Anda di halaman 1dari 2

BAB II

PEMBAHASAN

Celulitis dapat terjadi pada semua tempat dimana terdapat jaringan lunak dan jaringan ikat
longgar, terutama pada muka dan leher, karena biasanya pertahanan terhadap infeksi pada daerah
tersebut kurang sempurna. Celulitis dapat terjadi pada semua tempat dimana terdapat jaringan
lunak dan jaringan ikat longgar, terutama pada muka dan leher, karena biasanya pertahanan
terhadap infeksi pada daerah tersebut kurang sempurna.

Cellulitis secara klinis ditandai dengan pembengkakan yang berlangsung cepat (akut),
tidak berbatas jelas (difuse), warna kemerahan, konsistensi keras (indurasi), sangat sakit, tidak
dapat fluktuasi (karena belum terbentuk pus), dan terdapat lymphadenitis regional. Biasanya
disertai juga dengan gejala sistemik, yaitu: penderita tampak pucat, malaise, peningkatann suhu
badan.

Penyebab utama selulitis adalah proses penyebaran infeksi melalui ruangan subkutaneus
sellular / jaringan ikat longgar yang biasanya disebabkan dari infeksi odontogenik. Penyebaran ini
5 dipengaruhi oleh struktur anatomi lokal yang bertindak sebagai barrier pencegah penyebaran,
hal tersebut dapat dijadikan acuan penyebaran infeksi pada proses septik. Barrier tersebut dibentuk
oleh tulang rahang dan otot-otot yang berinsersi pada tulang tersebut.

Menurut Dimitroulis (1997) faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dari infeksi


adalah mikroorganisme (Virulensi mikroorganisme, jumlah mikroorganisme, asal infeksi (pulpa,
periodontal, luka jaringan) dan toksisitas yang dihasilkan dan dikeluarkan dari mikroorganisme)
dan host (keadaan Umum (status kesehatan, sistem imun, umur) dan faktor lokal (suplai darah,
efektivitas sistem pertahanan)).

Klasifikasi Menurut Berini, et al (1999) selulitis dapat digolongkan menjadi:

1. Selulitis Sirkumskripta Serous Akut Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau
dua spasia fasial, yang tidak jelas batasnya. Infeksi bakteri mengandung serous, konsistensinya
sangat lunak dan spongius. Penamaannya berdasarkan ruang anatomi atau spasia yang terlibat.

2. Selulitis Sirkumskripta Supurartif Akut Prosesnya hampir sama dengan selulitis sirkumskripta
serous akut, hanya infeksi bakteri tersebut juga mengandung suppurasi yang purulen. Penamaan
berdasarkan spasia yang dikenainya. Jika terbentuk eksudat yang purulen, mengindikasikan tubuh
bertendensi membatasi penyebaran infeksi dan mekanisme resistensi lokal tubuh dalam
mengontrol infeksi. Peterson (2002) 9 beranggapan bahwa selulitis dan abses sulit dibedakan,
karena pada beberapa pasien dengan indurasi selulitis mempunyai daerah pembentukan abses.

Selulitis Difus Akut Dibagi lagi menjadi beberapa kelas, yaitu: 1) Ludwig’s Angina 2) Selulitis
yang berasal dari inframylohyoid 3) Selulitis Senator’s Difus Peripharingeal 4) Selulitis Fasialis
Difus 5) Fascitis Necrotizing dan gambaran atypical lainnya b. Selulitis Kronis Selulitis kronis
adalah suatu proses infeksi yang berjalan lambat karena terbatasnya virulensi bakteri yang berasal
dari fokus gigi. Biasanya terjadi pada pasien dengan selulitis sirkumskripta yang tidak
mendapatkan perawatan yang adekuat atau tanpa drainase.

Anda mungkin juga menyukai