagi makmur.
Masjid “nganggur” semacam ini memerlukan suntikan program agar ia lebih
berfungsi.
- Tempat wudhu kotor
kurangnya pemeliharaan mengakibatkan masjid kotor dan rusak bila tempat
mengambil wudhu dan WC-nya kurang dirawat dan dibersihkan, banyak
masjid yang mengabaikan kebersihan kedua tempat rawan itu. Bau tak sedap
yang ditimbulkan dapat mengganggu orang-orang yang hendak beribadah di
masjid. Citra masjid pun lama-lama akan menjadi negative. Masjid sebagai
tempat ibadah harus dibebaskan dari kesan jorok. Bukankah sunnah bagi umat
Islam untuk senantiasa bersih dan memelihara kebersihan.
4. Mengatasi Problematika Masjid
Setiap problematika masjid yang muncul perlu diatasi sesuai dengan
keadaan dan kemampuan pengurus dan jamaah masjid.Tentu aja tidak semuanya
dapat diatasi, tetapi niscaya ada yang dapat ditangani dengan baik dengan
mendahulukan yang lebih patut. Teknik pemecahan masalah pada umumnya
manjur dengan cara bertahap karena terapi yang drastis cenderung berakibat
mengejutkan. Meski pendekatan berjenjang ini agak memakan waktu, sasaran
terpenting adalah suksesnya mencapai tujuan.
Problematika masjid yang muncul tidak boleh dibiarkan berlarut, sehingga
keadaannya makin parah dan berat.Setiap masalah yang muncul sebaiknya siatasi
sesegera mungkin. Bertindak dalam tahap awal akan lebih ringan jika
dibandingkan dengan mengatasi sesuatu yang terlanjur kronis. Namun,
kesemuannya itu terpulang kembali kepada faktor manusianya, yakni pengurus
dan jamaahnya mampukah mereka mengatasinya dengan baik atau tidak.
5. Memelihara Citra Masjid

8
Sebagai baitullah, masjid merupakan tempat suci umat Islam.Di tempat
inilah umat Islam beribadah, menghadapkan wajahnya kepada Allah SWT.apabila
ada orang yang mengotori masjid, sudah sewajarnya umat Islam merasa
tersinggung dan marah. Umat yakin bahwa masjid tempat yang wajib dibela dan
dipelihara kesuciannya. Karena itu, apapun bentuk usaha yang merusak kesucian
masjid mereka akan berjihad untuk membela masjid.
Pemeliharaan dan pelestarian citra masjid terpikul sepenuhnya di pundak
umat Islam.Baik sebagai pribadi maupun komunitas, umat harus menjaga agar
citra masjid tidak buruk dan rusak dalam pandangan dan gangguan pihak
luar.Memelihara citra masjid tidak terbatas pada aspek fisik bangunannya, tetapi
juga menyangkut gairah kegiatannya. Dalam konteks ini, faktor penentunya tak
lain dari sumber daya manusia, yakni pengurus dan jamaah.

C. Peran dan fungsi masjid2


Dalam sejarah perkembangan dakwah Rasulullah saw. Terutama dalam
periode Madinah, eksistensi masjid tidak hanya dimanfaatkan sebagai pusat ibadah
yang bersifat mukhdhah/khusus, seperti shalat, tapi juga mempunyai peran sebagai
berikut :
a. Dalam keadaan darurat, setelah mencapai tujuan hijrah di Madinah, beliau
bukannya mendirikan banteng pertahanan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan
serangan musuh tetapi terlebih dahulu membangun masjid;
b. Kalender Islam yaitu tahun Hijriyah dimulai dengan pendirian masjid yang
pertama, yaitu pada tanggal 12 Rabiul awal permulaan tahun Hijriyah selanjutnya
jatuh pada tanggal 1 Muharram;
c. Di Mekah agama Islam tumbuh dan di Madinah agama Islam berkembang. Pada
kurun pertama atau periode Makkiyah, Nabi Muhammad saw.mengajarkan dasar-
dasar agama. Memasuki kurun kedua atau periode Madaniyah, Rasulullah
saw.menandai tapal batas itu dengan mendirikan masjid;
d. Masjid menghubungkan ikatan yang terdiri dari kelompok orang Muhajirin dan
Anshar dengan satu landasan keimanan kepada Allah SWT;dan

2
E. Mohammad.Ayub., Muhsin, Ramlan.Mardjoned, manajemen masjid (Jakarta: Gema Insani Press, 1996),7.

9
e. Masjid didirikan oleh orang-orang takwa secara bergotong royong untuk
kemaslahatan bersama.
Dengan demikian peranan masjid tidak hanya menitikberatkan pada pola aktivitas
yang bersifat akhirat, tetapi memperpadukan antara aktivitas ukhrawi dan aktivitas
duniawi.

Dalam perkembangannya yang terakhir, masjid mulai memperhatikan kiprah


operasional menuju keagamaan dan kesempurnaan kegiatan. Pada garis besarnya
operasionalisasi masjid menyangkut :

- Aspek hissiyah (bangunan)


Belakangan ini bermunculan masjid yang menampakkan gaya dan bentuk
arsitektur yang beraneka ragam. Terutama dikota-kota besar, banyak masjid
yang berdiri dengan kemewahan dan keindahan.Dalam masalah bangunan
fisik masjid, Islam tidak menentukan dan mengaturnya.Artinya, umat Islam
diberikan kebebasan, sepanjang bangunan masjid itu berperan sebagai rumah
ibadah dan pusat kegiatan jamaah/umat. Dan tujuan pendiriannya pun harus
ditetapkan secara jelas dan benar-benar disadari sejak awal..karena itu
keberadaan sebuah masjid tidak mubazir.
- Aspek maknawiyah (tujuan)
Pada masa Rasulullah saw, pembangunan masjid mempunyai dua tujuan
yakni, Masjid dibangun atas dasar takwa dengan melibatkan masjid sebagai
pusat ibadah dan pusat pembinaan jamaah/umat Islam dan Masjid dibangun
atas dasar permusuhan dan perpecahan di kalangan umat dan sengaja untuk
menghancurkan umat Islam.
- Aspek ijtima’iyah (segala kegiatan)
Aspek kegiatan masjid sebenarnya dapat dilihat berdasarkan ruang lingkup
kelembagaan masjid itu sendiri. Diantara lembaga masjid yang
mengejawantahkan aspek kegiatan masjid itu adalah lembaga dakwah dan
bakti sosial , lembaga manajemen, dan dana, serta lembaga pengelola dan
jamaah.

fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT tempat
sholat dan tempat beribadah kepada-Nya. Lima kali sehari semalam umat islam
dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan sholat berjamaah. Masjid

10
juga merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah melalui
adzan, qamat, tasbih, tahmid, tahlil, istighfar, dan ucapan lain yang dianjurkan
dibaca di masjid sebagai bagian dari lafaz yang berkaitan pengagungan asma
Allah, selain itu masjid juga berfungsi sebagai;

- Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri


kepada Allah SWT.
- Masjid merupakan tempat kaum muslimin beritikaf membersihkan diri,
menggemblengbaton untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman
batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta
keutuhan kepribadian.
- Masjid merupakan tempat kaum muslimin bermusyawarah guna memecahkan
persoalan-persoalan yang timbul di mastarakat.
- Masjid merupakan tempat kaum muslimin berkonsultasi mengajukan kesulitan
dan meminta bantuan dan perotongan.
- Masjid merupakan tempat kaum muslimin membina keutuhan ikatan jamaah
dan gotong royan dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.
- Masjid dengan majlis taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan
kecerdasan dan pengetahuan kaum mislimin.
- Masjid merupakan tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader
pemimpin umat.
- Masjid merupakan tempat mengumpulkan dana, menyimpan dana dan
membagikannya.
- Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial.

Fungsi tersebut telah diaktualisasikan dengan kegiatan operasional yang sejalan


denganprogram pembangunan. Umat islam bersyukur bahwa dalam dekade ini
masjid tumbuh berkembang baik dari jumlahnya ataupun keidahan arsitekturnya.
Hal ini menujukan adanya peningkatan ekonomi umat, peningkatan gairah serta
semaraknya kehidupan beragama.

Fenomena akhir-akhir ini terutama di kota-kota besar masjid tidak hanya


digunakan sebagai tempat beribadah saja melainkan digunakan sebagai tempat
pendidikan dan kegiatan sosial, dengan demikian keberadaan masjid memberikan
manfaat bagi jamaah dan masyarakat di lingkungannya. Maka diperlukan

11
pengembangan dan pengelolan yang baik sehingga bisa mencetak insan-insan
yang berkualitan dan masyarakat yang sejahtera.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam sebagai agama universal (kaffah atau menyeluruh) ditakdirkan sesuai
dengan tuntunan tempat dan zaman.Ia sempurna sebagai sumber dari segala sumber
nilai. Di dalam Islam tersedia prinsip-prinsip dasar kesempurnaan itu, prinsip yang
tidak akan mengalami perubahan sedikit pun sepanjang sejarah umat manusia. Jadi,
sungguh tidak tepat usaha/sikap memahami Islam yang bersifat sepotong-potong.Dan
masjid merupakan sarana untuk pemahaman serta pendalaman berbagai aspek
keislaman tersebut.
Dewasa ini, kita memasuki era globalisasi.Era yang ditandai dengan kian
gencarnya pembangunan menyeluruh dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek), dengan arus informasi sebagai acuan utamanya. Salah satu
tujuannya adalah mengangkat harkat, derajat, dan martabat manusia sehingga akan
tercipta kenyamanan, kelengkapan, keseimbangan,dan kesempurnaan hidup manusia.

B. Saran
Sebagai generasi muda muslim, kita diharuskan untuk senantiasa menjaga dan
merawat akan adanya keberadaan masjid. Masjid tidak hanya dijadikan sebagai
tempat ibadah saja, melainkan sebagai sarana pendidikan dan tempat kegiatan –
kegiatan sosial lainnya. Dengan adanya pengelolaan masjid dengan baik maka akan
mampu menciptakan lingkungan kehidupan yang baik disekitar masjid.

13
DAFTAR PUSTAKA

.Ayub.E. Mohammad, Muhsin, Mardjoned.Ramlan.1996. manajemen masjid. Jakarta: Gema


Insani Press.

14

Anda mungkin juga menyukai