Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak usia dini 5 tahun adalah individu yang sedang mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai
lompatan perkembangan. Karena itulah maka usia dini dikatakan sebagai golden age
(usia emas) yaitu usia yang sangat berharga disbanding usia-usia selanjutnya. Usia
tersebut merupakan fase kehidupan yang unik.
Anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang
dewasa yang mudah berteman, kretif dan cerdas bila dibandingkan dengan mereka
yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
Terapi bermain yang cocok digunakan pada anak dengan usia 3-5 tahun (pra
scholl) bertujuan untuk menyalurkan emosi atau perasaan anak, mengembangkan
keterampilan berbahasa, melatih motorik halus dan kasar serta mengembangkan
kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan warna). Selain
itu terapi bermain bertujuan untuk melatih kerjasama mata dan tangan, melatih daya
imajinansi serta meningkatkan kemampuan membedakan permukaan.
Beberapa jenis permainan yang tepat diberikan pada anak usia pra sekolah
adalah alat menggambar, tanah liat, lilin warna-warni dan puzzle. Pada makalah ini
permainan yang dipilih oleh kelompok adalah menggambar.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan dari terapi merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial,
kreatifitas, kesadaran diri, moral, dan bermain dengan terapi.
2. Tujuan khusus
Dengan adanya terapi bermain ini diharapkan anak dapat:
a. Melatih konsentrasi anak
b. Menyalurkan energi anak
c. Mempertahankan dan meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak

C. SASARAN
Anak yang berpartisipasi dalam kegiatan terapi bermain balok adalah siswa TK PGRI
33 Sumurboto, yaitu An. I
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. KARAKTERISTIK SASARAN
Anak usia dini (0-10) tahun adalah individu yang sedang mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai
lompatan perkembangan. Karena itulah maka usia dini dikatakan sebagai golden age
(usia emas) yaitu usia yang sangat berharga disbanding usia-usia selanjutnya. Usia
tersebut merupakan fase kehidupan yang unik.
Anak usia pra scholl berada dalam rentang usia 3-5 tahun. Beberapa karakteristik
permainan anak usia pra scholl antara lain:
1. Anak bermain sendiri walaupun ada teman bermain disekitarnya, namun tak ada
komunikasi
2. Karakteristik “solitary play” dan “paralel play”
3. Laki-laki atau perempuan : Belajar mewarnai

B. ANALISA KASUS
An. I usia pra sekolah yaitu usia 5 tahun. Anak merupakan seorang yang
hiperaktif, An. I mengalami masalah terkait kesulitan untuk berkonsentrasi terutama
dalam hal menyelesaikan suatu tugas dan cepat bosan. Dalam hal ini mahasiswa
mencoba menciptakan suasana yang bisa membuat anak melatih konsentrasi dan
kreativitas.

C. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI


Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional,
dan sosial.
1. Fungsi bermain bagi anak :
a. Perkembangan sensori motorik,
b. Perkembangan intelektual / kognitif,
c. Mengembangkan kreativitas anak,
d. Merupakan media sosialisasi anak,
e. Media kesadaran diri,
f. Perkembangan moral,
g. Sebagai alat komunikasi, dan
h. Terapi.
2. Prinsip bermain yang dilakukan, adalah :
a. Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat, dan sederhana.
b. Mempertimbangkan keamanan.
c. Kelompok umur / usia klien sama.
d. Melibatkan orang tua.
e. Tidak bertentangan dengan pengobatan.

D. KARAKTERISTIK PERMAINAN MENURUT TEORI


Karakteristik permainan anak usia sekolah menurut isinya adalah :
1. Associative Play : dalam permainan ini, anak berinteraksi dengan teman yang lain
tetapi tidak terorganisasi karena tidak ada yang memimpin permainan dan tujuan
permainan tidak jelas.
2. Dramatic Play : anak bermain peran sebagai proses identifikasi terhadap peran
tertentu.
3. Skill Play :permainan yang meningkatkan ketrampilan motorik kasar dan halus.
Semakin sering berlatih, anak akan semakin terampil.
4. Sense of pleasure play :anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di
sekitarnya, dengan bermain dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain
air atau pasir.
Menurut karakteristik sosial, permainan dapat dikategorikan:
1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain
yang bermain di sekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Todler.
2. Paralel play
Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada
interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak preschool.
Contoh :bermai nbalok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yang sama
tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak
bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan
terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah
Adolesen.
BAB III
METODOLOGI BERMAIN

A. JUDUL PERMAINAN
Belajar menggambar

B. DESKRIPSI PERMAINAN
Belajar menggambar adalah permainan yang mudah dan tidak banyak mengeluarkan
tenaga, dengan menggambar anak diminta mengenal bentuk dan ukuran untuk
membedakan objek. Pada saat bermain anak dapat juga melatih diri untuk
memecahkan permasalahannya dan melatih konsentrasi.

C. TUJUAN PERMAINAN

1. Melatih motori halus dan kasar


2. Menyalurkan emosi dan perasaan anak
3. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, mengenal, dan membedakan warna)
4. Melatih kerjasama mata dan tangan
5. Melatih daya imajinasi
6. Melatih konsentrasi anak

D. KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN


1. Kreativitas

Melalui permainan ini anak menjadi kreatif, karena anak mencoba ide-ide baru.
Jikalau anak merasa puas dengan kreativitas barunya maka anak akan mencoba
pada situasi yang lain.

2. Intelektual

Mengembangkan kecerdasan anak (memasang, mengenal, membedakan warna)


3. Kemampuan dalam melatih kerjasama mata dan tangan

E. JENIS PERMAINAN
Permainan yang dilakukan merupakan kategori permainan skill play, dimana permainan
yang dilakukan dapat meningkatkan ketrampilan motorik kasar dan halus. Semakin
sering berlatih, anak akan semakin terampil.

F. ALAT YANG PERLUKAN


a. Seperangkat buku menggambar
b. Alat tulis
c. Hadiah sebagai reinforcement
d. Jam untuk mengukur waktu

G. WAKTU PELAKSANAAN
1. waktu hari : Senin, 13 Mei 2013
2. jam : Pukul 14.00 WIB
3. tempat : Rumah Tn. M (orang tua An. I)

H. PROSES KEGIATAN

No. Tahap Waktu Kegiatan pengajar

1. Orientasi 5 menit a. Perkenalan


b. Menyiapkan klien
c. Menyiapkan tempat
d. Menyiapkan alat permainan.
e. Menyampaikan maksud dan tujuan
kepada klien dan keluarga
2. Pelaksanaan 20 menit a. Program bermain dilakukan di ruang
tamu
b. Mahasiswa duduk di samping klien
c. Mahasiswa memperkenalkan jenis
permainan
d. Mahasiswa mengajarkan anak
mengenai tata cara permainan
e. Mahasiswa mendampingi anak dalam
membuat berbagai macam benda.
f. Mahasiswa mendukung anak untuk
menggunakan kreatifitasnya dalam
bermain
g. Mahasiswa melibatkan keluarga klien

3. Terminasi 5 menit a. Mahasiswa menanyakan perasaan klien


setelah melakukan program bermain
b. Mahasiswa memberikan reinforcement
positive pada klien.

I. HAL-HAL YANG PERLU DIWASPADAI


Hambatan yang mungkin muncul saat anak bermain antara lain:
1. Anak lelah,
2. Anak bosan,
3. Anak merasa takut dengan lingkungan,
4. Saat bermain anak mendapat program pengobatan,
5. Kecemasan pada orang tua.
J. ANTISIPASI MEMINIMALKAN HAMBATAN
Untuk mengatasi hambatan tersebut, hal yang dapat dilakukan antara lain:
1. Membatasi waktu bermain.
2. Permainan bervariasi / tidak monoton.
4. Terlebih dahulu memberikan penjelasan pada anak dan orang tua.
5. Melibatkan perawat / petugas ruangan dan orang tua.

K. PENGORGANISASIAN
Kelompok bermain ini beranggotakan :
1. Ayah klien : Tn. M
2. Anak toddler : Anak I
3. Usia : 5 tahun
4. Waktu pelaksanaan : Senin, 13 Mei 2013, Pukul 14.00 WIB
5. Pemandu : Indah Rosita, Puruhita H, Azhtrin Y
Tugas : Memimpin jalannya permainan, mengarahkan permainan

SKEMA

0
2

Keterangan :
0 : Pemandu 2 : Anak I
1 : keluarga klien
L. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur yang dilakukan adalah menyiapkan preplanning minimal sehari
sebelum dilakukan program bermain
2. Evaluasi proses
a. Klien mau melakukan program bermain
b. Klien bermain susun balok sesuai waktu yang telah ditentukan ± 30 menit
c. Program bermain berjalan sesuai yang telah direncanakan
d. Klien antusias mengikuti program bermain

3. Evaluasi hasil
a. Klien merasa senang
b. Klien dapat menggambar benda
c. Keluarga terlibat dalam program bermain
DAFTAR PUSTAKA

Safitri, Wahdah Ayu Dian. 2009. Karakteristik Anak Usia Dini. Jakarta: EGC.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Yupi, Supartini. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.


RENCANA PROGRAM
TERAPI BERMAIN “MENGGAMBAR” PADA ANAK PRESCHOOL

Disusun :

Indah Rosita
Puruhita Haniti
Azhtrin Yunitasari

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG, 2013

Anda mungkin juga menyukai